Love and Trouble - Bab 15 Kewarasan dan Perasaan

Wanda Li saat pergi meninggalkan rumah untuk mengantarkan paspor Dino liu itu, dan saat pintunya tertutup, kesadaran Dedi Liu barulah kembali sepenuhnya.

Dia baru menyadari tadi dia telah melakukan hal bodoh dan tidak bermoral.

Dino Liu sedari kecil, selalu dianggapnya sebagai permata kecil. Dia membutuhkan apapun, pasti akan mencari cara untuk membelikannya, dan memenuhi seluruh keinginannya.

Anaknya adalah segalanya, anaknya adalah harapan masa depannya, dan seluruh hidupnya adalah kebahagiannya.

Jadi, dia memberikan cinta seorang ayah dan seorang ibu yang tak terbatas untuknya, dan terus menyayanginya dengan baik. Dan lagi demi pertumbuhan dan perkembangan anaknya itu, setelah istrinya sendiri meninggal, dia tidak menikah lagi.

Beberapa puluh tahun ini, ayah dan anak itu hidup saing bergantungan. Walaupun hidupnya sulit, dia pasti tetap berusaha dan berjuang.

Demi membiayai sekolah anaknya, dia berhemat, dan takut anaknya kedinginan dan kelaparan di luar sana.

Setelah anaknya lulus dari universitas dan mulai bekerja, dia demi membelikan anaknya rumah dan mengurus pernikahan anaknya, dia mengeluarkan seluruh tabungannya, dan menyicil rumah dengan dua kamar di perumahan Flower Garden ini.

Jadi bisa dibilang bahwa pertumbuhan dan perkembangan dari Dino Liu itu adalah perhatian dan hasil dari usaha dia selama separuh hidupnya itu.

Sekarang anaknya di perusahaannya sudah ada sedikit hasil. Hal itu membuatnya bangga, dan sangat bahagia.

Sekarang ini, anaknya juga tak mudah untuk menikahi seorang istri cantik, tapi dia malah ingin merebut cinta anaknya. Anaknya baru saja meninggalkan rumah, dia langsung diam-diam bermain api dengan menantu perempuannya. Benar-benar keterlaluan.

Setelah kewarasan mengalahkan perasaan, dia memutuskan untuk tidak melakukan hal yang melawan asas dan moral yang ada, ini merupakan perbuatan bodoh, jadi, sebelum menantu perempuannya pulang, dia harus pergi dengan cepat.

Jadi, dia dengan cepat berlari keluar dari rumah menantu perempuannya itu.

Lalu di saat dia sudah sampai di bawah, dan sudah tiba di pintu masuk perumahan itu, dia dipanggil oleh kakek Wang.

“Tuan Liu, apakah anakmu sudah pergi?” Kakek Wang bertanya.

“Iya, dia sudah pergi!” Dedi Liu menganggukkan kepalanya dengan tergesa-gesa, dan berkata: “Karena waktunya sangat singkat, dia belum sempat makan malam dan sudah disuruh pemimpin perusahaannya pergi ke bandara.”

Kakek Wang saat melihat raut wajah Dedi Liu sedikit tidak benar, dia bertanya dengan penasaran: “Kamu sekarang ingin ke mana?”

“Pulang ke rumah.” Dedi Liu takut menantu perempuannya pulang dan bertemu dengannya, kalau begitu dia akan sulit melepaskan dirinya, dan tidak ingin banyak bicara lagi dengan orang ini. Lalu ia dengan cepat membohonginya: “Ada paket kiriman ke rumahku, aku harus mengambilnya dulu, aku jalan dulu ya......”

“Baiklah, kamu pergi saja.” Kakek Wang dengan ramah berkata: “Kamu ingat sering-sering main ke sini.”

“Baiklah.”

Dedi Liu menjawabnya dan langsung keluar dari perumahan itu dengan cepat.

“Orang tua ini kenapa sangat panik, apakah dia ada main dengan menantu perempuannya yang cantik itu?” Saat melihat bayangan Dedi Liu yang perlahan-lahan menghilang itu, kakek Wang tak dapat menahan untuk mengernyitkan alisnya.

........

Dedi Liu saat keluar dari perumahan Flower Garden itu terus menengok ke kiri dan ke kanan. Setelah melihat bahwa tak ada jejak menantu perempuannya, barulah dia meninggalkan tempat itu.

Di saat dia memikirkan kejadian di sofa tadi, hati Dedi Liu terus berdegup kencang.

Saat berjalan di jalan, hatinya terus berdegup sangat cepat, lalu dia mengingat bahwa menantu perempuannya menyuruhnya untuk menunggunya di rumah, dan sekarang, dirinya pergi tanpa pamitan. Takutnya, dia akan datang untuk mencarinya lagi.

Dia takut menantu perempuannya meneleponnya, dan dia takut tidak bisa menolak “godaan” dari menantu perempuannya, dan akan kembali lagi ke sana, dan berbuat sembarangan dengannya. Jadi dia mengeluarkan ponsel dari sakunya, dan mematikan ponselnya. Lalu langsung kembali ke tempat tinggalnya, Apartemen Safe Building.

.........

Setelah Wanda Li mencari ayah mertuanya di rumah, dan tak ada hasilnya, dia langsung menelepon ke ponselnya, tapi ponselnya mati. Dia tahu pasti orang tua itu sedang sengaja menghindarinya.

Setelah memarahi dalam hati, hatinya barulah menjadi tenang sedikit.

Dia tiba-tiba merasa bagian bawahnya sangatlah lengket, dan dia baru ingat tadi setelah bermain dengan ayah mertuanya, cairan yang keluar dari tubuhnya itu masih menempel di celana dalamnya dan belum kering, jadi dia masuk ke kamar mandi.

Dia berdiri di depan cermin kamar mandi, dan di cermin itu tampak jelas wajah cantiknya itu, matanya yang menggoda, dan mulut kecilnya yang menawan, ada lagi lehernya yang merah muda itu, dan kedua gunungnya yang berisi. Lalu pantatnya yang bundar, dan kaki putih dan mulusnya itu.

Dia lalu melepas kemeja dan rok yang dia pakai, lalu melepaskan celana dalamnya, dan dia melihat di atas celana dalamnya menempel cairan lengket.

Lalu dia memikirkan lagi kejadian di ruang tamu tadi dengan ayah mertuanya, hatinya tiba-tiba menjadi panas, dan menjadi semangat lagi. Dia tidak dapat menahan pergerakan tangannya menyentuh kulitnya sendiri.

Dari wajah, mulut, leher, pundak, dada, perut, dan pantatnya, dari atas sampai bawah dia merasa seperti kesemutan, dan ada hawa panas dan sengatan listrik yang bergerak di dalam tubuhnya.

Jadi, dia memegang salah satu dadanya dengan satu tangannya, dan tangan yang lainnya mulai berhenti di daerah di antara kedua kakinya itu.

Kedua matanya tertutup, kedua kakinya tertutup rapat juga.

Setelah perasaan yang mengenakkan itu terus datang, dia tidak dapat menahan perasaan bahagianya sendiri, dan suaranya semakin besar, suara napasnya juga semakin berat. Dari mulutnya keluar suara manja yang tak dapat ia kontrol......

Akhirnya, dia mencapai klimaksnya......

Setelah cairan dalam tubuh Wanda Li dikeluarkan semua, seluruh badannya menjadi tak ada tenaga lagi, dan seluruh badannya lemas terduduk di lantai kamar mandi.

Setelah lewat beberapa waktu, dia baru memiliki tenaga lagi, dan menyalakan shower, setelah itu air panas membasahi tubuhnya, dan dia pun membersihkan tubuhnya dari keringat dan cairan itu.

Tubuhnya yang cantik dan mulus itu saat dibersihkan, menjadi lebih cerah lagi, bagaikan tanaman yang tumbuh di air yang bersih, tubuh sepertinya itu benar-benar dapat membuat para lelaki menjadi gila.

Saat ini, dia mengangkat kaki kanannya di atas pipa air, dan menggosok kakinya.

Ini adalah posisi yang dapat membuat para lelaki menjadi semangat, hanya saja, sungguh disayangkan, suami dan ayah mertuanya sudah pergi. Kalau tidak, mereka tak akan melewatkan kesempatan untuk mengintip hal ini.

........

Setelah selesai mandi, Wanda Li baru ingat tentang tugas yang diberikan Manager Shen belum selesai, jadi dia masih harus buru-buru kembali ke kantor. Lalu dia dengan cepat menutup tubuhnya dengan handuk putih yang ada di kamar mandi dan langsung keluar.

Dia berdiri di depan meja rias di kamarnya, lalu duduk di atas kursi, dan mengeringkan rambutnya dengan hair dryer. Setelah itu dia merias wajahnya dengan riasan ringan saja.

Setelah itu, dia mengganti bajunya dengan baju kerjanya, dan berdiri di depan meja rias untuk merapikan dirinya sesaat, dan barulah dia keluar dari kamar, mengambil tas kerjanya dan langsung keluar rumah.

Novel Terkait

Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu