Love and Trouble - Bab 13 Daerah Terlarang
Dedu Liu seakan merasakan respon dari Wanda Li, dan berhenti sesaat, hanya saja dia masih menindih di atas badan Wanda Li, dan melihat wajah cantik Wanda Li dengan lebih jelas.
Wanda Li juga membuka matanya yang sudah penuh nafsu itu sambil melihatnya.
Dedi Liu berkata terhadap Wanda Li: “Sejak ibu mertuamu meninggal, aku tidak ada kehidupan seksual lagi, aku sudah melupakan perasaan bahwa di dunia ini masih ada hal yang mengasyikkan. Pagi ini, saat aku kembali dari membelikan kalian sarapan, aku tak sengaja melihat kalian sedang melakukan hal itu di kamar, dan aku tak bisa mengontrol diriku sendiri, aku tidak tahu apakah kamu menyadari ada cairan di atas lantai?”
“Aku..... aku sudah menyadarinya, aku...... aku takut suamiku tahu, jadi aku diam-diam membersihkannya, tapi..... tapi sekarang kita berbuat begini, kalau.... kalau sampai dia tahu.....”
Dedi Liu dengan cepat memotong perkataan Wanda Li, dan berkata: “Jangan mengungkit kata ‘tapi’ lagi, dia sekarang sudah ke luar negeri, tidak akan tahu hal ini, kamu berikan padaku satu kali saja, oke? Asalkan kita tak memberitahu pada siapapun, mereka juga tak akan tahu..... Satu kali ini saja, oke? Aku benar-benar tergoda oleh badanmu itu, setiap saat aku selalu ingin memilikimu, wajahmu, dadamu, pantatmu, apalagi kedua pahamu yang putih ini, setiap saat selalu melintas di dalam pikiranku......”
Dia sambil berkata, tangannya juga terus bergerak dan terus meremas dada Wanda Li dengan lembut.
Yang lebih tua memang lebih berpengalaman, Dedi Liu sepertinya lebih hebat daripada suami Wanda Li.
Ditambah lagi, Wanda Li digoda oleh orang yang wajahnya mirip dengan Dedi Liu tadi pagi di bus itu, dia menjadi ada pemikiran untuk mencoba dengan seseorang yang lebih tua dari dirinya. Wanda Li terhadap Dedi Liu semakin tidak bisa menolak lagi.
Dedi Liu adalah ayah mertuanya sendiri, di hari-hari berikutnya, pasti akan terpikir rasa cinta, dan rasa takut, takutnya akan saling melukai sesama.
Dedi Liu mulai mencium Wanda Li lagi, dia membuka baju Wanda Li yang sudah sedikit longgar itu, lalu membuka kaitan bra-nya, dan berhasil melepas bra Wanda Li.
Sepasang dada berisi yang putih dan lembut itu terpampang keluar di hadapannya, Wanda Li secara tidak sadar langsung menutupinya dengan kedua tangannya.
Dedi Liu menarik tangan Wanda Li, dan memegang dada Wanda Li sambil diremas dengan ringan. Dia benar-benar ahli, dan sangat berpengalaman. Wanda Li merasakan perasaan tersengat listrik, dan rasa-rasanya akan pingsan kapan saja.
Saat Wanda Li dan Dino Liu bersama, Dino Liu tidak pernah bermain seperti ini dengannya, celana dalam Wanda Li juga sudah mulai basah, dan badannya menjadi lemas, dan tidak ada tenaga untuk melawan lagi.
“Astaga, perasaan ini sungguh indah!” Wanda Li berbicara sendiri dalam hatinya: “Kamu jangan berpura-pura lagi, sudah saatnya untuk melupakan bahwa dia adalah ayah mertuamu, mungkin saja hari ini dia bisa memberikanmu kepuasan luar biasa yang lebih dari suamimu berikan!”
Wanda Li setelah berbicara seperti itu, dan langsung memutuskan untuk menyerah saja, jadi di mulutnya keluar desahan-desahan kecil, dan seluruh tubuhnya menjadi tak tertahankan lagi.
Wanda Li yang sudah merasakan kenyamanan luar biasa itu, dengan tak sadar langsung memeluk kepala Dedi Liu seolah-olah ingin minta lebih banyak lagi darinya.
Dedi Liu seolah menyadari kondisi Wanda Li, dan langsung melepaskan tangan kanannya dari dada Wanda Li dan langsung menuju ke arah perutnya itu, lalu melanjutkan lagi sampai ke pahanya. Setelah itu mulai meraba masuk ke bawah rok pendeknya itu.
“Emmh......” Suara desahan Wanda Li menjadi lebih besar lagi.
Dedi Liu tahu bahwa Wanda Li mulai terangsang, lalu mulutnya juga terus digerakkan dari perutnya itu sampai ke arah pahanya.
Mata Wanda Li dengan menawan melihat Dedi Liu yang sedang menciuminya, dan itu membuatnya semakin terangsang, seluruh badannya mulai mati rasa, dan juga tidak tahan untuk mulai bergetar.
Dia mulai bangkit sedikit, dan menyenderkan kepalanya di pegangan sofa itu, dan melihat Dedi Liu dengan lebih jelas dan lebih lembut lagi.
Di saat yang sama, dia juga membuka kedua kakinya dengan lebar, dan roknya itu sudah tak dapat menutupinya lagi.
Dedi Liu yang sedari tadi sudah tidak sabar untuk melihatnya berkata: “Memang ini merupakan hal natural yang paling bagus, dan paling mantap di dunia ini......”
Gerakan Dedi Liu menjadi lebih cepat lagi, dan seluruh badan Wandi Li terus begetar, dan lagi celana dalamnya itu sudah sangat basah hingga lengket, dan mulai merembes sampai keluar.
Kedua mata Dedi Liu membelalak, menghadapi daerah misterius Wanda Li yang begitu cantik itu, membuatnya merasa semakin melihat itu akan semakin menyukainya, jadi dia langsung mengangkat kedua kaki cantiknya itu ke atas pundaknya.
Daerah terlarang Wanda Li terpampang jelas di hadapan Dedi Liu, mulut Dedi Liu yang penuh dengan bau arak itu langsung diarahkan ke tempat itu, dan Wanda Li juga langsung membuka lebar kedua kakinya, dan menaikkan pantatnya ke atas........
Novel Terkait
My Superhero
JessiBehind The Lie
Fiona LeeLove and Trouble
Mimi XuThick Wallet
TessaBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesIstri ke-7
Sweety GirlGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraLove and Trouble×
- Bab 1 Kunci Kamar
- Bab 2 Mengintip
- Bab 3 Merasakan Keanehan
- Bab 4 Suara dari Toilet
- Bab 5 Tidak Rela
- Bab 6 Bus Umum (1)
- Bab 7 Bus Umum (2)
- Bab 8 Proposal
- Bab 9 Mengobrol
- Bab 10 Makan Siang Perpisahan (1)
- Bab 11 Makan Siang Perpisahan (2)
- Bab 12 Musim Semi Tiba Kembali
- Bab 13 Daerah Terlarang
- Bab 14 Pergi Tanpa Pamitan
- Bab 15 Kewarasan dan Perasaan
- Bab 16 Lembur (1)
- Bab 17 Lembur (2)
- Bab 18 Target Lainnya
- Bab 19 Kesialan (1)
- Bab 20 Kesialan (2)
- Bab 21 Tertolong
- Bab 22 Terbangun
- Bab 23 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 24 Terlalu Beruntung
- Bab 25 Suara dari Dalam Kantor
- Bab 26 Dijaga dengan Sangat Baik
- Bab 27 Bajingan
- Bab 28 Suram
- Bab 29 Keluar Rumah Sakit
- Bab 30 Gosip
- Bab 31 Ada Rahasia Lain
- Bab 32 Selamat Malam (1)
- Bab 33 Malam (2)
- Bab 34 Malam (3)
- Bab 35 Ditangkap
- Bab 36 Semangat Tinggi
- Bab 37 Membunuh Tapi Mengangguk