Love and Trouble - Bab 1 Kunci Kamar
Bentuk tubuh Wanda Li sangatlah bagus, wajahnya juga sangat cantik, auranya juga sangatlah elegan, dan matanya sangatlah cantik, penuh dengan pesona.
Baju yang dia pakai adalah baju tidur tanktop, rambutnya digerai ke bawah, lengannya yang mulus itu juga terekspos keluar. Badannya yang begitu seksi ditutupi secara samar-samar oleh baju tidur itu.
Sebuah bra merah yang menutupi dadanya itu, sedikit sempit, jadi tidak dapat menutupi kedua pegunungan yang cukup besar itu.
Itu membuatnya terlihat sangat seksi, kadang muncul, kadang hilang, dan terkadang juga dapat merasakan bahwa itu bisa meledak keluar kapan saja.
Pinggangnya yang ramping, perutnya yang rata dan mulus, dan pantatnya yang montok dan bulat itu tertutup oleh celana warna pink berbentuk segitiga. Dan lagi, kaki panjangnya yang putih dan mulus itu juga nampak keluar.
Saat dia berjalan keluar dari kamarnya, dia menyadari bahwa suaminya Dino Liu dan ayah mertuanya Dedi Liu sedang duduk bersampingan di sofa ruang tamu. Jadi, dia langsung memberikan salam pada ayah mertuanya:
“Ayah, kamu sudah datang?”
“Aku datang ke sini sangat pagi, tak mengganggu kalian kan?” Pandangan mata Dedi Liu langsung mengarah ke badan menantu perempuannya yang seksi itu. Dia menjadi tercengang sesaat, dan ada keinginan untuk mimisan dari hidungnya.
“Ayah, kamu bicara apa, bukankah kita juga sudah bangun?” Wanda Li tertawa ringan, dia berjalan keluar dari kamarnya sambil menggoyangkan pantatnya.
Mungkin karena baju tidurnya yang sedikit longgar itu, saat dia berjalan keluar, kedua gunung besarnya naik turun mengikuti alur dia saat berjalan.
Dedi Liu sangat bangga terhadap menantu perempuannya ini. Sudah berapa malam sepi yang dia lalui dengan sendirian sambil membayangkan dirinya sebagai lawan mainnya.
Lalu, saat badan menantunya itu muncul di hadapannya langsung, dia malah menjadi tidak enak.
Hanya dapat melihat wajahnya yang menjadi merah, dan langsung mengalihkan pandangannya dari menantunya itu, dan berkata: “Dengar-dengar Dino mau ke luar negeri, jadi, aku datang ke sini untuk melihat apakah kalian membutuhkan sesuatu.......”
“Terima kasih ayah.” Wanda Li berbicara sambil tertawa: “Tak ada yang diperlukan lagi, hanya saja Dino Liu ini sekali pergi langsung dua tahun, dia khawatir badanmu tidak baik, dan tidak ada orang yang menjagamu, jadi dia menyuruhku untuk sering menengokmu......”
Suara dia sangatlah lembut dan halus, terdengar sangatlah spesial dan indah. Sambil berbicara, dia sambil berjalan ke depan kedua orang itu.
“Aku..... badanku masih baik, tak perlu dijaga, aku....... tidak ingin merepotkan kalian, kalian...... jaga diri kalian sendiri baik-baik saja......”
Setelah mencium wangi harum bak bunga yang wangi dari tubuh menantunya itu, Dedi Liu menjadi sedikit mabuk, saat dia berbicara juga menjadi sedikit gagap.
“Ayah, umurmu juga tidak muda lagi, sakit itu pasti akan datang secara tiba-tiba, kamu suruh saja Wanda Li untuk menjagamu!” Dino Liu tak mengerti maksud dari ayahnya, dan berbicara dengannya dari samping.
“Kalau begitu, lihat saja nanti.” Dedi Liu tidak tahu kalau dia terus berhubungan dengan menantu seksinya dalam jangka panjang, akan muncul kejadian apa. Jadi, dia tidak terlalu ingin memikirkannya, dan langsung mengganti topik pembicaraan, dan mulai bertanya: “Dino, kamu kapan perginya?”
“Kepala bagian di perusahaanku sudah memesankan pesawat jam 2.30 siang hari ini.” Dino Liu menjawabnya dengan jujur.
“Kalau begitu kamu persiapkanlah dengan baik, aku tidak mengganggu waktumu lagi, sampai saat itu, aku akan datang lagi mengantarmu pergi.” Dedi Liu sambil berbicara sambil bangun dari sofa itu, dan memberikan salam pada Dino Liu dan istrinya.
Dia tahu, saat perpisahan dari kedua orang itu pasti akan banyak hal yang harus dilakukan. Banyak sekali pembicaraan kecil yang harus dibicarakan, dia di sana menjadi obat nyamuk juga tidak baik.
“Ayah, tak masalah.” Wanda Li melihat suaminya yang tetap duduk di atas sofa itu sekilas, dan paham maksudnya, lalu buru-buru berkata: “Nanti aku dan Dino masih akan pergi ke kantor sebentar, kalau kamu tak ada urusan lain, tetap di rumah ini saja, kita makan siang bersama, jangan bolak-balik lagi.”
“Baiklah, begini juga baik.” Dedi Liu menganggukkan kepalanya, dan berkata: “Kalian beres-beres saja dulu, aku ke bawah membelikan kalian sarapan, dan juga membelikan sayur untuk makan siang nanti.”
“Ayah, tak usah merepotkan kamu lagi.” Wanda Li dengan hormat menolaknya: “Kami nanti makan di jalan saja, sekarang mau ke kantor dulu, setelah pulang masih bisa membeli sayur.”
“Kita kan satu keluarga, merepotkan apanya.” Dedi Liu melambaikan tangannya dan berkata: “Aku sekarang ini merupakan pensiunan tua, tak ada yang kulakukan juga, daripada bosan di rumah, sebelum kepergian Dino, sebaiknya biar aku saja yang membeli sayur dan membuatkan makan sianguntuk kalian!”
“Begini juga baik.” Wanda Li merasa perkataan ayah mertuanya masuk akal, dan berkata pada Dino Liu: “Suamiku, kamu berikan saja kunci pada ayah, nanti saat kita tak di rumah, dia baru bisa leluasa keluar masuk.”
“Baiklah.” Dino Liu menganggukkan kepalanya dan mengeluarkan kunci dari sakunya. Setelah itu dia memberikannya pada ayahnya dan berkata: “Ayah, ini adalah kunci rumah kami, kamu ambillah dulu!”
“Kamu memberikan kunci padaku, kamu nanti bagaimana membuka pintunya?” Dedi Liu bertanya dengan bingung.
Dino Liu menjelaskan: “Aku nanti akan naik pesawat jam 2.30 siang hari, jadi setelah makan siang, langsung harus menuju ke bandara. Kuncinya diberikan padaku juga tak ada gunanya, lebih baik kamu yang pegang, nantinya kalau kamu ke rumah kami juga lebih mudah.”
“Kalau begitu baiklah......” Dedi Liu dengan ragu memasukkan kuncinya ke saku celananya, dan berkata: “Kalian berbereslah dulu, aku turun ke bawah dan membeli sayur dan sarapan untuk kalian.”
“Terima kasih ayah!” Wanda Li berterima kasih padanya.
“Sama-sama!”
Dedi Liu melambaikan tangannya, dan berbalik menuju pintu masuk. Setelah itu dia membuka pintunya dan pergi keluar, lalu menutup pintnya dengan pelan.
Wanda Li melihat badan ayah mertuanya yang kurus itu perlahan-lahan menghilang dari pintu depan, dan sambil bercanda, berkata pada Dino Liu: “Suamiku, kamu memberikan kuncimu pada ayahmu, apakah tidak tenang terhadapku?”
“Istriku, kenapa kamu berbicara begitu?” Dino Liu tak tahu apa yang dimaksud oleh Wanda Li, jadi dia melihatnya dengan bingung.
“Apakah kamu khawatir denganku, jadi menyuruh ayahmu untuk mengawasiku?” Wanda Li dengan bercanda berkata seperti itu.
“Aih, kamu berpikir sampai mana.” Dino Liu berkata dengan serius: “Kamu adalah istriku, kita juga saling mencintai, aku bagaimana mungkin bisa tak percaya padamu, lagipula kamu juga yang menyuruhku untuk memberikan kunci pada ayahku, apakah tak baik?”
“Hehehehe, aku bercanda denganmu saja, lihat kamu sampai panik begini!” Wanda Li tertawa dan langsung masuk ke pelukan Dino Liu. Dia meregangkan tangannya dan memeluk leher suaminya, sambil berkata dengan manja: “Suamiku, kamu tenang saja, aku tak akan mengkhianatimu, dan juga tidak akan melakukan hal yang akan memalukanmu.”
“Istriku, terima kasih!” Dino Liu sedikit terharu, dan juga memeluk Wanda Li dengan erat, dia juga merasakan kehangatan dan kelembutan tubuh istrinya.
Terlihat bara api dari kedua orang itu, kedua bibir mereka juga saling menempel dengan sangat heboh.
“Emm.....” Wanda Li mengeluarkan lidahnya dari mulut suaminya.
Dino Liu menggendong Wanda Li dengan pelan, dan perlahan-lahan masuk ke kamarnya, dia belum sempat menutup pintnya, dan langsung menaruh istrinya ke atas ranjang dengan tidak sabar. Lalu dia menimpa tubuhnya yang sedikit kekar dan berisi itu di atas tubuh lembut Wanda Li.
Wanda Li mengerutkan keningnya dan memeluk suaminya dengan gembira, lengannya yang seperti batu giok putih itu meremas punggungnya, kakinya yang montok melingkari pinggulnya, dan melampiaskan kenikmatannya ...
Novel Terkait
My Charming Wife
Diana AndrikaWonderful Son-in-Law
EdrickHabis Cerai Nikah Lagi
GibranPredestined
CarlyPrecious Moment
Louise LeeCinta Yang Dalam
Kim YongyiLove and Trouble×
- Bab 1 Kunci Kamar
- Bab 2 Mengintip
- Bab 3 Merasakan Keanehan
- Bab 4 Suara dari Toilet
- Bab 5 Tidak Rela
- Bab 6 Bus Umum (1)
- Bab 7 Bus Umum (2)
- Bab 8 Proposal
- Bab 9 Mengobrol
- Bab 10 Makan Siang Perpisahan (1)
- Bab 11 Makan Siang Perpisahan (2)
- Bab 12 Musim Semi Tiba Kembali
- Bab 13 Daerah Terlarang
- Bab 14 Pergi Tanpa Pamitan
- Bab 15 Kewarasan dan Perasaan
- Bab 16 Lembur (1)
- Bab 17 Lembur (2)
- Bab 18 Target Lainnya
- Bab 19 Kesialan (1)
- Bab 20 Kesialan (2)
- Bab 21 Tertolong
- Bab 22 Terbangun
- Bab 23 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 24 Terlalu Beruntung
- Bab 25 Suara dari Dalam Kantor
- Bab 26 Dijaga dengan Sangat Baik
- Bab 27 Bajingan
- Bab 28 Suram
- Bab 29 Keluar Rumah Sakit
- Bab 30 Gosip
- Bab 31 Ada Rahasia Lain
- Bab 32 Selamat Malam (1)
- Bab 33 Malam (2)
- Bab 34 Malam (3)
- Bab 35 Ditangkap
- Bab 36 Semangat Tinggi
- Bab 37 Membunuh Tapi Mengangguk