Evan's Life As Son-in-law - Bab 37 Perasaan Dalam Ciuman Itu

Twelfth Wood dan Thirteenth Wood.

Keduanya merupakan pembunuh yang berada dalam urutan atas dalam Organisasi T.

Twelfth Wood mahir dalam penembakan jarak jauh, sudah bergabung dalam organisasi selama 6 tahun, misi yang berhasil dilakukannya tidak kurang dari 100 kali, kegagalan tidak sampai 3 kali. Sedangkan Thirteenth Wood pandai dalam bertindak sesuai kondisi, kemampuannya dalam penyerangan secara tiba-tiba dan pertarungan sama-sama luar biasa, selalu dipasangkan dengan Twelfth Wood dalam misi sniper, mereka berdua adalah kolaborasi emas.

Mereka berdua untuk saat ini sama sekali tidak tahu siapa target mereka yang sebenarnya dalam kedatangan kali ini ke Jiangdong, sangat acak. Fox King, penanggung jawab Organisasi T di Jiangdong semalam telah memberikan sebuah data dan informasi kepada mereka secara diam-diam, jadi mereka dari awal sudah bersembunyi di rooftop China Central Mall. Di mata mereka, target kali ini sangat sepele dibandingkan tokoh besar yang mereka incar sebelum-sebelumnya, mereka pun yakin bakalan berhasil dan bisa bubar dengan santai setelah penembakan berhasil dilakukan. Tapi sedetik setelah melakukan penembakan, rasa ketidakpedulian mereka berdua terhadap nyawa sudah berubah, kaget, sulit dipercaya. Karena seorang pria yang tidak pernah mereka perhatikan tiba-tiba keluar dari dalam mobil, membuat target mereka berhasil mengelak tembakan. Sedetik kemudian, mereka berdua menyadari sang pria langsung melihat ke arah mereka, kesempatan untuk kembali menembak sudah tidak ada, mereka berdua bergegas membongkar senapan sniper dan kabur.

Rencana awal mereka adalah langsung kabur dari mall sebelum polisi beraksi, tapi perkiraan yang salah membuat mereka berada dalam keadaan yang cukup genting, makanya untuk saat ini mereka sekarang tidak berniat keluar, lagipula mereka pun memang tidak bisa keluar, terpaksa memilih mengamati keadaan dulu.

Mereka tentu tidak akan begitu waspada terhadap polisi biasa, yang mereka waspadai adalah sosok orang yang bergegas berlari ke arah mall dengan pesat setelah tembakan diluncurkan tadi, hal ini membuat mereka sangat tidak tenang. Reaksi pria asing itu benar-benar sangat cepat, saat mereka sadar sudah gagal menembak target, orang itu sudah hampir tiba di pintu masuk mall, hanya meninggalkan sebuah sosok bayangan hitam yang bergerak secepat angin, jadi setelah Twelfth Wood dan Thirteenth Wood tiba di supermarket lantai 5 dan merasa lebih lega, mereka terus memperhatikan orang yang memakai baju hitam.

Biasanya mereka berdua selalu bisa bersembunyi dengan baik, tapi posisi mereka sekarang sudah berkebalikan, mereka berdua harus semakin hati-hati dalam beraksi. Mungkin saja, pembunuh bayaran tingkat internasional seperti mereka akan binasa di negara bagian timur yang biasanya mereka remehkan.

Ryan Fang yang telah mengganti pakaian biasa juga sudah memasuki supermarket lantai 5, ada sekitar 4 orang yang mengikutinya dari belakang, semuanya sama-sama berekspresi serius dan dingin, seakan-akan takut orang lain tidak tahu bahwa mereka adalah polisi.

Twelfth Wood dan Thirteenth Wood dalam sekejap langsung menyadari keganjilan, mereka berdua memberikan isyarat tangan secara diam-diam, memutuskan bertindak melawan arus, mereka mengambil inisiatif berjalan ke arah Ryan Fang dan yang lainnya.

Tempat paling berbahaya biasanya merupakan tempat yang paling aman, ini merupakan taktik kucing menyamar jadi tikus, siapapun tidak tahu siapa yang menjadi tikusnya. Tapi...... yang pastinya bukanlah Evan Shen, karena dia sekarang sudah membuntuti Thirteenth Wood dari belakang tanpa disadarinya.

Tatapan matanya sangat tajam, dia menyadari Thirteenth Wood lebih membahayakan dalam situasi seperti ini, orang ini harusnya merupakan penembak jitu.

Kalau memperbandingkan sniper dan penembak jitu, penembak jitu kerap dianggap sebagai peran pendukung, tapi...... hal ini tergantung situasi, biasanya, penembak jitu tidak hanya bisa menggantikan posisi sniper kapan pun saja, karena faktor identitasnya, dia harus mahir dalam berbagai keterampilan meloloskan diri. Dalam situasi penembakan jarak dekat, ancaman yang ditimbulkan orang semacam ini benar-benar sebanding dengan sniper sungguhan.

Melintas begitu saja, Twelfth Wood melewati Ryan Fang dengan natural, sedangkan Ryan Fang sama sekali tidak menyadari keanehan, tapi sudut matanya telah melirik sesosok tubuh yang familier—— Evan Shen, seorang pria yang sangat dibencinya 20 menit sebelumnya.

Spontan langsung melihatnya, lalu Evan Shen terlihat sedang bersikap bagaikan seseorang yang tak penting, membuka bungkusan biskuit di bagian penjualan makanan dalam supermarket dengan santai, dan makan tanpa mempedulikan apapun.

Ryan Fang spontan memancarkan tatapan risi, tapi malah tidak menyadari Twelfth Wood dan Thirteenth Wood mulai mengalihkan pandangan ke arah Evan Shen karena mengikuti arah pandangan matanya.

"Bodoh!"

Evan Shen dalam hati memakinya, jarak dia dan Thirteenth Wood saat ini hanya sejauh 3 meter, melihat Thirteenth Wood bersiap-siap hendak menembak, Evan Shen langsung mengeluarkan pistol QSZ-92 dengan kecepatan yang jauh lebih cepat darinya, membidik Thirteenth Wood, dan menembak tanpa ragu.

Bang!

Suara tembakan berbunyi, tepat mengenai pergelangan tangan Thirteenth Wood yang sedang bergerak ke bagian pinggang.

Suara teriakan histeris dan kepanikan berbunyi, situasi berubah drastis.

Ryan Fang dan yang lainnya langsung berjalan ke arah Evan Shen dengan kecepatan kilat, sebagai Kepala Bareskrim Polri tim kedua, Ryan Fang tidaklah bodoh, dia sudah menyadari Thirteenth Wood memang aneh.

Thirteenth Wood dominan menggunakan tangan kanan, dan tangan kanannya sudah tertembak, Evan Shen merasa Ryan Fang dan yang lainnya mampu menanganinya, makanya Evan Shen segera berdiri dan pergi mengejar Twelfth Wood yang hendak menyandera seseorang, saat melintasi Ryan Fang, dia berteriak keras: "Bunuh dia tanpa peduli apapun akibatnya."

Mungkin orang yang bisa mengerti keseriusan Evan Shen saat ini sangat jarang ada, tapi situasi sangatlah jelas dan tak perlu diragukan, berdasarkan kecepatan reaksi Evan Shen tadi, dia bahkan tidak sempat mengatur bidikan pistol, karena dia tidak tahu pasti apakah Thirteenth Wood bisa mengeluarkan pistol di selang waktu saat dirinya mengubah bidikan pistol atau tidak.

Kerumunan menjadi kacau, penuh kepanikan dan kegaduhan, mengakibatkan pandangan matanya telah terhadang.

Evan Shen mendorong, menabrak, menyelinap, menyusup di antara kerumunan, bagaikan seekor ikan yang berenang dalam air dengan bebas, pandangan matanya dari awal terus tertuju pada Twelfth Wood, pistol di tangannya telah diangkat berulang kali, namun batal menembak karena faktor orang di sekitar terlalu banyak dan kacau.

Ekspresi wajah Twelfth Wood sangat dingin, dia menyandera seorang ibu-ibu hamil dalam situasi terpaksa untuk melepaskan diri dari Evan Shen.

Perut ibu-ibu itu sudah sangat besar, kelihatannya sudah hampir melahirkan, langkah kaki Evan Shen seketika berhenti di tempat bagaikan telah terpaku.

Dia awalnya bisa membereskan Thirteenth Wood secara diam-diam tanpa disadari siapapun, juga merasa yakin bisa menembak mati Twelfth Wood sedetik setelah membereskan Thirteenth Wood, tapi Ryan Fang telah membuat identitasnya terbongkar, keadaannya jadi berada dalam posisi pasif.

Orang dalam supermarket berjumlah ribuan, semuanya bisa menjadi targetnya Twelfth Wood, sedangkan target Evan Shen hanya ada satu, yaitu Twelfth Wood yang bersembunyi di antara ribuan orang ini.

Orang-orang berlalu lalang, tapi tidak bisa menghadang pandangan mereka berdua.

Saat ini baru Evan Shen bisa melihat paras Twelfth Wood dengan jelas, pucat, sinis, mata bagaikan elang, dengan wajah tanpa ekspresi.

Twelfth Wood pun telah mampu melihat Evan Shen dengan jelas, tegas, stabil, berkarisma, dan sama-sama tak berekspresi apapun.

Ibu-ibu hamil yang disandera Twelfth Wood sekarang sudah panik, dia berteriak histeris, memohon melepaskannya, mata penuh dengan keputusasaan. Sang wanita mulai sadar dirinya telah menghadapi teroris, hanya tinggal setengah bulan lagi dia akan melahirkan, keluarganya sudah melakukan persiapan penuh untuk menyambut kedatangan anak ini, suaminya setiap hari selalu menghitung mundur dengan penuh kegembiraan...... sang ibu hamil tidak berani berpikir lebih lanjut lagi, dia melihat orang-orang yang kabur dengan kalang kabut, berdoa mengharapkan datangnya suatu harapan: Siapapun tolonglah aku, aku bersedia membalas kebaikannya dengan apapun, tolonglah aku, tolong anakku, tolong keluargaku......

Saat mendengar suara gaduh dari lantai 5, Naomi Li pun sudah membawa orang masuk ke dalam, berteriak dengan keras: "Jongkok, semua orang jongkok ke bawah......"

Sayangnya suara tembakan Twelfth Wood telah menutupi suaranya, bang, bang, bang! Kaki dari beberapa pengunjung telah terluka, situasi menjadi semakin kacau, semua orang berlari terbirit-birit, membuat formasi serangan pihak polisi menjadi kacau balau, Twelfth Wood tersenyum dingin, dan terus meluncurkan tembakan, dingin dan kejam.

Ibu hamil sudah melemah karena ketakutan, jatuh ke bawah bagaikan tanah longsor, Twelfth Wood mengekang bagian lehernya dengan erat, sang ibu hamil mulai sesak napas, membuka mulut untuk bernapas, wajahnya memerah.

Naomi Li merasa sangat kesal, dan hendak menyerbu ke arah Twelfth Wood, tapi dihadang oleh rekan kerjanya dengan erat.

Tangan Evan Shen yang memegang pistol terus melonggar dan mengerat berulang kali, muncul tetesan keringat dari keningnya dan sampai memasuki mata, tapi malah tak berani mengedipkan matanya. Dia terlalu sering menghadapi keadaan seperti ini, terkadang berhasil menyelamatkannya, terkadang gagal, tapi tidak pernah membuat Evan Shen merasa terpukul seberat hari ini, karena sanderanya adalah seorang ibu hamil, dalam perutnya terhadap anak yang mungkin akan segera lahir ke dunia, bingung.

Meskipun tangan kanan Thirteenth Wood telah terluka, tapi sepasang kaki dan tangan kirinya pun bisa membuat Ryan Fang dan yang lainnya kewalahan, ditambah lagi tidak berani melakukan tembakan dengan sembarangan karena faktor terlalu banyak orang, dalam selang waktu merasa gundah, dua orang polisi telah dibuat pingsan, hidup atau mati masih belum jelas.

Naomi Li dan yang lainnya hendak membantu, tapi Twelfth Wood malah mengarahkan pistol di perutnya ibu-ibu hamil sebagai tanda peringatan.

Evan Shen membungkam bibir, mengedipkan mata, membalikkan badan dan menembak. Dilakukan dengan satu tangan, terlihat sangat sembarangan dan tak akurat.

Bang!

Thirteenth Wood yang hendak berjalan ke arah Twelfth Wood malah sudah tergeletak di tanah untuk seumur hidup, anak peluru menembus lehernya dari depan, dia masih berjalan ke depan dua langkah, setelah itu baru mulai ambruk.

Twelfth Wood akhirnya mulai tertegun, dia sudah dipasangkan bekerja sama dengan Thirteenth Wood bertahun-tahun, selalu menanggung kesulitan bersama, tidak disangka malah menyaksikan rekannya mati ditembak orang lain di depan matanya sendiri begitu saja.

"Kamu...... Sialan!" Twelfth Wood melihat Evan Shen dengan tatapan tajam bagaikan ular berbisa, mengangkat pistol dan terus meluncurkan tembakan ke arah Evan Shen.

Bang bang bang bang, suara tembakan yang mengelegar membuat orang merasa ngeri, saat ini, orang sekitar sudah tidak lagi menghadang penglihatan Twelfth Wood dan Evan Shen, dengan penembakan dari jarak yang tidak sampai 20 meter, semua orang mengira Evan Shen bakalan mampus.

Jantung Naomi Li berdetak kencang, sama sekali tak terkendali, saat Daniel Zhao dan saudaranya yang mengikuti Naomi Li secara sembunyi-sembunyi menyadari adanya perubahan situasi, mereka langsung bergegas datang, ekspresi wajah Daniel Zhao tidak berubah. James Zhao yang bersembunyi di suatu tempat segera berekspresi tenang, bagaikan orang mati yang tak merasakan apapun, hanya saja kepala Twelfth Wood yang terus membesar dalam pandangan matanya, terakhir, dia menggerakkan senapan sniper.

Anak peluru berputar, berhasil mengenai kepalanya Twelfth Wood tepat saat dia kehilangan kendali.

Cairan darah memuncrat keluar, sang ibu hamil langsung pingsan karena ketakutan, jatuh bersamaan dengan Twelfth Wood, tidak jelas apakah sudah mati atau belum.

Otak Naomi Li menjadi hampa, tak sempat mempedulikan sang sandera, dia langsung berlari ke arah Evan Shen dengan kecepatan tercepat, James Zhao dan Daniel Zhao yang dari tadi terus bersembunyi mulai berhenti setelah berjalan mengikutinya beberapa langkah.

4 tembakan, 4 anak peluru, Daniel Zhao dan saudaranya tetap merasa khawatir meskipun sangat percaya Evan Shen bisa menghindari tembakan, tapi saat melihat Evan Shen mengacungkan jempol terhadap James Zhao, mereka berdua langsung menghela napas lega. Mereka sebelumnya selalu mengemudikan mobil mengikuti Naomi Li dari belakang, saat melihat Naomi Li menghadapi serangan penembakan sniper, suasana hati dua bersaudara ini langsung bercampur aduk, Daniel Zhao awalnya duduk di tempat yang diduduki Evan Shen tadinya, Daniel Zhao tidak yakin dirinya bisa bereaksi secepat Evan Shen dalam keadaan seperti itu, tapi 100% pasti tidak akan bisa, Naomi Li pasti akan kenapa-napa di depan matanya, jadi suasana hatinya terus terasa sesak. Evan Shen mempercayakan keamanan Naomi Li kepada mereka berdua, tapi perasaan tak berdaya ini membuat Daniel Zhao yang biasanya arogan mulai menggila. Dari segi semua aspek kualitas, Daniel Zhao pasti jauh lebih hebat dibandingkan dua pelaku penembakan itu, metode pembunuhan mereka sangat rumit dan sulit diwaspadai, mereka bersembunyi bagaikan seekor raja ular yang mungkin saja akan menampakkan taring tajamnya kapan pun saja.

"Aku tidak kenapa-napa!"

Evan Shen memeluk Naomi Li yang menyerbu ke arahnya dan menenangkannya. Wanita ini sebenarnya tidak berat, sekitar 50 kg lebih, tapi serbuannya yang kuat membuat Evan Shen sampai mundur selangkah.

Naomi Li tidak mampu mendengar apa yang dikatakannya, menghajar wajah Evan Shen yang tergores anak peluru, sepasang matanya memancarkan tatapan aneh, dia menjinjit, menengadahkan kepala, merangkul lehernya Evan Shen, dan mencium bibir Evan Shen di hadapan banyak orang.

Panas dan getir, membuat orang tak tahan melihatnya, tapi orang lain tidak berpikir berlebihan, ini memang merupakan hal yang seharusnya diterima oleh seorang pahlawan. Dalam setengah tahun ini, dalam seluruh misi Tim SWAT,Tim Antiterorisme yang di pimpin oleh pemuda ini telah memainkan peran penting, kebanyakan anggota Tim SWAT telah mengenal Evan Shen, Daniel Zhao dan James Zhao. Juga tahu hubungan antara Ketua Li dan Evan Shen, ciuman hanya sekedar sedikit berlebihan, benar bukan? Hal ini tidak perlu dirasa heran.

Ciuman ini sangat lama, membuat Evan Shen hampir tumbang. Namun akhirnya berhasil mendorong Naomi Li dengan susah payah, lalu Evan Shen berkata: "Ibu hamil itu akan segera melahirkan!"

Naomi Li sekarang baru kembali sadar, melangkahkan kaki menghampiri sekumpulan orang yang mengerumuni ibu hamil dan tak tahu harus bagaimana itu.

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu