Evan's Life As Son-in-law - Bab 34 Pertimbangkan Aku Setelah Bercerai

Suasana terasa menyesakkan, ada beberapa orang yang merasa sesak napas.

Perut Clara Zhou sudah mulai sedikit membesar, saat ini sedang mengusap air matanya sambil memohon Susan Zheng: "Ibu, Ethan dulunya memang berkeluyuran di luar sana bertahun-tahun, tapi setelah menikah dan memiliki anak, dia tidak pernah berhubungan dengan para teman sialannya itu lagi, kamu harus memikirkan cara untuk menyelamatkannya, kalau sampai dia dijerat hukum penjara, bagaimana nasibku dan anakku?"

"Tenang saja, Ethan tidak akan kenapa-napa." Susan Zheng terlihat sangat lelah, semangat dan staminanya yang dulunya penuh telah sirna, rambutnya secara tanpa sadar sudah memutih.

Susan Zheng sudah hampir berumur 50 tahun, tapi wajahnya tidak terlihat tua, saat ini, helaian rambut putih yang bersembunyi di balik helaian rambut hitam terlihat sangat mencolok.

Ethan sudah 2 hari penuh ditangkap ke kantor polisi, sang wanita pada dasarnya adalah seorang pengacara, juga telah membuka sebuah kantor pengacara sendiri, dia tentu saja ingin mengupayakan segala cara membantu putranya, tapi hasil yang keluar sangatlah membuatnya tak berdaya, kalau dia punya jalan keluar lain...... mana mungkin Susan Zheng bakalan menghubungi Evan Shen.

Pihak polisi menduga Ethan Shen terlibat dalam kasus pembunuhan dan pembuangan berkomplotan pada 4 tahun lalu, kasus itu sudah berlalu cukup lama, tapi masih belum terpecahkan, hari ini malah langsung menangkap Ethan Shen secara mendadak, apalagi saksi dan buktinya lengkap, kalau bukan karena Susan Zheng percaya Ethan Shen tidak akan membohonginya, dia benar-benar akan mengira kasus ini adalah perbuatannya Ethan Shen, lagipula, Ethan Shen 4 tahun lalu memang selalu keluyuran kemana-mana dan senang berkelahi.

"Ma, bagaimana kalau memohon kakak untuk meminta bantuan terhadap ayah mertuanya, pernyataan Paman Liu sangatlah berpengaruh, kalau dia maju membelanya, Ethan pasti tidak akan kenapa-napa." Mata Clara Zhou bersinar, seakan-akan telah menemukan harapan.

Susan Zheng menggelengkan kepalanya perlahan-lahan, tapi tidak menanggapinya. Susan Zheng mana mungkin tidak kepikiran cara ini, menyuruhnya menundukkan kepala terhadap Javale Liu sama saja dengan menyuruhnya bunuh diri. Susan Zheng sudah bersabar atas hal di mana putra tertuanya tinggal di rumah pihak perempuan, karena dia tahu putranya tidak akan sengsara di rumah Keluarga Liu, masalah pada generasi tua tidak seharusnya melibatkan generasi muda. Tapi batasan mengalahnya hanya sampai sini saja, meskipun kematian suaminya bukan diakibatkan oleh Javale Liu secara langsung, tapi dalam hatinya, hal ini tidaklah berbeda, kalau bukan karena Javale Liu, suaminya mungkin saja masih hidup sampai sekarang.

"Ma, situasi sudah segawat ini, tapi kamu masih saja merasa ragu. Memangnya gengsimu jauh lebih penting dibandingkan nyawa putramu? Aku tahu kamu selalu meremehkan Ethan dalam hatimu, tapi dia adalah putramu, dan kamu pun akan segera memiliki cucu, tidak bisakah kamu membantunya?! Memangnya kamu berharap cucumu akan menagih papanya kembali darimu saat dia tumbuh besar nanti?" Clara Zhou mulai panik, ucapannya mulai semakin penuh gejolak perasaan.

"Bang!"

Tepat pada saat ini, pintu terbuka, Evan Shen masuk ke dalam, melihat Clara Zhou dengan ekspresi datar, lalu berkata: "Kamu sedang hamil, menetaplah di dalam kamar baik-baik, aku ingin mendiskusikan jalan keluarnya dengan Ibu."

Clara Zhou tidak menyangka kakak tertua akan masuk secara mendadak tanpa mengetuk pintu, semua pernyataan dengan suara kerasnya tadi jelas telah didengar olehnya, merasa canggung juga tidak enak hati, jadi mana mungkin berani membantah ucapan Evan Shen, Clara Zhou langsung masuk ke dalam kamar dengan mata memerah. Apalagi, dia memang selalu mengharapkan kedatangan Evan Shen, karena dia adalah menantunya Javale Liu, seharusnya tidak akan bermasalah kalau dia yang maju mengatasi masalah ini.

Setelah Clara Zhou pergi, ekspresi wajah Evan Shen menjadi lebih santai, lalu duduk di samping Susan Zheng, menyisir beberapa helai rambut perak Susan Zheng, tatapan mata sang pria terlihat aneh, lalu berkata sambil tersenyum: "Coba katakan padaku ada apa ini?"

Susan Zheng biasanya merupakan seseorang yang sangat tegar, namun saat bertemu dengan putra tertuanya saat ini, dia malah tak kuasa menahan tangisannya. Ketegaran...... hanya selalu diperlihatkan terhadap orang luar.

Evan Shen merangkul bahunya, berkata bagaikan menghibur anak kecil: "Ibu, seingatku, kamu selama ini sangat jarang menangis, tapi mereka bahkan mampu membuatmu menangis, ini sungguh keterlaluan!"

Susan Zheng memang perlu melampiaskan suasana hatinya, masalah yang datang secara mendadak ini hampir menumbangkannya. Jelas-jelas tahu putranya telah difitnah, tapi bukti dan saksi mata malah begitu kuat, makanya dia sulit untuk membantah hal ini. Bagi seorang pengacara, ini merupakan sebuah sindiran yang sangat tajam. Bagi seorang ibu, ini sangat membuatnya putus asa. Apapun kasusnya, pokoknya yang bersangkutan dengan kasus merengut nyawa seseorang, pasti tidak hanya akan dihukum penjara selama beberapa tahun saja.

"Siapa saksinya, aku coba pergi menemuinya."

Setelah mendengar penjabaran keseluruhan proses masalah dari Susan Zheng, Evan Shen mulai memiliki sebuah pemikiran garis besar.

Korban yang meninggal adalah seorang preman, bernama Alex Wu, menghilang pada 4 tahun lalu. Beberapa hari yang lalu ada yang bilang temannya Alex Wu pergi ke kantor polisi menyerahkan diri. Katanya dia dulu telah melihat Ethan Shen membunuh Alex Wu dengan mata kepalanya sendiri, juga menyuruhnya menenggelamkan mayatnya ke sungai, karena sang saksi sendiri pun ikut terlibat, makanya selama ini tidak berani melapor ke polisi. Kemudian, dia telah pergi meninggalkan Kota Jiangdong, tapi hatinya selalu merasa tidak tenang, makanya memutuskan untuk kembali dan menyerahkan diri......

Pihak polisi pun memang berhasil menemukan setumpuk tulang belulang dari tempat yang disebutnya, dan tulang tersebut sudah diidentifikasikan memang merupakan Alex Wu. Tentu saja, kalau masalahnya memang hanya seperti itu, Susan Zheng mana mungkin sepusing ini, lagipula hal ini sudah berlalu cukup lama, pernyataan satu orang sama sekali tidak bisa dijadikan sebagai bukti. Tapi orang yang menyerahkan diri itu bahkan ikut menyerahkan jam tangan Rolex warna emas yang suka dipakai oleh Ethan Shen dulunya, mengatakan bahwa jam tangan ini adalah imbalan tutup mulut dari Ethan Shen untuknya, dan Ethan Shen sendiri pun sudah mengakui bahwa jam tangan itu memang miliknya sendiri, ditambah lagi dengan pengakuan orang lain yang berkaitan dengan masalah pada masa itu, kalau nantinya tidak ada bukti yang bisa membela Ethan Shen, Ethan Shen kemungkinan besar akan mampus.

......

Sebuah mobil gunung polisi berhenti di depan pintu Kantor Polisi Kota Jiangdong.

Evan Shen dan Naomi Li keluar dari dalamnya.

Naomi Li jelas juga telah mengetahui permasalahan Ethan Shen, jadi saat Evan Shen meneleponnya dan menyuruhnya datang, Naomi Li langsung mengerti alasannya dalam sekejap.

Masalah ini sangat-sangat merepotkan, Naomi Li sendiri merasa dirinya tidak akan bisa banyak membantunya. Dia yang merupakan bagian Tim SWAT tentu saja sangat tegas, tapi kasusnya Ethan Shen dipertanggung jawabkan oleh Bareskrim Polri, Tim SWAT sama sekali tidak bisa ikut campur. Namun karena Evan Shen telah meneleponnya untuk datang, Naomi Li memilih melepaskan pekerjaannya dan ikut datang bersamanya, berusaha melakukan apapun yang bisa dia lakukan.

"Evan, apa pemikiranmu sebenarnya......" Naomi Li bertanya karena merasa ragu, Evan Shen ingin menemui orang yang menyatakan Ethan Shen adalah pelakunya itu, Naomi Li masih mampu membantunya dalam hal ini. Tapi apa langkah selanjutnya setelah berhasil menemui orang itu, akibat dari hal ini bukanlah suatu hal yang bisa sang wanita tanggung, Evan Shen pun akan berkorban besar demi hal ini, Naomi Li tidak berharap hasil seperti ini akan terjadi.

"Memangnya apa yang bisa kupikirkan, bantu aku menjaga pintu setelah berhasil menemuinya, aku akan masuk untuk memaksanya mengatakan yang sebenarnya." Evan Shen terlihat seperti sedang bercanda.

"Kamu jangan bertindak sembarangan, ini adalah kantor polisi, kalau nanti sampai kenapa-napa, aku pun takkan mampu membelamu." Naomi Li melototinya sekilas.

Evan Shen tidak membantahnya, memangnya dirinya bakalan bertindak sembarangan? Tentu saja tidak akan. Demi Naomi Li pun dia pasti tidak akan sungguhan membuat onar di kantor polisi, kalau sampai begitu, Naomi Li pasti akan terlibat. Tapi Evan Shen memang berkata jujur, dia memang berharap bisa berbicara berduaan dengan orang saksi itu, dan nantinya, dia pasti memiliki ribuan cara untuk membuat orang itu mengatakan yang sebenarnya.

Pemfitnahan terhadap Ethan Shen bukanlah masalah besar bagi sang pria, tapi Evan Shen samar-samar memiliki sebuah firasat, perkara terkait Ethan Shen ini berkaitan erat dengannya. Kali ini adalah Ethan Shen, tapi bagaimana dengan selanjutnya, apakah akan menargetkan ibunya, Zoey Liu ataupun Javale Liu...... semua ini masih sulit diperkirakan, Evan Shen harus segera menyelesaikan perkara ini. Jadi sebenarnya, membantu Ethan Shen yang merupakan adik laki-lakinya merupakan tujuan kedua, tujuan utamanya adalah dia harus menemukan siapa dalang di balik layar.

Untung saja Naomi Li pun tahu Evan Shen bukanlah orang yang ceroboh, sang wanita tidak lagi menanyakannya meskipun Evan Shen tidak mengatakan apapun. Hubungan antara mereka berdua memang sudah ditakdirkan tidak perlu saling basa-basi ataupun curiga. Kalau Evan Shen memerlukannya, Naomi Li langsung membantunya.

Naomi Li termasuk orang terkenal di kantor polisi, setidaknya tidak ada orang yang tidak mengenalnya, jadi saat melihat dia membawa masuk seorang pria asing, para aparat polisi yang menyaksikan ini spontan mulai berpikiran berlebihan, karena mereka berdua dari awal sampai akhir terus saling berbicara sambil tersenyum di sepanjang perjalanan.

Benar, tersenyum.

Ini merupakan hal yang sangat jarang ditemui, kapan mereka pernah melihat Naomi Li berbicara dengan seorang pria dengan cara mengobrol bagaikan antara teman dekat, bukankah sang wanita biasanya sangat galak dan dingin? Dia sudah meleleh? Sudah pacaran? Pria ini sungguh hebat, tidak disangka bisa disukai Ketua Li, entah bagian mana yang pantas disukainya? Siapa dia? Apa identitasnya?

Orang yang menyapa sangatlah banyak, semuanya bersikap penuh kehati-hatian, tapi tatapan mata setiap orang pasti akan melirik Evan Shen sekilas dengan maksud mendalam.

"Mereka sepertinya sudah salah paham, bagaimana kalau kamu menjelaskannya sebentar, kalau tidak, nantinya pasti akan mempengaruhimu dalam pencarian pacar." Evan Shen berbisik dengan nada bicara tak peduli.

Naomi Li merasa kesal, berkata dengan ekspresi wajah yang sedikit dingin "Apa yang perlu dijelaskan, terserah mereka mau bagaimana memikirkannya, apa hubungannya denganku? Atau jangan-jangan kamulah yang takut, takut pasanganmu itu bakalan tahu gosip tentang kamu adalah priaku."

"Kapan aku menjadi priamu?" Evan Shen dari dulu sudah terbiasa dengan perubahan sikap Naomi Li yang sangat bertolak belakang, tapi tetap merasa lucu setelah mendengar ucapannya ini.

"Kamu bukan pria? Bukan temanku?"

Evan Shen tak kuasa menahan tawa, penjelasan Naomi Li seperti ini memang tidak ada salahnya, dengan kata lain, dirinya benar-benar adalah teman prianya Naomi Li, bisa disingkat menjadi prianya.

Naomi Li juga tertawa, berkata: "Sebenarnya aku sungguh menyesal tidak duluan menaklukkanmu, kalau dipikir-pikir, kita berdua cukup cocok juga, apalagi kita saling mengerti satu sama lain, hubungan kita didasarkan dari perasaan, bahkan jauh lebih cocok dibandingkan kamu dan Zoey yang telah saling menikah. Sayang sekali, Kelalaian kecil telah membuat wanita itu berhasil mengambil kesempatan." Jeda sejenak, Naomi Li merenung sebentar lalu kembali berkata: "Tapi zaman sudah berbeda, kalau tidak cocok, kalian bisa bercerai kapan pun saja, setelah bercerai nanti, ingat untuk duluan mempertimbangkanku......"

"Omong kosong apa kamu, mana ada orang yang berharap temannya bercerai." Evan Shen tertawa sambil memotong perkataannya, dan tepat pada saat ini, mereka berdua sudah tiba di tempat Bareskrim Polri.

"Hmm, kamu tunggu di sini sebentar, cukup aku sendiri yang masuk." Naomi Li melihat Evan Shen dengan tatapan mata yang sedikit aneh sekilas, melihat sang pria tidak ada reaksi apapun, hatinya merasa sedikit kecewa, entah apakah pria ini benar-benar bodoh atau pura-pura bodoh, Evan shen selalu mengabaikan perlakuan spesial darinya. Atau mungkin saja karena mereka berdua terlalu akrab, sampai-sampai membuat Evan Shen tidak pernah berpikir dari segi lain.

Setelah menghela napas, Naomi Li berusaha menekan perasaan yang tiba-tiba bergejolak ini, mengatur ekspresi wajah dan masuk ke kantor Bareskrim Polri, lalu menutup pintu.

Novel Terkait

Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu