Evan's Life As Son-in-law - Bab 28 Istriku, Tidurlah Kalau Kantuk
Mata Evan Shen bersinar, baju yang di pakai wanita ini malah baju tidur.
Setelah menikah selama ini, ini baru pertama kalinya Evan Shen melihat wanita ini memakai baju tidur, meskipun sangat tertutup, tapi...... cukup menggairahkan.
Baju warna putih ditambah dengan bathrobe, lekukan pinggang yang molek terikat simpul kupu-kupu yang indah, terdapat kaki tinggi ramping yang mulus bagaikan keramik di balik bathrobe, putih dan lembut.
Evan Shen selama ini tahu bentuk tubuh wanita ini sangat bagus, tapi tidak pernah menyangka, dia memakai baju tidur selebar ini pun tetap bisa menggairahkan. Terutama karena dia baru saja selesai mandi, sebuah aroma wangi entah merupakan aroma shampo atau sabun mandi terus melayang di udara, sangat menenangkan, wajahnya memancarkan ekspresi yang dingin, kontradiksi antara es dan api membuat orang menggila.
Zoey Liu tidak menyangka mata Evan Shen bakalan menerawangnya seperti ini, darah dalam seketika menjadi kaku, rasa malu terpancar sekejap dari matanya, Zoey Liu sebenarnya datang untuk menginterogasikannya, bukan untuk dirayu Evan Shen.
Ini karena Zoey Liu tidak begitu ngantuk setelah baru selesai mandi, seakan-akan ada ribuan tangan kucing yang terus menggelitik hatinya. Reaksi, kemisteriusan dan perubahan Evan Shen dalam menangani perkara beberapa waktu ini, ditambah lagi dengan berbagai keanehan yang tidak dia sadari, membuat kepalanya terasa panas, tanpa mempedulikan pakaiannya, dia langsung berjalan ke kamarnya Evan Shen dengan cepat. Tentu saja, Zoey Liu yang baru saja datang sudah mulai menyesal, dia biasanya selalu berusaha berpikir bagaimana cara untuk bisa menghindari pertemuan secara berduaan dengan Evan Shen, agar kebuasannya tidak meledak, tapi dirinya malah langsung datang menyerahkan diri, seakan-akan sedang...... menciptakan kesempatan. Mereka berdua adalah sepasang suami istri yang sah, kalaupun benar-benar ditindas oleh Evan Shen, Zoey Liu tetap tidak bisa menyalahkannya.
"Istriku, malam sudah larut, ada urusan mencariku?" Ekspresi wajah dan nada bicara Evan Shen sangat aneh, tapi malah membuat detak jantung Zoey Liu berdebar.
Zoey Liu spontan mundur selangkah, tangan bersandar di rangka pintu, bersiap-siap untuk kabur. Seketika waktu malah sudah lupa apa tujuannya datang, sesaat kemudian, baru Zoey Liu mampu menciptakan auranya dan berusaha berkata dengan galak: "Jangan harap aku bakalan mempercayai segala omong kosong yang kamu katakan di meja makan tadi, aku datang untuk meminta penjelasanmu. Kamu langsung menghilang tanpa ada kabar apapun, meninggalkan setumpuk masalah kepada ayahku dan aku, juga membuat nama baik Alena tercemar, kamu harus menjelaskan semua ini padaku."
Sambil mengatakannya, dia seolah-olah telah kembali mengingat segala tekanan dan kesengsaraan yang dia alami beberapa hari ini, membuat Zoey Liu semakin kesal dan marah, perasaan canggung dan rasa malu tadi telah sepenuhnya dilupakan, lalu berkata dengan tegas.
"Hmm, aku akui kesalahanku, ini memang salahku, kalaupun aku harus pergi ke Shangjing, aku tetap harus duluan mengabarkanmu, dan tidak seharusnya langsung pergi tanpa mengabarimu!"
"Eh!" Zoey Liu sama sekali tidak menyangka Evan Shen bakalan menanggapinya seperti ini, rasanya aura yang diciptakannya dengan susah payah telah tumbang tertiup angin.
"Hanya ini!" Tidak begitu puas, Zoey Liu yang merasa dirinya sedang memegang kendali terus menindasnya.
"Istriku, terserah kamu ingin bagaimana menghukumku. Di luar dingin, bicara di dalam saja!"
Evan Shen menangkap tangan Zoey Liu yang bagaikan giok dengan natural, dari kejauhan terlihat bagaikan terbuat dari salju, tapi malah terasa begitu lembut saat tersentuh oleh tangan, tidak tega mecengkramnya dengan kasar, hanya ingin bersentuhan dengan lembut saja.
Zoey Liu melongo, saat kembali sadar, dia sudah berjalan beberapa langkah akibat ditarik oleh Evan Shen, setelah suara pintu tertutup berbunyi, baru Zoey Liu sadar dan menghentikan langkah kakinya.
"Kamu...... ingin melakukan apa!"
Sang wanita tiba-tiba merasakan firasat buruk, pria ini hanya terlihat tidak berbahaya saat berada di depan orang lain, tapi orang seperti apa dia sebenarnya, apa sifat aslinya? Zoey Liu tidak mengetahuinya dengan jelas. Lalu sang wanita teringat dengan sebuah movie yang dia tonton beberapa hari yang lalu, beginilah cara aktor utama menarik aktris utamanya masuk lalu memaksa melakukan hubungan intim.
"Evan, aku baru ingat, Maya bilang dia nanti akan mengirimkan file yang sudah selesai dibereskan hari ini ke emailku, sekarang harusnya sudah masuk, aku balik untuk lihat dulu!"
"Tidak buru-buru, aku ingin menjelaskannya padamu dengan baik-baik!" Evan Shen merasa tangan mungil yang ada dalam genggamannya sudah mulai berkeringat, lalu berkata dengan tulus.
"Hari ini sudah begitu larut, kita bicarakan besok saja, aku sudah kantuk!"
Zoey Liu berusaha membuat suaranya terdengar natural, tapi tidak menyadari tubuhnya sudah mulai sedikit gemetaran karena merasa tegang, Zoey Liu sendiri tidaklah menyadarinya.
"Hmm, tidur saja di sini kalau kantuk."
"Aku...... Aku!" Zoey Liu menyesal, kenapa dirinya langsung masuk ke kamarnya Evan Shen dengan ceroboh, sekarang malah tidak mampu menemukan alasan yang tepat untuk menolaknya, mereka adalah suami istri. Samar-samar, Zoey Liu tidaklah ingin membuat Evan Shen terlalu merasa kecewa, tapi dia juga tidak ingin memaksakan diri, dia merasa mereka berdua masih belum sampai pada tahap itu.
"Aku tahu kamu sangat lelah, beberapa hari ini sepertinya tidak tidur begitu nyenyak, makanya harus tidur lebih awal." Evan Shen menarik tangan Zoey Liu berjalan ke arah ranjangnya yang selebar 2 meter.
Zoey Liu merasa panik hingga tak bisa berkata, kalau Evan Shen melakukannya dengan paksa, mungkin dirinya masih bisa menghadapinya, tapi cara seperti benar-benar telah membuat Zoey Liu melongo sepenuhnya. Matanya terus menatap ranjang besar yang semakin lama semakin mendekat, Zoey Liu terus tidak ingin melangkahkan kaki lagi: "Ev...... Evan, aku tidur di kamarku sendiri saja. Kamu sendiri pun tahu, kebiasaanku dalam kehidupan sehari-hari sangat ketat, sama sekali tidak bisa tidur kalau di tempat lain."
"Begitu ya, kalau begitu cepat balik ke kamarmu dan tidur, selamat malam!"
Hening, Evan Shen melihat tatapan mata Zoey Liu yang sedang menghindarinya, sudut bibir sang pria spontan terangkat, Zoey Liu yang seperti ini sungguh...... imut. Evan Shen tersenyum, dan tidak tega mengganggunya lagi, lalu mendekat dan memeluk tubuh Zoey Liu yang kaku. Hmm, sangat harum, apalagi cuping telinganya tepat berada di depan mata Evan Shen saat memeluknya, beberapa helaian rambut yang terurai membuatnya benar-benar bergairah.
"Selamat...... Selamat malam!" Senyuman Zoey Liu tampak lebih jelek daripada menangis, dan langsung kabur setelah mengatakannya, tapi saat menarik pintu, dia tiba-tiba menyadari pintunya sudah terkunci entah sejak kapan.
Lagi-lagi terlihat panik, Zoey Liu bersumpah lain kali tidak akan berduaan dengan Evan Shen lagi, langsung kabur ke kamarnya sendiri, Zoey Liu spontan meletakkan tangannya ke dada, jantungnya berdebar kencang.
Merasa tegang juga malu, merasa canggung tapi spontan tak bisa menahan senyumannya.
Orang ini benar-benar mematikan, bahkan begitu jahat sampai tahap seperti ini, dan begitu terus terang.
Evan Shen awalnya ingin tertawa saat melihat Zoey Liu kabur, tapi malah merasa kesal setelah tertawa. Status suami sulit disandang, setelah menikah selama beberapa bulan ini, dia malah tidak pernah menyentuh wanita sekali pun, sekarang dia telah dibuat bergairah oleh Zoey Liu, seketika perasaan ini mengalir deras bagaikan banjir.
Malam ini...... sudah ditakdirkan tidak akan bisa tertidur.
Keesokan harinya, Zoey Liu masih tetap tidak nyaman saat berhadapan dengan Evan Shen ketika gosok gigi, tapi dia memiliki sebuah hati yang pemberani, tidak bersembunyi, dan menyapa Evan Shen seperti biasanya: "Pagi!"
"Pagi!"
Evan Shen merenggangkan pinggangnya, menggosok-gosok mata.
"Kamu semalam tidak tidur nyenyak, kenapa kurang bersemangat?" Zoey Liu spontan menanyakannya, tapi langsung menyesal saat baru menanyakannya.
"Hmm, di siang hari ada hal yang dipusingkan, di malam hari pun ada hal yang dimimpikan. Semalam telah bermimpi indah, setelah mimpinya selesai, hari telah terang! Setelah berurusan sepanjang malam, tidur pun jadi berkurang."
Kali ini, Zoey Liu tidak menanyakan Evan Shen apa yang dia mimpikan, hanya ingin memberikan sebuah tendangan pada ekspresi merenung yang terlihat cabul di wajah Evan Shen itu, orang ini semakin lama semakin keterlaluan, ucapan apapun berani dia katakan.
Semalam dia telah pergi ke kamarnya, dan mengalami hal yang sedikit tak menyenangkan, lalu sekarang dia malah mengatakan telah bermimpi, bermimpi apa? Zoey Liu bisa memikirkannya namun tak boleh menanyakannya.
"Lanjutkanlah mimpi musim semi indahmu!"
Suara aliran air terdengar, Zoey Liu langsung pergi setelah selesai menggosok gigi, tanpa memalingkan kepala sesaat pun.
Memikirkannya saja terasa mengesalkan, jelas-jelas dia semalam ingin pergi menginterogasikannya, tapi malah dirinya yang jadi tak karuan, ini sungguh tak masuk akal, semua ini gara-gara Evan Shen yang tak tahu malu itu. Meskipun Zoey Liu masih ingin menanyakan masalah semalam, tapi Zoey Liu tahu, kalau orang ini tidak ingin mengatakannya dengan jelas, dia pasti masih memiliki cara lain untuk mengelak dan menindasnya.
Suasana saat makan sarapan terasa ramai, ada perbincangan dan candaan, jarang-jarang bisa harmonis.
Selain Alena Liu dan Zoey Liu yang terlihat tidak berhubungan baik dengan Evan Shen, Brady Liu secara terang-terangan menyatakan rasa tertariknya terhadap Evan Shen, terus menanyakan Evan Shen hal seputar pekerjaan tanpa henti, sebenarnya bukan hanya dia, Javale Liu, Zoey Liu dan Alena Liu pun tertarik terhadap hal ini, makanya sekalian mendengar bagaimana cerita Evan Shen.
Ini bukanlah termasuk sebuah rahasia, Evan Shen menjelaskan kondisi pekerjaannya untuk saat ini dengan santai. Tapi tentu saja, hal tentang tugasnya dalam Tim Antiterorisme tidaklah berani dia katakan.
Saat Brady Liu mendengar Evan Shen sedang melatih bodyguard, dia spontan bercanda: "Kakak Ipar, kamu ingin merampas bisnis dari Yuandong?"
"Tidak terbilang begitu, di Jiangdong, perusahaan bodyguard bukan hanya Yuandong, apalagi bodyguard yang kulatih hanya memberikan jasa terhadap beberapa pelanggan biasa, tidak berselisih dengan Yuandong."
"Biasa? Kemampuanmu begitu bagus, mana mungkin kamu tertarik dengan bodyguard biasa!" Zoey Liu mengambil kesempatan untuk menyindirnya, kekesalannya terhadap Evan Shen dalam beberapa hari ini sudah memuncak, jelas-jelas dia begitu hebat, setidaknya orang seperti dia ini pasti termasuk orang berbakat yang sesungguhnya di Yuandong. Sayang sekali dia bersikeras tidak ingin masuk ke Yuandong, dan selalu mementingkan pekerjaannya yang tidak begitu menghasilkan uang itu, bahkan sampai merugikannya.
"Oh ya Evan, berapa banyak bodyguard yang sedang kamu latih sekarang?" Javale Liu menanyakan.
"Hampir sebanyak 50, aku sudah lama tidak pergi ke markas, semuanya dipertanggung jawabkan oleh seorang temanku, aku tidak begitu tahu jelas dengan situasi detailnya."
"50 orang tidak terlalu banyak, kelihatannya cukup santai saat melatih mereka?"
"Hmm, menerapkan proses mekanis, setelah memasuki pelatihan serius, Instruktur boleh tidur siang-siangan setiap hari kecuali saat tugas di luar ruangan."
"Begitu santai!" Javale Liu merenung.
Evan Shen merasa aneh secara insting, langsung makan cepat-cepat dan terlihat hendak kabur, tapi Javale Liu malah menghentikannya.
"Evan, jangan buru-buru pergi bekerja dulu, ada suatu hal yang ingin kubahas denganmu sebentar."
"Kukatakan dulu, belakangan ini sedikit sibuk, tidak ada waktu untuk pergi ke Yuandong membantumu melatih bodyguard!" Evan Shen merasa dia sudah tidak mampu menghindar, makanya langsung duluan menyatakan maksudnya.
"Kamu jelas-jelas terlihat jauh lebih banyak waktu luang dibandingkan orang lain, tapi selalu bilang sangat sibuk. Jangan khawatir, aku bukanlah orang yang tak masuk akal, kalau tidak suka masuk ke Yuandong, aku pasti tidak akan memaksamu. Hanya saja kamu sendiri pun tahu masalah tentang Mason, dia belakangan ini sudah tidak berani pergi ke perusahaan lagi, meskipun para bodyguard First Division tidak mengatakannya, tapi mereka pasti membenciku dalam hati, aku khawatir mereka akan menghancurkan nama baik Yuandong kalau kembali menyuruh mereka menjalankan tugas di luar sana. Tapi malah tidak bisa memecat mereka karena tidak ada alasan yang tepat, makanya aku ingin menyerahkan semua orang ini masuk ke tempat kerjamu, boleh tidak membantuku melatih mereka dulu, setelah mereka telah menjadi penurut, baru kamu kembalikan padaku lagi."
Evan Shen awalnya ingin menolak, dia sudah tidak tahan terhadap orang-orang First Division, saat berpikir mereka bakalan latihan bersama dengan bodyguardnya sendiri, dia merasa pusing. Tapi ucapan penolakan pun tak mampu dia lontarkan, ayah mertuanya telah menyatakan suaranya, bagaimana pun juga, Evan Shen tetap harus menjaga gengsinya. Terakhir, dia berkata dengan tak berdaya: "Berapa banyak?"
"Tidak banyak, hanya 300, bantu aku latih selama 2 bulan, aku akan membayarmu dengan hitungan per orang, bukankah kamu membuka bisnis untuk mendapatkan uang, kamu bersedia menerima permintaan orang lain, tapi memangnya tidak bersedia menerima punyaku."
Evan Shen masih bisa berkata apa?
Brady Liu juga berkata: "Kakak ipar, aku belakangan ini pun sangat luang, bukankah tempat kerjamu sedang kekurangan orang, aku akan membantumu."
"Kamu? Membantuku?" Evan Shen spontan bicara dengan nada curiga, membuat Brady Liu merasa canggung.
"Kenapa tidak boleh membantumu? Ayah pun sudah setuju atas hal ini, aku hari ini ingin pergi ke tempat kerjamu bersamamu."
"Biarkanlah dia ikut, bocah ini selalu tidak bisa berdiam diri, aku merasa tenang kalau dia bersamamu, bantu aku mengajarinya dengan baik-baik." Javale Liu berkata.
Evan Shen tak berdaya, mengaturnya? Sebelumnya dia sempat tak tertahankan menghajarnya sekali, lalu mereka sekeluarga langsung bermuka masam terhadapnya, terutama Javale Liu, meskipun dia tidak mengatakannya keluar, tapi pasti sangat merasa sedih, jadi mana mungkin Evan Shen masih berani mengajarinya. Apalagi, kalau membawa orang seperti ini ke tempat kerjanya, bukankah dia bakalan membuat tempat kerjanya jadi kacau balau, Evan Shen sangat mengerti terhadap kemampuan Brady Liu dalam membuat kekacauan. Brady Liu memiliki beberapa keunggulan, pamer kekayaan, sok keren, senang balapan, sok hebat, arogan dan suka menggoda wanita. Evan Shen berani menjamin, kalau dia ikut, Evan Shen bukan hanya tidak bisa bekerja dengan tenang, rekan kerjanya pun pasti bakalan mendapatkan pengaruh yang besar.
Novel Terkait
Thick Wallet
TessaThe Great Guy
Vivi HuangIstri Yang Sombong
JessicaAku bukan menantu sampah
Stiw boyJalan Kembali Hidupku
Devan HardiMore Than Words
HannyMenunggumu Kembali
NovanEvan's Life As Son-in-law×
- Bab 1 Istri yang Baik
- Bab 2 Gelas Besar Dan Kecil
- Bab 3 Kesalahan yang Tak Terduga
- Bab 4 Masalah Besar di Bar Streets
- Bab 5 Rubah Betina
- Bab 6 4 Wanita Dalam Sebuah Drama (1)
- Bab 6 4 Wanita Dalam Sebuah Drama (2)
- Bab 7 Misi Kelas S
- Bab 8 Basement 2
- Bab 9 Memukul Adik Ipar
- Bab 10 Hubungan Ibu Mertua Dengan Menantu
- Bab 11 A, B, C, D
- Bab 12 Sebuah Kartu Bank
- Bab 13 Kemampuan Akting Alena Liu
- Bab 14 Jabatan Tangan Yang Sangat Lama
- Bab 15 Menantu Yuandong's Corp.
- Bab 16 Dunia Sangat Luas, Namun Dia Bertemu Dengannya Di Sini
- Bab 17 Di Depan Ada Lubang Jebakan, Apakah Kamu Akan Melompat Masuk
- Bab 18 Maaf, Aku Tidak Melihatmu Tadi
- Bab 19 Ketajaman
- Bab 20 Cara Bertarung Para Preman
- Bab 21 Hati Sedingin Besi
- Bab 22 Singa dan Tikus
- Bab 23 Foto-foto
- Bab 24 Aturan
- Bab 25 Saling Memutar Balikan Fakta
- Bab 26 Pak Pak Pak Pak Pak
- Bab 27 Kekuatan Jari Tangan Indah yang Kuat Tiada Tara
- Bab 28 Istriku, Tidurlah Kalau Kantuk
- Bab 29 The Wrong Couples
- Bab 30 Golden Jade Tower
- Bab 31 Darius Shi
- Bab 32 Apa Ini Penculikan (1)
- Bab 32 Apa Ini Penculikan (2)
- Bab 33 Tembak Aku
- Bab 34 Pertimbangkan Aku Setelah Bercerai
- Bab 35 Lelaki Sejati dan Istri Penurut
- Bab 36 Sniper
- Bab 37 Perasaan Dalam Ciuman Itu