Evan's Life As Son-in-law - Bab 25 Saling Memutar Balikan Fakta
Mungkin kharisma Javale Liu masih tetap ada, mereka semua saling bertatap-tatapan, dalam seketika sudah tak berani berkata lagi, ada beberapa anggota keluarga bodyguard yang bahkan mulai melihat ke arah Mason Sun.
Javale Liu tentu saja telah menyadari keganjilan ini, merasa marah juga putus asa.
Javale Liu selama ini terlihat tidak begitu peduli terhadap apapun, tapi seorang superior yang mampu membuat Yuandong berkembang dari bisnis kecil hingga tahap sekarang dengan mengandalkan kemampuan dirinya seorang diri, mana mungkin tidak menyadari hal-hal ini. Saat Javale Liu muncul, semua keluarga para bodyguard langsung melihat Mason Sun baik secara sengaja atau tidak, dengan jelas menyatakan perasaan mereka yang merasa resah, juga telah menyatakan Mason Sun adalah provokatornya.
Mason oh Mason, memangnya aku Javale Liu tidak memperlakukanmu dengan baik, kamu biasanya selalu bersikap arogan, bahkan merendahkan Zoey, aku hanya selalu menutup sebelah mata terhadap semua ini. Tapi kenapa malah tega melakukan hal yang bisa mencemarkan nama baik Yuandong? Juga kenapa malah menyulitkan Evan?
Melihat Mason Sun yang memancarkan senyuman dingin dan mengabaikan situasi di sini yang kian memanas. Javale Liu akhirnya mengerti pemuda yang dulunya dia senangi ini sudah berubah sepenuhnya, dia bukan bagian dari Yuandong lagi. Pria sejati yang senantiasa berjuang melewati rintangan dengan pemberani sudah berubah menjadi orang asing yang tak dikenali Javale Liu.
Beberapa hari yang lalu, Javale Liu sudah menyadari Mason Sun sepertinya berkaitan erat dengan masalah di mana para keluarga bodyguard datang membuat onar, dan hari ini dia benar-benar telah merasa yakin.
Ekspresi wajahnya semakin lama semakin dingin, tatapan mata pun semakin lama semakin datar, terakhir saat menatap Mason Sun, dia berkata dengan tenang: "Mason, bantu bubarkan semua orang ini sebentar."
Javale Liu bukanlah orang yang kejam, dia masih ingin memberikan satu kesempatan bagi Mason Sun. Tidak peduli metode apa yang dia gunakan, asalkan Mason Sun bisa membuat mereka pergi, dia akan melewatkan masalah ini dengan lapang dada.
Mason Sun tidak menyangka Javale Liu tiba-tiba akan memerintahkannya, makanya merasa sedikit kacau, sesaat kemudian, ekspresi wajah berangsur mulai tenang.
Orang yang lebih tua memang lebih banyak makan asam garam, sepertinya, hal tentang dirinya berkomplotan dengan para keluarga bodyguard ini sudah disadari olehnya. Muncul berbagai macam pikiran dalam hatinya, terakhir, dia malah pura-pura tidak mengerti apa maksud dari Javale Liu, dan berkata dengan serius: "Dirut, mereka semua adalah anggota keluarga dari para bodyguard First Division, putra mereka, suami mereka, ataupun kerabat mereka telah terluka di First Division, Yuandong, aku tidak tega mengusir mereka."
Masalah telah mencapai tahap ini, sudah tidak bisa ditarik kembali, kalau memang harus ada salah satu pihak yang mengalah, tentu seharusnya bukan dia, Mason Sun.
Mason Sun mengatakannya dengan berlagak serius, para keluarga pegawai ikut mendukungnya, dan ekspresi wajah menjadi lebih kesal. Alasan mereka memang kurang kuat, namun keluarga mereka jelas telah dilukai Evan Shen, saat ini, ucapan Mason Sun telah memancing dukungan mereka. Tapi sebenarnya, bukan hanya keluarga bodyguard saja, bahkan pegawai Yuandong lainnya yang datang berkerumun dan orang di jalanan merasa ucapan Mason Sun telah menyentuh perasaan mereka, meskipun sedikit kurang sopan terhadap Javale Liu, tapi kemunculan masalah pasti ada sebab akibatnya, Mason Sun hanya ingin mencari keadilan bagi pegawai divisinya. Dengan seorang tokoh yang seperti ini, pantas saja semua pegawai First Division selalu menghormatinya bagaikan dewa, Mason Sun memperlakukan orang yang dengan tulus, siapa juga yang tidak menginginkan seorang pemimpin yang bersedia membela bawahan?
Pengaruh yang diakibatkan oleh ucapan ini tidak hanya segitu, para bodyguard First Division saat ini mulai menjadi gaduh, melihat Mason Sun dengan mata berkobar-kobar, bahkan ada orang yang berteriak menyuruh Evan Shen keluar.
Javale Liu merasa sangat kesal, detakan jantungnya sudah bertambah cepat.
Gambaran di depan mata terasa sedikit tidak nyata, semuanya merupakan pegawai yang dia perlakukan dengan setulus hati, sorakan aksi protes mereka saat ini membuat Javale Liu yang sedang sangat antusias sulit menerima keadaan ini.
Zoey Liu kerap ingin turun dari mobil, tapi selalu berusaha menahan diri, giginya sudah menggigit bibir sampai terluka. Ayahnya telah menjadi pahlawan sepanjang hidupnya ini, mengorbankan seluruh kehidupannya selama ini demi Yuandong, tapi keadaan sekarang malah terlihat bagaikan sedang menempatkannya di atas tempat panggangan, pelecehan seperti ini sangat sulit diterima bagi sang ayah.
Evan Shen, semua ini gara-gara Evan Shen.
Benci, ini adalah pertama kalinya Zoey Liu memiliki perasaan benci terhadap Evan Shen, kenapa beberapa hari ini dia terus bersembunyi saat Yuandong sedang menghadapi hujan badai, membencinya karena dia masih saja tidak muncul pada saat-saat seperti sekarang ini, hingga membuat ayahnya merasa tak berdaya. Rasa kebencian ini tidak berdasarkan alasan kuat, tapi malah begitu pekat.
Javale Liu sudah kehilangan kharismanya seperti saat baru datang tadi, matanya menerawang ke seluruh pegawai First Division, ada yang menundukkan kepala menghindari tatapannya, ada yang berusaha tegar menghadapi tatapannya, ada juga yang memancarkan kekesalan dan kebencian terhadapnya.
Tak bisa menahan tawanya, Javale Liu tiba-tiba malas berurusan dengan semua orang ini, sepasang matanya tidak memancarkan sinar apapun, merasa sangat kecewa terhadap semua orang.
"Dasar orang-orang tak tahu balas budi, semuanya diam!"
Tepat pada saat ini, sebuah suara bentakan bagaikan suara petir tiba-tiba meledak di telinga mereka.
Tanpa perlu melihat pun langsung bisa tahu siapa pemilik suara ini, Kepala Istruktur Sixth Division Bodyguard, Chris Fan.
Tubuhnya tinggi semampai, hampir mencapai 2 meter, juga begitu kekar bagaikan dark tower, kulitnya hitam kemerahan, tapi tidak terlihat gemuk. kalau diperbandingkan, Daniel Zhao saja tidak kekekar dia.
"Dasar sekumpulan bajingan, hati nurani kalian sudah dimakan anjing ya, siapa yang memberikan kalian hak untuk boleh mewakili semua pegawai Yuandong menyatakan kritikan. Lihatlah perilaku kalian sendiri, makan di Yuandong, dapat barang dari Yuandong, tinggal di Yuandong, tanpa Yuandong, kalian para bajingan ini mana tahu harus mengemis makanan di mana. Kalian berani menanyakan hati nurani kalian sendiri tidak, gaji yang kalian dapatkan jauh lebih tinggi dibandingkan rekan kerja lainnya kan? Tugas kalian lebih sedikit daripada rekan lainnya kan? Bonus yang kalian dapatkan jauh lebih baik dibandingkan rekan lainnya kan? Dan perusahaan bodyguard mana yang makanan kantinnya lebih baik dari Yuandong?!"
Suara Chris Fan sangat keras, dalam sekejab sudah mampu menekan suara mereka.
Dia biasanya memang emosian, tapi sifatnya sangat ramah tamah dan terus terang, memiliki banyak relasi dalam perusahaan, saat ini dia tiba-tiba maju dan menyuarakan pernyataan ini, spontan membuat semua orang mulai terdiam.
Benar, apa yang dikatakan Chris Fan memang kenyataan, sama sekali tidak dilebih-lebihkan. Meskipun tahu ucapan Chris Fan ini sedang mengkritik First Division, tapi para pegawai yang tadinya sempat diam-diam merasa kesal terhadap Javale Liu akibat pengaruh ucapan Mason Sun berubah menjadi merasa bersalah.
Ekspresi wajah Mason Sun menjadi dingin, dia tak menyangka situasi yang telah dipersiapkan dengan susah payah malah hancur gara-gara dua tiga patah kata dari si pria kasar ini.
Chris Fan tidak bersedia berhenti begitu saja, dalam seketika, di tempat yang hening mulai penuh dengan gemaan suaranya: "Mason, orang lain menganggapmu sebagai manusia, pahlawan. Tapi dalam hatiku, kamu hanyalah orang licik yang membalas air susu dengan air tuba dan tak tahu diri, tanpa bimbingan Dirut, kamu bukanlah siapa-siapa. Kalau Dirut tidak mengutus bala bantuan dalam misi perlindungan pada beberapa tahun lalu, jangan harap kamu bisa kembali ke Yuandong menjadi pahlawan, ditambah lagi ada banyak bodyguard yang jadi sangat mengagumimu. Tapi inikah caramu membalas budi Dirut, yaitu dengan menyuruh keluarga dari para bawahanmu datang mencari masalah di Yuandong? Kamu tidak malu, tahu bagaimana cara penulisan kata "malu" tidak? Aku yang tak begitu berpendidikan saja tahu ini harus dieja huruf per huruf."
Semua pegawai tertegun, tidak pernah menyangka Mason Sun yang dulunya berdiri di depan pintu Yuandong dengan penuh bersimbah darah memiliki rahasia seperti ini.
"Chris Fan, katakan saja langsung kalau kamu iri dengan Instruktur kami, jangan menuduh Instruktur kami dengan sembarangan. Siapa yang tidak tahu kamu yang dari Sixth Division selalu kalah dari bos kami baik dari segi kinerja maupun kualitas kemampuan sebagai bodyguard, kamu jelas-jelas sedang merasa iri!"
"Tanpa bukti, jangan tuduh orang sembarangan! Atas dasar apa kamu mengatakan mereka semua datang atas perintah Instruktur kami."
"Benar, enyahlah, kamu tidak berhak bicara di sini, dasar di orang kalah."
"......"
Raut wajah Mason Sun sudah sangat buruk, tidak hanya karena persekongkolannya dengan keluarga bodyguard yang terluka telah dikuak oleh Chris Fan, juga karena Chris Fan mengungkit hal tentang misi yang paling membanggakan baginya selama dia menjadi bodyguard, dia selalu merasa yakin bahwa misi itu berhasil diselesaikan berkat dia seorang, meskipun Javale Liu memang telah sedikit membantu, tapi tidak terlalu berkaitan erat, tidak disangka Chris Fan sekarang malah mengungkit hal ini, jauh lebih tidak tahu malu darinya. Mason Sun ada niat untuk membantah, tapi tidak mampu mengutarakannya, semua yang Chris Fan bilang memang kenyataan, hanya saja tidak sepenuhnya benar, dirinya telah terlalu meremehkan pria kasar ini.
Javale Liu sekarang malah mengangkat tangan menghentikan topik ini, menepuk Chris Fan agar dia tidak bicara lagi. Lalu melihat Mason Sun sambil berkata: "Yang berlalu sudah berlalu, kita hari ini tidak perlu membahas hal lainnya. Aku hanya ingin menanyakan apa yang sebenarnya ingin kamu lakukan hari ini."
Mason Sun pura-pura tenang dan berkata: "Apa maksud dari Dirut, memangnya aku bisa apa, seharusnya kamu menanyakan hal ini terhadap keluarga para pegawai yang terluka."
"Kalau begitu, apa yang ingin kalian lakukan? Katakan." Javale Liu membalikkan badan, tidak lagi melihat tatapan mata Mason Sun yang sedikit menghindar, dan melihat ke arah keluarga bodyguard yang datang membuat keributan.
"Dirut, kami tidak menginginkan uang, hanya ingin agar Evan bisa memberikan sebuah keadilan. Evan adalah menantumu, kamu tentu saja akan memihaknya, kami tidak berani memintamu menghukumnya dengan berlebihan, mana dia? Suruh dia keluar! Bicarakan secara hadap-hadapan!"
"Benar, Bicarakan secara hadap-hadapan. Dia terlalu kejam, setinggi apa pun identitasnya, dia tetap tidak boleh menindas orang lain seperti ini."
......
Saat melihat sekelompok orang yang tak mengerti situasi sebenarnya akibat suatu faktor di depan matanya ini, Javale Liu sudah tidak ada niat untuk berdebat lagi, dia mengeluarkan ponsel, hendak melapor polisi.
Ini merupakan metode penyelesaian yang paling tidak ingin dia ambil, tapi sekarang telah menjadi satu-satunya cara yang tersisa. Bagaimana dengan nama baiknya? Masalah telah sampai pada tahap ini, jadi masih bisa bagaimana lagi.
"Kalian mencariku? Ada urusan?"
Tepat pada saat ini, seorang pemuda keluar dari kerumunan orang, berjalan dengan santai ke arah Javale Liu, Mason Sun dan yang lainnya.
Sang pria sepertinya terlihat sangat kaget, sepasang mata yang jernih memancarkan kebingungan, tidak mengerti untuk apa mereka semua mencarinya. Keadaan ini bagaikan ada orang yang memanggil namanya setelah baru selesai lari pagi dan hendak pulang ke rumah untuk makan sarapan, dan dia balik bertanya dengan begitu santai.
Kerumunan orang langsung hening karena kedatangannya.
Evan Shen, siapa lagi dia kalau bukan Evan Shen.
Situasi perdebatan yang bisa meledak kapan pun saja tadi itu menjadi terasa bagaikan adegan drama karena kedatangan sang pria, tepat saat keluarga para bodyguard yang terluka baru saja terus memaksa Evan Shen keluar memberikan penjelasan, sedetik kemudian Evan Shen langsung keluar begitu saja, tidak merasa tegang ataupun merasa bersalah, hanya merasa bingung, seakan-akan dia sungguh tidak tahu kenapa mereka ingin mencarinya?
Tangisan Zoey Liu yang terus ditahan dari tadi sudah mulai tak terkendalikan, dia melihat sosok tubuh yang muncul secara mendadak dari kejauhan, hatinya merasa tenang entah karena alasan apa, seakan-akan asalkan sang pria muncul, situasi apapun selalu bisa berada dalam kendali tangannya, langit runtuh pun tidak akan membuat rasa percaya dirinya yang tersembunyi dalam lubuk hati berkurang sedikit pun.
Sambil memukul setir mobil, Zoey Liu sambil memaki dengan suara kecil, tapi malah dengan wajah tersenyum.
Dia sendiri pun tidak tahu kenapa tersenyum, sepertinya karena merasa Evan Shen bukanlah sosok yang orang lain kira sebagai seseorang yang bernyali kecil dan pengecut, seakan-akan kemunculan Evan Shen merupakan titik cerah terhadap situasi yang menegang ini, juga karena Zoey Liu tidak lagi perlu mempertimbangkan hal terkait perceraian setelah kemunculannya.
Novel Terkait
My Lady Boss
GeorgeRahasia Istriku
MahardikaPrecious Moment
Louise LeeEternal Love
Regina WangDoctor Stranger
Kevin WongIstri kontrakku
RasudinInnocent Kid
FellaMeet By Chance
Lena TanEvan's Life As Son-in-law×
- Bab 1 Istri yang Baik
- Bab 2 Gelas Besar Dan Kecil
- Bab 3 Kesalahan yang Tak Terduga
- Bab 4 Masalah Besar di Bar Streets
- Bab 5 Rubah Betina
- Bab 6 4 Wanita Dalam Sebuah Drama (1)
- Bab 6 4 Wanita Dalam Sebuah Drama (2)
- Bab 7 Misi Kelas S
- Bab 8 Basement 2
- Bab 9 Memukul Adik Ipar
- Bab 10 Hubungan Ibu Mertua Dengan Menantu
- Bab 11 A, B, C, D
- Bab 12 Sebuah Kartu Bank
- Bab 13 Kemampuan Akting Alena Liu
- Bab 14 Jabatan Tangan Yang Sangat Lama
- Bab 15 Menantu Yuandong's Corp.
- Bab 16 Dunia Sangat Luas, Namun Dia Bertemu Dengannya Di Sini
- Bab 17 Di Depan Ada Lubang Jebakan, Apakah Kamu Akan Melompat Masuk
- Bab 18 Maaf, Aku Tidak Melihatmu Tadi
- Bab 19 Ketajaman
- Bab 20 Cara Bertarung Para Preman
- Bab 21 Hati Sedingin Besi
- Bab 22 Singa dan Tikus
- Bab 23 Foto-foto
- Bab 24 Aturan
- Bab 25 Saling Memutar Balikan Fakta
- Bab 26 Pak Pak Pak Pak Pak
- Bab 27 Kekuatan Jari Tangan Indah yang Kuat Tiada Tara
- Bab 28 Istriku, Tidurlah Kalau Kantuk
- Bab 29 The Wrong Couples
- Bab 30 Golden Jade Tower
- Bab 31 Darius Shi
- Bab 32 Apa Ini Penculikan (1)
- Bab 32 Apa Ini Penculikan (2)
- Bab 33 Tembak Aku
- Bab 34 Pertimbangkan Aku Setelah Bercerai
- Bab 35 Lelaki Sejati dan Istri Penurut
- Bab 36 Sniper
- Bab 37 Perasaan Dalam Ciuman Itu