Evan's Life As Son-in-law - Bab 21 Hati Sedingin Besi
Benar-benar akan merengut nyawa?
Benar.
Kondisi ini bukan hanya telah disadari oleh Nolan Li dan kawanannya, bahkan Zoey Liu pun sudah menyadarinya, lalu bagaimana dengan Evan Shen? Memangnya dia yang keluar dari tumpukan mayat tidak akan tidak menyadarinya? Tentu saja tidak, dia mengerti jauh lebih jelas daripada orang lainnya, juga tentang apa yang akan dialaminya akibat sedikit kelalaiannya.
Dia adalah Evan Shen, bukan seorang dewa, juga bukan petarung hebat yang mampu menembus gunung menyerang sapi seperti dalam legenda, 50 orang lebih bodyguard yang telah terlatih membentuk lingkaran mengelilinginya, Evan Shen juga merasa tertekan.
Tapi tekanan hanyalah sekedar tekanan, ini tidak akan mungkin menjadi rasa takut baginya, sebenarnya, bukan hanya tidak akan membuat Evan Shen tidak merasa takut, sebaliknya, hati Evan Shen telah sepenuhnya kembali ke titik nol derajat.
Dia selalu merasa dirinya telah mampu mengendalikan perasaannya dengan sangat-sangat baik, tidak akan ada lagi hal di pusat kota yang bisa membuat hatinya dingin sampai tahap tak terkendali, tapi di tempat ini, sekumpulan bodyguard telah berhasil melakukannya.
Gabriel Bai, kawan yang dulunya sangat akrab dengannya, saat berada di Zhongdong, belasan tentara bayaran mengelilinginya. Mereka memiliki pistol, tapi malah tidak pernah digunakan, melainkan mengandalkan sepasang tangan yang kosong, berjalan selangkah demi selangkah ke arah Gabriel Bai. Evan Shen ingin pergi menyelamatkannya, tapi mulutnya malah dibungkam oleh teman seperjuangannya dengan paksa dan dibuat pingsan, saat dirinya terbangun, teman seperjuangannya sudah menemukan mayatnya Gabriel Bai. Penuh bersimbah darah, sama sekali tidak sama dengan Gabriel Bai yang sebelumnya, perlu diketahui, dia jelas-jelas jauh lebih tampan dibandingkan James Zhao, tapi kenapa malah terasa begitu asing setelah baru saja berpisah seharian, tidak terdapat kemiripan apapun dengan penampilannya yang semula.
Beberapa tahun kemudian, Evan Shen terus terjerumus dalam mimpi buruk ini dan sulit terbangun. Setelah menjadi veteran (bekas prajurit), dan dekat dengan adik perempuannya Gabriel Bai, Layla Bai, baru mimpi buruknya mulai sirna sedikit demi sedikit. Tapi hari ini, dia seakan-akan telah kembali lagi dalam mimpi buruk ini, semua langkah kaki ini, semua orang ini, semua ekspresi wajah mereka sangat mirip dengan yang ada dalam mimpi buruknya......
"Krak" Suara retakan berbunyi dalam lautan pikirannya, seakan-akan ada sesuatu yang retak, bagaikan air banjir yang mengalir deras tak terkendali, mulai memenuhi otak Evan Shen dengan cepat.
Sepasang matanya telah dipenuhi dengan urat nadi merah secara tanpa sadar, lapisan air di matanya terlihat merah membara akibat pantulan warna urat nadi merah.
Dia tidak mampu merasakan rasa putus asa yang dihadapi Gabriel Bai saat itu untuk selamanya, yang hanya bisa dirasakan adalah kekejaman dan kemarahan. Kalau bukan karena dirinya dulu berinisiatif menerima misi menjadi mata-mata yang penuh dengan resiko, Gabriel Bai tidak akan bersikeras ikut menjadi mata-mata bersamanya. Kalau dirinya bisa lebih pintar sedikit, dan mampu menyadari pergerakan aneh dari pihak musuh, Gabriel Bai tidak akan mungkin tidak memiliki kesempatan untuk kabur. Kalau dirinya bukanlah seorang ketua, yang duluan ditolong oleh teman seperjuangannya pasti bukanlah dia, melainkan Gabriel Bai. Kalau...... sama sekali tidak ada kalau, Gabriel Bai sudah mati. Meskipun dirinya kemudian berhasil memusnahkan parasit raksasa yang menjerat kawasan dunia dengan tangannya sendiri, Gabriel Bai tetap tidak akan hidup kembali.
Tidak ada seorang pun yang menyadari keganjilan dari Evan Shen, kalaupun ada yang menyadarinya, mereka hanya akan menganggap Evan Shen sedang merasa ketakutan, karena sepasang tangan dan sekujur tubuhnya sedang gemetaran, wajahnya sangat pucat, yang terpenting adalah dia menundukkan kepalanya.
Musuh merasa takut aku merasa lebih kuat, musuh kalah aku menang.
Sebagai seorang bodyguard yang lulus standar, mana mungkin tidak mengetahui hal-hal seperti ini, makanya bodyguard yang berjalan paling depan mulai menyerang, kemudian orang lainnya juga ikut menyerbu, ada beberapa orang yang bahkan melakukan penyerangan ke arah bagian vital Evan Shen.
Evan Shen mengangkat kepalanya, bodyguard yang duluan menyerang memandang sepasang mata Evan Shen secara tanpa sadar, seketika, dia spontan merasa merinding. Dia selalu tidak percaya tentang bisa mengetahui suasana hati seseorang dari tatapan mata, tapi hari ini, dia telah melihatnya dengan mata kepala sendiri, juga menyesal telah melihatnya. Sang pria dengan jelas mampu melihat aura kekejaman, kekasaran, pembantaian, dan amukan dari sepasang matanya Evan Shen...... tangannya sudah menyerang, dan akan segera tiba di lehernya Evan Shen, tapi sang bodyguard telah merasa gentar, kalau bukan karena nasi telah menjadi bubur, tonjokannya ini pasti akan ditarik balik.
Sayangnya, meskipun otaknya sangat cepat dalam berpikir, namun pergerakan Evan Shen sepertinya jauh lebih cepat, sedetik kemudian, dia mendengar suara retakan yang sangat familier dari lengannya sendiri. Sepasang matanya melotot lebar-lebar, menjerit histeris, mundur dengan cepat, tangan kanannya sekarang sudah turun dengan letoi, tulang putih keluar.
Bodyguard yang lainnya merasa kaget, marah dan ketakutan, ada yang mundur, juga ada yang maju. Belasan orang menyerbu bersama-sama ke arah Evan Shen.
Evan Shen terlahir dengan naluri yang mengerikan untuk menghindari bahaya, dia membiarkan serangan lainnya tertuju padanya, hanya akan menangkap serangan tonjokan atau tendangan yang menargetkan titik vitalnya, lalu memutarnya, tanpa menggunakan banyak tenaga, dua suara jeritan histeris kembali terdengar, nasibnya sama persis.
Kacau, sudah sepenuhnya menjadi kacau.
Evan Shen yang tenggelam di antara lautan manusia bagaikan sebuah perahu kecil di tengah laut, naik turun seiring dengan ombaknya, tapi tetap selalu bisa bertahan dan tak tenggelam.
Setiap kali dia menapakkan kaki pasti akan menghasilkan dua suara jeritan.
Dia mungkin tidak jauh lebih hebat dibandingkan Gabriel Bai, kalau dirinya berada di situasi Gabriel Bai saat itu, Evan Shen pasti akan mati juga, tapi dia akan membuat setidaknya 20 orang mati bersama dengannya.
Sekarang mulai ada bodyguard yang menyadari keganjilan, dan merasa takut. Seorang menantu yang selalu mereka sindir dan tertawakan pada biasanya ternyata adalah seorang dewa maut, dewa maut yang sesungguhnya, tiada tandingannya, tiada tara, tak terkalahkan, tidak ada seorang pun yang mampu menghadang setiap langkah kakinya yang berjalan ke depan, meskipun hanya untuk sedetik. Asalkan dia menyerang, pasti akan ada yang mengalami patah tulang dan menjerit, ini adalah teknik pembunuhan.
Mulai ada bodyguard yang merasa ini bukan cara yang bagus, oleh karena itu ada beberapa orang yang menyerbu sama-sama, berniat menggunakan tubuh mereka menghentikan orang yang lebih kejam daripada mesin pembantai ini, asalkan dia masih merupakan manusia, dia pasti akan mampus atas serbuan sekelompok orang seperti ini.
Evan Shen adalah manusia, jalan buntu seperti ini sulit diatasi. Tapi dia sama sekali tidak perlu menguras tenaga untuk menanganinya, mereka bukanlah orang-orang seperti tentara bayaran yang tidak begitu peduli dengan nyawa mereka, meskipun mereka adalah bodyguard unggulan, tapi mereka jarang membunuh. Makanya dia bisa menanganinya dengan hanya maju dua langkah ke depan, menabrak dua orang, terlihat tidak lambat dan tak cepat, dengan mudahnya memecahkan taktik penyerangan jaring manusia seperti ini, di sela-sela kejadian, ada dua orang bodyguard yang kehilangan kemampuan bergerak.
Dalam sekejap, orang yang tersungkur di lantai semakin lama semakin banyak, suara jeritan hampir memenuhi kamp pelatihan khusus, saling bersambungan satu per satu, bagaikan neraka tak berujung, begitu mengerikan.
Ada yang mentalnya sudah hancur dan mulai menyerah. Ada yang suasana hatinya sangat kacau, dan mengambil pistol yang digunakan saat pelatihan.
Ada pistol yang kosong pelurunya, dan ada yang penuh, itu merupakan peluru yang didapatkan secara resmi yang diperuntukkan sebagai bahan pelatihan, setiap butir peluru telah tercatat.
Bang!
Sepasang tangan orang yang memegang pistol membidik Evan Shen dengan gemetaran, tapi sosoknya terdapat banyak bayangan, dia sama sekali tidak mampu memastikan letak posisi pasti Evan Shen, mana mungkin berhasil menembaknya, dia hanya menembak ke langit sebagai tanda peringatan, juga sebagai penambah nyali.
"Awas, semuanya awas!" Suara sang bodyguard terdengar serak dan gemetaran, lengan dan jari tangannya juga gemetaran, pelatuk pistol pun seakan-akan bisa ditekan kapan pun saja.
Semua bodyguard sudah mulai menyadari akan segera terjadi masalah besar, satu per satu mulai mundur ke belakang.
Evan Shen memandang bodyguard yang bahkan tidak bisa memegang pistol dengan stabil, sudut matanya samar-samar memancarkan senyuman sinis: "Kamu berani menembak?"
"Aku...... Kubunuh kamu." Sang bodyguard sudah berulang kali menggerakkan pelatuk pistolnya, tapi jari tangannya sangat gemetaran. Belasan teman seperjuangan yang sama-sama menjalankan pelatihan dengannya selama ini sudah merebah di lantai, satu per satu suara jeritan menyiksanya, membuatnya nyaris kehilangan kendali.
Evan Shen kembali berkata: "Kamu tahu apa akibat dari melakukan penembakkan, yaitu masuk penjara, bahkan dihukum mati, makanya aku merasa kamu sama sekali tidak berani menembak."
"Aku berani, aku berani! Kubunuh kamu, kubunuh kamu!" Mental orang ini sudah hampir hancur, tapi saat berhadapan dengan sepasang tatapan mata Evan Shen yang dingin dan seakan-akan mampu melihat segalanya itu, dia menjadi ragu dan gentar.
Tepat pada saat ini, Ivan Han yang dari tadi terus tergeletak di lantai, matanya tiba-tiba bersinar, berteriak dengan mengerahkan seluruh tenaganya: "Tembak!"
Mental sang bodyguard kurang stabil, dia langsung menuruti perintah pelatihnya secara tanpa sadar, sama seperti saat latihan menembak papan target, pelatuk pistolnya telah ditekan.
Bang!
Novel Terkait
Cinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyAku bukan menantu sampah
Stiw boyGue Jadi Kaya
Faya SaitamaUnperfect Wedding
Agnes YuSi Menantu Buta
DeddyGet Back To You
LexyEvan's Life As Son-in-law×
- Bab 1 Istri yang Baik
- Bab 2 Gelas Besar Dan Kecil
- Bab 3 Kesalahan yang Tak Terduga
- Bab 4 Masalah Besar di Bar Streets
- Bab 5 Rubah Betina
- Bab 6 4 Wanita Dalam Sebuah Drama (1)
- Bab 6 4 Wanita Dalam Sebuah Drama (2)
- Bab 7 Misi Kelas S
- Bab 8 Basement 2
- Bab 9 Memukul Adik Ipar
- Bab 10 Hubungan Ibu Mertua Dengan Menantu
- Bab 11 A, B, C, D
- Bab 12 Sebuah Kartu Bank
- Bab 13 Kemampuan Akting Alena Liu
- Bab 14 Jabatan Tangan Yang Sangat Lama
- Bab 15 Menantu Yuandong's Corp.
- Bab 16 Dunia Sangat Luas, Namun Dia Bertemu Dengannya Di Sini
- Bab 17 Di Depan Ada Lubang Jebakan, Apakah Kamu Akan Melompat Masuk
- Bab 18 Maaf, Aku Tidak Melihatmu Tadi
- Bab 19 Ketajaman
- Bab 20 Cara Bertarung Para Preman
- Bab 21 Hati Sedingin Besi
- Bab 22 Singa dan Tikus
- Bab 23 Foto-foto
- Bab 24 Aturan
- Bab 25 Saling Memutar Balikan Fakta
- Bab 26 Pak Pak Pak Pak Pak
- Bab 27 Kekuatan Jari Tangan Indah yang Kuat Tiada Tara
- Bab 28 Istriku, Tidurlah Kalau Kantuk
- Bab 29 The Wrong Couples
- Bab 30 Golden Jade Tower
- Bab 31 Darius Shi
- Bab 32 Apa Ini Penculikan (1)
- Bab 32 Apa Ini Penculikan (2)
- Bab 33 Tembak Aku
- Bab 34 Pertimbangkan Aku Setelah Bercerai
- Bab 35 Lelaki Sejati dan Istri Penurut
- Bab 36 Sniper
- Bab 37 Perasaan Dalam Ciuman Itu