Rahasia Istriku - Bab 23

Bab 23

Yudi hanya merasa bahwa foto di tangannya itu terasa panas seperti besi yang terbakar, hampir membuatnya tidak bisa memegangnya. Dia menggunakan kekuatan yang besar untuk menolehkan lehernya yang kaku, menatap Rani, bertanya dari mana tepatnya dia memperoleh foto itu.

Rani duduk di sebelah mertuanya, menyeka air matanya dengan tisu, berkata sambil menangis: "Ketika orang lain mengirimkan foto ini kepadaku, aku masih tidak percaya bahwa itu adalah kamu, dalam hati berpikir mungkin ini adalah foto yang direkayasa, tapi melihat reaksimu sekarang, ternyata memang benar. Suamiku, aku hanya ingin bertanya padamu, di mana letak kesalahanku, mengapa kau melakukan ini padaku? "

"Siapa yang memberimu foto?" Yudi mengulanginya lagi, hanya merasakan kemarahan yang terpancar dari mata dan suaranya.

"Mengapa kamu berteriak?" Ayah Yudi menampar wajah Yudi,kemudian mengambil foto dari tangannya. Akibatnya setelah melihat, Ayah Yudi semakin marah, kemudan dia menamparnya dua kali, membuat wajahnya yang terkena tamparan kesakitan dan memerah.

"Berlutut kataku!" Ayah Yudi sambil marah, sambil mengambil sapu di sudut ruang tamu, tampaknya akan memukul Yudi.

Pada akhirnya, Yudi melarikan diri dari rumah di bawah pengejaran Ayah Yudi dan penarikan Winny. Setelah keduanya duduk di dalam mobil, Winny melihat tampang Yudi yang menyedihkan, tidak bisa menahan tawa.

"Jika nantinya ayahmu mengetahui wajah asli Rani, apakah dia akan meminta maaf padamu?"

"Tidak mungkin, lelaki tua itu tidak pernah mengatakan maaf sebelumnya." Yudi melihat bagian yang membengkak merah di lengan kirinya, mengetahui bahwa itu adalah hasil pukulan ayahnya dengan sapu. "Itu, aku benar-benar minta maaf, bahkan membuatmu ikut terluka."

Winny menekan kemerahan yang membengkak di lengan bawahnya dengan menggunakan jarinya, menghirup nafas yang dingin. "Untungnya tidak memukul wajahku, jika tidak aku pasti akan bertarung dengan ayahmu."

Yudi hanyabisa menunjukkan senyum canggungnya.

"Siapa menurutmu yang memberikan foto itu padanya?" Ketika menanyakan ini, Winny sedang menunduk untuk menyalakan mesin, sekaligus menutupi semburat merah di wajahnya.

"Dia tidak ingin mengatakannya, dari mana aku bisa tahu." Yudi dengan kesal meninju pahanya, ekspresinya menjadi sangat suram. "Mengapa aku merasa bahwa semuanya ini seperti ada orang yang memanipulasi, kita adalah aktor di atas panggung."

"Jangan berkata hal yang mengerikan seperti itu di siang hari begini, kurasa kamu selalu berpikir tentang Taman Eden, jadi berkelakuan tidak normal." Winny tertawa ringan, kemudian segera mengemudikan mobil keluar dari tempat parkir bawah tanah.

"Mungkin." Yudi juga merasa bahwa ide itu konyol, tersenyum dengan canggung.

"Jadi apa menurutmu apa yang Rani katakan hari ini adalah benar?" Tanya Winny.

Dia tahu bahwa yang dimaksud Winny mengacu pada keberadaan Rani minggu lalu, dia menunduk untuk berpikir beberapa saat, kembali menggelengkan kepalanya. "Karena dia berkata dengan begitu tegas, kuperkirakan bahwa 80% itu adalah benar, dan juga tidak hanya mereka bertiga yang ada di tempat saat itu, tetapi aku selalu merasa, dia pasti maish menyembunyikan sesuatu."

"Ya, aku berpikiran yang sama denganmu, tetapi untuk jaga-jaga, kita masih harus pergi ke hotel dan tempat karaoke untuk menanyakannya." Winny mengendarai Jeep keluar dari komplek, masuk ke lalu lintas yang padat. "Singkatnya, aku memperkirakan bahwa kunci dari masalah ini ada pada Mina."

Mereka datang ke restoran yang dikatakan oleh Rani, mengajukan permintaan untuk melihat CCTV, tadinya bos tempat itu tidak setuju, bahkan ingin mengusir mereka pergi. Namun, Winny menunjuk ada beberapa fasilitas pemadam kebakaran yang ilegal di dalam restoran, dan mengatakan bahwa dia akan pergi ke departemen terkait untuk melakukan komplain, bos tempat itu akhirnya bersikap lunak.

Dalam video CCTV mereka melihat, ketika pukul 6 lewat beberapa menit, Rani datang bertiga ke restoran, setelah beberapa saat, datang lagi dua wanita muda, merupakan sabahat yang oleh Rani. Yudi pernah melihat mereka di momen Mina.

Semua ini persis sama dengan yang dikatakan oleh Rani, namun ketika Mina memasuki restoran, wajahnya dipenuhi dengan senyum bahagia, tidak seperti orang yang mencoba untuk melakukan percobaan bunuh diri.

Selanjutnya, mereka pergi ke tempat karaoke, dan dengan cara yang sama mengajukan permintaan untuk melihat CCTV.

CCTV dibagi menjadi dua kelompok, yang satu memantau lobby tempat karaoke, dan yang lainnya memantau koridor. CCTV yang ada di lobby normal, tetapi ada yang aneh di CCTV yang memantau koridor.

Tadinya ada tiga kamera CCTV di koridor, dapat menangkap gambar keseluruhan koridor, tetapi kamera CCTV yang berada di dekat tangga keselamatan rusak. Secara kebetulan, pada pukul 8:20, Rani meninggalkan ruang karaoke sendirian, berjalan ke tempat kosong di dekat tangga keselamatan. Setelah satu setengah jam, dia baru kembali ke ruangan, selama waktu itu dia tidak terlihat menaiki atau menuruni gedung.

Selain itu, pada pukul 9.30, Mina juga meninggalkan ruangan, sama juga pergi ke koridor di mana CCTV tidak dapat menyorotnya, tetapi kembali ke ruangan dalam waktu kurang dari satu menit.

Sedangkan selama periode waktu ini, kebetulan merupakan waktu siaran langsung porno itu mulai.

Yudi curiga bahwa Rani menggunakan waktu ini, menyelinap ke dalam ruangan lain, menyelesaikan pertunjukan. Dia meminta staf tempat karaoke, untuk memantau ruangan yang tidak tersorot CCTV, menjabarkan siapa saja mereka, tetapi mereka sendiri juga tidak mengetahuinya dengan jelas.

Dia tidak menyerah, kemudian mengamati semua tamu laki-laki yang masuk dan keluar malam itu, hasilnya tidak ada apa-apa.

Selain itu, dari keseluruhan ada keraguan lain. Rani dan temannya meninggalkan tempat karaoke pada pukul 11:40, tetapi Rani pulang pada pukul 1.40 tengah malam. Menurut pengakuan Rani, setelah meninggalkan tempat karaoke, dia langsung pulang ke rumah, tetapi jarak antara tempat karaoke sampai rumah hanya butuh waktu 20 menit.

Yudi memikirkan bintik hitam yang ada di pinggung wanita bertopeng, dan juga tato kupu-kupu hitam di pinggul Rani. Sebelumnya dia sudah pernah menebak, setelah Rani mengakhiri siaran langsung porno itu, dia pergi untuk menggambar tato untuk menutupi jejak bintik hitam. Dan Rani berada di jalan selama lebih dari 50 menit tambahan ini, sudah cukup untuk membuat tato.

Setelah meninggalkan tempat karaoke, dia menelepon Rani, mengatakan dua kejanggalan ini. "Jangan berpikir bahwa kamu memiliki orangtuaku sebagai pendukung, aku tidak akan berani menceraikanmu, jika kamu tidak bisa mengatakan alasan yang masuk akal, besok kita akan pergi ke Biro Urusan Sipil." Yudi menggeram di telepon.

"Suamiku kamu jangan seperti ini, dengarkan aku." Suara Rani masih lembut seperti biasa, seolah tidak ada kemarahan sedikitpun. "Malam itu, kebetulan ada dua pendengar wanita yang berada di tempat karaoke, setelah mengetahuinya, aku pergi duduk sebentar dengan mereka. Untuk hal ketika pulang, taksi bermasalah, supir taksi itu membutuhkan waktu yang lumayan lama memperbaikinya, jadi aku pulang terlambat. "

"Mobil rusak, kamu juga bisa memikirkannya, apa kamu tidak mengerti untuk mengganti saja taksinya?"

"Saat itu sudah larut, aku tidak bisa menelepon mobil lain. Jika kamu tidak percaya, aku bisa memberimu nomor ponsel dua pendengar itu dan supir taksinya, kebetulan aku juga masih menyimpan nomor mereka." Selesai berbicara, dia mengirim nomor ponsel tiga orang itu pada Yudi melalui Line.

Yudi menghubungi mereka, hasilnya semua sama persis dengan apa yang diungkapkan oleh Rani, tapi malah membuat kecurigaannya makin meningkat bukannya menurun, karena mereka seperti sudah latihan dengan baik terlebih dahulu, jadi harus dicurigai apakah Rani telah menyuap mereka.

Masalah ini berputar-putar, kembali ke titik awal, Yudi merasa seperti Sun Go Kong yang ada di telapak Buddha, dan Rani adalah Buddha, tidak peduli bagaimana dia berusaha, selalu tidak bisa keluar dari kebohongan yang dibuat Rani dengan hati-hati.

Melihat wajah Yudi yang bagaikan sedang berduka, Winny menepuk bahunya untuk menghiburnya. "Jangan terlalu bersedih, masalah ini masih belum sampai titik buntu, kita bisa pergi untuk menanyakan situasinya pada Mina."

"Mereka berdua sudah pasti berpihak satu sama lain, aku tidak mengharapkan dia akan mengatakan sesuatu." Yudi tersenyum mengejek pada dirinya sendiri.

"Dia tidak bilang, kita bisa memaksanya untuk mengatakan."

"Bagaimana cara kamu memaksanya untuk mengatakannya?" Mata Yudi bersinar sekilas, tapi dalam sekejap kembali berubah suram.

"Kamu akan tahu ketika kamu sampai di sana." Winny tertawa dengan sangat licik.

Novel Terkait

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu