Rahasia Istriku - Bab 4
Bab 4
Sore hari berikutnya, Yudi mencari alasan untuk mengganti shift kerjanya dengan rekannya Leon, kemudian menaiki taksi menuju ke Klub Kecantikan Lexie. Klub ini terletak di daerah kota yang glamour, jalannya padat merayap, taksi jalan dan berhenti, dibutuhkan lebih dari satu jam untuk sampai ke tujuan.
Masuk ke dalam klub, seorang resepsionis yang mengenakan batik datang menghampiri, memberitahunya bahwa ini adalah klub khusus wanita, tidak menerima pelanggan pria.
"Aku tidak datang untuk menghamburkan uang, aku ingin mencari seseorang," kata Yudi.
Resepsionis itu tercengang sebentar, terkejut dikarenakan niat Yudi jauh di luar perkiraannya. "Jadi, siapa yang kamu cari?"
"Aku ingin mencari tato artis perempuan."
"Oh, jadi yang kamu cari adalah Ny. Siti?" "Ya." Tadi malam, Yudi sudah memastikan pada Rani, di Klub ini hanya terdapat satu artis tato perempuan.
Beberapa menit kemudian, dia diundang masuk ke kamar yang dihias dengan sangat elegan, setelah beberapa saat, seorang wanita berusia sekitar 30 tahun mendorong pintu dan masuk, duduk di sofa di seberang Yudi, menyilangkan kedua kakinya.
"Tuan, aku adalah Siti, ada urusan apa kamu mencariku?" Siti menyalakan sebatang rokok untuk wanita, seakan tidak ada orang kemudian menghembuskan asap rokok itu.
Yudi mengerutkan hidungnya, dia tidak pernah merokok, jadi dia tidak suka perbuatan orang di depannya, dia hanya memikirkan ada hal yang ingin ditanyakan, jadi dia harus menahannya.
"Aku hanya ingin bertanya, pada jam tiga sore kemarin, apakah kamu membuat tato untuk Rani?"
Siti melirik Yudi sekilas, kemudian dengan tidak segan menghembuskan asap rokok itu ke arahnya. "Apakamu seorang polisi? Terlalu banyak mengatur, tidak ada urusannya denganmu aku membuat tato untuk siapa saja."
"Dia adalah istriku."
Siti dengan segera menghentikan aksi merokoknya, mulai menilai Yudi dari atas sampai bawah, seolah sedang memeriksa daging babi di pasar. "Jadi, kamu adalah Yudi? Aku pernah mendengar tentangmu dari Rani. Tapi sungguh, wanita cantik seperti Rani menikah denganmu, benar-benar sayang sekali."
Sejak melihat Siti pertama kali, Yudi secara intuitif merasa bahwa wanita ini sangat sulit untuk diajak bergaul, tetapi dia tidak menyangka bahwa dia begitu tidak sopannya, jadi dia juga membalas dengan tidak segan: "Aku dan dia cocok atau tidak, hanya kami yang tahu dengan jelas, tidak butuh orang luar untuk memberi tahu. Kamu hanya perlu memberitahuku, apakah dia membuat tato kemarin sore sudah cukup."
Siti tertawa. "Melihat tampang burukmu yang seperti ini, pasti mengira bahwa dirimu diselingkuhi, jadi datang ke sini untuk memastikan bukan? Jika ingin kubilang, pria yang sepertimu, bisa menikahi Rani, sudah merupakan keberuntungan dalam kehidupanmu. Bahkan jika Rani mengkhianatimu, itu hanyalah penyesuaian hidup sesekali, apa masalahnya? Lagipula di negara ini 40 persen yang sudah menikah memiliki sejarah selingkuh, orang lain saja tidak memperhitungkannya, untuk apa kamu begitu memperhitungkannya?"
Yudi mengepalkan tinjunya, karena terlalu menggunakan tenaga, ujung jarinya mulai memutih. Dia berusaha menggunakan kemauan keras, untuk bisa menekan dorongan agar tidak menghajar wajah Siti.
"Aku bukan datang untuk mendengarkanmu membicarakan omong kosong, kamu hanya perlu memberitahuku, apakah kemarin sore dia membuat tato."
"Sudahlah, kukatakan padamu juga tidak masalah, dibanding kamu mencari masalah denganku." Siti memasukkan rokok ke asbak. "Jam tiga sore kemarin, dia memang datang padaku untuk membuat tato, kemudian meninggalkan klub pada pukul 5:09."
"Bagaimana bisa kamu mengingatnya dengan jelas?"
"Aku memiliki ingatan yang baik, dapatkah kamu mengaturnya?" Siti bangkit, berjalan keluar ruangan tanpa menoleh ke belakang.
Yudi duduk sendirian di ruangan itu selama beberapa menit,kemudian baru meninggalkan klub. Menurut perkataan Siti, Rani membuat tato kemarin sore, bisa disimpulkan bahwa wanita yang muncul di video pertunjukkan live itu bukanlah Rani.
Namun mempertimbangkan perkataan Siti yang mengatakan bahwa perselingkuhan merupakan suatu kewajaran, dan fakta bahwa dia dan Rani saling mengenal, Yudi kembali mencurigai bahwa semua ini adalah sudah diatur oleh istrinya.
Pada saat ini, dia mendongak kemudian melihat sebuah toko alat tulis di seberang gedung klub, dia memiliki rencana dalam hatinya. Dia bergegas, menyebrangi jalan, datang ke toko alat tulis.
Toko itu sangat sepi, selain dia, hanya ada pemilik toko yang duduk di konter sedang menonton TV. Dia memutari toko, dengan sembarangan mengambil sekotak pensil, pergi ke konter untuk membayar.
Setelah menyelesaikan pembayaran, dia berbicara dengan pemilik toko. Selama percakapan, dia mendapatkan sebuah informasi yang sangat penting baginya, kamera CCTV dari toko alat tulis ini merekam bagian depan Klub itu.
Jadi, dia membuat permintaan pada pemilik toko untuk bisa melihat CCTV. "Bos, mungkin permintaanku in membuatmu susah, tapi kuharap kamu dapat membantu. Anak kakakku kabur dari rumah selama beberapa hari, seorang gadis berada di luar, aku khawatir dia akan diganggu oleh orang-orang jahat. Benar-benar seperti itu, kakakku sangat marah. Aku dengar dia datang kemari kemarin, aku ingin memastikan apakah itu dia atau bukan. "
Berkata bagaimanapun, pemilik toko itu tidak mau memperlihatkannya. Pada akhirnya, Yudi memberikan uang 200 ribu kepada pemilik toko, baru mendapat ijin untuk melihatnya.
"Kubilang padamu, jika bukan karena keluargamu sedang kesulitan, aku tidak akan membiarkanmu menonton video CCTV. Tapi kubicarakan sebelumnya, hanya bisa menontonnya tidak boleh menyalinnya."
Yudi menyetujuinya. Selanjutnya, pemilik toko membuka komputer, membantunya menghubungkan pada video CCTV. Untuk berjaga-jaga, Yudi melihat videonya mulaidari jam dua sore kemarin. Namun, ketika video itu memutar selangkah demi selangkah, hatinya menjadi semakin suram, karena dia telah melihat video sampai pukul 3:15, tetapi masih tidak melihat kemunculan Rani.
Apakah dia benar-benar berselingkuh?
Yudi mengepalkan tinjunya, kukunya bahkan sudah menancap di telapak tangannya. Ini kebiasaannya ketika marah.
Ketika video memasuki jam 3:21, sebuah mobil Maserati muncul di layar, berhenti di depan pintuklub. Pintu mobil terbuka, seorang pria muda yang sangat tampan keluar. Lalu, dia pergi ke sisi lain pintu mobil, membuka pintu, kemudian dari mobil keluarlah seorang wanita dengan kecantikan yang menakjubkan.
Saat ini, dunia di depan mata Yudi menjadi sebuah gurun, sedangkan tubuhnya, juga menjadi sebuah patung yang dingin. Hanya karena wanita cantik yang keluar dari Maserati, itu adalah istrinya, Rani.
Ketika dia dengan enggan pulih dari keputusasaan bagai orang mati itu, Rani telah memasuki klub dengan pria asing itu. Tangan Yudi bergetar, perlahan-lahan memajukan video dengan menggunakan mouse, matanya kosong, bahkan tidak mempedulikan ketika pemilik toko memanggilnya beberapa kali.
Ketika Rani dan pria asing itu muncul kedua kalinya di video jam sudah menunjukkan pukul 5: 09, ini sama dengan yang dikatakan oleh Siti. Ketika mereka pergi, masih menaiki mobil Maserati itu.
Yang membuat Yudi lebih marah adalah, pria itu mengulurkan tangan dan menyentuh wajah Rani, tetapi Rani sama sekali tidak menolaknya.