Rahasia Istriku - Bab 22

Bab 22

Setelah meninggalkan kantor manajemen gedung, Yudi mengatakan bahwa dia ingin menenangkan diri sendiri. Winny melihat bahwa ekspresi wajahnya sangat buruk, khawatir dia mengalami kecelakaan di jalan, jadi mengantarnya kembali ke rumah.

Jeep berhenti di tempat parkir bawah tanah komplek, Yudi membukapintu mobil kemudian turun dari mobil, menoleh untuk mengucapkan terima kasih kepada Winny, dan menanyakan apakah dia ingin naik ke atas untuk bertamu. Winny berpikir sejenak, kemudian mengangguk menyetujuinya.

Rumah Yudi berada di lantai 14. Baru saja keluar dari lift, dia melihat pintu rumahnya terbuka, alarm kegelisahan muncul di pikirannya. Dia dengan cepat mengeluarkan tanda dengan tangan, menyuruh Winny berhenti sejenak.

Yang memiliki kunci pintu hanya dia dan Rani, dan pada saat ini, Rani seharusnya berada di kota H. Mungkin ada pencuri yang masuk ke rumahnya, dia tidak bisa tidak berpikir begitu.

Yudi berbisik di telinga Winny, mengatakan bahwa ada pencuri yang masuk ke rumahnya, membiarkan dia tetap di tempat, kemudian dia membuka kotak pemadan kebakaran di koridor, mengambil sekaleng pemadam kebakaran sebagai senjata pertahanan diri.

Dia pergi ke depan pintu, dengan gugup menjulurkan kepalanya melihat ke dalam, tidak disangka dia malah melihat orangtua-nya sedang duduk di sofa ujung ruang tamu, ekspresi dua orang itu terlihat sangat suram.

"Ayah, Ibu, bagaimana bisa itu adalah kalian?" Dia meletakkan kembali alat pemadam api di tempatnya, kemudian memanggil Winny untuk masuk ke dalam rumah. "Ini adalah temanku, akhir-akhir ini telah membantuku." Dia menunjuk memperkenalkan Winny.

Tadinya dia ingin mengatakan bahwa dia adalah teman sekelas Rani, tetapi kalimat itu sudah sampai di ujung lidah, kemudian dia merasa tidak bisa menjelaskannya untuk sementara waktu, hanya bisa berkata dengan samar.

Setelah Ibu Yudi mendengarkan, dia menepuk pahanya dan berteriak: "Teman, teman apa? Ini adalah teman sekelas Rani yang tidak tahu malu itu bukan!"

"Bibi, aku adalah teman sekelas Rani, tapi bukan teman sekelas yang tidak tahu malu, tolong ketika kamu berbicara perhatikan kata-katanya." Kata Winny.

"Baiklah, kamu masih berani membantah." Kemarahan Ibu Yudi benar-benar menyala, dia bangkit kemudian menampar wajah Winny, Yudi sibuk menengahi diantara keduanya. "Ibu, jika ada sesuatu bicarakan baik-baik, jangan bermain tangan."

"Bocah nakal, minggir kamu, aku ingin membunuh rubah ini!"

"Katakan dulu dengan lebih jelas, apa yang diperbuat oleh Nona Winny hingga menyinggungmu." Yudi masih menghadang di depan Ibunya.

Pada saat ini, Rani yang membawa beberapa kantong supermarket di tangannya memasuki rumah. "Ibu, ayo kita bicarakan sambil duduk, jangan marah dan merusak kesehatanmu." Rani meletakkan tas supermarket yang ada di tangannya, mengulurkan tangan meraih lengan Ibu Yudi, memapahnya berjalan ke arah sofa.

Melihat adegan ini, Yudi pertama terkejut kenapa Rani pulang lebih awal, kemudian berpikir wanita ini pasti ingin selangkah di depan mengadukan keadaan, asal kedua orangtuanya percaya bahwa Yudi berselingkuh, jadi bagaimanapun Yudi mengatakan kesalahan yang dilakukan Rani, sudah sulit untuk mendapat kepercayaan dari kedua orangtuanya.

"Apa saja omong kosong yang telah kamu katakan pada kedua orang tuaku?" Dia berteriak pada Rani.

Sebelum Rani menjawab, Ayah Yudi memukul lengan sofa, kemudian membentak: "Kamu membawa rubah pulang, masih memiliki malu untuk berteriak pada Rani! Sebelumnya Rani mengatakan bahwa kamu memiliki wanita lain di luar, Ibumu dan aku tidak percaya, tidak disangka ternyata benar."

Yudi menghadang Winny yang ingin maju untuk berdebat, dengan sebisa mungin berkata dengan tenang: "Ayah, Ibu, aku tidak tahu apa saja yang sudah dikatakan Rani kepada kalian, tapi aku ingin menekankan bahwa, aku dan Nona Winny hanya berteman," Dia memalingkan muka pada Rani, pandangan matanya marah: "Dan orang yang benar-benar berselingkuh adalah kamu. Katakan, 1 minggu lalu pada malam hari, kemana kamu pergi dengan Kevin?"

Rani tidak berpikir bahwa dia akan membalas, tertegun beberapa saat baru menjawab: "Suamiku, bukankah sudah kukatakan padamu, aku pergi untuk menghibur Mina."

Yudi sangat marah hingga tertawa, tidak peduli pada Winny yang terus memberinya kode sepanjang waktu, dia mengatakan adegan yang terlihat dalam video CCTV hari ini. Setelah kedua orangtuanya mendengarnya, juga menampilkan ekpresi yang curiga.

"Rani, apa-apaan ini semua, apakah bocah ini sedang berbicara omong kosong?" Ibu Yudi akhirnya tidak bisa menahan, membuka mulutnya untuk bertanya.

"Ayah, Ibu, kamu harus percaya padaku, aku benar-benar tidak melakukan hal-hal yang mengkhianati Yudi." Rani ragu-ragu selama beberapa detik, lalu menceritakan secara rinci hal yang sebelumnya dia sembunyikan.

Malam itu, Kevin mengantar Rani ke rumah Mina. Di bawah penghiburannya, Mina akhirnya menyerah akan pikirannya, tapi suasana hatinya masih depresi, jadi Kevin mengusulkan untuk pergi keluar makan malam bersama, kemudian berkaraoke, untuk bersantai. Rani menyetujuinya, tapi dia merasa Kevin tidak dapat diandalkan, kemudian dia memanggil dua teman wanita lainnya, membuat janji dengan mereka berkumpul di hotel.

Setelah itu, Rani khawatir Yudi akan salah paham, jadi dia tidak menyebutkan bahwa Kevin juga ada di sana malam itu.

"Suamiku, aku tahu kamu masih tidak percaya padaku, tapi bukankah kamu sangat menyukai melihat video CCTV, aku bisa pergi menemanimu untuk memantau video CCTV restoran dan tempat karaoke. Saat itu total ada empat wanita, apa yang bisa dilakukan Kevin? Dan juga setelah berkumpul, aku kembali sendirian dengan menaiki taksi. "kata Rani.

Pada saat ini hati Yudi sangat bingung. Dia merasa bahwa istrinya adalah seorang wanita yang ahli berbohong, tidak ingin percaya pada perkataannya, tapi dia juga mengambil sikap proaktif bekerja sama untuk melakukan penyelidikan, jika dia merasa bersalah, bagaimana mungkin bisa setenang itu?

Ketika Yudi masih bingung, kedua orangtuanya telah mempercayai penjelasan Rani, tetapi mengkritiknya mengatakan bahwa jika tindakannya tidak ada salah, untuk apa repot-repot menyembunyikannya, membiarkan rubah mendapat kesempatan, dalam kata-katanya mereka menuduh bahwa Winny adalah penyebab utama yang merusak pernikahan mereka.

Winny sangat marah hingga wajahnya memerah, tubuhnya tidak bisa menahan gemetar. Dia tidak hanya marah akan Yudi yang tidak tegas, belum menemukan bukti pasti akan perselingkuhan Rani, sudah mengeluarkan kartu, hingga kehilangan posisi yang menguntungkan, bahkan lebih marah pada Rani yang salah menuduh, memfitnahnya sebagai rubah.

"Rani, kamu adalah seorang wanita yang licik, selalu menemukan alasan untuk setiap kebohonganmu, tapi kamu mengatakan bahwa aku dan suamimu berselingkuh, apa ada bukti?" Winny menatap Rani dengan tidak takut, mataya seperti bisa menyemburkan api.

"Tadinya aku tidak ingin bersikap seperti ini, selama kamu mengakui kesalahan, meninggalkan suamiku, aku tidak akan memperhitungkannya denganmu, tapi karena kamu tidak menyesali perbuatanmu, aku hanya bisa memberikan melihat sesuatu."

Sambil berbicara Rani sambil masuk ke ruang kerja, mengeluarkan sebuah amplop dokumen, melemparkannya di atas meja kopi. Ibu Yudi and Ayah Yudi juga pertama kalinya melihat amplop ini, tidak tahu apa yang ada di dalamnya, ketika mengulurkan tangan ingin mengambilnya, malah dihentikan oleh Rani.

"Ayah Ibu, jangan lihat, jangan sampai membuat kalian marah." kata Rani.

Winny mendengus, memberi Rani pandangan provokatif, kemudian dia mengambil amplop tersebut, membuka segelnya dan mengambil beberapa foto dari dalamnya. Kemudian, wajahnya menjadi pucat, foto-foto itu terlepas dari tangannya, jatuh ke lantai.

Ketika Yudi melihat ini, hatinya sangat tidak nyaman, dengan cepat membungkukkan badan dan mengambil salah satu foto darinya.Foto itu diambil di sebuah gudang yang ditinggalkan, dengan ranjang besi yang terletak di sudut, ada sepasang pria dan wanita yang sedang berhubungan intim. Cahaya bulan redup bersinar di wajah mereka, samar-samar, tapi masih bisa dibedakan bahwa itu adalah Yudi dan Winny.

Novel Terkait

Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu