Rahasia Istriku - Bab 30

Bab 30

Seketika, Yudi kemudian teringat video porno yang pernah dia lihat di grup Taman Eden, bukankah itu sama terdapat beberapa pria dan seorang wanita, dan juga mereka memakai topeng di wajahnya. Ditambah sebelumnya, Mina memberitahu mereka bahwa itu bukan siaran langsung, tetapi video rekaman, jadi Yudi makin merasa bahwa video itu diambil dari film Eve and Snake.

"Bolehkah aku menonton film ini?" Yudi berusaha menjaga ekspresinya agar tetap tenang, tetapi hatinya sedari tadi telah memicu badai, asalkan dia bisa memastikan bahwa Rani pernah melakukan adegan ranjang, bagaimanapun dia akan mengajukan cerai.

"Maaf, saudaraku, aku telah menjual film itu lebih dari dua bulan yang lalu."

"Apa? Sudah dijual!" Yudi hanya merasa bahwa sebaskom air es mengalir dari langit, rasa dingin kembali memenuhi sekujur tubuhnya dalam sekejap.

"Ya, aku tidak akan menutupinya darimu, aku hampir tidak bisa makan." Toni membentangkan tangannya, melihat ke sekeliling rumahnya."Kamu juga bisa melihat betapa buruknya kondisi ekonomiku, jadi pada waktu itu ada orang yang mengajukan untuk membeli kaset master film itu, tentu saja aku tidak ragu, meskipun itu adalah satu-satunya warisan yang ditinggalkan pamanku untukku."

Yudi tahu bahwa Toni mengatakan yang sebenarnya, tentu saja dia tidak akan menyalahkannya, hanya bisa menghela nafas. Tapi saat berikutnya, dia tiba-tiba teringat, di dalam ponselnya masih ada foto istrinya, mungkin bisa mencoba untuk membiarkan Toni mengkonfirmasi apakah istrinya adalah wanita bertopeng di film itu. Lagipula, tidak hanya ada adegan ranjang saja di film, pasti ada adegan lainnya.

Yudi mencari foto Rani di album foto ponselnya, kemudian menyerahkannya di hadapan mata Toni, Toni memicingkan matanya menilai sebentar, kemudian wajahnya menunjukkan ekspresi bingung.

"Apakah dia?" Tangan Yudi sangat gugup hingga terus gemetar.

"Hei, kamu jangan menggoyangkan tanganmu, biarkan aku melihatnya sebentar." Toni mengulurkan tangan meraih pergelangan tangan Yudi, melihat dengan lebih dekat. "Maaf, aku tidak bisa mengingatnya. Aku menonton film ini beberapa tahun yang lalu, dan juga aku hanya melihat sedikit saja, selain adegan ranjang itu, yang lain benar-benar tidak memiliki kesan apa pun." Sambil berbicara, dia sambil melepaskan pergelangan Yudi.

"Lalu seperti apa orang yang membeli film ini, siapa namanya, apa kamu masih ingat?" Yudi bertanya tanpa menyerah.

"Aku hanya tahu dia bernama Satria. Penampilannya sangat biasa, tapi kharismanya sangat istimewa, dan juga mata kirinya buta."

"Mata kiri! Apa kamu yakin?" Winny buru-buru bertanya. Dia teringat pria misterius di dalam ruangan, Mina pernah mengatakan bahwa mata kirinya tampaknya tidak bisa melihat.

"Bisa dipastikan. Aku berkata kepada kalian, jangan melihat tampangnya yang terlihat biasa saja, tapi kharismanya yang dingin itu benar-benar istimewa, dan juga matanya yang hanya satu itu, jika ditambah dengan baju bajak laut, benar-benar tampak seperti kapten bajak laut."

Sambil berkata, Toni berdiri, berjalan ke sebuah studio penuh lukisan minyak di sebelah kiri, berteriak pada mereka: "Hei, berdasar pada penampilannya, aku diam-diam menggambar gambar kapten bajak laut, apa kalian ingin melihatnya? Jangan melihat aku tidak mengingat bagaimana tampang wanita itu, itu hanya karena aku tidak memperhatikannya, sebenarnya aku memiliki memori yang baik, asalkan aku teliti mengingatnya, setidaknya aku bisa menjamin ini sudah sangat mirip sekitar 80-90 persen."

Yudi dan Winny keduanya saling berpandangan,mereka dapat membaca ada harapan melalui pandangan mata satu sama lain. Mereka sibuk bangkit berdiri, berjalan masuk ke studio. Pada saat ini, Toni telah menemukan lukisan itu, menggantungnya di easel.

Hanya melihat di atas lukisan adalah bagian dari laut besar, sebuah kapal bajak laut mengambang di laut, Kapten bermata satu berdiri di haluan kapal, menatap ke kejauhan langit, sudut bibirnya juga terangkat naik dengan senyum dingin.

Ketika Winny melihat lukisan itu, dia berbisik, dia merasa pernah mengenal orang yang ada di lukisan itu, tetapi dia tidak dapat mengingat di mana dia telah melihatnya. Jadi, dia tersenyum lebar, mengatakan bahwa dia sangat menyukai gambar itu, bertanya apakah Toni ingin menjualnya.

Ketika Toni mendengar bahwa Winny menyukai lukisannya, dia sangat bahagia, berulang kali mengiyakan bahwa dia dengan sangat rela menjualnya. Pada akhirnya, mereka mendapat lukisan itu dengan harga 500 ribu.

Setelah meninggalkan rumah Toni, Winny berjalan di depan dengan memeluk lukisan cat minyak itu, menundukkan kepala memikirkan sesuatu. Yudi menduga dia mungkin pernah melihat pria di lukisan itu sebelumnya, tapi kemudian dia lupa, jadi dia tidak berani berbicara, hanya diam-diam mengikutinya di belakang. Ketika melewati sudut jalan, Winny berhenti, Yudi segera melangkah maju, bertanya apakah dia teringat sesuatu?

Winny membawa lukisan cat minyak itu ke depannya kemudian melihatnya, lalu mengangguk dengan serius. "Ya, aku pernah melihatnya, orang ini adalah cinta pertama Rani, Satria."

Yudi melihat pria bermata satu di lukisan itu, suasananya hatinya cukup rumit, dulu dia pernah menanyakan Rani pernah berpacaran berapa kali, Rani malah berkata bahwa Yudi adalah cinta pertamanya, tapi tidak disangka cinta pertamanya adalah orang lain.

"Dia berbohong kepadamu bahwa selama kuliah tidak pernah berpacaran?" Tanya Winny saat dia melihat raut terkejut di wajahnya.

"Ya, dan aku masih percaya." Tawa Yudi sangat pahit.

Winny memberinya tatapan simpatik, kemudian dia menceritakan kepadanya tentang Satria. Satria sebenarnya adalah teman sekelas Rani semasa SMA, sudah bertahun-tahun mengejar Rani, sampai ketika Rani memasuki tahun pertama kuliah, dia baru menyetujuinya.

Pada waktu itu, Satria kuliah di universitas lain di kota H, kuliah mengenai marketing manajemen. Dikarenakan kedua universitas tersebut terletak di kedua ujung kota, membutuhkan waktu dua jam perjalanan dengan menggunakan bus, jadi keduanya biasanya jarang bertemu satu sama lain, hanya berkencan saat akhir pekan.

Winny pernah bertemu Satria beberapa kali, pada saat itu dia tidak bermata satu. Kesan padanya adalah dia seorang pria yang pemalu, mukanya memerah ketika berbicara dengan gadis-gadis, tidak tahu berapa banyak keberanian yang dia gunakan sehingga berani untuk mengejar Rani.

Kemudian, Winny dan Rani putus hubungan jadi dia tidak pernah mendengar berita mengenai Satria lagi.

"Menurutmu, mengapa Satria harus membeli film erotis yang dibintangi Rani, apa untuk membalas dendam?" Tanya Winny.

"Tidak mengesampingkan kemungkinan ini, tapi mengapa dia tidak membalas di awal, tapi memilih mengulur waktu membalas sekarang?"

"Itu hanya dapat diketahui ketika menemukan Satria." Winny kembali memeluk lukisan cat minyak di dadanya, berkata bahwa hal ini benar-benar membuat orang bingung.

"Masih ada hal lain yang masih tidak kumengerti." Yudi kemudian berkata: "Jika Rani waktu itu benar-benar memerankan film itu, seharusnya dia sudah tidak perawan bukan, tapi ketika malam pernikahan aku melihat darah, dan juga seperti bukan buatan. "

Dia mengingat malam pernikahannya, tubuh bagian bawah Rani sangat ketat, dia mencoba beberapa kali tapi tidak berhasil membobol masuk, akhirnya mereka menggunakan posisi perempuan berada di atas untuk menyelesaikan proses masuk. Ketika memasuki tubuh Rani, selain merasakan kepuasan seakan meledak, Yudi juga merasakan sedikit rasa sakit yang disebabkan oleh rasa terjepit yang berlebihan.

Yudi melihat ekspresi bingung Winny, mengetahui bahwa dia tidak memahami kata-katanya dengan rinci, jadi dia juga tidak enak untuk menjelaskan lagi, mengalihkan topik lainnya.

"Bukankah Mina pernah mengatakan bahwa dia pernah melihat seorang pria bermata satu, aku akan memotret lukisan minyak ini, mengirimkannya kepadanya untuk memastikan apakah itu orang yang sama."

Winny menganggukkan kepala, lalu mengangkat lukisan minyak, mengarahkannya ke depan Yudi. Kemudian dia mengambil dua foto lukisan itu, mengirimkannya pada Mina. Sangat cepat, Mina sudah menjawab bahwa pria dalam lukisan itu memang adalah orang yang dia lihat.

Fokus masalah ini terletak pada Satria, sebenarnya apa identitas aslinya? Sebenarnya hubungan apa yang telah terjadi antaranya dengan Rani? Mengapa dia membeli film yang dibintangi Rani?

Untuk memahami semua ini, mereka datang ke universitas tempat Satria mengeyam pendidikan, bertanya siapa saja siswa yang mengenal Satria. Akhirnya, mereka berhasil menghubungi William, teman sekamar Satria dulu.

Mereka mengundang William ke sebuah kedai teh, bertanya tentang hal-hal antara Satria dan Rani. William adalah sales asuransi, sangat ekspresif, tidak usah menunggu mereka membuka topik, dia sudah menceritakan tentang apa yang terjadi di masa lalu.

Sejak awal, teman-teman sekamar sudah tahu bahwa Satria sangat mencintai seorang gadis di luar universitas, karena setiap kali dia mengigau ketika tidur, dia selalu menyebut nama Rani. Karena itu dia seringkali diejek oleh teman sekamar, setiap kali dia akan dengan malu mengatakan, dia percaya bahwa Rani pasti akan terkesan dengan ketulusannya.

Ternyata benar saja kerja kerasnya terbayar, ketika tahun pertama kuliah sudah akan berakhir, Rani akhirnya menjadi pacar Satria. Hal ini membuat semua orang sangat terkejut, dikarenakan Rani adalah gadis yang sangat cantik, bahkan layak untuk mendapat gelar dewi, tapi Satria hanyalah seorang mahasiswa biasa, yang bahkan tidak sengaja bisa hilang di tengah kerumunan.

Satria merasa sangat bangga, tetapi juga merasakan tekanan yang sangat besar, selalu khawatir bahwa pacarnya akan kabur dengan pria tampan lainnya. Untuk mempertahankan Rani, dia bisa dikatakan sangat telaten, dia selalu melakukan kejutan romantis untuknya, dikarenakan itu dia jadi memiliki banyak hutang.

Sayangnya hal yang paling dia khawatirkan terjadi. Pada akhir pekan sore, Satria pergi mengunjungi Rani, tetapi menyadari Rani tidak ada, setelah bertanya, dia baru tahu bahwa Rani pergi ke sebuah perusahaan film. Satria takut Rani akan menderita, jadi dia meminta alamat kemudian pergi ke sana dengan terburu-buru.

Selanjutnya apa yang terjadi, orang luar tidak tahu dengan jelas, hanya tahu keesokan paginya, Satria pulang ke asrama dalam keadaan mabuk, dan mengunci dirinya sendiri di dalam, menelan satu botol pil tidur.

Untungnya hari itu William ada urusan, kembali ke asrama lebih cepat, menemukan Satria yang sudah dalam keadaan koma, mengirimnya ke rumah sakit untuk membersihkan lambungnya, oleh karena itu tragedi buruk tidak terjadi.

Setelah Satria tersadar, dia mengatakan putus pada Rani melalui telepon, William juga mendengar dia berteriak: "Rani, kamu adalah pelacur tidak tahu malu, aku pasti akan membalasmu!"

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu