Rahasia Istriku - Bab 16
Bab 16
Yudi pergi ke pintu ruangan, bau amis darah semakin kuat. Di dalam rumah lampu tidak menyala, semuanya tersembunyi di dalam bayang-bayang, dia perlahan-lahan mengulurkan tangan menjangkau dan meraba-raba ke dinding di kedua sisi pintu, dengan segera, dia menemukan saklar kemudian menekannya.
Dengan adanya cahaya, nyalinya juga bertambah besar, Yudi memasuki ruangan, diikuti oleh Winny. Bau amis darah berasal dari dapur, mereka dengan hati-hati berjalan ke dapur, kemudian melihat seorang wanita berbaring di lantai, ada genangan merah darah di bawah tubuhnya.
Yudi berjongkok, mengulurkan tangan memeriksa hidung wanita itu, menemukan bahwa dia sudah tidak bernapas, dia lalu menyentuh urat nadinya, juga sama tidak merasakan detak jantung.
"Sudah mati." Yudi berkata sambil mendongak, dia melihat wajah Winny pucat, lalu wajahnya yang tereflek dari pandangan matanya,juga sama pucatnya.
Setelah pergi melaporkan kasus dan keluar dari kantor polisi, sudah lebih dari jam 2 pagi. Setelah Yudi mengantar Winny pulang, dia juga kembali ke hotel. Setelah memasuki pintu, dia juga tidak mandi, dengan lemas berbaring di ranjang. Pengalaman malam ini, jauh di luar yang bisa ditanggung oleh psikologisnya, dia tidak sabar untuk langsung jatuh tertidur.
Namunketika dia hendak jatuh tertidur, dia malah mendengar suara notifikasi Line, dengan bingung mengeluarkan ponsel, kemudian melihat pesan grup, menanyakan apakah ada orang yang belum tertidur.
Grup ini sangat aneh, tidak ada nama, hanya menggunakan beberapa baris kosong sebagai gantinya. Dia membukanya, melihat pesan yang dikirim oleh kucing liar seksi beberapa jam yang lalu, menyambutnya masuk ke grup inti Taman Eden.
Ternyata ini adalah grup inti Taman Eden.
Rasa kantuk sekita hilang, dia duduk dengan tergesa-gesa, melihat daftar anggota dalam grup, ternyata melihat ada manajemen grup yang bernama Rose. Melihat avatarnya, itu memang jenis topeng yang dia lihat di video porno itu.
Dia mengirim permintaan teman ke Rose, kemudian menyandarkan diri di ranjang, menatap kosong ke langit-langit. Tidak tahu sudah terlewat berapa lama, dia kemudian tertidur. Dalam mimpi, dia kembali melihat wanita dengan topeng itu lagi.
Siang keesokan harinya, kucing liar seksi itu memberitahunya, malam ini mereka akan melakukan siaran langsung di Vila Komunitas Internasional Heaven, yang ditampilkan adalah pemerkosaan secara bergantian, dan tokoh utama wanitanya adalah Rose. Jika dia tertarik, dia bisa melamar sebagai salah satu peran pemerkosaan itu.
Yudi secara alami langsung mengiyakannya, setelah mengkonfirmasi beberapa hal yang harus diperhatikan dengan kucing liar seksi, dia kemudian menelepon Rani. Ketika telepon berdering sekali langsung diangkat, di situ terdengar suara tangisan Rani.
"Suamiku, kemana saja kamu selama dua hari ini, aku meneleponmu tapi tidak diangkat. Aku tidak seharusnya menyalahkanmu sebelumnya, kamu jangan marah padaku, oke?"
Mendengar perhatian yang mendalam dalam suara istrinya, jantungnya sedikit menciut, wanita yang bersikap begitu baik kepadanya, apakah benar-benar seorang pelacur yang digauli oleh begitu banyak orang?
"Aku tidak marah padamu, hanya saja suasana hatiku sedang tidak begitu baik, pergi untuk menenangkan diri, sekarang sudah tidak masalah." Kata Yudi.
"Baguslah kalau begitu. Sayang, sekarang kamu berada di mana?"
"Di rumah."
"Aku baru bisa kembali beberapa hari lagi, selama itu kamu harus ingat untuk makan tepat waktu."
"Baik, kamu juga." Yudi terdiam sejenak. "Apakah pelatihannya melelahkan?"
"Sedikit melelahkan. Ada seminar malam ini, mungkin akan berlangsung sampai jam 11 lebih."
Yudi menarik sudut bibirnya, menunjukkan ekspresi kesal, siapa yang tahu apakah itu seminar yang mengenakan pakaian atau tidak mengenakan pakaian?
Kembali mengobrol dengan Rani sebentar, Yudi baru menutup telepon, kemudian dia menghubungi ponsel Winny, meminta tolongnya untuk menguntit Rani malam ini, untuk memastikan apakah diapergi ke Hotel Star untuk menghadiri seminar.
Pukul 6:30 malam, Winny meninggalkan kantornya, mengemudi mobil pergi ke Hotel Sheraton tempat Rani menginap. Dia memarkirkan mobilnya di tempat parkir terbuka di seberang pintu masuk hotel, di sini kebetulan dia bisa mengamati arus orang yang memasuki dan meninggalkan hotel, dan juga tidak mudah diketahui oleh Rani.
20 menit kemudian, Rani dan Mina keluar dari hotel, melambaikan tangan untuk memanggil taksi. Winny mengirim pesan pada Yudi, menjelaskan pergerakan Rani, kemudian menyalakan mobil mulai mengikutinya.
Keahlian menguntit Winny jelas jauh lebih hebat daripada Yudi, tidak menimbulkan kewaspadaan Rani di sepanjang jalan. Tidak lama, taksi berhenti di pintu Hotel Star, kemudian Rani dan Mina turun dari mobil, berjalan masuk ke hotel.
Winny dengan asal memarkir mobil di sisi jalan, kemudian mengikuti masuk ke dalam hotel. Malam ini dia sengaja berdandan, wajahnya dirias dengan makeup yang sangat tebal, mengenakan rok sling merah berpotongan rendah, dilihat seperti seorang pelacurkelas atas yang sedang menjemput klien di hotel. Dia percaya, Rani yang sudah bertahun-tahun tidak pernah bertemu dengannya pasti tidak akan mengenalinya.
Winny baru saja datang ke pintu, lift yang ditumpangi Rani dan yang lainnya tertutup. Dia berlari pelan ke lift sepanjang jalan, melihat lift menuju ke lantai tujuh. Sebelum menguntit Rani, dia sudah memeriksa terlebih dahulu informasi hotel ini, dan dia tahu bahwa lantai tujuh adalah lokasi ruang konferensi.
Apakah Rani benar-benar datang untuk berpartisipasi dalam seminar yang diselenggarakan oleh pelatihan?
Dia mengirim pesan memberi tahu Yudi apa yang dia lihat dan dengar, kemudian masuk ke lift lain, pergi menuju ke lantai tujuh.
Pada saat ini, Yudi sedang berada di dekat Komunitas Internasional Heaven, melalui tempat di mana dia berdiri, dia dapat melihat vila-vila yang berada tidak jauh. Waktu hanya tersisa 5 menit dari waktu janjinya dengan kucing liar seksi, tetapi dia tidak berniat pergi sekarang, karena dia harus menunggu informasi dari Winny.
Baru saja, Winny memberitahunya Rani sudah sampai di Hotel Star, ini membuatnya menarik nafas lega, tapi psikologisnya masih sedikit tidak percaya, jadi tetap membiarkan Winny terus mengikuti, harus memastikan pergerakan Rani di hotel.
Yudi memegang ponsel, berjalan bolak-balik, seolah-olah dia adalah seorang tahanan yang sedang menunggu putusan akhir. Jika dapat membuktikan bahwa Rani benar-benar pergi mendengar seminar, maka masalah video porno itu mungkin hanyalah pikirannya yang berlebihan.
Tiba-tiba, ponselnya berdering, dengan cepat dia mengangkatnya, lalu suara Winny yang cemas terdengar dari dalam.
"Maaf, Rani menghilang."
Yudi terdiam, kemudian dengan marah berteriak: "Mengapa bisa begitu menghilang tanpa jejak?"
"Aku melihat mereka naik ke lantai tujuh, lalu mengikuti sampai ke atas, kemudian diam-diam mengamati beberapa ruang pertemuan, sama sekali tidak melihat mereka. Kemudian, aku bertanya pada staf hotel, baru mengetahui bahwa mereka hanya naik sebentar kemudian pergi meninggalkan hotel. "