Rahasia Istriku - Bab 29

Bab 29

"Omong kosong!" Yudi meninju meja, menimbulkan suara keras.

Kevin terkejut, senyumnya tiba-tiba berubah menjadi kaku, setelah beberapa saat kemudian dia terus tersenyum dengan dingin, dan juga ketika keduanya bertanya lagi, juga tidak mendapatkan balasan.

Sampai keduanya bangkit berdiri meninggalkan ruang interogasi, Kevin mengucapkan kalimat yang aneh.

"Kamu sama sekali tidak mengetahui masa lalu istrimu."

Yudi terkejut, tiba-tiba teringat kata-kata yang pernah ditanyakan Rose padanya dulu, apa kamu mengetahui masa lalu istrimu? Dia merasa tampaknya ada rahasia besar yang tersembunyi di balik dua kalimat ini, tetapi dia tidak bisa memahaminya, tidak bisa menyentuhnya.

Dia berbalik dan berlari kembali, berteriak dengan keras menanyakan pada Kevin maksud dari kalimat ini, dan Kevin hanya mengulangi kalimat itu lagi. Kemudian, Rudi berjalan masuk, menahan lengannya, menariknya keluar dari ruang interogasi.

"Kapten Rudi, aku masih memiliki pertanyaan terakhir untuk ditanyakan padanya, bisakah beri aku waktu dua menit lagi?" Suara Yudi sangat cepat.

Rudi menggelengkan kepalanya dengan tegas, terus mendorongnya ke pintu keluar koridor. "Jangan tanya lagi, orang semacam ini jelas sengaja menambahkan jalan buntu untukmu, tidak akan bisa mendapatkan apa-apa."

"Kalau begitu apakah bisa membiarkanku menemui Rose?" Yudi masih belum menyerah.

Tiba-tiba, Rudi melepaskan tangannya, pandangannya melihat dengan kaku ke tempat lain. "Dia hilang."

Keduanya tercengang, seolah-olah mereka tidak mengerti arti dari kalimat ini. Yang pertama kali bereaksi adalah Winny, nada suaranya sangat tinggi. "Apa yang kamu katakan, hilang? Bukankah seharusnya dia tinggal di pusat penahanan?"

Berbicara sampai sini, masalah sudah tidak mudah untuk disembunyikan, Rudi baru memberitahu mereka tentang keberadaan Rose. Awalnya, polisi bermaksud untuk menunggu sampai cedera Rose stabil, kemudian memasukkannya ke dalam pusat penahanan, menunggu kejaksaan untuk mengajukan penuntutan publik. Tapi hari berikutnya setelah Rose ditangkap, wakil walikota yang terlibat dalam kasus tersebut memberikan tekanan pada kantor polisi, menuntut pembebasan semua yang terlibat, jangan membuat berita negatif, menghancurkan harmoni dan kemakmuran dari lingkungan kota H.

Jadi Rose dilepaskan. Tapi setelah beberapa hari, polisi menerima laporan dari orangtua Rose, dikarenakan Rose telah kehilangan kontak selama beberapa hari, mereka menduga bahwa dikarenakan suami Rose tidak tahan akan perselingkuhannya, jadi ingin membunuhnya, tapi polisi menegaskan bahwa suami Rose memiliki bukti yang cukup bahwa dia tidak berada di tempat.

"Selanjutnya polisi tidak menemukan petunjuk?" Tanya Winny.

"Benar, secara pribadi aku menduga bahwa Rose telah dibunuh oleh orang di balik layar, dikarenakan dia mengetahui begitu banyak dan mendalam mengenai Taman Eden." Rudi menatap mereka dengan pandangan yang penuh makna."Serahkan masalah ini kepada pihak polisi, kalian jangan campur tangan, akhir-akhir ini juga jangan keluar rumah, aku akan mengirim orang untuk melindungi kalian."

Ketika baru keluar dari pintu kantor polisi, ponsel Yudi berdering, dia mengeluarkan ponselnya, menemukan bahwa istrinya Rani yang meneleponnya. Beberapa hari ini, Rani meneleponnya beberapa kali, dia tidak menjawabnya, kali ini dia juga ingin mengabaikannya, tapi akhirnya dia mengangkatnya.

Setelah terhubung, keduanya tidak membuka mulut, mereka hanya bisa mendengar suara nafas antara keduanya, kemudian Rani yang pertama kali memecah keheningan.

"Suamiku, apa kamu baik-baik saja?" Suara Rani sangat lembut, diiringi dengan suara tangisan kecil.

"Apa yang ingin kamu katakan, aku sangat sibuk."

"Apakah kamu sedang bersama dengan Winny sekarang?"

"Jika ada yang ingin kamu katakan maka katakan secara langsung, aku tidak punya waktu untuk bermain-main denganmu." Yudi melirik ke arah Winny yang berjalan di sisinya, cahaya matahari menyinari sisi wajahnya, terlihat indah. Entah bagaimana, Yudi benar-benar memiliki perasaan bersalah di hatinya, jadi dia hanya bisa menutupinya dengan suaranya yang tegas.

"Aku hanya ingin bertanya kapan kamu akan pulang?"

"Ketika aku menemukan bukti perselingkuhanmu, aku akan kembali dengan membawa surat cerai."

"Suamiku, aku tidak berselingkuh, orang yang berselingkuh jelas-jelas adalah dirimu."

"Jangan memfitnah kami! Aku tadi telah menemui Kevin, dia memberitahuku bahwa dia yang memberikan foto itu padamu, tujuannya adalah untuk mengarang tuduhan."

"Aku mengakui bahwa foto tersebut memang dia yang memberikannya padaku, dulu aku takut kamu berpikir terlalu banyak, jadi tidak berani untuk memberitahumu sumbernya. Tapi isi dari foto itu sangat jelas, mengapa kamu tidak mengakuinya?" nada suara Rani jarang terdengar sangat keras.

"Ini ..." Yudi ingin mengatakan mengenai situasinya, tetapi dia merasa terlalu sulit untuk mendapatkan kepercayaan orang lain, dan jugaakan menampakkan beberapa petunjuk yang mereka pegang. "Yang pasti aku tidak melakukan apa-apa."

"Suamiku, setiap kali kamu meragukanku, aku membuktikan bahwa diriku tidak bersalah, tapi kamu masih tidak percaya padaku. Sekarang masalah ini terjadi padamu, bahkan kamu tidak membuktikan, tapi ingin aku percaya kamu tidak berselingkuh, apa kamu tidak berpikir itu keterlaluan?"

"Intinya aku tidak berselingkuh. Pada waktu itu aku dan Wenqing dipaksa oleh penjahat, jadi aku memainkan sebuah drama untuk mereka, sama sekali tidak melakukan tindakan yang di luar batas." Pada akhirnya, Yudi memberikan penjelasan.

"Bahkan kamu sudah memanggil namanya Winny, masih mengatakan bahwa tidak ada apa-apa di antara kalian?" Suara Rani penuh dengan nada kepahitan, yang juga bercampur dengan beberapa kebencian. "Suamiku, perkataanmu ini untuk membohongi anak kecil bukan, penjahat memaksa kalian untuk bercinta, bahkan kalimat ini bisa terpikirkan olehmu."

Setelah berbicara, Rani langsung menutup telepon. Yudi memegang ponselnya, ekspresinya sangat tidak berdaya. Winny tertawa, terlihat sangat berpikiran terbuka. "Sudahlah, hal ini memang tidak bisa dibicarakan dengan jelas. Oh iya, apa rencanamu selanjutnya?"

Yudi memasukkan ponselnya ke dalam sakunya, melambaikan tangan memanggil taksi. "Sekarang sudah sampai tahap antara hidup dan mati, aku merasa perlu untuk menindaklanjutinya lebih lanjut, jika tidak maka tidak akan dapat menemukan kebenaran, dan juga sulit untuk menjamin keselamatan kita, polisi tidak mungkin akan melindungi kita selamanya bukan?"

Dia membuka pintu belakang taksi, tetapi malah mengulurkan tangan untuk memblokir Winny yang hendak masuk ke dalam mobil. "Tentu saja kamu jangan pergi, berbahaya."

"Aku paling benci standar ganda." Winny menolak sambil melotot padanya.

Keduanya terdiam di samping mobil, mereka menggunakan pandangan mata untuk menunjukkan kebersikerasan mereka. Sopir itu dengan tidak sabar mendesak beberapa kali, Yudi kemudian mengambil inisiatif untuk mengalihkan matanya, dan meletakkan lengannya yang ada di depan pintu. "Sudahlah, mataku kecil, tidak bisa beradu melotot denganmu, naiklah."

Film di mana Rani berpartisipasi di dalamnya diberi judul , dikarenakan pembuatan film dihentikan ketika setengah jalan, jadi cerita spesifik sangat jarang diketahui orang, ditambah sutradara Willy meninggal dalam kecelakaan mobil tahun lalu, ini menjadi misteri yang sulit dipecahkan.

Mereka mengunjungi para aktor, sutradara dan produser yang sebelumnya pernah bekerja sama dengan Willy, akhirnya mendapatkan petunjuk, film yang berjudul seharusnya berada di tangan keponakan Willy.

Keponakan Willy, Toni adalah seorang pelukis kesepian, tinggal di sebuah bungalow bobrok, dikelilingi banyak jalan kecil. Mereka menghabiskan banyak upaya yang sangat besar untuk menemukan kediaman Toni.

Sebelum bertemu, Yudi berpikir bahwa pihak lain adalah seorang seniman yang dekaden dan putus asa, sepertinya sangat sulit untuk diajak bergaul. Setelah bertemu, dia baru mengetahui bahwa ternyata dia adalah seorang yang terlalu antusias dan banyak bicara.

Setelah memperkenalkan diri satu sama lain, Toni kemudian terus menerus memperkenalkan lukisannya pada mereka berdua, Yudi akhirnya dengan tidak mudah meraih celah dalam pidato Toni, mengajukan pertanyaan mengenai film itu.

"Tuan Toni, kudengar pamanmu pernah menyerahkan film yang berjudul padamu. Kami ingin mengetahui apa inti utama film ini?"

Toni menggaruk kepalanya, wajahnya menampilkan senyuman hampa. "Memang ada hal seperti itu. Mengenai apa inti utama dari film itu, aku sudah tidak mengingatnya dengan jelas, hanya mengingat ada sepotong adegan ranjang yang sangat panas."

"Bagaimana adegan ranjangnya?"

"Beberapa pria dan wanita bergumul berkelompok di kamar, memakai topeng di wajah mereka, memang sangat aneh. Tapi tubuh wanita itu benar-benar bagus, jauh lebih baik daripada wanitadalam AV Jepang. Dan dari pengalamanku setelah melihatnya, sudah pasti itu dilakukan sungguhan, aku juga ingin tahu di mana pamanku menemukan gadis yang begitu bagus seperti itu?"

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu