Rahasia Istriku - Bab 24

Bab 24

Sore dua hari kemudian, Yudi duduk sendirian di dalam cafe Starbucks. Dia tidak pulang ke rumah dua hari ini, juga tidak pergi bekerja, karena baginya, tujuan dari kehidupannya sekarang hanya ada satu, mencari bukti perselingkuhan istrinya.

Setiap satu atau dua menit, dia akan melirik sekilas ke arah pintu. Hari ini dia membuat janji temu dengan Mina di kedai kopi, ini adalah langkah pertama dari rencana. Hanya saja dia agak khawatir apakah rencana itu bisa dilaksanakan dengan lancar atai tidak, karena ketika di telepon, Mina tidak mengiyakan akan datang, dia juga tidak menolak.

Setengah jam kemudian, Mina akhirnya muncul.

Ada pandangan tidak menyenangkan di wajahnya, setelah melihat Yudi, ketidaksenangan di wajahnya meningkat menjadi kemarahan.

"Aku sangat sibuk, katakan dengan cepat jika ada yang ingin kamu katakan." Dia duduk di depan meja Yudi, dengan tidak sabar melirik arlojinya.

"Nona Mina, terlebih dahulu aku minta maaf dengan sepenuh hati kepadamu, pada saat itu aku tidak tahu bahwa wanita yang ada di kamar hotel adalah kamu, kupikir itu adalah istriku."

Sambil berbicara, sambil menyodorkan menu yang terdapat di meja, menanyakan ingin meminum apa, tetapi pihak lain tidak melirik sama sekali, hanya berkata dengan sangat tidak segan bahwa merasa kesal ketika melihat wajah Yudi, menyuruhnya mengatakan dengan cepat jika ada yang ingin dikatakan.

"Baiklah, kalau begitu aku langusng bertanya. Aku tahu pada malam tanggal 27 Agustus, yaitu pada malam kamu ingin melakukan percobaan bunuh diri, kamu dan Rani pergi ke tempat karaoke, aku ingin tahu ke ruangan mana istriku pergi ketika itu, bertemu dengan siapa?"Yudi bertanya.

Wajah Mina menunjukkan raut keanehan yang sulit untuk diartikan, kemudian berubah menjadi kemarahan. "Apa kamu tahu, kamu adalah pria yang paling tidak berguna, selain mencurigai bahwa istrimu berselingkuh apa lagi yang bisa kamu perbuat?"

"Jika dia tidak bersalah, bagaimana aku bisa mencurigainya?"

"Bukankah dia telah memberitahumu, hanya pergi melihat dua penonton wanita?"

"Ya, tapi aku masih curiga ..."

Yudi belum menyelesaikan perkataannya, Mina telah mengambil tasnya, bangkit berdiri ingin pergi. "Kalau begitu teruslah kamu curiga, lagipula aku juga telah melihat kedua gadis itu, percaya atau tidak itu terserah padamu."

Setelah dua langkah, dia berbalik kemudian berkata: "Seorang pria sepertimu yang memiliki penyakit curiga, benar-benar tidak layak untuk wanita baik seperti Rani, aku menyarankanmu untuk segera menceraikannya, jangan menyusahkan Rani."

Yudi memperhatikan sosok Mina yang menjauh, tidak mengeluarkan kata apapun. Ketika Mina keluar dari kafe, di sebelahnya ada seorang pria yang lewat dengan terburu-buru, tanpa sengaja menabraknya, bahkan tidak meminta maaf, dia sudah berjalan pergi. Mina menghentakkan kaki memaki dua kalimat, kemudian menolehkan kepala berbalik ke arah lain.

Setelah satu jam, Yudi masuk ke sebuah toko ponsel, melihat Winny yang sedang mengambil foto selfie. Sedangkan pemilik toko sedang duduk di konter, sedang menundukkan kepala mempelajari sebuah ponsel. Ketika dia mendengar langkah kaki, pemilik toko mengangkat kepalanya, dengan ramah tersenyum pada Yudi, ternyata dia adalah pria yang tadi menabrak Mina di pintu masuk kafe.

"Apa yang kamu temukan?" Yudi datang ke meja konter, menunduk untuk melihat ke arah ponsel di meja.

Pemilik toko itu menggelengkan kepalanya. "Saat ini belum, tapi aku sedang mencoba menonaktifkan fitur membuka kunci dengan sidik jari dari ponsel ini, nantinya bisa melihat isi di dalamnya."

"Tenanglah, ketika Hadiberada di dalam tim polisi, merupakan salah satu pakar keamanan informasi terbaik, membobol sebuah ponsel jelas bukan masalah." Winny berkata sambil tersenyum.

"Lupakan saja, jika pemimpin tahu apa yang sedang aku lakukan sekarang, mungkin aku akan dipukul hingga mati." Hadi menepuk dahinya, berkata dengan sedih.

Hadi dulunya adalah seorang polisi, setelah meninggalkan tim polisi, dia membuka toko ponsel. Kemarin, setelah Winny bersusah payah, akhirnya bisa menghubunginya, memintanya untuk membantu mencuri ponsel Mina, dan juga membobol data yang ada di dalamnya.

Awalnya Hadi tentu saja menolak, tapi mengingat ayah Winny yang dulunya sangat perhatian padanya, jadi dia menyetujuinya walau masih enggan, sehingga ada adegan seperti itu di depan pintu cafe.

Mina pulang ke rumah, kemudian dia teringat dalam wantu lama tidak mendengar dering telepon, apakah ponselnya kehabisan baterai? Dia mengulurkan tangan merogoh ke dalam tasnya, berpikir untuk mengeluarkan ponselnya untuk diisi dayanya, tapi ketika dia merogohnya beberapa kali, ponsel itu sama sekali tidak tersentuh.

Dia dengan cepat mengeluarkan semua barang yang ada di dalam tas ke sofa, ada dompet, kosmetik, tissue, serbet, dan bahkan ada sekotak kondom, tetapi yang hilang hanya satu yaitu ponsel.

Keringat keluar dari dahinya, turun mengikuti ujung hidungnya, saat ini, dia merasakan rasa takut yang lebih kuat daripada kematian. Dia berusaha keras mengingat, di mana ponselnya hilang. Tiba-tiba, dia teringat pria yang menabraknya di depan pintu kafe.

Apakah ponsel itu dicuri oleh pria itu?

Dia benar-benar tidak bisa memikirkannya lagi, ada banyak rahasia di ponsel yang tidak boleh diketahui orang, jika tersebar, akhir hidupnya sudah pasti lebih buruk daripada kematian. Dia hanya bisa berdoa, pencuri yang mencuri ponselnya tidak mengerti teknik hacking, tidak tahu apapun mengenai rahasia di ponsel, hanya seorang pencuri biasa.

Tapi saat ini, dia melihat dompet yang tergeletak di sofa, di dalamnya berisi 10 juta yang baru saja diambil dari bank. Jantungnya bergetar dengan kencang, jika itu hanya pencuri biasa, mengapa tidak memilih uang, tapi malah memilih ponsel?

Karena itu dia berpikir kembali, ketika dia baru saja meninggalkan kafe, secara kebetulan kehilangan ponselnya, apa ini ada hubungannya dengan Yudi?

Semakin dipikirkan dia menjadi makin takut, jika ponsel itu jatuh ke tangan Yudi, lebih baik dia melakukan bunuh diri secara langsung, dengan begitu dia tidak akan tersiksa yang lebih menyakitkan dibanding kematian.

Dia bergelut dengan sangat kesakitan di sofa, tubuhnya tidak bisa berhenti bergetar, wajahnya memucat. Akhirnya, dia tidak tahan lagi dengan siksaan itu, bangkit bergegas ke kamar, mengeluarkan botol obat warna putih dari lemari, menelan dua pil, kemudian jatuh ke ranjang.

Setelah beberapa menit, darah naik kembali ke pipinya, tubuhnyaperlahan menjadi panas. Jadi dia melepas pakaiannya, mengulurkan tangan membelai tubuh bagian bawah, mulutnya mengeluarkan suara desahan.

Ketika semuanya kembali tenang, dia perlahan membuka matanya, dengan pandangan bingung menatap kosong ke langit-langit.

Kemudian, dia mengingat masalah penting, ketika dia mengetahui bahwa ponselnya dicuri, dia bisa menggunakan akun ponselnya untuk menghapus data dari jarak jauh, tetapi dia lupa hal ini karena ketakutan yang berlebihan.

Dia bahkan tidak berpikir untuk memakai pakaian, bergegas membuka komputer. Namun sangat disayangkan dia masih selangkah lebih lambat, halaman web menampilkan notifikasi bahwa ponsel telah disetel ulang, tidak dapat menghapus data dari jarak jauh.

Dia menatap layar komputer dengan pandangan kosong, hanya merasakan bahwa seluruh rongga tubuhnya dilubangi, mulutnya hanya bisa mengulangi perkataan bahwa segalanya telah berakhir.

Tiba-tiba, telepon di rumah berdering berulang-ulang, seolah-olah itu adalah pengingat dewa kematian.

Dia dengan perlahan keluar dari kamar, mengangkat gagang telepon, hanya mendengar suara Yudi di balik telepon.

"Mina, obrolan terakhir sangat tidak menyenangkan, kali ini aku ingin berbicara denganmu lagi."

"Apa yang ingin kamu bicarakan?" Mina berkata tanpa sadar.

"Ponselmu."

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu