Rahasia Istriku - Bab 33

Bab 33

Pada pukul 4:20 sore hari berikutnya, Rani meninggalkan unit, menaiki taksi ke kota H. Ketika dia keluar dari rumah, di ponsel Yudi, titik merah kecil yang mewakili Rani yang ada di peta kembali bergerak.

Yudi segera memanggil Winny,membawa mobil untuk mengejarnya. Kali ini, mereka menyewa mobil kecil domestik, sangat tidak mencolok ketika berbaur dalam arus lalu lintas, seharusnya tidak menarik perhatian Rani.

Yudi duduk di kursi penumpang, memegang ponsel di tangannya, matanya tidak pernah meninggalkan titik merah kecil di layar, terus menerus melaporkan posisi Rani saat ini kepada Winny yang sedang mengemudi.

Winny menolehkan kepalanya untuk meliriknya sekilas, melihat tampangnya yang bagaikan sedang menyambut musuh besar, dia kemudian berkata dengan bercanda: "Navigasi hidup kamu jangan gugup, jika tidak itu juga akan mempengaruhiku, kamu harus tahu bahwa aku adalah seorang pengemudi wanita."

"Kamu adalah pengemudi wanita terbaik yang pernah aku temui." Yudi tersenyum menjawabnya, ekspresinya yang tegang itu akhirnya rileks.

"Kubilang, kamu memang membuatku terkesan." Winny menginjak pedal gas, mempercepat lajunya melewati persimpangan sebelum lampu merah menyala.

"Mengapa kamu mengatakan seperti itu?" Yudi mengangkat alisnya, pandangan matanya masih tetap tertuju pada layar ponsel.

"Kamu dulunya sangat bodoh, sangat sembrono ketika melakukan sesuatu, aku tidak menyangka kamu bisa memikirkan rencana yang bagus."

"Di balik setiap detektif memiliki cerita kesedihan di belakangnya, ini karena terpaksa."

"Memujimu satu kalimat malah menjadi sangat bangga." Winny memaki sambil tersenyum. "Oh iya, jika terbukti bahwaS adalah Satria, apa yang akan kamu lakukan?"

Yudi terdiam untuk waktu yang lama, setelah itu baru mengucapkan kata cerai. Kemudian diam beberapa saat lagi, dia kembali menambahkan: "Kemudian menguak rahasia Taman Eden, membantumu mendapatkan piagam Pulitzer."

Winny menjawab dengan berkata baik, lalu keduanya berhenti berbicara.

Pada pukul 9 kurang 5 menit, mereka mengikuti Rani ke depan Hotel Kempimski. Yudi segera menekan ikon mikrofon di ponsel, kemudian perangkat lunak pemantauan mulai mengaktifkan mikrofon ponsel Rani, mengirimkan suara di sekitarnya ke ponsel Yudi.

Hanya terdengar suara hentakan heels milik Rani, dari jalan yang bising berjalan masuk ke lobi hotel yang tenang, kemudian terdengar suara bunyi "Ding", itu merupakan suara pintu lift yang terbuka.

Setelah beberapa saat, pintu lift terbuka lagi. Rani berjalan keluar dari lift, datang ke depan sebuah pintu, mengetuknya dengan lembut sebanyak tiga kali, lalu mereka mendengar suara seorang pria: "Kamu sudah datang."

Yudi menahan nafasnya, dan Winny juga mematikan mesin mobil, keduanya takut melewatkan satu kata pun.

Rani tidak menjawab, hanya terdengar suara pintu tertutup, tampaknya Rani sudah memasuki ruangan. Kemudian, terdengar suara pria itu berkata sambil tertawa: "Nona cantik, biarkan aku menyentuhmu, kamu sangat cantik."

Saat berikutnya, terdengar suara tamparan di wajah di ponsel, diikuti dengan kemarahan Rani: "Hormat sedikit padaku!"

Setelah diam sejenak, pria itu baru bereaksi dari tamparan di wajah, memaki kalimat wanita pelacur, kemudian terdengar suara keras. Setelah beberapa detik, suara teredam tiba-tiba terdengar di ponsel, dan titik merah kecil di layar juga ikut padam.

Jawabannya sangat jelas, ponsel Rani rusak terbanting.

Pada saat yang sama, kesabaran Yudi akhirnya mencapai batas. Dia membuka pintu, berlari menuju gerbang Hotel Kempimski. Winny khawatir, dengan cepat mengejarnya, menahan lengannya.

"Tenanglah sedikit, apa kamu tahu dia berada di kamar mana sekarang?" Winny berkata dengan suara keras.

"Tidak peduli dia berada di kamar mana, aku harus menemukannya!" Yudi dengan menggunakan tenaga menghempaskan tangan Winny. "Kamu juga mendengarnya tadi, Satria sedang bertindak kasar, tidak peduli apakah dulu istriku berselingkuh atau tidak, aku juga tidak bisa membiarkannya diperkosa."

"Tolonglah, gunakan sedikit otakmu. Kamu mendengarkan percakapan mereka, apakah seperti kekasih lama yang saling bertemu, jelas-jelas itu orang asing."

"Tidak peduli itu orang asing ataupun kenalan, aku tidak bisa duduk diam dan hanya menonton." Yudi melangkah lebar masuk ke dalam lobi hotel, menekan tombol lift.

"Aku benar-benar tidak berdaya padamu, menemui masalah masih tidak bisa bersikap tenang." Winny berlari kecil ke sebelah Yudi, sedikit terengah-engah. "Kamu mencari kamar dengan cara seperti ini, ketika kamu menemukannya, semuanya sudah berakhir. Bukankah perangkat lunak pemantauan ada perekaman secara otomatis, putar untuk didengar oleh resepsionis, mereka tidak akan berani untuk tidak peduli."

Yudi menepuk dahinya, diam-diam memaki dirinya sendiri yang kacau, bisa-bisanya dia melupakan hal yang penting, jadi dia menggandeng tangan Winny, berjalan ke meja resepsionis hotel.

Wajah Winny langsung memerah, dengan segera menghempaskan tangannya, tetapi tidak terlepas, jadi dia menyerah untuk melawan, menundukkan kepalanya berjalan dengan Yudi ke depan resepsionis hotel.

Tepat pada saat ini, pintu lift terbuka, dari dalam keluar seorang wanita berambut panjang yang menyeret koper besar. Ketika Winny melihatnya, dia segera menunjukkan ekspresi bagai melihat hantu, kemudian dengan sekuat tenaga dia mendorong bahu Yudi, memaksanya untuk memutar arah, sehingga punggung mereka menghadap ke arah wanita itu.

Karena wanita berambut panjang yang membawa koper itu ternyata adalah Rani.

Winny bahkan tidak berani bernafas, terus berdoa agar Rani tidak menemukan mereka. Yudi tidak mengerti apa yang sedang dia dilakukan, tetapi dia melihat bulu matanya yang panjang itu bergetar, mengetahui bahwa dia pasti sangat gugup saat itu, jadi dia bekerja sama dengan tindakannya.

Setelah sekitar beberapa saat, Winny baru berbalik perlahan, melirik sekilas lobi hotel, dia tidak melihat sosok Rani, mungkin dia sudah keluar dari hotel. Akhirnya dia bernafas dengan lega, pandangannya melihat keluar pintu hotel, melihat ke arah jalan.

Melihat Rani berdiri di pinggir jalan, sebuah taksi berhenti di depannya, supir taksi membantunya memasukkan koper ke bagian belakang.

"Ayo segera ikuti." Mata Winny berubah menjadi cerah, kemudian menarik lengan lengan Yudi, berlari ke arah pintu hotel.

Dua staf resepsionis wanita melihat pasangan pria dan wanita muda ini berdiri di meja depan sebentar, lalu tiba-tiba keluar dari hotel seperti angin yang lewat, mereka merasa sangat aneh. Salah satu resepsionis menyikut salah satu resepsionis lainnya dengan menggunakan sikunya, berbisik, "Menurutmu apa yang sebenarnya sedang dilakukan oleh kedua orang itu?"

"Aku tidak tahu, mungkin saja gila."

Yudi juga tidak memahami situasinya, karena ketika dia mengikuti Winny keluar dari hotel, Rani baru saja naik memasuki taksi, dia tidak keburu untuk melihat wajah Rani.

Sekarang, dia merasa menyesal. Dia merasa bahwa dia terlalu mempercayai Winny, bahkan tidak berpikir sebelumnya, langsung ikut menaiki mobil, bahkan tidak tahu ke arah mana Winny menyetir?Memikirkan bahwa istrinya saat ini mungkin sedang dipermalukan, dia sangat ingin melompat turun dari mobil.

"Winny, jika kamu berhenti sekarang, aku tidak akan menganggapmu gila." Satu tangan Yudi menarik pegangan pintu, berkata tajam.

"Jangan jangan jangan, kamu tidak boleh melompat turun, yang melompat turunlah yang orang gila. Lihatlah taksi di depan, apa yang kamu temukan?" Suasana hati Winny sangat baik saat ini, tidak peduli dengan bahasanya yang tidak hormat.

Yudi menatap ke kejauhan, menemukan sekitar 50 meter di depan, terdapat sebuah taksi berwarna merah, melalui kaca belakangnyayang transparan, melihat sosok punggung yang sangat dikenalnya.

Novel Terkait

Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu