Rahasia Istriku - Bab 13

Bab 13

Yudi menaiki lift ke lantai 10, melihat pintu-pintu di kedua sisi koridor yang tertutup, di dalam pikirannya tanpa sadar muncul adegan Rani sedang berhubungan badan dengan Kevin, dia sangat marah hingga seluruh tubuhnya gemetar. Dia dengan sekuat tenaga menggeleng-gelengkan kepalanya, seolah-olah dengan begini dia bisa menghilangkan pikiran yang membingungkan itu.

Dia meletakkan telinganya di pintu pertama di sisi kiri koridor, mencuri dengar pergerakan di dalam.Hanya mendengar tawa dari dua orang gadis di dalam kamar, sepertinya ini bukan kamar Rani.

Kemudian, dia melakukan hal yang sama, dengan diam-diam mencuri dengar pergerakan di dalam kamar.

Ketika telinganya terpasang di pintu kedelapan, dia mendengar suara teriakan bersemangat seorang wanita, hanya saja sepertinya jaraknya agak jauh, suara itu terputus-putus, tidak terlalu jelas terdengar.

Dia dengan keras menyentakkan kakinya, ingin menerjang ke pintu, tetapi saat kakinyahampir menerjang pintu, dia berhenti. Karena dia tiba-tiba tersadar, di sini adalah hotel, merupakan hal yang wajar pria dan wanita membuka kamar, selain istrinya, pasti ada orang lain. Jika salah, tidak hanya akan membuat masalah yang tidak perlu, tetapi juga akan membuatnya merasa waspada. Jika nanti ingin menangkap jejak perselingkuhan Rani, maka akan menjadi lebih sulit.

Dia mengepalkan tinjunya, mengatupkan giginya dengan erat, dia berusaha mencoba untuk mengidentifikas, apakah ini suara desahan istrinya atau bukan. Pada saat ini, dia mendengar suara wanita di kamar itu mengucapkan sepatah kata.

"Suamiku, biarkan aku beristirahat sebentar, aku masih harus menghadiri pelatihan besok."

Meskipun suara itu terhalang oleh pintu, ada yang aneh dengan nadanya, tetapi minggu ini Rani juga secara kebetulan ikut pelatihan. Jadi ketika mendengar ini, Yudi tidak bisa menahannya lagi, dia menendang pintu dengan satu kaki, dengan langkah lebar bergegas masuk ke dalam.

Ini adalah suite dua kamar satu ruang tamu, Yudi menemukan suaradatang dari kamar di sebelah kanan. Jadi dia membanting pintu kamar yang tertutup, kemudian dia melihat seorang wanita telanjang, berbaring di tempat tidur seperti perempuan jalang, sedang menerima satu demi satu hunjaman dari laki-laki itu.

"Siapa kamu, keluar." Pria itu yang pertama-tama bereaksi dari kepuasannya, berteriak keras pada Yudi.

"Sialan kamu." Yudi bergegas menuju ranjang, meninju wajah pria itu. Pria itu berteriak kesakitan, kemudian jatuh miring di ranjang.

Dikarenakan perubahan yang terlalu cepat, wanita itu masih belum tersadar sepenuhnya dari kegiatannya, sama sekali tidak mengerti situasinya sekarang, jadi dia masih menggeliat pinggulnya, sambil mengatakan: "Suamiku, aku benar-benar sangat puas, tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya."

Pada saat ini, mata Yudi perlahan menggelap, telinganya berdenging, tindakannya seluruhnya didukung oleh kemarahan. Dia meraih rambut wanita itu, menyeretnya dengan kasar untuk bangun, mengangkat tangannya ingin menampar wajah itu.

Tiba-tiba, gerakannya membeku, kemarahan yang menyelimuti seluruh tubuhnya tiba-tiba menghilang, keseluruhan dirinya seakan berubah menjadi cangkang kosong tanpa jiwa.

Karena wanita ini bukan Rani, tapi dia adalah Mina.

Kemudian, Yudi memandang pria yang jatuh di ranjang. Hanya melihat wajah kanan pria itu bengkak, seperti bakpao yang memerah, tetapi masih dapat dilihat bahwa ini bukan Kevin, tetapi adalah pria asing yang belum pernah dia lihat sebelumnya.

Tangan Yudi perlahan terlepas dari rambut pendek Mina, dia membuka mulutnya, ingin mengatakan sesuatu, tapi dia hanya bisa membuat suara bisu. Pada saat yang sama, pintu kamar lain terbuka, Rani yang memakai penutup telinga berlari keluar, langsung melihat Yudi yang berdiri di pintu.

"Suamiku, bagaimana bisa kamu datang, apa yang terjadi?"

Ketika Yudi akan merespon, pria yang jatuh di ranjang itu tiba-tiba melompat, meninju tepat di sudut mulutnya. Kemudian bagian atas tubuhnya jatuh ke belakang, menabrak kusen pintu, sudut mulutnya juga ada darah.

"Gery, jika ada sesuatu maka bicarakan baik-baik, jangan memukuli orang!" Rani menghadang di depan Yudi, matanya memperhatikan Mina yang terkejut. Dia ingin membantu Mina mengenakan pakaiannya, tetapi dia khawatir bahwa kedua pria itu akan berkelahi kembali, jadi hanya bisa diam di tempat. "Siapa dari kalian yang bisa memberitahuku, apa yang terjadi di sini?"

"Tanyakan pada suamimu. Aku dan kekasihku sedang memadu kasih, tidak membuat marah siapapun, si bodoh ini tiba-tiba menerjang masuk dan memukuli orang." Gerymenutupi tubuh Mina dengan selimut, kemudian secara asal memakai pakaian.

Rani mengalihkan pandangannya pada Yudi, ada kemarahan dan keraguan di dalam matanya. Yudi dengan canggung menghindari matanya, dengan gagap berkata: "Aku ... kupikir itu adalah kamu."

Meskipun kata-kata Yudi tidak begitu jelas, Rani segera memahami maksudnya. Dia sangat marah, kemudian menarik tangan Yudi, berjalan menuju kamarnya. "Maaf Mina, Gery, aku akan menyuruh suamiku meminta maaf nanti, sekarang aku akan akan berbicara dengannya dulu."

Rani menutup pintu dengan keras, memeluk lengannya sendiri bersandar di pintu. "Suamiku, aku butuh sebuah penjelasan."

Yudi melihat tampang Rani yang bagai seorang hakim sedang menanyakan kesalahan, merasa sangat canggung, dan juga merasa sangat tidak rela. Dia jelas melihat bahwa Rani dan Kevin masuk ke hotel, mengapa ketika dia masuk kamar dan membuat masalah malah menjadi pemandangan lain?

"Aku malah ingin bertanya padamu, setelah kamu turun dari taksi, menaiki mobil siapa?" Yudi tidak menjawab malah balik bertanya.

Hanya melihat bahwa Rani terkejut terlebih dulu, kemudian wajahnya berubah menjadi marah dan memerah. "Jadi ternyata kamu yang mengikutiku?"

"Ya! Jadi kamu melarikan diri dengan strategi, kemudian menaiki mobil Kevin si pezinah itu!" Yudi duduk di ranjang lalu berteriak keras.

Suara tamparan terdengar, Rani mengangkat tangannya, memberi Yudi sebuah tamparan di wajahnya. "Bagaimana bisa kamu memfitnahku seperti ini, apa hubungannya ini semua dengan Kevin?"

Yudi memegang wajahnya yang terdapat bekas telapak tangan, kemudian dia menjulurkan lidah untuk menjilat sudut bibirnya yang robek terluka karena dipukul Gery, tampak kelihatan agak mengerikan. "Apa kamu ingin aku berkata dengan lebih jelas lagi? Kamu mengambil kesempatan ketika pelatihan, diam-diam pergi berkencan dengan Kevin. Aku sudah bertanya pada saksi, setelah kamu turun dari taksi, kamu menaiki Maserati, jika aku tidak salah ingat, Kevin mengendarai Maserati bukan."

"Sayang, kamu benar-benar salah paham. Itu adalah mobil Gery. Dia adalah pacar baru Mina. Tadinya dia bilang akan menjemput kami di stasiun radio, tapi karena ada urusan mendadak, jadi menyuruh kami menaiki taksi dulu, lalu di tengah jalan dia akan menjemput kami."

Rani membuka ponsel, membuka postingan Mina, kemudian dengan sangat marah menyerahkannya pada Yudi. Dia mengambil ponselnya untuk melihat, sebuah Maserati hitam muncul di latar belakang foto, berdiri di samping mobil itu adalah Mina dan pacar barunya.

Pada saat ini, suasana hatinya sangat kacau, dia tidak bisa mengatakan apakah itu rasa tenang atau jengkel. Tapi kemudian, dia mengingat adegan yang dia lihat di pintu masuk hotel, jadi dia dengan segera berkata: "Tapi sebelumnya di depan pintu masuk hotel, aku melihatmu dan Kevin bersama-sama masuk ke hotel, apa yang terjadi?"

Rani tanpa bertenaga bersandar di pintu, wajahnya tampak kecewa. "Apa kamu benar-benar bisa memastikan bahwa itu adalah Kevin? Bisakah kita turun dan meminta petugas resepsionis untuk mengkonfirmasinya?"

Setelah mendengarkan ini, Yudi dengan hati-hati memikirkannya kembali, penilaiannya yang tadinya sudah sangat yakin menjadi kabur. Pada saat itu, dia tidak melihat wajah pria itu, tetapi hanya membuat perkiraan dari garis besar sosok itu. Sekarang setelah dipikirkan, kontur tubuh Gery sangat mirip dengan Kevin, jika dilihat dari kejauhan, sangat mudah untuk salah mengenalinya.

"Maksudmu, jadi yang tadi kembali ke hotel bersamamu itu adalah si Geryitu?" Yudi bertanya dengan tidak yakin.

"Jika bukan dia siapa lagi?" Rani menghela nafas dengan tidak berdaya. "Sikapmu hari ini benar-benar sangat mengecewakanku, sekarang kamu pergi meminta maaf kepada Mina."

"Aku bisa minta maaf kepada mereka, tapi sebelum itu, masih ada yang ingin kutanyakan padamu."

"Apa?"

"Hari ini aku bertemu dengan teman sekelasmu Winny, dia memberitahuku sesuatu yang disembunyikan olehmu."

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu