My Secret Love - Bab 45 Kejahatan Apa Yang Kamu Perbuat
Jika teringat masalah warisan dan masalah pemakaman, Mike benci sampai tidak sabar untuk menampar dirinya sendiri.
Selanjutnya adalah Lorry, beberapa tahun ini dia memerankan sosok ibu mertua yang sangat kejam.
Dan bahkan memotret Anges disaat dia tanpa busana, bahkan mengancam dia akan mengirim dia ke dunia malam.
Setiap kali berpikiran seperti ini, Lorry sangat merasa bersalah sehingga membuat kejiwaan dia terganggu.
Jika bukan Ayah Mike yang selalu disampingnya membantu, takutnya dari dulu dia sudah tidak punya kekuatan untuk menghadapi semua ini.
“Ya Tuhan... Apa yang telah aku lakukan? Agnes.... Mama sungguh minta maaf kepadamu, kamu segera sembuh, sampai pada waktu itu, tidak peduli bagaimana pun kamu ingin menghukum mama, mama menerimanya....”
Lorry dengan kepahitannya berkata, ini baru saja satu hari, dia dari kepala sampai kaki sudah mengalami perubahan yang sangat besar.
“Istriku, aku bantu kamu balik ke kamar istirahat.”
Suaminya takut Lorry apabila dia terus menerus seperti ini bisa jatuh sakit, Lorry yang menangis tersedu-sedu dan kembali ke kamar, dia juga menasehati anak laki-lakinya untuk tidak terlalu banyak pikiran.
Pembantu Ma menaruh nasi dan sayur, dan ikut pergi meninggalkan tempat itu.
Mike memperhatikan dengan seksama Agnes yang sedang meringkuk di ujung kasur, barusan saja setelah dia bangun dari tidurnya dia langsung pergi ke kamar pembantu yang dulu, dibujuk untuk keluar pun tidak mau.
Kamar ini memberikan dia sebuah ingatan yang begitu memilukan, tapi dia sepertinya sengaja menyiksa dirinya sendiri, akan tetapi semakin dia seperti ini semakin membuat orang merasa iba.
“Dokter, sekarang apa yang dapat dilakukan untuk meringankan gejalanya?”
Mike sekarang merasa dirinya tidak ada kemampuan,dan juga sekarang merasa tidak tau harus berbuat apa.
“Hanya bisa menemaninya, menjaganya baik-baik, mencoba untuk memberikan dia sebuah kehangatan. Aku akan seminggu sekali memberikan dia hipnosis. Pelan-pelan saja.”
Dokter psikologi menggunakan nada yang berat menjawab pertanyaannya, juga memberitahunya hal-hal yang harus diperhatikan.
“Baik, saya tau.” Mike mengangguk-anggukan kepalanya, dengan rasa pasrah dia menggosok-gosok kuil.
“Ini adalah obat penenang, setiap hari harus diminum tepat waktu, saya pamit dahulu.” Selesai berbicara, dokter menaruh obat itu dan langsung pergi meninggalkannya.
Mike tergoda untuk berjalan ke arah Agnes, dia ingin mendekati Agnes, akan tetapi juga takut akan menyakitinya.
Ketika Agnes melihat Mike, wajahnya langsung berubah menjadi putih, seluruh tubuhnya juga mulai menggigil.
Dengan muka putih pucat yang panik, dia berkata : “Gerry... Kamu jangan kemari... Gerry.... Maaf, aku tidak sengaja menyelakaimu...”
Melihat Agnes yang ketakutan, kedua pupil hitam Mike mulai menegang, Agnes ternyata telah menjadikannya sebagai Gerry, kakaknya yang telah meninggal.
Semuanya karena dia! Kalau bukan karena dia yang telah menyiksa Agnes dengan keinginannya sendiri, Agnes juga tidak akan menjadi seperti ini.
Mike menenangkan pikirannya, berusaha membuat dirinya sendiri menjadi lebih tenang.
Setelah beberapa saat, dia memberatkan suaranya hingga terdengar seperti serak dan berkata : “Aku tidak menyalahkanmu.... Aku dari awal tidak pernah menyalahkanmu, kamu jangan takut!”
Karena Agnes telah menganggap dirinya adalah kakaknya, dia akan membuat perhitungan, menggunakan identitas kakaknya untuk melepaskan segala masalah di hati Agnes.
Dengan hanya membuatnya mengerti, kakak tidak menyalahkannya, apakah dia bisa lekas sembuh dari penyakitnya?
“Tidak! Kamu berbohong, kamu setiap malam selalu datang di dalam mimpiku, wujud tubuhmu yang meninggal selalu terukir di dalam pikiranku.”
Agnes sepertinya teringat sebuah kenangan yang juga memilukan.
Suaranya sangat nyaring, dia bergegas menggunakan kedua tanggannya menutup telinganya, dengan suara yang bergetar dia berbicara.
“Papa menyalahkanku.... Mama juga menyalahkanku... Terlebih Mike, dia sangat membenciku, mereka semua mengatakan bahwa aku tidak punya pendirian yang tetap, sehingga menyakitimu hingga kamu meninggal.”
Mendengar semua perkataan ini, air mata Mike tidak tertahankan mengalir keluar.
“Mereka semua tidak menyalahkanmu lagi.... Semua masalah telah diperiksa, semua Joey yang melakukannya, tidak ada hubungannya denganmu, jadi kamu jangan menyalahkan dirimu sendiri lagi.”
Mike berbicara sambil mencoba berjalan mendekati Agnes, melihat reaksi Agnes tidak terlalu berlebihan, dengan langkah yang cepat dia berjalan sampai di hadapan Agnes.
Novel Terkait
My Beautiful Teacher
Haikal ChandraAdieu
Shi QiStep by Step
LeksHei Gadis jangan Lari
SandrakoMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaYour Ignorance
YayaBehind The Lie
Fiona LeeAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaMy Secret Love×
- BAB 1 Saya Adalah Kakak Ipar Kamu
- BAB 2 Siapa Pria Liar Itu
- Bab 3 Aku Akan Menikah
- Bab 4 Menyerangnya
- Bab 5 Bermaksud Menggodaku?
- Bab 6 Dia Sungguh Ketat
- Bab 7 Foto Tanpa Busana
- Bab 8 Dia Ingin Menikah
- Bab 9 Musibah Keluarga AGNES
- Bab 10 Dia Ada Di Belakang Layar
- Bab 11 Hamil
- Bab 12 Menjadi Pengiring Pengantin
- Bab 13 Biarkan Kamu Mati
- Bab 14 Melarikan Diri Dari Kematian
- Bab 15 Memungkinkan Janin Berbentuk Cacat
- Bab 16 Bantu Dia Untuk Membalas Dendam
- Bab 17 Tidak Tahan Akan Kesepian
- Bab 18 Dia Sangat Membencinya
- Bab 19 Wanita Yang Berpikiran Jahat
- Bab 20 Saling Menyakiti
- Bab 21 Siksaan Yang Kejam
- Bab 22 Hal-Hal Paling Menyakiti Di Dunia
- Bab 23 Menemaninnya Mengambil Foto Pernikahan
- Bab 24 Siapa Yang Bisa Tertawa Sampai Akhir
- Bab 25 Penyakitnya Kambuh
- Bab 26 Kamu Yang Mencelakannya
- Bab 27 Dibutakan Oleh Cinta
- Bab 28 Hidup Dengan Damai
- Bab 29 Menemani Disisiku
- Bab 30 Kebahagiaan Yang Sulit Didapat
- Bab 31 Ciuman
- Bab 32 Kesedihan Mike
- Bab 33 Iri
- Bab 34 Bukti Sudah di Tangan
- Bab 35 Acara Pernikahannya
- Bab 36 Balas Dendam Dimulai
- Bab 37 Kebenaran Terungkap.
- Bab 38 Pria 3 Tahun Yang Lalu
- Bab 39 Aku Mau Pergi
- Bab 40 Biarkan Dia Pergi
- Bab 41 Tidak Akan Mencintai Orang Lain
- Bab 42 Donasi Organ Tubuh
- Bab 43 Merasa Bersalah Atas Kebaikannya
- Bab 44 Kekelaman Hati
- Bab 45 Kejahatan Apa Yang Kamu Perbuat
- Bab 46 Mengucapkan Salam Perpisahan Kepada Gerry
- Bab 47 Pasti Akan Ada Ganjarannya
- BAB 48 Bersama Selamanya