My Secret Love - Bab 3 Aku Akan Menikah
Amarah yang ditahan Mike telah mencapai batasnya, tetapi Mike masih bersedia sabar menahan amarahnya dan kembali bertanya untuk yang terakhir kalinya.
Agnes berusaha untuk melarikan diri, "Berapa kalipun kamu bertanya, aku tetap tidak bisa memberikan jawaban kepadamu."
Jika bisa mengatakannya, 3 tahun yang lalu Agnes sudah mengatakannya, kenapa harus diulur sampai sekarang? dan juga dia harus menahan penderitaan yang sangat tidak manusiawi.
"Agnes! Kau benar-benar murahan!" Mike benar-benar marah dibuatnya, dalam sekejap kemarahan yang ia simpan meluap keluar.
Tangan besarnya tiba-tiba melayang ke tubuh Agnes, sampai tubuh Agnes terlempar kasar ke tanah.
Agnes berteriak kaget, tubuhnya terguling jatuh mengikuti anak tangga!
Bug! Bug! Bug!
Tubuhnya dilumuri oleh darah.
Bagian kepala belakangnya membentur batu dengan keras, darah merah segar mengucur deras dari tubuhnya, tanah berubah menjadi warna merah darah, lalu mekar setangkai bunga yang dipenuhi oleh keputus-asaan.
Mike terkejut melihat pemandangan yang ada di depannya, dia maju dua tiga lingkah ke depan tubuh Agnes yang terbujur kaku.
Mike memeluk tubuh mungil gadis itu, dengar bibir bergetar berkata, "Wanita yang pantas mati, berani-beraninya kau mati!"
Sulit untuk dijelaskan, Mike merasa bahwa hatinya seperti dicengkram kuat oleh sepasang tangan besar yang tak terlihat.
Rasa sakit yang tak dapat dilukiskan menjalar ke seluruh tubuh dan tulangnya.
Oleh kepala belakangnya Agnes sering diperdengarkan hal-hal yang menyakitkan untuk membangunkannya.
Dia perlahan-lahan membuka matanya, hal pertama yang dia lihat adalah warna putih yang terang dan udara yang dipenuhi dengan bau infus.
Teringat akan kejadian di pemakaman, menyebabkan sudut bibirnya turun ke bawah, muram.
Masih belum selesai bersedih, pintu kamar pasien dibuka kasar oleh seseorang.
Suara langkah sepatu hak tinggi memecahkan kesunyian kamar pasien.
Dia mengerutkan dahinya, sambil menopang tubuhnya yang kesakitan ia bangkit dari tempat tidurnya.
Dia menemukan Joey dengan angkuhnya berdiri di tengah ruangan. Seluruh tubuhnya dibalut dengan barang-barang bermerek, dari tubuhnya menguarkan aura kejam.
"Apa yang kau lakukan di sini?" Agnes memasang wajah serius, menunjukkan bahwa dirinya tak ingin melihat wanita itu.
"Agnes, caramu masih saja begitu cerdas! Tak disangka-sangka kau masih berangan-angan untuk merayu kak Mike. Apakah pelajaran saat itu kau sudah melupakannya?" Tatapan Joey sama seperti ular berbisa, menatapnya dengan tatapan mematikan.
"Keluar kau! Aku tidak ingin melihatmu!" Agnes baru saja terbangun dari komanya, seluruh tubuhnya sangat lemas.
Agnes sama sekali tak memiliki energi, terlebih lagi dia tidak dalam keadaan yang tidak baik untuk berdebat dengan Joey.
"Aku peringatkan kau, aku dan kak Mike akan bertunangan, lebih baik kau jauh-jauh dari hidupku, kalau tidak, aku pastikan kau mendapatkan hukuman yang lebih kejam dari sebelumnya!" Joey berucap dengan kejam, rupanya yang menawan berubah menjadi buruk saat mengucapkan kalimat tersebut.
Mendengar kalimat tersebut, Agnes mengerutkan dahinya, merasa agak pusing.
Agnes tak menyangka, orang yang pernah menjadi teman baiknya, ternyata adalah orang yang sangat berbisa.
Tiga sampai empat kali dia berencana untuk tidak bicara, yang lebih buruknya lagi adalah bertahun-tahun telah berlalu, Agnes tidak bisa mendapatkan aib wanita itu, terlebih lagi Agnes tidak memiliki cara untuk menempatkan Joey di posisi yang sulit.
Melihat Agnes tak bersuara, Joey berjalan dengan menghentak-hentakkan kakinya, dia berjalan mendekati Agnes
sampai hanya tersisa beberapa senti dari tempat Agnes berada.
Joey sedikit membungkukkan tubuhnya, lalu dengan pelan berbisik di telinga Agnes: "Aku tahu kamu menyukainya, tetapi sekarang dia adalah adik iparmu. Bagaimanapun kamu menggodanya, kamu tidak akan mungkin pantas berada disampingnya. Dan juga, sebentar lagi aku akan menjadi istrinya, menjadi wanita paling penting dalam hidupnya."
Beberapa kalimat singkat dari Joey menyulut kemarahan Agnes.
Jika saja saat itu bukan wanita ular ini yang membuat kesulitan, mungkin Mike akan melakukan pernikahan dengan keluarga Agnes.
Jika bukan karena rencana wanita ini sebelum pernikahan, Gerry tidak akan mati, keluarga Agnes tidak akan bangkrut, dia juga tidak akan tanpa alasan mengalami begitu banyak penderitaan.
Agnes pernah menganggapnya sebagai saudara perempuan terbaiknya, mencurahkan seluruh hatinya kepada wanita itu, dirinya sudah disakiti dan menjadi seperti ini sekarang, apakah wanita ular itu tak bisa melepaskan dirinya?
Novel Terkait
His Second Chance
Derick HoThe Great Guy
Vivi HuangDiamond Lover
LenaSi Menantu Dokter
Hendy ZhangSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaMy Lifetime
DevinaKisah Si Dewa Perang
Daron JayMy Secret Love×
- BAB 1 Saya Adalah Kakak Ipar Kamu
- BAB 2 Siapa Pria Liar Itu
- Bab 3 Aku Akan Menikah
- Bab 4 Menyerangnya
- Bab 5 Bermaksud Menggodaku?
- Bab 6 Dia Sungguh Ketat
- Bab 7 Foto Tanpa Busana
- Bab 8 Dia Ingin Menikah
- Bab 9 Musibah Keluarga AGNES
- Bab 10 Dia Ada Di Belakang Layar
- Bab 11 Hamil
- Bab 12 Menjadi Pengiring Pengantin
- Bab 13 Biarkan Kamu Mati
- Bab 14 Melarikan Diri Dari Kematian
- Bab 15 Memungkinkan Janin Berbentuk Cacat
- Bab 16 Bantu Dia Untuk Membalas Dendam
- Bab 17 Tidak Tahan Akan Kesepian
- Bab 18 Dia Sangat Membencinya
- Bab 19 Wanita Yang Berpikiran Jahat
- Bab 20 Saling Menyakiti
- Bab 21 Siksaan Yang Kejam
- Bab 22 Hal-Hal Paling Menyakiti Di Dunia
- Bab 23 Menemaninnya Mengambil Foto Pernikahan
- Bab 24 Siapa Yang Bisa Tertawa Sampai Akhir
- Bab 25 Penyakitnya Kambuh
- Bab 26 Kamu Yang Mencelakannya
- Bab 27 Dibutakan Oleh Cinta
- Bab 28 Hidup Dengan Damai
- Bab 29 Menemani Disisiku
- Bab 30 Kebahagiaan Yang Sulit Didapat
- Bab 31 Ciuman
- Bab 32 Kesedihan Mike
- Bab 33 Iri
- Bab 34 Bukti Sudah di Tangan
- Bab 35 Acara Pernikahannya
- Bab 36 Balas Dendam Dimulai
- Bab 37 Kebenaran Terungkap.
- Bab 38 Pria 3 Tahun Yang Lalu
- Bab 39 Aku Mau Pergi
- Bab 40 Biarkan Dia Pergi
- Bab 41 Tidak Akan Mencintai Orang Lain
- Bab 42 Donasi Organ Tubuh
- Bab 43 Merasa Bersalah Atas Kebaikannya
- Bab 44 Kekelaman Hati
- Bab 45 Kejahatan Apa Yang Kamu Perbuat
- Bab 46 Mengucapkan Salam Perpisahan Kepada Gerry
- Bab 47 Pasti Akan Ada Ganjarannya
- BAB 48 Bersama Selamanya