Cinta Tapi Diam-Diam - Bab 9 Aku Akan Pergi Besok
Bab 9 Aku Akan Pergi Besok
Tang Lingyu melalui kaca spionmelihat Qiu Xinlan yang mengejar mobil, berhenti sesaat, berkata mengingatkan Direktur Mo: "Direktur Mo, Nona Qiu sepertinya sedang..."
"Menyetir saja."
Suara yang dingin memasuki indra pendengaran, Tang Lingyu menginjak gas.
Tang Lingyu sangat jelas, antara Qiu Xinlan dan Mo Xichen memang ditakdirkan hanya sesaat, itu hanyalah seorang laki-laki yang terobsesi pada tubuh seorang wanita cantik, Mo Xichen tidak akan mungkin memiliki perasaan pada Qiu Xinlan.
Qiu Xinlan bertelanjang kaki, berlari di jalan aspal yang keras, dia tidak merasa sakit ataupun merasa dingin.
Wajah kecil itu merah tertiup angin, dahinya berkeringat, seorang diri yang sepi, hampir tampak seperti sudah gila.
Tubuh yang lemah berjuang untuk mengejar, tetapi malah melihat mobil itu makin lama semakin jauh, kakinya keseleo, seluruh tubuhnya terhempas ke tanah.
Dia kesakitan, lengan dan lututnya tergores, tetapi bagaimana mungkin rasa sakit di tubuh fisiknya yang terluka bisa dibandingkan dengan hatinya yang terluka? "Xichen, Xichen..."
Tang Lingyu terus menilai Mo Xichen yang duduk di kursi belakang, Mo Xichen biasanya selalu tenang, munculnya kemarahan semacam itu saat ini, benar-benar jarang terlihat.
Ketika sosok Qiu Xinlan tiba-tiba menghilang dari kaca spion, Mo Xichen tiba-tiba berteriak: "Berhenti."
Suara melengking dari mobil yang berhenti melintasi langit malam, pria itu turun dari mobil dengan mengenakan mantel panjangnya, langsung melangkah menuju wanita yang jatuh di tanah berjarak dua puluh meter darinya, menggendongnya, kemudian berbalik ke arah vila.
"Xichen..." Qiu Xinlan bersandar pada pelukan pria itu, air matanya tidak berhenti mengalir, ketika dia mendongak, hanya bisa melihat rahang tegas milik pria itu.
Seratus meter dari vila kecil, Mo Xichen memapah Qiu Xinlan selangkah demi selangkah, aroma wanita itu berputar di indra penciuman pria itu, seperti bunga Lily yang suci.
Tubuhnya memar di mana-mana, darah merah yang tersebar makin menonjolkan kulitnya yang putih cerah.
Mo Xichen memiliki perasaan pada Qiu Xinlan, halus, kecil, dan patuh, sebelum bertemu dengan Qiu Xinlan, dia tidak mengetahui dengan jelas bagaimana kesukaannya akan wanita.
Tapi wanita inilah, yang mendapatkan rasa sayangnya tetapi tidak mengetahuinya, malah menggoda lelaki di luar.
Mo Xichen membawa Qiu Xinlan memasuki vila, dia ingin bertanya, siapa pria itu.
Ketika memasuki pintu, dia menempatkannya di sofa, ketika akan membuka mulut untuk berbicara, Qiu Xinlan berkata terlebih dulu.
"Aku akan pergi besok."
Mo Xichen mengerutkan keningnya, menunduk melihat ke arah wanita yang menyedihkan itu, rambutnya berantakan, pakaian tidak rapi, wajahnya sedikit memerah, bibirnya lembut, wanita ini benar adalah Qiu Xinlan.
Tapi apa yang baru saja dia katakan?
"Kamu mau kemana?"
Mo Xichen bertanya.
Qiu Xinlan masih terus menundukkan kepala: "Aku ingin pergi dari sini."
"Karena pria lain?" sudut mulut Mo Xichen mengerut.
Qiu Xinlan tercengang, dan juga tidak menyangkal, menganggukkan kepala, sudut mulutnya menarik senyum yang sangat datar, "Ya, kamu tahu, aku ingin menjadi pacarmu, tidak ingin seperti ini."
Mo Xichen bertanya: "Jadi kamu telah menemukan orang yang bersedia menjadikanmu pacarnya."
Qiu Xinlan mengangguk, entah kenapa kelenjar air matanya bengkak hingga terasa sangat menyakitkan.
"Kamu baru saja mengejar mobil, hanya ingin memberitahuku tentang ini?"
Qiu Xinlan tidak tahu mengapa dia harus mengejar mobil itu tadi, tapi mengajukan bahwa dia ingin pergi sudah dipikirkannya sangat lama.
"Hmm."
Setelah Mo Xichen mendengar suara ini, sudut mulutnya sedikit naik, dengan nada sinis berkata: "Jika hanya hal semacam ini, kamu dapat memberitahu Tang Lingyu, kupikir adalah masalah kelangsungan hidup, sehingga kamu mengejar mobil."
Qiu Xinlan menggigit bibirnya, berusaha mencoba untuk menjaga dirinya tetap normal, "Bukan, aku hanya berpikir bahwa hal semacam ini akan lebih baik jika dibicarakan langsung denganmu, maaf ...tidak akan lagi lain kali."
Dia tidak akan membuat masalah untuknya lain kali.
Pandangan mata Mo Xichen tidak bergerak menjauh dari tubuh Qiu Xinlan, ada deru api yang menyala di dalam hatinya.
"Maaf, aku sudah mengganggu waktumu selama beberapa menit, terima kasih telah mengantarku pulang, jika kamu ada urusan maka pergilah, aku baik-baik saja."
Sampai saat ini, Qiu Xinlan masih menggunakan sikapnya yang baik dan bijaksana untuk menyenangkan Mo Xichen.
Tetapi suasana saat ini benar-benar menjadi sangat canggung.
Ketika Mo Xichen menekan ke arah Qiu Xinlan, jantungnya berdegup dengan sangat cepat.
Di samping telinganya terdengar suara Mo Xichen berkata: "Apa baiknya pria itu, sehingga membuatmu lebih rela mengikutinya? Terus mengikutiku, aku akan memberimu lebih banyak, seberapa banyak yang kamu inginkan, katakan saja."
Qiu Xinlan tidak melawan, isi pikirannya sangat kacau.
Ketika Mo Xichen dengan lancar menanggalkan pakaiannya, ketika pria itu menguasai dirinya, Qiu Xinlan teringat kalimat di dalam pena rekaman itu.
"Memeliharanya? Aku tidak pernah berpikir begitu, aku hanya memberi wanita prostitusi itu lebih banyak uang, tidak bisa dikatakan bahwa aku memeliharanya."
Jadi sekarang nilainya sedikit lebih tinggi?
Bendungan yang ada, pada saat ini sudah hancur, air matanya jatuh, isak tangis di tenggorokannya membuatnya tidak berani bersuara, takut pria itu menyadari keanehannya.
Dia pernah mengatakan, paling tidak menyukai wanita yang cengeng, dia berusaha untuk tidak membuatnya tidak menyukainya.
Qiu Xinlan sangat patuh, semalaman dia mengizinkan Mo Xichen mempercepat gerakannya dengan bebas, mereka berdua benar-benar bergumul hingga tengah malam.
Qiu Xinlan melihat jam di dinding, sudah lewat jam 12 malam sedari tadi.
Pria itu memeluk pinggangnya yang ramping, tangannya menangkup kelimpahan dadanya, memeluk wanita tanpa tulang itu di pelukannya, setiap sel di dalam tubuhnya merasa nyaman.
Dia masih menyukai tubuh Qiu Xinlan, setidaknya dia tidak ingin membiarkannya pergi untuk sekarang.
Jadi dia kembali bertanya: "Kamu ingin seberapa banyak, apa sudah kamu pertimbangkan dengan baik?"
Novel Terkait
Loving Handsome
Glen ValoraPrecious Moment
Louise LeeCinta Tapi Diam-Diam
RossieDon't say goodbye
Dessy PutriMenaklukkan Suami CEO
Red MapleGue Jadi Kaya
Faya SaitamaCinta Tapi Diam-Diam×
- Bab 1 Ikut Denganku, Seratus Juta Rupiah Sebulan
- Bab 2 Kekasih Kecilnya
- Bab 3 Mengikutimu Menjadi Wanitamu
- Bab 4 Dia Akan Datang
- Bab 5 Memakan Tiga Butir Pil Kontrasepsi
- Bab 6 Jika Bukan Pacar, Lalu Apa?
- Bab 7 Su Mengning
- Bab 8 Pengakuan Cinta Yang Tiba-Tiba
- Bab 9 Aku Akan Pergi Besok
- Bab 10 Aku Ingin Mencari Pacar
- Bab 11 Apa Yang Kamu Sukai Dariku?
- Bab 12 Dicurigai Sebagai Pencuri
- Bab 13 Dia Mengatakan Semuanya
- Bab 14 Hamil
- Bab 15 Maafkan Aku, Oke?
- Bab 16 Aku Akan Baik Padamu
- Bab 17 Apa Kamu Percaya?
- Bab 18 Terima Kasih Telah Memberiku Kesempatan
- Bab 19 Aku Juga Tidak Tahu Anak Siapa Itu
- Bab 20 Kita Menikah
- Bab 21 Akte Nikah
- Bab 22 Bayi Prematur
- Bab 23 Xinlan, Aku Merindukanmu
- Bab 24 Pangeran Kecil Keluarga Mo
- Bab 25 Ibu, Qiu Yun
- Bab 26 Suka Itu Sangat Singkat
- Bab 27 Pergi
- Bab 28 Kamu Milikku
- Bab 29 Jangan Membuat Masalah
- Bab 30 Gedung Keuangan
- Bab 31 Anakmu Sudah Mati
- Bab 32 Dia Sudah Datang
- Bab 33 Merasa Amat Sangat Bersalah
- Bab 34 Kamu Sangat Cantik
- Bab 35 Akhir
- Bab 36 Epilog