Cinta Tapi Diam-Diam - Bab 23 Xinlan, Aku Merindukanmu
Bab 23 Xinlan, Aku Merindukanmu
"Kamu sudah datang, mau minum sup manis? Bibi Bu Chen yang membuatnya, sangat enak." Wajahnya tersenyum samar, bahasanya lembut, menekan kesuraman hari ini, sehingga menyebabkan alisnya masih ada sentuhan kesedihan.
Mo Xichen mengulurkan tangan merangkul pinggangnya, kemudian seluruh tubuhnya menutupinya, "Aku sangat merindukanmu."
Qiu Xinlan mengatupkan bibirnya, hatinya tidak tahu mengapa merasa pedih.
Dia sangat jelas mengetahui statusnya, juga tahu apa yang harus ditanyakan dan apa yang tidak harus ditanyakan.
Jika dia masih ingin tinggal bersama dengan Mo Xichen, tidak seharusnya dia membuatnya marah.
Tapi di dalam hatinya ada semacam emosi yang tidak dapat dihentikan yang sedang meningkat.
Mo Xichen mulai menciumnya, dari daun telinga sampai ke sudut bibir, diikuti kemudian leher, tulang selangka, perasaan basah, lembab dan kebas itu, tidak membawa kebahagiaan untuknya.
Melainkan perasaan malu.
Dia bergerak dengan sangat pelan, perlahan melepaskan ikatan di tubuhnya.
Dalam dingin, kedua tangan besar itu secara akurat memegang bagian atas wanita itu.
"Xinlan, aku sangat merindukanmu."
Dia menghisap dengan dalam aroma yang ada pada tubuhnya.
Seakan tidak puas, mencium turun ke bawah, membuat tubuhnya bergetar.
"Xichen, apakah Mo Sining baik-baik saja? Aku dengar dia lahir pada hari yang sama dengan Yueyi."
Kata-kata dingin itu, dikeluarkan pada saat suasana romantis seperti ini.
Mo Xichen tercengang, kegiatannya juga ikut berhenti, tetapi dengan cepat kembali lagi, masih tidak melepaskannya, hanya berkata: "Anak itu, bukan milikku, tenang saja, aku hanya memiliki satu putri yaitu Yueyi."
Ketika Qiu Xinlan mendengar jawaban ini, dia pertama-tama terkejut, kemudian dia mengerutkan keningnya dalam-dalam.
"Apa? Tidak percaya?"
"Aku ..." Dia menggigit bibir merah mudanya, dia tidak tahu dari mana asalnya, mengeluarkan kata-kata dengan penuh peringatan pada Mo Xichen, "Kita sudah menikah, benar kan?"
"Ya, kita adalah suami istri."
Dokumen-dokumen yang diperoleh dari Biro Urusan Sipil, merupakan bukti terbaik.
"Antara suami istri, tidak diperbolehkan ada pihak ketiga, aku juga tidak ingin ada pihak ketiga." Dia tidak mampu menjadi pihak ketiga, secara alami, juga tidak ingin ada pihak ketiga lain yang menganggu keluarganya.
Dia tahu permintannya sangat banyak, tetapi keinginan untuk memiliki yang tidak tertahankan mendorongnya untuk mengatakan hal ini.
"Aku tahu bahwa Su Mengning tidak menyukaiku, dan aku juga tidak menyukai Su Mengning."
"Ini, apakah kamu cemburu?"
Pipinya sedikit tersipu, kemudian menjawabnya, "Bisa dianggap cemburu ... Aku benar-benar tidak menyukainya, kamu mengatakan kalau itu bukan anakmu, tapi nama panggilan anak itu adalah Sining."
Wanita itu membuatnya merasa tidak memiliki rasa aman, bahkan malah merasakan bahaya.
Lagipula dia terlalu biasa, benar-benar tidak bisa dibandingkan dengan Su Mengning.
Kata-kata "Sining" ini lebih membuatnya tidak bisa merelakannya.
"Ya ... ketika memberi anak itu nama, aku ada di tempat."
Hati Qiu Xinlan sakit.
Bibir tipis pria itu terkatup, tangannya menutupi wajahnya yang memerah, "Kau pahami lagi arti dari nama itu sedikit lebih dalam."
Sining? Qiu Xinlan mengangkat kepalanya.
Arti Mo itu adalah menolak, jadi...tidak rindu padaSu Mengning?
"Tidak rindu?"
"Benar, aku tidak mencintainya."
Jika dipahami lebih dalam, di dalam nama Yueyi... ada bagian namanya!
Dia yang tadinya kacau, sekarang sudah merasa lebih jelas, beban yang tertekan di hatinya juga sudah terlepas, keseluruhan dirinya tampak lebih rileks.
Dia merasa bahwa dirinya terlalu curiga.
Dia bahkan berani memberinya akte nikah, apa lagi yang tidak bisa dia percaya darinya?
Tapi ... orang memang kadang kala seperti itu, ketika kebahagiaan ada di depan matamu, malah sering merasa bahwa itu tidak nyata.
"Maaf, membuatmu merasa sedih." Mo Xichen membawanya ke dalam pelukannya.
Bisikan lembut pria itu tampak seperti racun yang mematikan, perlahan menggodanya untuk melepaskan semua pertahanan.
Dia menggendong tubuh ramping wanita itu ke lantai atas, kemudian menempatkannya di ranjang.
Dia masih menyusui, tidak cocok untuk melakukan aktifitas ranjang, jadi dia hanya menciumnya, ujung jari menyentuh di setiap inci tubuhnya.
Tapi ini tidak bisa memuaskan kehausannya, bahkan membangkitkan gairahnya.
Membuat gagasan liar tumbuh dalam hati pria itu.
Qiu Xinlan dapat merasakan bahwa dia sedang menahan diri, kemudian berkata, "Tidak masalah, jika kamu pelan sedikit maka akan baik-baik saja ..."
Mo Xichen menggelengkan kepalanya, berbalik arah, membiarkannya duduk di atas tubuhnya, membimbing tangannya ke tempat itu ...
"Aku tidak pernah melakukan dengan pelan terhadapmu, jika menyakitimu, aku juga merasa sakit, bantu aku menyelesaikannya, aku juga tidak akan merasa sangat tidak nyaman."
Dalam kata-kata Mo Xichen, penuh dengan makna yang membuat Qiu Xinlan merasa malu.
Dia menggigit bibirnya, wajahnya sangat memerah seakan akan meneteskan darah, "Tapi aku tidak bisa ..."
Pria itu membujuknya dengan penuh godaan berkata: "Tidak masalah, aku akan mengajarimu."
Novel Terkait
Pria Misteriusku
LylyAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaCEO Daddy
TantoCinta Seorang CEO Arogan
MedellineCinta Tapi Diam-Diam
RossieThe Winner Of Your Heart
ShintaCinta Tapi Diam-Diam×
- Bab 1 Ikut Denganku, Seratus Juta Rupiah Sebulan
- Bab 2 Kekasih Kecilnya
- Bab 3 Mengikutimu Menjadi Wanitamu
- Bab 4 Dia Akan Datang
- Bab 5 Memakan Tiga Butir Pil Kontrasepsi
- Bab 6 Jika Bukan Pacar, Lalu Apa?
- Bab 7 Su Mengning
- Bab 8 Pengakuan Cinta Yang Tiba-Tiba
- Bab 9 Aku Akan Pergi Besok
- Bab 10 Aku Ingin Mencari Pacar
- Bab 11 Apa Yang Kamu Sukai Dariku?
- Bab 12 Dicurigai Sebagai Pencuri
- Bab 13 Dia Mengatakan Semuanya
- Bab 14 Hamil
- Bab 15 Maafkan Aku, Oke?
- Bab 16 Aku Akan Baik Padamu
- Bab 17 Apa Kamu Percaya?
- Bab 18 Terima Kasih Telah Memberiku Kesempatan
- Bab 19 Aku Juga Tidak Tahu Anak Siapa Itu
- Bab 20 Kita Menikah
- Bab 21 Akte Nikah
- Bab 22 Bayi Prematur
- Bab 23 Xinlan, Aku Merindukanmu
- Bab 24 Pangeran Kecil Keluarga Mo
- Bab 25 Ibu, Qiu Yun
- Bab 26 Suka Itu Sangat Singkat
- Bab 27 Pergi
- Bab 28 Kamu Milikku
- Bab 29 Jangan Membuat Masalah
- Bab 30 Gedung Keuangan
- Bab 31 Anakmu Sudah Mati
- Bab 32 Dia Sudah Datang
- Bab 33 Merasa Amat Sangat Bersalah
- Bab 34 Kamu Sangat Cantik
- Bab 35 Akhir
- Bab 36 Epilog