Cinta Tapi Diam-Diam - Bab 34 Kamu Sangat Cantik

Bab 34 Kamu Sangat Cantik

Jantung Qiu Xinlan melonjak, tiba-tiba membuka matanya, kemudian alisnya berkerut, "Xichen ... Apakah itu karena aku?"

Dia membuatnya hingga seperti ini.

Semua karena kesalahannya.

Kesedihan yang mulai agak tenang mulai kembali melonjak.

"Maaf, aku seharusnya tidak ..."

Dia seharusnya tidak muncul di depannya, jika tidak mana mungkin begitu banyaknya masalah seperti ini akan muncul.

Tangan pria itu dengan ringan berada di sisi wajahnya, ibu jarinya mengelusnya, nada suaranya lembut, "Bodoh, apa yang tidak boleh, melepaskan beban posisi presiden direktur untuk menemanimu, bukankah itu bagus? Lagipula beberapa tahun ini aku telah membangun sebuah perusahaan di luar, meskipun tidak bisa dibandingkan dengan PT Media, tapi bisa memenuhi kebutuhanmu untuk hidup dengan nyaman, atau, setelah melihatku seperti ini, kamu ingin meninggalkanku?"

Qiu Xinlan tentu saja mengharapkan Mo Xichen dapat menghabiskan waktu lebih banyak dengannya, tetapi dia juga tahu pentingnya karir bagi seorang pria.

Matanya masih merah, tangan pria itu basah terkena air matanya.

Mo Xichen membujuknya untuk waktu yang lama, akhirnya dia berhenti.

"Bagaimana mungkin, bahkan walaupun mati, aku juga mau mati di sisimu." Ini adalah kata-kata hatinya, "Tapi untuk apa kamu berbuat begitu baiknya padaku, jelas-jelas aku tidak berbuat baik padamu, malah menyusahkanmu."

"Kamu adalah istriku, aku tidak baik padamu, aku harus baik pada siapa? Pada Su Mengning?"

"Kamu ..." Dia menggigit bibirnya, mengulurkan tangan ingin memukulnya.

Hanya saja lengan kecil dan kaki kurus di hadapan pria kuat sepertinya bagai kapas, tidak ada daya luka sedikitpun, melainkan merasa lebih manis.

Dia menghentikannya dengan satu tangan, berguling untuk menindih wanita itu di bawah tubuhnya.

Kemudian mencium bibir merah muda itu.

Wajah Qiu Xinlan bersemu merah, suhu tubuhnya juga ikut naik mengikuti suhu kamar, hatinya terbakar.

Arus hangat juga mengalir keluar dari dasar hati.

"Panggil aku suamimu lagi ..."

Suara penuh godaan terdengar di telinganya, wanita yang tidak memiliki ambisi ini hanya bisa mengikutinya.

"Suamiku ..." Suaminya, kekasihnya, ayah dari anaknya.

Jarak yang begitu dekat, hati mereka saling terkait, tubuh mereka saling menempel.

Suasana romantis memenuhi ruangan, ruangan yang tenang hanya terdengar suara ranjang berderit.

Dibuka, tergelincir, pakaiannya dilepaskan.

Dalam sekejap merupakan ritme dari irama itu.

Garis-garis yang indah.

Suara yang enak didengar.

Suara terengah-engah yang berat.

Satu per satu mengikuti.

Kehangatan di samping telinga, rasa sakit di kulit, bahkan keringat pun terasa segar dan manis.

"Tujuh tahun yang lalu, apakah kita benar-benar telah bertemu? Mengapa aku tidak memiliki kesan apa pun?"

"Mungkin, pada saat itu, kamu tidak memperhatikanku sama sekali."

"Benar-benar sayang sekali."

"Hmm?"

"Jika tidak, mulai saat itu, kamu seharusnya sudah menjadi milikku, bagaimana bisa menunggu sampai sekarang."

......

Setelah Mo Xichen mengundurkan diri dari posisi Direktur, ayah Mo Xichen kembali memegang kendali atas PT Media.

Sedangkan PT Everlasting yang didirikan oleh Mo Xichen diluar terkena tekanan.

Beberapa deal yang telah berhasil dinegosiasikan, menjadi batal karena PT Media.

Hanya satu bulan, PT Everlasting berhadapan dengan situasi yang berbahaya yang dijalankan oleh perusahaan sejenisnya, prospek pasar suram, banyak karyawan telah mengundurkan diri karena momentum buruk itu.

Mo Xichen telah berhari-hari, setiap hari bergadang hingga tengah malam.

Kekuatan mantan direktur PT Media tidak lagi terlihat.

Su Mengning dan ayah Mo Xichen membuat janji temu dengan Mo Xichen, melunakkan sikap mereka, semua tekanan itu ...... hanya ingin agar Mo Xichen merasakan kesulitan dan mundur.

Tapi Mo Xichen sama sekali tidak hadir.

Dia telah memantapkan hati untuk berjuang melawan hingga akhir.

Sudah bukan satu atau dua hari dia ingin melepaskan diri dari kendali ayahnya.

Qiu Xinlan melihat tampang Mo Xichen yang mengerutkan keningnya seperti itu, hatinya merasa sakit.

......

Keesokan pagi, Qiu Yun menyerahkan sekantong barang kepada Mo Xichen.

Kemudian berkata: "Di dalam sini merupakan barang-barang milik Xinlan, bantu aku untuk menyerahkan padanya."

Mo Xichen tercengang, dengan cepat bertanya: "Anda ingin pergi kemana?"

Qiu Yun tersenyum samar kemudian menghela nafas, "Aku bersiap untuk kembali, tidak ingin mengganggu kehidupan kalian berdua."

Seorang wanita yang kesepian sudah lama terbiasa dengan kehidupan menyendiri.

Berada di sini memakan dan mengenakan milik menantu dan putrinya, hatinya tidak bisa menerima.

Mo Xichen mengerutkan alisnya, "Masalah ini, akan lebih baik jika kamu berbicara langsung pada Xinlan."

Qiu Yun menggeleng, "Xinlan adalah anak yang baik, pasti tidak ingin aku pergi, hal ini hanya bisa meminta tolong padamu."

Qiu Yun terlihat tulus, Mo Xichen tidak lagi banyak bicara.

Menyuruh sopir untuk mengantar Qiu Yun ke stasiun.

Sekantong barang yang diserahkan oleh Qiu Yun rata-rata merupakan pakaian pribadi Qiu Xinlan, Mo Xichen menyerahkan barang itu pada Bibi Bu Chen, berpikir bagaimana mengabarkan kepergian Qiu Yun pada Qiu Xinlan.

"Tuan, di dalam sini ada sesuatu, lihatlah." Bibi Bu Chen menyerahkan barang seperti pen ke tangan Mo Xichen, "Aku tadi tidak sengaja memasukkan barang itu ke dalam air untuk dicuci, ini sepertinya produk elektronik, lihatlah apakah masih bisa digunakan?"

Mo Xichen menjawabnya sekilas, membuka pena perekam, dan mendengar kalimat: "Memeliharanya? Aku tidak pernah berpikir begitu, aku hanya memberi wanita prostitusi itu lebih banyak uang, tidak bisa dikatakan bahwa aku memeliharanya."

Wajah Mo Xichen menggelap.

Bibi Bu Chen bahkan lebih terkejut, melihat raut wajah Mo Xichen yang berubah, dengan cepat mundur ke belakang.

Mo Xichen kemudian memajukan isi perekam itu ke awal, percakapannya dengan Su Mengning saat itu semuanya terekam di dalam.

Pena rekaman ini seharusnya milik Su Mengning!

Tangan Mo Xichen yang memegang pena perekam itu perlahan terkepal erat, hatinya kacau.

Dia memasuki ruangan, duduk di sisi sofa, diam-diam menatap wanita yang sedang tidur itu, jari ramping pria itu mengelus rambut wanita itu yang lembut, menampilkan wajahnya yang berwarna merah muda, bibirnya yang lembab.

Tubuh halus wanita itu lembut seperti kucing.

Tadi malam, dia masih dengan kejam melakukan hubungan badan dengannya, menyebabkan dia kelelahan dan tertidur sampai sekarang.

Mo Xichen menarik nafas kemudian berjalan keluar, mendengarkan rekaman itu berulang kali, hatinya bahkan makin merasa bersalah.

Tiba-tiba, suara yang tidak biasa terdengar keluar dari alat perekam itu.

"Presdir, jika ingin membersihkan akun hitam PT Media, tidak semudah itu!"

Novel Terkait

Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu