Cinta Tapi Diam-Diam - Bab 19 Aku Juga Tidak Tahu Anak Siapa Itu
Bab 19 Aku Juga Tidak Tahu Anak Siapa Itu
Dia mengatupkan bibirnya, menekan kekeringan di tenggorokannya, kemudian menatap asisten fotografer.
Asisten fotografer segera mengerti, dengan cepat berjalan keluar.
Pada saat pintu tertutup, suhu di dalam ruangan itu secara tidak jelas semakin panas.
Awalnya karena gaun ini terlalu terbuka dan Qiu Xinlan merasa tidak nyaman, pipinya memerah bagaikan orang sakit, kemudian ketika mendongak dan bertatapan dengan kedua mata Mo Xichen, dia sedikit terkejut, dan bahkan merasa sedikit pusing.
Mo Xichen melihat dia yang ingin berbicara kemudian berhenti, bibirnya yang merah, lidah merahnya yang terekspos, dia tidak bisa menahan ingin menciumnya.
Biasanya ketika Mo Xichen datang mencarinya, dia berpakaian dengan asal, sekarang dia mengenakan setelan merah tua demi mengambil foto, sosok yang tinggi tegap itu terlihat sedikit lebih formal.
"Karena kita sudah siap, kita, ayo kita ke bawah untuk mengambil foto ..."
Tapi Mo Xichen telah melonggarnya dasi kupu-kupunya yang sudah terpasang rapi, kemudian melepaskan kancing leher kemejanya, memperlihatkan kulit yang tersembunyi di dalam.
Qiu Xinlan tertegun, hanya melihat pria itu yang sedang berjalan perlahan padanya, dengan membawa sedikit aura berbahaya.
Di dalam padangan matanya yang dalam, dia sepertinya tertawa. "Aku tidak rela membiarkan orang lain melihatmu seperti ini."
Kecantikannya, hanya boleh dimiliki oleh dirinya sendiri.
Tidak tahu sejak kapan itu dimulai, dia selalu memikirkan penampilan yang tenang dan manis dari wanita ini, lalu tiba-tiba ada kehangatan di dalam hatinya.
Qiu Xinlan melangkah mundur, telapak tangannya perlahan mengencang, "Kamu, kamu kenapa?"
Baru saja dia mengucapkan satu kalimat, ciuman hangat pria itu mendarat, membungkam bibir merahnya.
Qiu Xinlan sangat terkejut, kedua tangannya mendorong dada Mo Xichen, tetapi kekuatannya terlalu lemah, sama sekali tidak berdaya untuk melawan.
"Maaf, aku sudah menahannya sangat lama ..."
Bisikan lembutnya terdengar di telinganya, sangat lembut, sangat manis, membuatnya sekujur tubuhnya menjadi dingin.
Dulu selama satu tahun, Qiu Xinlan menemani di samping Mo Xichen, kegiatan di antara mereka selain di ranjang tetap saja di ranjang, dia sudah tidak asing lagi dengan tubuhnya, bahkan sekarang dia hamil dan memiliki perut besar, dia masih bisa dengan mudahnya menemukan titik sensitifnya, dengan perlahan-lahan mendorongnya.
Dia benar-benar sangat malu, matanya yang tertutup bergetar, membuat pria itu tidak bisa menahan untuk lebih menyayanginya.
Kasa itu jatuh ke lantai, penutup terakhir itu juga dirobek olehnya, tubuhnya gemetar, tidak menolak ataupun menerima, tetapi malah takut padanya.
Ya, dia takut padanya.
Takut dia menyakiti anak itu.
"Jangan khawatir, aku akan sangat pelan."
Mo Xichen, dengan lembut, tetapi juga tegas, tidak memberinya kesempatan untuk menolak, juga tidak memperbolehkannya untuk khawatir.
Dia bukanlah orang yang sabar, tetapi ketika menghadapi Qiu Xinlan saat ini, telah mencoba yang terbaik untuk membiarkannya lebih rileks dan menerimanya.
Ketika akhirnya dia masuk, dia menjilati dan menggigit bagian dadanya, tetapi malah mendengar isakan kecil.
Mendongak lagi, dia melihat sudut matanya yang basah.
Dia bertanya: "Aku...denganmu, sebenarnya apa hubungannya?"
Melihat tubuhnya yang kaku, matanya sekilas terlihat dingin, Qiu Xinlan menaikkan bibirnya dengan sedikit sinis, "Maaf, aku seharusnya tidak bertanya."
Dia mengatakan bahwa dia hanya ingin menjadi pacarnya dan tidak menginginkan uang, dia tidak mempercayainya.
Dia mengatakan bahwa mereka telah bertemu satu sama lain sebelumnya, tapi dia tidak ingat.
Akhirnya dia tidak berbicara sama sekali, menjadi diam, kemudian terjadi hal semacam itu, dia masih menuruti pengaturannya, tidak ribut dan tidak menangis.
Dia menggigit bibir bawahnya, bibirnya perlahan memutih, kemudian terdapat noda merah darah yang samar.
Dia mengambil napas dalam-dalam, menggunakan seluruh tenaganya untuk mengatakan: "Kamu tidak ingin tahu, anak siapa di dalam perutku?"
Mata Mo Xichen memicing, kemudian kata-kata yang diucapkan Qiu Xinlan, membuatnya mengatupkan bibirnya dengan rapat.
"Sebenarnya, aku juga tidak tahu milik siapa anak ini, satu hari sebelum masuk penjara, aku pergi ke bar, malam itu aku mabuk, aku tidak ingat apakah itu dua orang, atau tiga orang, atau mungkin lebih banyak lagi ..."
Novel Terkait
Cinta Yang Dalam
Kim YongyiWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiIstri ke-7
Sweety GirlBack To You
CC LennyPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeCEO Daddy
TantoCinta Tak Biasa
SusantiCinta Tapi Diam-Diam×
- Bab 1 Ikut Denganku, Seratus Juta Rupiah Sebulan
- Bab 2 Kekasih Kecilnya
- Bab 3 Mengikutimu Menjadi Wanitamu
- Bab 4 Dia Akan Datang
- Bab 5 Memakan Tiga Butir Pil Kontrasepsi
- Bab 6 Jika Bukan Pacar, Lalu Apa?
- Bab 7 Su Mengning
- Bab 8 Pengakuan Cinta Yang Tiba-Tiba
- Bab 9 Aku Akan Pergi Besok
- Bab 10 Aku Ingin Mencari Pacar
- Bab 11 Apa Yang Kamu Sukai Dariku?
- Bab 12 Dicurigai Sebagai Pencuri
- Bab 13 Dia Mengatakan Semuanya
- Bab 14 Hamil
- Bab 15 Maafkan Aku, Oke?
- Bab 16 Aku Akan Baik Padamu
- Bab 17 Apa Kamu Percaya?
- Bab 18 Terima Kasih Telah Memberiku Kesempatan
- Bab 19 Aku Juga Tidak Tahu Anak Siapa Itu
- Bab 20 Kita Menikah
- Bab 21 Akte Nikah
- Bab 22 Bayi Prematur
- Bab 23 Xinlan, Aku Merindukanmu
- Bab 24 Pangeran Kecil Keluarga Mo
- Bab 25 Ibu, Qiu Yun
- Bab 26 Suka Itu Sangat Singkat
- Bab 27 Pergi
- Bab 28 Kamu Milikku
- Bab 29 Jangan Membuat Masalah
- Bab 30 Gedung Keuangan
- Bab 31 Anakmu Sudah Mati
- Bab 32 Dia Sudah Datang
- Bab 33 Merasa Amat Sangat Bersalah
- Bab 34 Kamu Sangat Cantik
- Bab 35 Akhir
- Bab 36 Epilog