Cinta Tapi Diam-Diam - Bab 33 Merasa Amat Sangat Bersalah
Bab 33 Merasa Amat Sangat Bersalah
Mo Xichen melindungi Qiu Xinlan dalam pelukannya sepanjang jalan.
Ketika turun dari mobil, dia juga menggendongnya, tidak mengizinkannya turun ke tanah.
Dia mengalami ketakutan, dipaksa dan diancam, wajah kecilnya itu kaku, dia mencoba untuk membantunya untuk mengembalikan suasana hatinya.
Ketika kembali ke vila kecil, Bibi Bu Chen sedang memasak, Qiu Yun sedang duduk di sofa sambil menggendong Yueyi.
Melihat ibunya dan anaknya, mata Qiu Xinlan yang suram bersinar kembali.
Dia menggendong anak itu ke pelukannya, juga menanyakan keadaan Qiu Yun, kekhawatiran di hatinya perlahan-lahan menghilang.
Dari mulut Ibunya, Qiu Xinlan baru mengetahui bahwa Mo Xichen merawat anak dan ibunya dengan sangat baik.
Hal mengenai pengambilan sumsum tulang anak yang pernah dikatakan oleh Su Mengning tidak pernah terjadi.
Sumsum tulang yang diambil untuk mengobati Mo Sining diekstrak dari tubuh Mo Xichen, anak itu ......Mo Xichen sudah berusaha sekuat tenaga, tapi itu adalah penyakit bawaan, dokter terbaik juga tak berdaya.
Saat makan malam, Qiu Yun, Bibi Bu Chen dan Qiu Xinlan makan bersama, Mo Xichen tidak berada di villa kecil.
Qiu Yun tahu putrinya beberapa hari ini mengalami banyak sekali penderitaan, berinisiatif untuk membawa cucunya tidur bersama di malam hari, agar Qiu Xinlan dapat beristirahat dengan baik.
Tapi Qiu Xinlan yang berbaring di ranjang, sama sekali tidak mengantuk.
Dia merindukan Mo Xichen.
Mo Xichen tidak ada di sampingnya, dia sangat khawatir.
Dikarenakan dia membuat masalah maka membuat Mo Xichen tertimpa banyak sekali berita negatif, dia sangat tidak tenang.
Kekejaman Mo Xichen pada Su Mengning, dia juga tidak terbiasa.
Kepergian Mo Sining, dia merasa sangat sedih.
Semua jenis emosi terjerat menjadi satu, seperti benang yang tercecer yang terikat menjadi simpul yang tak terhitung jumlahnya, bagaimanapun tidak bisa dilepaskan.
"Xichen ..."
Mulutnya berbisik, tidak bisa menahan untuk menghubungi ponsel Mo Xichen.
Telepon berdering dua kali, akhirnya mendengar suara pria bernada rendah itu.
"Halo ..." Suara pria itu bercampur dengan kelelahan.
Hanya suara datar yang samar itu, membuat botol yang memuat penuh semua emosinya terbuka, semua penderitaan yang ditahannya akhirnya tercurah.
Wanita kecil itu duduk di ranjang, kemudian menangis dengan kencang.
"Kamu dimana, kenapa kamu tidak pulang ..."
Suara Qiu Xinlan mengejutkan Qiu Yun dan Bibi Bu Chen yang berada di kamar sebelah.
Dua wanita setengah baya mendengar suara itu, melihat Qiu Xinlan sedang berbicara di telepon, hanya berdiri di depan pintu dan tidak masuk ke dalam.
"Kamu benar-benar sangat keterlaluan, bagaimana bisa, bagaimana bisa ...... berbuat seperti ini kepadaku, kamu dengan jelas tahu bahwa aku mengkhawatirkanmu, tapi kamu tidak pernah menceritakan apapun padaku, kamu berbuat begitu pada Su Mengning, dan juga membuka hubungan kita pada publik, bagaimana kamu ke depannya, apa kamu ingin aku mati karena merasa bersalah?"
Dia adalah orang yang sangat penakut dan lemah, yang terbiasa menyalahkan dirinya sendiri akan segala sesuatunya.
Dia begitu baiknya padanya, bahkan tidak ragu menyakiti dirinya sendiri, bagaimana dia harus menanggungnya.
"Aku tidak ingin menjadi Nyonya Direktur, Yueyi juga tidak menginginkan status sebagai nona besar, aku hanya ingin bersamamu, menjadi sepasang pasangan biasa, tapi ...... tapi ......" Tapi Mo Xichen yang sempurna bagaimana mungkin rela untuk hidup seperti orang biasa.
PT Media yang begitu penting, bagaimana mungkin dia mengatakan menyerah lalu menyerah begitu saja.
Suara teriakan Qiu Xinlan sangat memilukan.
Qiu Yun dan Bibi Bu Chen mendengarkan dari luar, mata mereka memerah, menghapus air mata mereka.
Keduanya juga mengetahui semua hal ini setelah menonton berita di TV, hati mereka juga sangat sedih.
"Sudah seharusnya menangis seperti ini, jika tidak terus ditahan di dalam hati, akan mudah terkena serangan jantung." Bibi Bu Chen membujuk Qiu Yun.
Qiu Yun menganggukkan kepala, setuju akan pendapatnya.
Bibi Bu Chen menyarankan Qiu Yun untuk membawa cucunya beristirahat, dia akan merawat Qiu Xinlan, sekalian menunggu Tuan Mo kembali.
Qiu Yun tidak mau, dia ingin menunggu Mo Xichen kembali, ingin berbicara dengannya.
Bibi Bu Chen mengikuti keinginan Qiu Yun, kembali ke kamar dengan membawa anak.
Sekitar pukul satu pagi, Mo Xichen baru sampai di vila.
Qiu Yun baru memiliki kesempatan dan waktu untuk menilai menantu laki-laki ini.
Berbakat, berkharisma.
Cukup berbicara dua kalimat, sudah membuatnya merasa bahwa menantu laki-laki ini luar biasa.
Tidak mengherankan jika dapat membuat putrinya sampai seperti ini.
Hanya saja makin dilihat, Qiu Yun merasa tidak asing dengan Mo Xichen, tetapi dia tidak bisa mengingat di mana dia pernah melihatnya.
Qiu Yun mempersiapkan pangsit untuk Mo Xichen, setelah Mo Xichen makan, Qiu Yun tidak banyak bertanya, hanya membiarkan Mo Xichen kembali ke kamar.
Meninggalkan Qiu Yun, Mo Xichen yang tadinya merasa sangat gugup akhirnya bisa lebih rileks.
Bagaimanapun, Qiu Yun adalah ibu mertuanya, kegugupan tidak dapat dihindari.
......
Mo Xichen kembali ke kamar, Qiu Xinlan sudah tertidur.
Orang yang tadi menangis itu, saat ini sangat diam seperti anak kucing, meringkukkan badannya, menunggunya untuk memeluknya.
Pria itu berbaring di ranjang, mengulurkan lengan panjangnya untuk merangkul pinggang lembut wanita itu.
"Xichen..." Qiu Xinlan bersuara pelan, mendekatkan dirinya padanya.
Mo Xichen merasakan dingin, tubuh Qiu Xinlan memang dasarnya dingin, masuk ke musim hujan tubuhnya tidak mudah untuk menjadi panas.
Dia mengambil kantong air panas, memasukkan air panas, kemudian meletakkannya di samping kakinya.
Kemudian pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, saat kembali menaiki ranjang, dia telanjang, memeluk tubuh wanita itu yang dingin masuk ke pelukannya, setelah beberapa saat akhirnya dia mulai menghangat.
Qiu Xinlan mengerjapkan matanya, ruangan redup, dia tidak bisa melihat dengan jelas, tapi dia tahu siapa pria yang sedang memeluknya itu.
"Xichen."
Dia kembali memanggil.
Mo Xichen menundukkan kepalanya lalu menciumnya di dahi, dapat dikatakan sebagai tanggapan.
"Apa semua masalahnya sudah selesai? Aku sangat khawatir."
"Sudah kubereskan, surat pengunduran diri sudah kuserahkan, mulai besok aku bukan lagi Direktur PT Media."
Novel Terkait
My Charming Wife
Diana AndrikaMi Amor
TakashiMy Enchanting Guy
Bryan WuMy Charming Lady Boss
AndikaLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieCinta Tapi Diam-Diam×
- Bab 1 Ikut Denganku, Seratus Juta Rupiah Sebulan
- Bab 2 Kekasih Kecilnya
- Bab 3 Mengikutimu Menjadi Wanitamu
- Bab 4 Dia Akan Datang
- Bab 5 Memakan Tiga Butir Pil Kontrasepsi
- Bab 6 Jika Bukan Pacar, Lalu Apa?
- Bab 7 Su Mengning
- Bab 8 Pengakuan Cinta Yang Tiba-Tiba
- Bab 9 Aku Akan Pergi Besok
- Bab 10 Aku Ingin Mencari Pacar
- Bab 11 Apa Yang Kamu Sukai Dariku?
- Bab 12 Dicurigai Sebagai Pencuri
- Bab 13 Dia Mengatakan Semuanya
- Bab 14 Hamil
- Bab 15 Maafkan Aku, Oke?
- Bab 16 Aku Akan Baik Padamu
- Bab 17 Apa Kamu Percaya?
- Bab 18 Terima Kasih Telah Memberiku Kesempatan
- Bab 19 Aku Juga Tidak Tahu Anak Siapa Itu
- Bab 20 Kita Menikah
- Bab 21 Akte Nikah
- Bab 22 Bayi Prematur
- Bab 23 Xinlan, Aku Merindukanmu
- Bab 24 Pangeran Kecil Keluarga Mo
- Bab 25 Ibu, Qiu Yun
- Bab 26 Suka Itu Sangat Singkat
- Bab 27 Pergi
- Bab 28 Kamu Milikku
- Bab 29 Jangan Membuat Masalah
- Bab 30 Gedung Keuangan
- Bab 31 Anakmu Sudah Mati
- Bab 32 Dia Sudah Datang
- Bab 33 Merasa Amat Sangat Bersalah
- Bab 34 Kamu Sangat Cantik
- Bab 35 Akhir
- Bab 36 Epilog