Cinta Tapi Diam-Diam - Bab 20 Kita Menikah

Bab 20 Kita Menikah

Wajah pria itu, dalam sekejap menggelap.

Jantungnya seakan ditusuk dengan pisau yang sangat tajam, tidak mampu menahan rasa sakit, tenggorokan serasa tercekat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Aku pernah memikirkan ingin mengaborsi anak ini, lagipula aku masuk penjara, anak ini juga tanpa ayah, aku tidak bisa merawatnya. Aku sudah memakan pil aborsi, namun tidak berhasil, aku tidak tega membunuhnya untuk kedua kalinya, jadi aku mencoba untuk bunuh diri ..."

Di pergelangan tangannya, ada bekas luka yang tak terhitung jumlahnya, bahkan dia menghabiskan siang dan malam untuk mengasah potongan besi, tetapi potongan besi itu masih saja terlalu tumpul, dia hanya bisa menggores dan menggores lagi dengan lebih keras.

Darah berwarna merah cerah mewarnai pakaiannya, menakuti semua tahanan wanita hingga tidak ada yang berani tinggal bersamanya.

Dia tidak tahu apakah itu rahmat Tuhan, atau anak di perutnya memiliki daya juang hidup yang kuat, dia selamat.

Dikarenakan tindakannya inilah, dia mendapat berkah, dipindahkan ke dalam sel independen.

Kuku-kukunya menancap ke telapak tangannya, tertanam di dalam daging, dadanya bergelombang, dia berjuang dengan tubuhnya yang gemetar, dengan perlahan mundur dari tubuh itu, menjauh dari kungkungannya.

Selama lima bulan di penjara, dia berpikir bahwa hatinya tidak akan merasa sakit lagi setelah perjuangannya selama ini, tetapi sekarang memikirkan hal-hal yang ada dalam ingatannya, dia masih merasa takut.

"Aku kotor, tidak pantas untuk Tuan Mo, jika bisa, bolehkah kembalikan uang yang kutinggalkan di sini kepadaku? Saat itu aku pergi dengan terburu-buru, tidak mengambil uang yang kamu berikan padaku, maaf merepotkanmu... ... "

Mulutnya berdarah, tetapi malah menambahkan sentuhan ke wajahnya yang pucat, sangat cantik dan menggoda.

Dia jelas-jelas hanya ingin mengambil foto, melahirkan anak, baru mengatakan itu semua ...

Tapi dia benar-benar tidak punya cara, tidak bisa lagi menyandang sebutan orang ketiga dan memiliki hubungan yang begini dengan Mo Xichen.

Orang ketiga yang busuk, dia tidak boleh seperti itu, dan dia juga tidak berani.

Ibunya yang diceraikan dikarenakan pihak ketiga dan menjadi janda di rumah, jika dia mengetahui hal ini, dia tidak akan mau mengakuinya sebagai putrinya.

Betapa dia membenci wanita yang telah merusak keluarganya yang bahagia, dan sekarang betapa dia membenci dirinya sendiri.

Mo Xichen sejak awal, tubuhnya kaku seperti es, pria itu memiliki rahang yang kuat dan aura yang dingin, ganas di pandangan matanya seakan ingin menembusnya.

"Orang yang kamu cintai datang ke sini untuk menemuiku, memberitahuku alasan mengapa kamu menjemputku keluar, aku bersyukur di dalam penjara, Tuan Mo bisa bersikap lunak kepadaku, tapi perselisihan di antara kalian, aku benar-benar tidak ingin terlibat, dia mencintaimu, kamu juga mencintainya, kupikir asalkan dua orang saling mencintai, tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan, salahku dulu pernah membuatnya sedih, sekarang, aku tidak seharusnya berada di antara kalian berdua, pergilah membujuknya, hati wanitasangat lembut ... "

Ketika kata-kata itu diucapkan, wajahnya penuh dengan kepahitan, kesedihan perlahan-lahan menyebar dari lubuk hatinya ke seluruh tubuh, perlahan menjadi dingin, mendinginkan suasana yang sebelumnya dibuat hangat oleh Mo Xichen.

Dia sekarang hanya ingin merawat anaknya, seorang diri bersembunyi sejauh mungkin, semua hal ini tidak ada hubungannya dengannya.

Qiu Xinlan memalingkan kepalanya, hanya mengatupkan bibirnya.

Bagaimana keadaannya saat tinggal di penjara, dia tahu bahwa itu tidak baik, tapi tidak tahu betapa buruknya itu.

"Hati wanita sangat lembut, lalu bagaimana denganmu?"

Pria itu menatapnya dengan sikap merendahkan, sekitar tubuhnya entah kenapa terperosok dalam keheningan, sepasang mata menatapnya, menatap air mata di sudut matanya.

Dia?

Dia telah kehilangan hatinya sejak awal.

"Aku pikir, aku denganmu, kurasa sudah cukup jelas."

Pupil mata Qiu Xinlan mengecil, dia dengan jelas tahu bahwa Mo Xichen sangat baik padanya, dia memberikannya pakaian dan tas, apa yang dia inginkan dia akan memenuhi semuanya, tapi dia masih terlalu serakah, masih ingin lebih.

Telinganya masih mendengar suara rendah pria itu, "Kamu pikir, kenapa aku menjemputmu?"

Kenapa?

Dia juga ingin tahu kenapa?

Dia dengan ringan menarik bibirnya, dengan bercanda berkata: "Mungkin karena anak, mungkin juga demi Su Mengning, mungkin juga karena menurutmu aku cukup penurut, tidak akan membuat masalah untukmu, cocok untuk dijadikan wanita simpanan."

Mo Xichen mengatupkan bibir tipisnya, matanya redup, "Aku pernah mengatakan, aku dan Su Mengning hanyalah pernikahan bisnis, tidak pernah mendafarkan, dan juga tidak ada perasaan di dalamnya."

Dia memang pernah mengatakan itu, tapi bagaimana bisa dia percaya, perkataan pria di atas ranjang, paling tidak bisa dipercaya, saat berpikir, hidungnya perih, cairan hangat keluar, membasahi bantalnya.

Melihat bibirnya yang menekuk, wajahnya yang sinis, alis lelaki itu mengkerut, "Kita menikah, tidak peduli anak itu milikku atau bukan, aku akan mempertahankannya."

Mata Qiu Xinlan terbelalak dengan lebar, otaknya bagai disambar petir, tubuh langsingnya dalam seketika kaku.

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu