The Gravity between Us - Bab 5 Hukuman Jika Menyinggungku

“Diam kamu!” George menariknya, “Apa hak kamu untuk memakinya?!” seusai berkata, George merobek baju Tania.

“George!” Tania berteriak dalam ketegangan, dia ingin menghentikan George, tapi yang dia dapatkan hanyalah sindiran dari George.

“Hahaha, sekarang malah mulai berpura-pura? Kamu lupa dengan bagaimana caranya kamu merintih meminta ampun dengan bagian bawahku!”

Tania tercengang, dia tidak menyangka image dirinya di George adalah orang seperti itu.

Benar, dari bagian bawah George, dia mendapatkan kesenangan dia mau serta mendapatkan rasa memiliki George, tapi semua ini dengan syarat George adalah suaminya!

Bagaimanapun juga, Tania tetap adalah istrinya!

Tania tidak mengerti apa salah yang telah dia perbuat dihadapan bagian bawah George! Mengapa George memalukannya dengan hal seperti ini?!

“George! Kamu tidak tahu malu!” Tania merengek, dia menahan emosi dalam hatinya, berusaha mencegah air matanya berjatuhan.

Melihat matanya yang merah serta ekspresi Tania, dalam hati George muncul lagi rasa sebal.

George tidak suka ekspresi Tania yang seperti ini, tidak suka Tania yang selalu menatapinya dengan muka tidak bersalah.

Jelas-jelas dia adalah wanita yang berhati busuk!

Tiba-tiba mau bercerai, tiba-tiba tidak mau bercerai, Apa yang Tania anggap terhadap dirinya? Tidak ada yang pernah berani mempermainkannya seperti itu!

George ingin Tania menderita! Ingin membuatnya putus asa! Ingin dia meminta ampun! Agar Tania tahu risiko menyinggungnya.

“Aku tidak tahu malu?! Kuperlihatkan tampangmu ketika tidak tahu malu!”

George mengangkatnya di bahunya tanpa mempedulikan penolakannya, dan berjalan kearah ruang tamu.

George menekannya di meja yang berada di tengah-tengah ruang tamu, didepannya adalah sebuah kaca.

George menahannya menggunakan satu tangan dan menggunakan tangan lainnya untuk membuka semua pakaian Tania yang tersisa.

“George! Hentikan! Lepaskan aku!”

George mengambil tisu yang ada dimeja dan menyumbatkannya kemulut Tania dengan kasar!

Setelah itu dia membalikkan Tania dan memasukinya dari belakang.

Ekspresi Tania menderita, dia tidak bisa mengeluarkan suara, dia mengeluarkan semua tenaganya tapi tetap tidak sebanding dengan George yang sudah mulai menggila.

Tiba-tiba rasa sakit dari kepalanya membuatnya kembali sadar dari tepian menuju pingsan.

Tania melihat dari kaca bahwa George sedang menjambak rambutnya, dan memaksanya untuk melihat dirinya sendiri yang berada didalam kaca.

George menjelajahi badannya dengan kasar, meskipun Tania merasa menderita, tapi dirinya yang berada didalam kaca terlihat sudah terangsang, mukanya sedikit memerah, begitu pula dengan seluruh tubuhnya.

Tania tiba-tiba merasa senang, untung saja George menyumbat mulutnya menggunakan tisu, jika tidak apabila dia mengeluarkan rintihan, itu akan membuatnya semakin malu.

Keringat yang berada didahinya perlahan berkumpul, mengalir dari pipinya dan terakhir terjatuh diatas meja.

Bersamaan dengan itu, air mata Tania juga berjatuhan.......

Rasa malu meliputi seluruh ruangan tamu yang besar.

Tidak tahu telah lewat berapa lama, bencana kali ini barulah terlewati.

Tania terbaring diaatas meja sekan-akan telah mati, rasa sakit yang berada dibadannya serta rasa malu dari bagian bawahnya telah meliputi seluruh tubuhnya.

Setelah George selesai beres-beres, dia melihat jejak darah dimana-mana, dia sedikit mengerutkan keningnya, “Jijik.......”

Selesai berkata, dia meninggalkan Tania.

Hanya hampa yang tersisa di pandangan Tania, sedangkan telinganya terus mengulangi kata Jijik dari George.......

Tiba-tiba, rasa sakit yang drastis dirasakan dari perutnya, semakin lama semakin sakit, seakan-akan jiwanya tercabut dari tubuhnya.

Tania berusaha untuk berdiri, ingin meninggalkan meja, dia langsung terjatuh karena kehabisan tenaga, dan perlahan mulai tidak sadar diri......

Apakah......aku akan mati.......