The Sixth Sense - Bab 27 Ucapan Yang Mengejutkan
Van berjalan lebih dari sepuluh menit dan berbelok menjadi sebuah gang. Setelah berhenti, Mario Yuan didorong melalui sebuah pintu kecil lalu naik ke tangga.
Memasuki sebuah ruangan, ada seorang pria berdiri tak bergerak di depan jendela dengan punggung menghadap ke pintu. Pria yang menangkap Mario Yuan berkata, "Kak Chandra, Mario Yuan sudah dibawa ke sini."
Kak Chandra berbalik. Ini adalah pria yang suram. Ketika Mario Yuan melihat matanya, dia tidak bisa menahan gemetar.
Mario Yuan menenangkan diri. Setelah melihat-lihat ruangan itu, dia bertanya: "Di mana tempat ini, siapa kalian, dan mengapa kamu membawa aku ke sini?"
Kak Chandra berkata dengan dingin: "Mario Yuan, kamu tidak perlu tahu siapa kami. Tentu saja membawa kamu ke sini untuk memberimu beberapa pelajaran dan memberi tahu kamu apa yang bisa dilakukan dan apa yang tidak bisa dilakukan."
Mario Yuan berkata, "Oh? Tolong klarifikasi."
Kak Chandra berkata: "Ingat Happy Food Factory?"
Mario Yuan tiba-tiba menyadari: "Oh, Kalian dari Happy Food Factory?"
Kak Chandra berkata: "Tidak, Kita adalah gangster, karena tidak senang melihatmu mencari kesalahan di mana-mana, jadi harus memberi kamu kesan yang dalam. Kalian maju dan potong telinganya dulu!"
Tiga orang datang, dua meraih lengan Mario Yuan dan mendorongnya ke tanah, yang lain mengeluarkan pisau tajam dan berjalan menuju Mario Yuan.
Mario Yuan merasa ngeri. Jika satu telinga terpotong, hidup ini akan berakhir. Dengan terburu-buru, Mario Yuan memandang Kak Chandra dan tiba-tiba berteriak, "Kakak Biao, jika kamu memotong telinga aku, besok kamu rencananya tidak akan pernah berhasil!"
Kak Chandra tercengang, dan buru-buru melambaikan tangannya ke pria yang memegang pisau. Pria itu mundur dan menunggu. Kak Chandra berjalan mendekat dan berjongkok, menatap Mario Yuan dan bertanya, "Apa yang baru saja kamu katakan?"
Mario Yuan berkata: "Bebaskan aku dulu. Menyinggung aku sama sekali tidak baik untukmu."
Kakak Biao mengertakkan gigi dan berkata, "Mario Yuan, kamu tidak tahu aku, dan tidak mengerti temperamen aku. Jika kamu tidak bisa memberikan alasan yang masuk akal, kamu akan sepuluh kali lebih buruk daripada dipotong telinga. Bebaskan dia."
Kedua pria itu melepaskan tangannya, Mario Yuan bangkit dan menepuk debu di tubuhnya.
Kak Chandra berkata: "Katakan, kamu ulangi apa yang baru saja dikatakan."
Mario Yuan menggerakkan lengannya yang sakit, berjalan ke sofa dan duduk, dan berkata, "Rencana rahasia kamu besok. Tanpa bantuan aku, kamu pasti akan gagal, dan kegagalan adalah kematian bagi kamu!
Kakak Biao terkejut saat mendengar ini, "Bagaimana kamu tahu rencana aku besok?"
Mario Yuan tidak berbicara. Kak Chandra tiba-tiba teringat sesuatu, jadi dia berkata kepada orang-orang itu: "Kalian keluar dulu, dan tidak diizinkan masuk tanpa izin aku."
Beberapa pria setuju untuk mundur. Setelah menutup pintu, Kakak Biao datang dan mencengkeram kerah Mario Yuan dan bertanya dengan marah: "Jujur saja, bagaimana kamu tahu rencana aku? Apakah ada yang membocorkannya kepadamu? Jika berani bohong, aku akan kuliti kamu!"
Mario Yuan terlihat santai dan berkata, "Ini takuti siapa, Chandra Chen, apa yang akan kamu lakukan dapat disembunyikan dari orang lain, kecuali aku. Jangan kira ada yang memberitahu aku, aku tidak kenal kamu, juga tidak ada hubungannya dengan kalian para gangster."
Chandra Chen berpikir benar juga. Mario Yuan adalah seorang pegawai negeri. Bagaimana dia bisa mengenal orang-orang gangster? Selain itu, mengetahui bahwa dia tidak memiliki lebih dari dua antek dalam rencananya, dan kedua orang ini benar-benar dapat diandalkan.
“Bagaimana kamu tahu?” Chandra Chen mengerutkan kening dan tidak tahu bagaimana berita bisa bocor.
Mario Yuan berkata: "Mudah, aku bisa meramal!"
Chandra Chen terkejut: “Kamu baru saja melihat aku, ramal dengan apa?
"Ini kamu tidak perlu tahu, aku tidak akan memberi tahu kamu, aku hanya ingin bertanya kamu, apakah besok kamu ingin membunuh bos kamu dan merebut tempatnya?"
“Sialan!” Chandra Chen terkejut.
Mario Yuan berkata: "Menurut perhitungan aku, jika kamu bertindak sesuai rencana yang ditetapkan besok, kamu tidak hanya akan gagal untuk berhasil, tetapi juga akan ditangkap oleh bos kamu dan membunuh kamu!"
Chandra Chen buru-buru bertanya: "Kamu berarti dia sudah tahu bahwa aku akan membunuhnya?"
Mario Yuan berbisik: "Salah satu orang kepercayaan kamu adalah penyamaran yang dia kirim untuk memantau kamu!"
“Oh? Hahahaha!” Chandra Chen tiba-tiba tertawa liar.
Mario Yuan berkata, "Lucu sekali? Sepertinya kamu tidak percaya padaku sama sekali, benar?"
Chandra Chen menghentikan tawanya dan berkata: "Kentut! Semua anak buah aku setia kepadaku, mata-mata apa yang kamu bicarakan, kamu bajingan memiliki niat buruk, ingin memisahkan kami bersaudara, huh!"
Mario Yuan menatap Chandra Chen dan berkata, "Chandra Chen, bagaimana kamu akan mempercayai kata-kata aku?"
Chandra Chen menyentuh dagunya dan berpikir sejenak dan berkata: "Sederhana sekali, aku akan percaya pada kamu jika beri tahu dimana aku tadi malam.
Mario Yuan berkata tanpa berpikir: "Kamu mengajak orang untuk mengambil barang pada jam 7 tadi malam, dan kamu menyembunyikan satu tas secara pribadi dalam perjalanan pulang, dan setelah mengembalikan barang ke bos, kamu membawa dua wanita untuk hisap ganja bersama, dan ketika mabuk, kalian bertiga mulai ... hehehe, apakah aku benar?"
“Mala Gobi, aku takluk!” Chandra Chen menyeka keringat di dahinya, memandang Mario Yuan dengan kagum, lalu bertanya: “Benar, apa kamu tahu siapa mata-mata yang menyamar itu?”.
"Ini ..." Mario Yuan memandang Chandra Chen sambil tersenyum, tapi berhenti bicara.
Chandra Chen memutar matanya dan segera mengeluarkan sebatang rokok bagus dan memberikannya satu, lalu membantunya menyalakannya sambil berkata, “Kak, kalo kamu bantu aku kali ini, Geng Kapak akan menjadi bagian kamu. Mulai sekarang kita akan jadi saudara. Ringan dijinjing bersama, berat dipikul bersama!"
Mario Yuan berkata: "Omong kosong, aku adalah pegawai negeri, apa jadinya jika bersaidara dengan gangster, bicara sembarangan."
Chandra Chen tertawa, berkata:”Apa yang kamu inginkan, apakah uang, kamu buka harga.”
“Satu miliyar!” Mario Yuan menganggap uang ini adalah uang haram, jika tidak diminta sangat disayangkan, jika satu miliyar ini dihabiskan juga dapat dianggap sebagai penebusan dosa bagi Chandra Chen.
Chandra Chen bertanya: "Apakah kamu ingin uang tunai atau cek?"
Mario Yuan berkata: "Tunai, aku tidak percaya dengan kamu, dan khawatir cek tidak bisa dicairkan.
“Sial, Kakak kamu berani meragukan kredibilitas aku. Yang terpenting dari kami para gangster adalah kredibilitas dan kesetiaan.” Chandra Chen mengeluarkan kuncinya dan masuk ke dalam.
Setelah beberapa saat, Chandra Chen keluar dengan membawa tas, meletakkannya di atas meja dan berkata: "Satu miliyar, kamu hitung."
Mario Yuan tidak menghitung, dan berkata, "Tidak perlu hitung, kamu duduk."
Chandra Chen duduk dan bertanya, "Kamu, katakan padaku, apakah ada cara yang baik untuk menjadikan aku bos."
Mario Yuan menghela napas dan berkata, "Chandra Chen, sejujurnya, kamu tidak bisa menjadi bos."
Chandra Chen berdiri sambil menunjuk ke tas dan berkata, "Kamu minta satu miliyar dan sudah aku berikan, tapi kamu bilang aku tidak bisa jadi bos. Apa maksudmu?"
Novel Terkait
Habis Cerai Nikah Lagi
GibranKing Of Red Sea
Hideo TakashiMy Greget Husband
Dio ZhengCinta Dan Rahasia
JesslynGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraPernikahan Kontrak
JennyThe Sixth Sense×
- Bab 1 Hujan Meteor Di Hari Jomblo
- Bab 2 Kompensasi Mahal
- Bab 3 Cari Uang
- Bab 4 Menyelamatkan Gadis Cantik
- Bab 5 Tanpa Kebetulan Takkan Jadi Novel
- Bab 6 Makanan Busuk
- Bab 7 Penciuman Anjing
- Bab 8 Kebetulan
- Bab 9 Percobaan Kecil Yang Hebat
- Bab 10 Wanita Kaya Datang Mencari
- Bab 11 Pangeran Yang Mahal
- Bab 12 Kepala Divisi Shen Mabuk
- Bab 13 Hartawan
- Bab 14 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 15 Pertaruhan Heboh
- Bab 16 Empat Perkasa Kota A
- Bab 17 President Suite
- Bab 18 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 19 Menantang Pertapa Nico
- Bab 20 Apa Salahnya Mengikat Kontrak Denganmu
- Bab 21 Tahu Sebelum Meramal
- Bab 22 Wanita Misterius
- Bab 23 Banyak Disukai Wanita
- Bab 24 Banteng Kecil
- Bab 25 Kontrontasi
- Bab 26 Tante Kecil
- Bab 27 Ucapan Yang Mengejutkan
- Bab 28 Direktur Wanita Yang Jelita
- Bab 29 Pentingnya Jabatan Sekretaris
- Bab 30 Tekanan Batin Selena Zhou
- Bab 31 Pispot
- Bab 32 Polisi Cantik Yang Tegas
- Bab 33 Berjasa Dengan Hanya Satu Tongkat
- Bab 34 Ketergantungan
- Bab 35 Wakil Direktur Yang Cantik
- Bab 36 Biaya Tutup Mulut
- Bab 37 Tahu semuanya
- Bab 38 Diundang Wanita Cantik
- Bab 39 Membuat Orang Tercengang Begitu Berbicara
- Bab 40 Rahasia Atasan Wanita