The Sixth Sense - Bab 40 Rahasia Atasan Wanita
"..."
Ekspresi kaget Boss Deng layaknya melihat matahari keluar dari barat, sementara Lola Han dan Gani Tan bahkan lebih tercengang lagi.
Butuh beberapa saat sebelum Boss Deng kembali sadar dan bertanya pada Mario Yuan, "Bolehkah aku menanyakan nama tuan?"
"Margaku Yuan, Mario Yuan."
"Tuan Yuan," Boss Deng melangkah maju dan dengan kuat menggenggam tangan Mario Yuan dan menjabat tangannya dengan penuh semangat, lalu berkata dengan penuh semangat: "Benar-benar orang muda lebih unggul daripada yang tua, patut disegani. Aku sangat kagum, namaku Endrian Deng. Semoga kelak Tuan Yuan bisa banyak memberikan petunjuk."
Mario Yuan tersenyum dan berkata, "Hehe, aku tidak pantas, harapanku adalah kalau punya waktu, aku ingin bertanya tentang pengetahuan barang antik denganmu."
"Tuan Yuan terlalu sungkan. Jika Tuan Yuan suka, silakan datang ke Toko Barang Antik kapanpun. Aku sudah sangat berterima kasih."
Terlihat bahwa Endrian Deng memang telah ditaklukkan oleh pengetahuan Mario Yuan, dan ekspresi wajahnya menjadi sangat tulus.
Mario Yuan berkata: "Pasti, kalau begitu aku harap Tuan Deng tidak akan merasa aku mengganggu, ha ha."
Endrian Deng buru-buru berkata, "Mana mungkin, ngomong-ngomong, untuk menghormati Tuan Yuan, aku akan menghadiahkan "Thousand Characters" milik Yu Youren ini untukmu, terimalah."
Mario Yuan terkejut: "Bagaimana bisa begini? Ini terlalu berharga ..."
Endrian Deng berkata: "Apakah Tuan Yuan memandang rendah aku?"
Sekarang giliran Mario Yuan yang berbicara dengan sopan: "Jangan berkata begitu, Tuan Deng, seperti kata pepatah, tidak bisa menerima hadiah tanpa ada jasa…”
Endrian Deng pantas menjadi orang yang cerdik, dia langsung berkata: "Anggap saja sebagai hadiah pertemuan untuk menjadi temanmu. Tidak apa-apa kan?"
Mario Yuan melihat bahwa dia sudah tidak bisa menolaknya lagi, jadi dia pun berkata, "Kalau begitu, aku akan terima. Terima kasih Tuan Deng."
Endrian Deng tersenyum dan berkata, "Sama-sama, ada banyak hal yang membutuhkan petunjukmu di masa depan, haha."
Mario Yuan mengangguk dan berkata, "Baiklah, karena direktur dan aku ada urusan, jadi kami harus pergi dulu. Aku akan datang untuk mengganggu Tuan Deng jika aku punya waktu."
Endrian Deng mengantar ketiga orang itu keluar dan menunggu mobilnya pergi sebelum kembali.
Di dalam mobil, Mario Yuan menyerahkan lukisan itu kepada Gani Tan, lalu bertanya pada Lola Han: “Direktur, kita akan pergi ke mana?"
Lola Han berkata: "Pergi ke Kota B untuk bertemu seseorang. Mario, lukisan ini ..."
Kota B adalah ibu kota provinsi, peringkat pertama di antara kota-kota menengah, sangat makmur.
Mario Yuan tersenyum dan berkata, "Lukisan ini untuk Anda, haha."
Lola Han berkata: "Bagaimana bisa begitu? Tuan Deng memberikannya kepadamu. Bagaimana bisa kamu bisa memberikannya kepadaku?"
Mario Yuan berkata: "Tidak apa-apa, aku tidak terlalu tertarik pada barang antik, lebih berguna jika diberikan kepada Anda."
Lola Han diam-diam tersentuh, dan dia terkesan dengan penampilan Mario Yuan hari ini, dalam hatinya dia merasa bahwa dia berhutang budi kepada Mario Yuan.
Inilah yang diinginkan Mario Yuan. Orang nomor satu di biro itu berutang budi, itu lebih dari apa pun. Lagipula lukisan itu bukanlah barang langka, tidak terlalu berharga, Mario Yuan tidak menyukainya, dia rela menjadi orang yang baik padanya tanpa perlu bersusah payah.
Tidak terlalu jauh dari Kota A ke Kota B, hanya membutuhkan lebih dari satu jam lewat jalan tol. Setelah memasuki kota, Lola Han berkata: "Gani dan Reno, kalian gunakan kesempatan ini untuk pulang. Sudah lama sekali sejak kalian kembali terakhir kali."
"Baik, terima kasih, Direktur."
Keduanya turun dari mobil dengan gembira, rumah mereka berada di Kota B, sebenarnya tidak susah begi mereka untuk pulang, mereka pulang hampir setiap akhir pekan, menyuruh mereka pulang, hanya karena Lola Han tidak mau mereka mengikutinya.
"Mario, bisakah kamu mengemudi?"
Mario Yuan: "Bisa"
“Kalau begitu kamu yang mengemudi dan aku akan menunjukkan jalannya.” Lola Han duduk di tempat duduk samping pengemudi.
Dua puluh menit kemudian, mobil berhenti di depan sebuah bangunan kecil di tepi danau dengan pemandangan yang indah, ketika turun dari mobil, tidak ada yang terlihat kecuali suara kicau burung.
Lola Han berkata: "Kamu bisa pergi jalan-jalan, jemput aku satu jam lagi."
Mario Yuan mengangguk: "Baik, Direktur."
Mario Yuan akhirnya mengerti, alasan mengapa Lola Han ingin membeli barang antik adalah untuk menghadiahkannya, dan orang yang membuatnya membeli hadiah yang begitu berharga pasti tokoh besar yang misterius. Hmm, tak heran dia bisa menjadi direktur di biro yang sangat kompetitif, sepertinya memang ada seseorang di belakangnya. Kali ini dia mengambil hadiah yang begitu berharga untuk membuat koneksi, entah apa tujuannya.
Satu jam waktu yang bisa dibilang lama, bisa juga dibilang sebentar, Mario Yuan sangat asing dengan Kota B. Dia tidak tahu ke mana harus pergi. Setelah keluar, dia menemukan sebuah kafe, memarkir mobilnya dan berjalan masuk lalu memesan sepoci kopi dan menunggu perlahan.
Merasa bosan ketika tidak ada yang bisa dilakukan, dan ditambah sedikit rasa ingin tahu, tidak tahan untuk tidak menyelidikinya. Dia terpikir ketika pertama kali dia mendapatkan sistem pencarian berbasis thang angkasa, karena rasa ingin tahu dia pun mencoba mencari Lola Han, tidak disangka dilihatnya dia sedang memainkan hal yang menarik itu dengan seorang pria paruh baya. Mungkinkah pria itulah yang dia temui kali ini?
Tentunya jika pria yang datang untuk bertemu itu sama dengan yang ditemukan terakhir kali, itu artinya dia bukan suami dari Lola Han. Jika dia adalah suaminya, tidak perlu sembunyi-sembunyi begitu.
Memikirkan hal itu, Mario Yuan menjadi semakin penasaran dan tidak tahan untuk tidak mengaktifkan sistem pencarian berbasis thang angkasa.
Tak lama kemudian, pemandangan yang muncul sama dengan yang terakhir kali, tapi ada perbedaannya. Terakhir kali dia melihat Lola Han naik di atas perut seorang pria, tapi kali ini dia malah melihatnya memainkan seruling giok dengan sekuat tenaga!
Mario Yuan sangat bersemangat, dengan cermat dia memperhatikan penampilan pria itu. Itu memang pria yang dia lihat terakhir kali. Pria ini terlihat akrab, sepertinya dia pernah melihatnya di TV.
Karena ini tentang privasi atasan, Mario Yuan tidak melihat lebih jauh lagi dan berubah pikiran untuk memikirkan hal-hal lain.
Waktu terus berlalu. Ketika satu jam akan berlalu, Lola Han menelepon dan memberi tahu Mario Yuan bahwa dia tidak bisa pergi untuk saat ini dan mungkin perlu dia untuk kembali pada malam hari. Jika Mario Yuan ingin kembali dulu, serahkan saja mobil kepada sopir.
Mario Yuan sangat tertekan. Dia diam-diam membatin dalam hati, wanita ini terlalu senang sehingga tidak mau pergi, jadi dia menendangku begitu saja, eh, dia harus pergi ke stasiun untuk naik bus kalau dia mau kembali.
Oh ya!
Mario Yuan tiba-tiba menampar pahanya, karena dia telah datang ke Kota B, mengapa tidak mengurus hal penting itu.
Memikirkan hal ini, Mario Yuan mulai menelepon Arianna Mu.
“Mario Yuan, ada apa meneleponku di saat ini?” Nada suara Arianna Mu selalu sedikit mendominasi. Mungkin di matanya Mario Yuan memang untuk digertak.
Mario Yuan juga gelisah ketika mendengarnya, dan nada suaranya menjadi sedikit kaku: "Kenapa, aku tidak bisa meneleponmu jika tidak ada apa-apa? Kamu katakan dengan jelas, jika aku tidak bisa menelepom, aku tidak akan pernah menelepon kamu lagi!"
Sialan, tidak menunjukkan sedikit temperamen padanya, dia benar-benar berpikir bahwa aku adalah kesemek yang lembut.
“Aih, ternyata kamu begitu pemarah, hehe!” Arianna Mu langsung mencium bau mesiu, hatinya pun melunak dan dengan cepat bercanda untuk meredakan suasana yang canggung.
“Huh!” Mario Yuan benar-benar kesal.
Novel Terkait
Rahasia Istriku
MahardikaInventing A Millionaire
EdisonPejuang Hati
Marry SuGet Back To You
LexyCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinMy Goddes
Riski saputroDewa Perang Greget
Budi MaThis Isn't Love
YuyuThe Sixth Sense×
- Bab 1 Hujan Meteor Di Hari Jomblo
- Bab 2 Kompensasi Mahal
- Bab 3 Cari Uang
- Bab 4 Menyelamatkan Gadis Cantik
- Bab 5 Tanpa Kebetulan Takkan Jadi Novel
- Bab 6 Makanan Busuk
- Bab 7 Penciuman Anjing
- Bab 8 Kebetulan
- Bab 9 Percobaan Kecil Yang Hebat
- Bab 10 Wanita Kaya Datang Mencari
- Bab 11 Pangeran Yang Mahal
- Bab 12 Kepala Divisi Shen Mabuk
- Bab 13 Hartawan
- Bab 14 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 15 Pertaruhan Heboh
- Bab 16 Empat Perkasa Kota A
- Bab 17 President Suite
- Bab 18 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 19 Menantang Pertapa Nico
- Bab 20 Apa Salahnya Mengikat Kontrak Denganmu
- Bab 21 Tahu Sebelum Meramal
- Bab 22 Wanita Misterius
- Bab 23 Banyak Disukai Wanita
- Bab 24 Banteng Kecil
- Bab 25 Kontrontasi
- Bab 26 Tante Kecil
- Bab 27 Ucapan Yang Mengejutkan
- Bab 28 Direktur Wanita Yang Jelita
- Bab 29 Pentingnya Jabatan Sekretaris
- Bab 30 Tekanan Batin Selena Zhou
- Bab 31 Pispot
- Bab 32 Polisi Cantik Yang Tegas
- Bab 33 Berjasa Dengan Hanya Satu Tongkat
- Bab 34 Ketergantungan
- Bab 35 Wakil Direktur Yang Cantik
- Bab 36 Biaya Tutup Mulut
- Bab 37 Tahu semuanya
- Bab 38 Diundang Wanita Cantik
- Bab 39 Membuat Orang Tercengang Begitu Berbicara
- Bab 40 Rahasia Atasan Wanita