The Sixth Sense - Bab 31 Pispot
Selena Zhou kesal setengah mati, terhadap pria yang akan mengulurkan pipi kanannya bahkan jika kamu menampar pipi kirinya, dia tidak lagi berminat untuk menegurnya, dia hanya berkata: "Aku lelah. Kamu tidur di kamar tamu malam ini, jangan ganggu aku."
Jackson Huang tersenyum dan berkata: "Oke, kalau begitu kamu mandi air panas dulu sebelum tidur, aku akan membuatkanmu semangkuk sup pereda mabuk."
"Tidak perlu, aku tidak mabuk, jadi tidak usah pura-pura berbaik hati*!"
Setelah Selena Zhou selesai berbicara, pintu dibanting menutup, senyum Jackson Huang langsung menjadi kaku, dan matanya yang rabun jauh menunjukkan rasa sakit yang dalam.
Setelah Selena Zhou pergi, Steven Ren tidur dan bangun sekitar jam sepuluh malam, dia segera bangun dan memakai pakaian lalu berjalan keluar dari Clown Hotel, kemudian pergi naik taksi.
Di Harvest Hotel, Steven Ren memandang Yanuar Zhou dan bertanya, "Yanuar, apa yang terjadi, mengapa Mario Yuan masih baik-baik saja, apakah kamu belum meminta orang untuk turun tangan?"
Yanuar Zhou berkata: "Tentu saja sudah, tetapi Chandra Chen si bajingan itu tidak bisa kerja dengan baik, membuatku sangat marah!"
Steven Ren bertanya dengan tergesa-gesa, "Maksudnya apa, mungkinkah dia sebagai gangster kejam tapi tidak bisa menangani seorang bocah?"
“Bukan,” Yanuar Zhou menghela nafas dan berkata: “Ketika Chandra Chen baru saja menangkap Mario Yuan, aku tiba-tiba menerima info rahasia, mengatakan bahwa Chandra Chen ingin membunuhku dan menjadi bos, sialan, aku membawa orang mencari Chandra Chen untuk membereskannya, tetapi ketika aku bergegas ke tempat Chandra Chen, aku menemukan bahwa gedung itu kosong, dan Mario Yuan juga kembali bekerja tanpa cedera. Kemungkinan Chandra Chen mengetahui bahwa masalah tersebut telah terungkap jadi di saat terakhir dia melepaskan Mario Yuan lalu kabur sendiri."
Steven Ren berkata: "Aih, kenapa kamu begitu ceroboh. Eh, tapi tidak mengherankan jika dunia gangster muncul hal seperti itu. Dalam hal ini, kamu masih harus mencari orang lain untuk melanjutkannya, tidak bisa begitu saja melepaskan anak itu."
Yanuar Zhou berkata: "Jangan khawatir tentang itu, aku sudah mulai mencari orang, ini hanya masalah waktu."
"Tidak, kamu harus cepat. Ini tidak bisa ditunda. Masalahnya harus diselesaikan dalam dua atau tiga hari." Ketika Steven Ren memikirkan Mario Yuan menjadi sekretaris tim kepemimpinan, dia merasa tidak nyaman seperti menelan lalat.
Yanuar Zhou berkata, "Jangan khawatir, Saudaraku, aku tahu."
Steven Ren mengangguk, lalu Yanuar Zhou bertanya, "Apakah ada alasan lain mengapa kamu begitu membenci Mario Yuan?"
Steven Ren berkata: "Ya, ini masalah kerjaan, pokoknya, di mana pun aku berada, anak ini tidak ingin aku hidup dengan damai, jadi aku harus menyingkirkannya secepat mungkin."
Yanuar Zhou berkata: "Apa maksudmu menyingkirkannya, kamu tidak bisa membunuh siapa pun."
"Siapa yang meminta kamu untuk mengambil nyawanya, aku hanya meminta kamu untuk memberinya pelajaran, dan kemudian dapatkan beberapa bukti pelanggaran hukumnya saja."
“Dimengerti.” Yanuar Zhou sangat berpengetahuan tentang melakukan hal semacam ini. Selama tidak membunuh orang, hal seperti memfitnah dan mencelakai orang sudah sangat familiar, gampang dilakukan.
Di tempat kerja keesokan harinya, Mario Yuan mengemasi barang-barang pribadinya dan membawanya ke kantor. Karena ini adalah sekretaris tim kepemimpinan yang ditunjuk sendiri oleh Direktur Lola Han, meskipun Irnandi Wang sangat iri dan membencinya, dia tidak berani melawannya secara terbuka. Dia berpikir bahwa selama rencana Charles Liang berhasil, orang ini tetap harus enyah.
“Mario, kamu bisa bekerja di sini, disini fengshui-nya bagus, ha ha.” Irnandi Wang membawa Mario Yuan ke sudut paling dalam, di situ diletakkan sebuah meja, tanpa apapun di atasnya.
Mario Yuan tersenyum dan berkata, "Baik, terima kasih, Direktur."
Irnandi Wang berkata: "Sama-sama, aku masih harus meminta tolong padamu untuk berbicara hal yang baik tentangku di depan Direktur, hahaha."
Mario Yuan tersenyum pahit: "Direktur, Anda benar-benar tahu cara membuat lelucon, seharusnya aku yang mengatakan itu." Setelah selesai berbicara, dia melirik ke meja, dan kemudian bertanya: "Ngomong-ngomong, Direktur, siapa yang bertanggung jawab atas perlengkapan kantor?"
Irnandi Wang berkata, "Jangan khawatirkan hal ini. Aku akan memperkenalkan rekan-rekan sekerja kepadamu nanti, kamu beres-beres terlebih dahulu, lalu minum segelas air."
Tepatnya, Mario Yuan tidak di bawah perintah Irnandi Wang, tetapi karena tempat kerjanya ada di kantor, Irnandi Wang harus menyiapkan tempat untuknya beserta semua perlengkapan kantor yang dia butuhkan. Tapi sekarang tampaknya Irnandi Wang sedikit enggan. Meski barang-barang ini harus diberikan pada akhirnya, tetapi hatinya yang kelam berbicara, dengan sengaja ingin menundanya.
Mereka semua bekerja di tengah-tengah muslihat dan tipu daya, semuanya sudah ahli, Mario Yuan sudah bisa menebak dari ekspresi Irnandi Wang, dan diam-diam berkata bahwa kamu sendiri yang cari masalah, tidak ada yang bisa menyelamatkanmu jika kamu celaka.
Begitu Irnandi Wang pergi, seorang gadis cantik datang dan memandang Mario Yuan sambil tersenyum: "Halo Sekretaris Yuan, hehe."
Mario Yuan dengan cepat tersenyum saat melihat gadis itu: "Haha, Sekretaris Tan, jangan tertawakan aku. Aku hanya sebuah pispot, apakah kamu paham maksudnya?"
Ternyata gadis ini bernama Gani Tan, yang merupakan sekretaris sekaligus wakil direktur kantor Direktur Lola Han.
Mendengar Mario Yuan mengatakan ini, wajah Gani Tan sedikit memerah, menegurnya: "Apa yang kamu bicarakan, sangat tidak enak didengar."
Mario Yuan tersenyum dan berkata, "Hehe, pispot itu artinya sementara dan tidak tetap. Coba kamu pikir, di zaman dulu, kamu selalu membawa pispot ke kamar sebelum tidur, supaya kamu bisa bangun di tengah malam untuk pipis, lalu membuang airnya setelah bangun, dan aku adalah pispot itu, sudah mengerti kan, hehehe."
“Puft!” Gani Tan tidak bisa menahan tawa, wajah kecilnya memerah: “Bagaimana kamu bisa membandingkan dirimu dengan benda itu. Jangan khawatir, selama kamu bekerja keras dan menunggu sampai kamu mendapatkan hasil, kamu yang benda itu…. di tengah malam, semuanya akan menjadi tetap, hehe."
"Tetap saja itu masih sebuah pispot," Mario Yuan menghela napas dengan berpura-pura.
Gani Tan segera memarahi: "Jangan ucapkan kata itu lagi, pekerjaanmu akan segera dimulai, cepatlah kerjakan walau sedikit ... Hei, kamu belum memiliki perlengkapan kantor?"
Mario Yuan berkata: "Aku baru saja datang ke sini, tidak ada apa-apa."
"Benar-benar keterlaluan," kata Gani Tan kepada Mario Yuan dengan wajah penuh ketidaksenangan, "Tunggu sebentar, aku akan meminta seseorang membawakannya untukmu, oh ya, aku harus memasang telepon untukmu."
Mario Yuan tersenyum dan berkata, "Oke, santai saja, jangan terburu-buru."
“Siapa bilang tidak terburu-buru?” Suara Lola Han datang dari belakang. Mario Yuan dan Gani Tan buru-buru menghormat. Lola Han bertanya pada Gani Tan dengan tegas: “Ada apa? Mengapa tempat kerja Mario diatur di sini?"
Gani Tan berkata: "Aku tidak tahu, semuanya diatur oleh Direktur Wang, tetapi hanya ada satu meja di sini, bahkan tidak ada pena ..."
Melihat Irnandi Wang berjalan keluar, Lola Han bertanya dengan suara yang berat, "Direktur Wang, menurutmu apakah pantas mengatur Mario untuk bekerja di sini?"
Irnandi Wang memandangi meja dengan tatapan kosong, berpura-pura bingung, dan berkata, "Seharusnya ... itu pantas. Kamu dapat bekerja di mana pun kamu duduk, hehe."
“Omong kosong!” Lola Han menegur tanpa basa-basi: “Mengaturnya disini bukannya menjadikan dia karyawan di kantormu? Apa kamu tidak tahu bahwa Mario adalah sekretaris tim kepemimpinan, apakah kamu mengerti apa itu sekretaris??"
Novel Terkait
Akibat Pernikahan Dini
CintiaJalan Kembali Hidupku
Devan HardiPergilah Suamiku
DanisMenantu Hebat
Alwi GoMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniMy Only One
Alice SongThe Sixth Sense×
- Bab 1 Hujan Meteor Di Hari Jomblo
- Bab 2 Kompensasi Mahal
- Bab 3 Cari Uang
- Bab 4 Menyelamatkan Gadis Cantik
- Bab 5 Tanpa Kebetulan Takkan Jadi Novel
- Bab 6 Makanan Busuk
- Bab 7 Penciuman Anjing
- Bab 8 Kebetulan
- Bab 9 Percobaan Kecil Yang Hebat
- Bab 10 Wanita Kaya Datang Mencari
- Bab 11 Pangeran Yang Mahal
- Bab 12 Kepala Divisi Shen Mabuk
- Bab 13 Hartawan
- Bab 14 Pemeriksaan Dadakan
- Bab 15 Pertaruhan Heboh
- Bab 16 Empat Perkasa Kota A
- Bab 17 President Suite
- Bab 18 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 19 Menantang Pertapa Nico
- Bab 20 Apa Salahnya Mengikat Kontrak Denganmu
- Bab 21 Tahu Sebelum Meramal
- Bab 22 Wanita Misterius
- Bab 23 Banyak Disukai Wanita
- Bab 24 Banteng Kecil
- Bab 25 Kontrontasi
- Bab 26 Tante Kecil
- Bab 27 Ucapan Yang Mengejutkan
- Bab 28 Direktur Wanita Yang Jelita
- Bab 29 Pentingnya Jabatan Sekretaris
- Bab 30 Tekanan Batin Selena Zhou
- Bab 31 Pispot
- Bab 32 Polisi Cantik Yang Tegas
- Bab 33 Berjasa Dengan Hanya Satu Tongkat
- Bab 34 Ketergantungan
- Bab 35 Wakil Direktur Yang Cantik
- Bab 36 Biaya Tutup Mulut
- Bab 37 Tahu semuanya
- Bab 38 Diundang Wanita Cantik
- Bab 39 Membuat Orang Tercengang Begitu Berbicara
- Bab 40 Rahasia Atasan Wanita