Pernikahan Tak Sempurna - Bab 4 Wanita Penggoda

Sampai di toko jam tangan yang sedang dikelola oleh Lara. Di sana dia melihat seorang wanita dengan dress berwarna biru tosca berkulit putih dan juga rambut panjang yang sedang membelakanginya.

Lara datang dari arah selatan sedangkan wanita tersebut sedang melihat-lihat jam tangan di sebuah etalase jam tangan itu. Dia sudah yakin jika wanita itulah yang mencarinya, karena tidak ada orang lain lagi yang ada di sana selain karyawan yang bekerja untuk Lara.

Dengan langkah yang sedikit pelan dan menghampiri Diana yang sedang melayani. Nampak dari raut wajah Diana yang sudah berubah semenjak kedatangan Lara. “Ibu sudah tiba,” sambut Diana menyembunyikan ekspresi khawatirnya.

Begitu wanita itu berbalik, Lara terkejut ketika melihat Kesha yang datang ke tokonya dan melihat jam tangan mewah dengan harga yang fantastis itu. “Ah kamu Lara, kupikir bukan kamu yang punya toko jam tangan ini,”

Kesha sebenarnya sudah tahu siapa pemilik dari toko jam tangan ini dari Samuel sendiri. sebab pria itu sudah mengatakan jika jangan sampai Kesha mengganggu Lara dan juga Zanna, itu adalah persyaratan dari hubungan cinta keduanya. Tapi dia tidak bisa tinggal diam melihat Samuel membela wanita bodoh ini dihadapannya. Siapa yang bisa melawan Kesha?

Merasa bahwa tidak akan ada yang berani melawannya sampai dia melanggar perintah dari Samuel sendiri. menjadi model yang sangat terkenal memang sangat digadang-gadangkan oleh Kesha sampai bisa menggaet hati seorang Samuel yang memiliki aset begitu banyak. Apalagi usaha istrinya yang sudah pasti diberikan modal oleh Samuel sendiri.

Tidak akan mudah menjalankan bisnis seperti ini. Begitu pula dengan wanita yang lulusan data science yang mungkin tidak akan berpengaruh dengan semua usaha ini. “Apa yang kamu inginkan?”

Kesha menepuk pindah Lara, “Aku sedang mencari jam tangan termahal yang mungkin bisa kamu rekomendasikan sendiri. Jam tangan pria yang pasti karena sebentar lagi pacarku ulang tahun. Maka aku harus memberikan hadiah terbaik untuknya, sebagai balas budi seorang kekasih untuk pasangannya yang sudah membelikan mobil dengan harga milyaran untukku,” sindir Kesha yang berharap bahwa Lara segera menceraikan Samuel setelah tahu ulah pria itu di luar.

Samuel beberapa kali memberikan peringatan jika tidak ada yang boleh mengganggu Lara dan Zanna karena itu adalah urusan kehidupan mereka masing-masing. Dia tahu kalau Lara adalah istri yang dicampakkan dan tidak dipedulikan oleh Samuel apa pun yang terjadi.

Lara tersenyum lalu menyerahkan tasnya kepada Diana lalu mengajak Kesha ke tempat jam tangan yang disimpannya di dalam sebuah kaca dipajang di tengah yang di mana barang tersebut adalah paling mahal.

“Untuk wanita ada? Aku ingin yang berlapis berlian, Lara. Aku ingin yang sepasang dengan lapis berlian serta model terbaru, tentu saja dengan brand ternama,”

Lara berpikir sejenak lalu meminta Diana untuk mengambil jam tangan couple dengan harga fantastis. “Dee, kamu ambilkan jam tangan yang ada di belakang,”

Kesha melipat kedua tangannya lalu tersenyum sinis. “Hah, kamu bisa-bisanya menyembunyikan jam tangan terbaik yang harganya sangat mahal itu,”

Lara tidak menjawab apapun. Begitu Diana keluar dengan membawakan jam tangan tersebut, Lara memperlihatkan dan juga menjelaskan secara detail jam tangan itu. “Lara, apa ini cocok untukku dan juga calon suamiku?” Kesha begitu percaya diri mengatakan jika Samuel akan menikahinya.

Sedangkan Lara tahu bahwa di dalam keluarga Pradipta mereka hanya memiliki satu orang istri yang itu pun tetap dijaga dengan baik—kecuali Samuel yang memiliki sikap dingin kepada siapapun. Entah nanti dia akan bercerai atau tidak bersama dengan pria itu. Tapi yang jelas dia tahu kalau keluarga besar Samuel tidak pernah mengizinkan anaknya menikah dua kali. Atau bahkan menambah istri, apapun yang terjadi.

Yang jelas Lara yakin jika pernikahan itu hanyalah mimpi besar bagi Kesha.

Dia tersenyum ramah. “Tentu saja jam tangan itu sangat cocok untukmu dan juga untuk calon suamimu,” jawabnya dengan senang hati.

Tidak peduli dengan Samuel yang dimaksud, yang penting dia bisa menjual barangnya yang sangat langka itu. Meskipun nanti dia melihat jam tangan mewah itu bertengger di pergelangan tangan Samuel. “Kamu serius?” tanya Kesha dengan senang hati.

“Tentu saja, pergelangan tanganmu sangat putih dan bersih. Jam tangan ini sangat cocok untukmu, apalagi untuk pasangan wanitanya. Jam tangan ini mengandung berlian yang sangat cocok untuk tangan indahmu. Semua orang pasti akan memujimu karena kamu menggunakan jam tangan mahal,” Lara seperti seorang wanita yang sedang meledek Kesha sekarang.

Sedangkan wanita itu terlihat sedang kegirangan dengan pipi yang sangat merah. “Ah kamu benar juga, Lara. Lalu mengenai butikmu itu, apa aku bisa berkunjung ke sana? Aku lihat di internet kalau kamu memiliki barang baru,”

Lara tersenyum menghadapi wanita ini dengan emosi tidak ada artinya. Jika dia bisa bersikap dingin dan juga mencoba menganggap Kesha seperti pelanggan biasa, maka semuanya akan baik-baik saja. “Tentu saja, aku punya beberapa barang yang bagus. Ada dress dengan motif terbaru juga yang pasti itu sangat langka. Aku jarang sekali mengambil barang itu karena selalu saja kesulitan mendapatkannya,”

Kesha sepertinya tertarik dengan barang yang dijelaskan oleh Lara. “Apa itu sangat bagus?”

“Tentu saja, kamu tidak tertarik dengan sepatu? Aku juga sudah mulai membuka toko sepatu yang dari brand ternama juga. Kebetulan ada di mall ini, kamu bisa mencarinya sekarang. Aku bisa menemanimu,”

“Lara, kamu tidak keberatan?” sindir Kesha.

Mata mereka bertemu kemudian dibalas dengan senyuman oleh Lara. “Tentu saja aku tidak keberatan,”

“Ngomong-ngomong di mana anakmu?”

“Dia ada di rumah sedang bermain. Apa kamu tertarik untuk bertemu dengannya?”

Kesha tersenyum licik dan dia tahu kalau Lara paling benci jika Samuel mengajak Zanna bertemu dengan wanita simpanan Samuel. “Apa kamu sedang bercanda? Aku kemarin bertemu dengan Samuel dan juga Zanna. Dia putrimu yang paling cantik, Lara. Aku sangat senang bertemu dengan anak yang sering diceritakan oleh Samuel itu,”

Lara tersenyum manis menghadapi wanita ini. “Zanna itu cucu kesayangan di keluarga Pradipta. Jadi jangan mengganggunya,”

Kesha terkekeh lalu mengajak Lara ke kasir untuk membayar barang yang dibelinya barusan. Wanita itu pun mengeluarkan kartu kreditnya dan menyerahkannya untuk Lara.

Begitu kasir yang hendak melayani Kesha, justru Lara menerima kartu tersebut, Lara mengambil alih. “Lara, jadi gimana pendapat kamu tentang Samuel? Bukannya kamu sudah tahu kalau dia itu sudah diketahui banyak orang kalau dia adalah kekasihku,”

Lara yang baru saja melayani wanita itu tersenyum. “Aku tidak peduli dengan ucapan orang lain. Yang penting Samuel tetap ingat pada Zanna itu saja, perihal dia mau bersamamu ya silakan saja. Tidak ada yang melarangmu bersama dengannya. Bahkan jika kamu begitu berani, seharusnya kamu suruh dia menyerah bukan? Kamu lupa diri, kalau kamu hanya sebagai cadangan?” balas Lara dengan senyuman sinisnya lalu mengambil barang itu untuk Kesha kemudian keluar dari tempat kasir menghampiri Kesha. “Kartunya!” Lara memberikan kartu itu dengan sopan.

Raut wajah Kesha terlihat begitu kesal dengan jawaban Lara barusan yang menyakiti hatinya. Dia tidak peduli lagi dengan ucapan orang lain yang mengatakan dirinya orang ketiga didalam hubungan rumah tangga Lara dan Samuel. Beberapa orang mengambil fotonya ketika bicara dengan Lara. “Kamu wanita iblis,”

Lara tertawa geli mendengarnya. “Iblis? Kamu sedang tidak bercanda? Aku harap kamu menganggap bahwa dirimu itu adalah seorang yang suci? Kamu lupa siapa yang iblis? Kuharap kamu tidak lupa bercermin diri, Kesha! Aku tidak peduli kamu bersama dengan Samuel, entah apa yang kamu lakukan dengannya. Aku harap kamu hanya perlu mengingat, jangan pernah muncul di hadapan Zanna. Aku tidak akan segan merusak wajahmu dihadapan orang banyak,” ancam Lara kepada Kesha yang terlihat sengaja memancing emosinya.

Namun Lara bersyukur jika Kesha bersikap seperti sekarang ini. “Kamu tunggu di sini, kamu bakalan lihat siapa yang bakalan dibela oleh Samuel,”

Lara melipat kedua tangannya berdiri dengan gaya yang elegan ketika berhadapan dengan Kesha. Tidak perlu terlihat lemah dihadapan Kesha jika kenyataannya seperti ini.

Wanita itu menghubungi Samuel kemudian menunjuk ke arah Lara. “Kamu lihat sekarang, siapa yang akan dibela oleh suamimu,”

Lara berbalik dan hendak menjauhi wanita itu. Tapi Kesha menariknya agar tetap berada di sana. “Kamu mau menghindar dariku? Kamu nggak malu sama diri kamu sendiri, Lara?”

Bukannya takut tapi dia menatap Kesha dengan tatapan yang ingin membunuh wanita yang ada di depannya ini. Lara mendongakan kepalanya karena Kesha menggunakan sepatu yang cukup tinggi. Lara cukup berani menghadapi Kesha sekarang ini, “Kamu pikir aku takut? Aku bisa membunuhmu di sini, dengan tanganku sendiri. kalau Samuel bawa Zanna, kamu nggak bakalan dapat ampunan dariku, brengsek,” kata Lara yang menatap mata Kesha yang sedang mencekiknya kali ini.

Pertengkaran itu pun terjadi. Beberapa karyawan di sana mencoba untuk melerai keduanya. Tapi Kesha yang sangat keras itu membuat mereka semua mundur karena hendak mencelakai Lara.

Tak lama kemudian Samuel datang menggendong Zanna yang di mana Lara benci jika Samuel menghadapkan Zanna dengan wanita di depannya sekarang ini.

Kesha melepaskan cengkramannya di leher Lara. “Sayang,” wanita itu bersikap manis di hadapan Samuel setelah mencoba mencelakai Lara ketika melawan.

Sedangkan Lara mengambil Zanna dari gendongan Samuel. Dia benar-benar benci terhadap pria itu yang sudah melanggar janji mereka bahwa Zanna tidak boleh bertemu dengan wanita manapun yang menjadi selingkuhannya Samuel. Itu yang cukup melukai hati Lara, bukan melihat Samuel bersama dengan orang lain. Tapi ketika melihat Zanna menyaksikan sendiri bagaimana tingkah Samuel di hadapan anaknya.

Lara menatap suaminya dengan penuh kebencian.

Samuel menyadari jika istrinya sangat marah dengan semua ini. “Dee, bawa Zanna ke belakang!” panggil Lara ketika wanita itu berhasil mengambil Zanna dari gendongannya.

Lara tersenyum melirik keduanya dengan jijik.

Begitu dia hendak berbalik tangannya ditarik oleh Kesha. “Kamu mau pergi? Bukannya kamu yang menantangku untuk melihat siapa yang akan dibela oleh Samuel bukan?”

Tatapan pria itu dingin dan akan tetap membela Kesha untuk sekarang ini. Sebab dia yang sangat mencintai Kesha dengan alasan apapun. Tidak peduli jika orang tuanya menentang hubungannya dengan wanita ini. Tapi melihat Lara dihadapannya menatapnya dengan jijik itu sedikit membuatnya tersinggung. “Ada apa dengan tatapanmu? Kamu jijik?”

Lara tertawa, “Kamu memang menjijikkan dari dulu. Apa pernah bersikap dewasa?”

“Harusnya kamu tahu diri, siapa yang sedang kamu lawan sekarang? Kamu pikir kamu siapa?” Samuel mempermalukan dia dihadapan orang-orang dan juga dihadapan karyawannya sendiri.

Padahal yang mencari masalah itu adalah Kesha. Tapi yang dimarahi oleh Samuel itu adalah Lara, tidak ada hubungannya sama sekali dengan Samuel. Tapi pria itu sudah sangat keterlaluan membela wanita lain dihadapannya langsung.

Lara cukup mengerti dengan sikap ini. Walaupun dia tidak berharap sama sekali dibela oleh Samuel dihadapan orang lain. Tapi setidaknya pria itu bisa bersikap dewasa untuk menyelesaikan masalah dibelakang untuk bicara dengan baik-baik tanpa harus membentaknya dihadapan orang banyak seperti sekarang ini.

Jika pandangan orang lain tentang dia yang dicampakkan, maka itu adalah benar. Sangat tepat, tapi Lara cukup berani menghadapi suaminya sendiri. “Kamu pikir aku takut?” teriak Lara.

Samuel melirik ke arah lain dan melihat begitu banyak kerumunan yang sudah mulai memenuhi toko istrinya. Dia memegang tangan Kesha di sana. “Kamu jangan mempermalukanku, Lara!” tatapan Samuel tidak kalah menantangnya dari Lara.

Wanita itu tidak menunduk sama sekali begitu suaminya berkata demikian. Tapi dia malah tertawa melihat tingkah bajingan yang ada di depannya. “Kamu lebih mempermalukan dirimu dihadapan orang lain bukan?”

“Kamu tahu kan dia siapa?” bela Samuel terhadap Kesha yang masih berada di dalam genggamannya.

Lara ingin tidak melawan kepada suaminya karena itu adalah perbuatan yang salah. Tapi lebih salah lagi adalah ketika Samuel dihadapannya justru membela wanita lain bukan malah membelanya selaku istri. Apalagi dia marah dengan perjanjian yang sudah dilanggar oleh pria itu yang mempertemukan Zanna dengan wanita simpanan itu. “Kamu pikir aku takut?”

“Lara, jangan gila kamu!” bentak Samuel di sana.

Orang-orang terus memperhatikan Lara di sana. Semua orang malah mencemooh perbuatan Kesha, siapa yang tidak tahu model terkenal yang pacaran dengan suami orang lain ini. Apalagi dihadapan orang banyak, malah pria itu yang terlihat seperti pria pengecut dan membawa anaknya untuk menemui wanita itu.

Sebelum orang-orang melihat kedatangan Samuel, mereka terlebih dahulu melihat perdebatan Kesha dengan Lara yang begitu menantang. Apalagi cara Lara yang membalas ucapan Kesha dengan santai tapi sedikit menyentil Kesha. Namun wanita itu memang tidak tahu diri dan malah menyerang Lara.

“Pria bajingan itu bisa-bisanya memarahi istrinya sendiri demi membela pelacur murahan itu,”

Samuel yang marah mencoba menghela napasnya dalam-dalam mendengar sebuah ucapan itu disela-sela keributan yang terjadi. Ingin memarahi Lara tapi malah mendengar ucapan yang membela sikap Lara dibandingkan membela dirinya dan Kesha. “Pria brengsek mana yang lebih membela pelacur daripada istrinya?” teriak seorang pria yang melihat kejadian di mana Samuel hendak menampar istrinya dengan tangan yang sudah ada di udara.

“Lakukan! Karena semua ini akan selesai.”

Lara mencoba menahan air matanya dengan semua sikap Samuel yang sudah sangat keterlaluan ini.

Maka satu-satunya cara adalah menyerah dengan semua ini.

Novel Terkait

Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu