Pernikahan Tak Sempurna - Bab 13 Mari Bercerai
Pagi hari Samuel bangun dengan wajah malasnya karena pagi ini harus bekerja. Di kamar sebelah ada Zanna yang dibiarkan tidur sendirian, ia begadang sampai pukul tiga dini hari karena anaknya yang tidur dari sore sampai malam, kemudian anak itu sulit untuk tidur lagi. Beginilah nasibnya sekarang, sangat malas untuk pergi bekerja, tapi mau apalagi. Dia harus tetap bekerja dan hari ini juga pengasuh untuk anaknya akan datang.
Samuel menghela napasnya, lalu menarik handuk di jarak kurang lebih tiga meter dari tempat tidurnya lalu melilitkannya ke pinggang. Sedangkan wanita yang masih berada di atas ranjang berukuran besar itu masih tertidur pulas di sana. “Kamu sudah bangun?” tanya Kesha dengan suara seraknya khas baru bangun.
Tatapan Samuel tertuju pada wanita yang semalam bercinta dengannya. Ya mengenai itu Samuel memang melakukannya dengan beberapa wanita, meskipun punya anak dan juga istri. Tapi tetap baginya kepuasan adalah nomor satu. Kaki jenjangnya mendekati ranjang di mana wanita itu sedang bermalas-malasan. “Kamu tidur saja! Aku mau ke tempat Zanna,” jawab Samuel lalu memunguti pakaian yang berserakan di lantai lalu melemparnya ke atas ranjang. “Pakai bajumu. Jangan sampai Zanna lihat ini,” kata Samuel dengan dingin lalu beranjak dari tempat duduknya.
Pukul sembilan lebih dia bangun dari tidurnya bersama dengan Kesha.
Begitu masuk ke dalam kamar anaknya yang biasanya dia tempati itu, yang sekarang ditempati oleh Zanna yang tidur sendirian dengan posisi yang tidak utuh lagi dan bahkan ada di ujung ranjang.
Samuel mengangkat anaknya lalu menidurkan Zanna ditengah yang dibatasi dengan bantal. “Menggemaskan sekali kamu, Nak,” ucapnya tersenyum melihat anaknya yang bahkan sangat mirip hampir tidak ada perbedaan jika dilihat dari segi wajah.
Ini adalah bentuk duplikatnya semasa kecil, begitu yang dia dengar dari sang mama jika ia ingin melihat dirinya di masa lalu. Namun Zanna adalah bentuk dia yang dilihatnya paling sempurna.
“Tetap di sini, Zanna. Kamu akan tetap sama, Papa,” ucapnya dengan lirih seraya dia mengelus kepala anaknya. Pikirannya tentang perceraian itu sudah terngiang di kepalanya. Samuel tidak bercanda lagi dengan hal itu, hak asuh Zanna juga akan jatuh ke tangannya dengan mudah.
Ini memang sudah waktunya untuk bercerai. Masa tanggung jawab Samuel sudah habis, Zanna sudah pasti mengerti dengan perpisahan orang tua. Samuel tidak bisa untuk bertahan lagi dengan alasan apa pun.
Terdengar notifikasi dari ponselnya yang lupa dibawa kemarin ada di atas nakas yang tidak jauh dari tempatnya sekarang.
Samuel bangun dari tempat duduknya untuk mengambil ponselnya setelah mendengar notifikasi dari ponselnya.
Samuel menggeser notifikasi yang melihat ada banyak sekali panggilan tak terjawab dari istrinya. Satu pesan lagi ia dapatkan itu berasal dari pesan suara.
Dia juga membuka pesan yang lainnya yang berisikan perintah bahwa Zanna harus diantar ke rumah kakaknya Lara yang tidak jauh dari tempatnya sekarang, Deswita adalah kakak yang paling memaksa Samuel dulu untuk bertanggung jawab.
Ia meletakkan kembali ponselnya lalu melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya bekas percintaan semalam dengan Kesha. Ditambah lagi dia yang sangat kelelahan dan lesu akibat begadang menjaga Zanna yang terus mengajaknya mengobrol.
Tentang perceraiannya mungkin akan dia bicarakan juga dengan Lara nantinya. Awalnya dia berencana untuk membiarkan Lara lelah dengan pernikahan ini. Tapi semakin hari dia yang tersiksa karena tidak mendapatkan kebebasan yang layak dia dapatkan dari hidupnya, seperti kemarin keluarganya juga bahkan membela Lara dengan mati-matian yang rela mengusir Samuel dari rumah.
Cukup beberapa menit kemudian dia sudah memakai setelannya dengan rapi, begitu keluar dari kamar dia juga melihat sudah ada pengasuh yang dipesannya kemarin untuk menjaga Zanna. Sedangkan Kesha yang masih menggunakan jubah mandinya di sana. “Kamu sarapan nggak? Aku buatin sekarang,”
Samuel mengangguk cepat dan ekspresinya dingin, dia mendekati wanita yang usianya mungkin sama seperti Kesha. “Sudah pengalaman, kan? Jadi yang dijaga ini adalah putriku sendiri. Dia cukup rewel, dia aktif, dia sering bertanya banyak hal...” jelas Samuel. “... dia juga bisa baca di usianya yang sekarang ini, di rumah ketika bersama dengan mamanya, dia selalu dibacakan dongeng sebelum tidur. Jangan bermain handphone di dekatnya! Jangan menonton televisi jika sudah ada berita yang tidak baik, meskipun cerita itu adalah kartun, tetap awasi dia!” Samuel berkata dengan jelas.
Dia bangun dari tempat duduknya ketika menemani pengasuh baru untuk Zanna dan sebelum pergi menghampiri Kesha, dia menghentikan langkahnya. “Satu hal, jangan kasih dia air minum yang tidak dimasak. Jangan kasih seafood!” pesan Samuel.
Di dapur sana ada Kesha yang sedang menyiapkan sarapan untuknya. “Jangan mau diajak membicarakan hidup orang lain oleh, Kesha!”
Wanita yang sedang memanggang roti itu menoleh. “Maksud kamu apa?”
“Ya jangan mau untuk diajak bicara hal yang tidak penting sama kamu. Apa aku salah bicara?” tanya Samuel yang dicueki oleh Kesha.
Samuel duduk dan menuangkan susu dalam bentuk kemasan ke dalam gelas yang ada di atas meja. “Kamu beneran kan mau nungguin mereka di sini?”
Sarapan sudah siap, ada roti panggang dan juga telur mata sapi yang dibuatkan oleh Kesha. “Zanna akan melapor sekecil apa pun kesalahanmu. Jadi jangan coba-coba untuk menekan dia dengan ancaman bahwa jangan melapor apa pun. Jadi kalau sampai aku dengar Zanna melapor, kita berakhir di sini,” ucap Samuel tanpa berpikir berulang kali.
Anak kesayangannya tidak boleh terluka, mentalnya tidak boleh hancur. Dan juga masa kecilnya tidak boleh rusak hanya karena orang lain yang tidak mau mengerti dengan apa yang dilakukan oleh orang lain.
Samuel menerima notifikasi lagi dari ponselnya lalu dia keluarkan begitu saja. Dia menerima sebuah tautan video dari Seli, “Video apa ini?” Samuel mulai bertanya pada dirinya sendiri dan melihat ada dua orang pembawa acara di sebuah stasiun televisi yang membahas tentang kehidupan orang lain.
Cuplikan video itu mulai di putar yang menampilkan dia, Kesha dan juga Lara tengah berada di dalam toko yang waktu itu tempat pertengkaran mereka. “Sha, mending kamu nggak usah pergi kerja deh hari ini. Kamu di apartemen jagain Zanna!” saran Samuel pada Kesha yang ikut menonton video itu.
Sebenarnya dia juga sangat bosan dengan pemberitaan media yang hanya menjadikan dia dan juga Kesha konsumsi publik yang harusnya tidak ada media yang ikut campur dengan hidupnya. Tapi kehidupan Kesha yang tidak jauh dari dunia itu membuat Samuel harus bersabar. “Setelah ini, aku harap kamu keluar dari dunia model!” perintah Samuel yang tidak mau jika beritanya dengan Kesha diketahui oleh Zanna.
Kesha yang merasa dikekang oleh pria itu tidak setuju dengan ucapan Samuel barusan. “Aku nggak bisa turuti kamu,”’
“Kenapa? Karena kamu terkenal? Kamu butuh apa? Aku bakalan turuti semua yang kamu inginkan. Uang? Aku bisa kasih berapa yang kamu minta, tapi satu hal yang tidak aku inginkan, yaitu ketika kamu muncul di televisi seperti sekarang ini dengan gosip yang tidak pernah ada prestasi. Selalu saja gosip tentang hubungan kita yang disorot oleh mereka. Ini juga salahmu yang waktu itu mendatangi, Lara,”
Raut wajah Samuel terlihat sangat tidak tenang sekarang. Jika terus bersama dengan Lara, dia akan mendapatkan gosip mulai dari dia yang mencampakkan Lara. Kedua, karena gosip yang menyebar tidak akan jauh dari hubungannya dan juga Kesha.
Samuel yang usai sarapan kembali lagi ke kamar anaknya yang melihat putrinya tidur di sana. “Zanna belum bangun, aku berangkat sekarang. Jangan sampai aku pulang kamu malah biarin dia nangis. Jangan ajak dia keluar! Jangan sampai fotonya masuk ke media, jika itu terjadi kamu yang akan menanggung ini, Kesha!” Samuel lalu pergi dari apartemen menuju ke kantornya.
Setibanya di kantor, ada Seli yang sudah menunggu di depan ruangannya sambil berdiri. "Terjadi sesuatu?”
Seli menggeleng lalu memberikan tablet itu untuk Samuel. “Karena lelah dicampakkan, istri dari pengusaha terkenal Samuel berselingkuh” begitulah judul artikel yang dia baca pagi itu. Tadi dia melihat berita tentang dirinya menyebar di media beserta video.
Namun sekarang dia melihat ada foto istrinya sedang bersama dengan pria lain di sebuah kafe dengan ekspresi yang begitu bahagia. Zanna bersama Samuel, sedangkan istrinya sibuk berselingkuh. Jadi ini adalah alasan kuat untuknya bisa bercerai. “Hubungi Lara! Buat janji siang ini dengan dia!” kata Samuel lalu masuk di dalam ruangannya untuk menghubungi Dafa yang selalu membersihkan nama baiknya pada media.
Usai menghubungi pria itu, tidak lama kemudian Dafa masuk ke dalam ruangannya setelah mengetuk pintu. “Ada yang bisa dibantu, Tuan?”
“Berita hari ini cukup mengejutkan, Dafa. Ada video aku bersama dengan Kesha dan juga Lara. Kamu bisa mengurusnya?” Samuel memberikan tablet khusus yang dia gunakan untuk bekerja dan mencari artikel yang sama dengan diberikan oleh Seli barusan. Ditambah lagi dengan video mereka bertiga ketika bertengkar. “Namun sebelumnya aku memintamu untuk berhati-hati dalam bertindak!”
Dafa mengambil tablet itu dengan sangat hati-hati lalu menggulir layar tablet itu melihat ada beberapa artikel yang banyak sekali komentar buruk di kolom komentarnya. Ini bukan pertama kalinya ada berita buruk seperti ini. Tapi sudah sangat sering terjadi pada Samuel. Tapi memang pria ini tidak pernah menghiraukannya selain dengan menghapus semua akses artikel itu dengan bantuan IT yang ada di kantornya untuk menghancuran website yang bisa diakses dengan mudah oleh Dafa meski dengan pengamanan tinggi.
Tidak lama kemudian Dafa menemukan artikel baru lagi yang muncul dengan berita yang sama. “Lalu ini juga dihancurkan? Berita mengenai istri Anda yang dituduh berselingkuh?”
Tatapan mata Samuel tajam seperti elang yang sedang mengincar mangsanya siap untuk menyerang ketika menatap ke arah Dafa. “Semuanya kalau bisa dihancurkan. Tidak akan ada berita miring tentangku, bukan?” kata Samuel menyombongkan dirinya merasa sempurna tanpa ada kesalahan yang dia perbuat untuk hidup siapa pun.
Dia mempersilakan Dafa keluar dengan gerakan tangannya yang memberikan kode agar pria yang masih berusia dua puluh lima tahun itu keluar dari ruang kerjanya agar kembali bekerja mengurus semua tugas yang diberikan oleh Samuel.
Sekarang hanya ada berkas yang menumpuk di atas mejanya. Satu-satunya benda berharga yang ada di atas mejanya hanya satu, yaitu foto Zanna yang begitu ceria sempat dicetak oleh Samuel lalu dipajang di atas meja ketika dia rindu kepada putri kecilnya ia bisa dia lihat kapan pun dia ingin.
Tidak ada foto Lara, tidak ada foto pernikahan yang waktu itu pernah terjadi. Yang dianggap oleh Samuel bahwa pernikahannya tidak pernah terjadi dengan Lara. Hanya karena Zanna, dia menghabiskan begitu banyak waktu untuk putri kecilnya.
Ini adalah foto ketika Zanna berusia dua tahun dengan penampilan yang teramat lucu dengan rambut yang dikepang dua hingga Zanna terlihat sangat cantik meski rambutnya yang sangat sedikit. Tapi Samuel senang melihat foto anaknya yang didandani sebagaimanapun juga akan tetap terlihat cantik dan menggemaskan. Tidak salah mamanya begitu keras kepala menginginkan Zanna untuk tetap berada di dalam keluarga besar Pradipta.
Dua jam ia berkutat dengan dokumen yang sangat banyak harus dia tandatangani dan juga periksa dengan sangat baik agar tidak terjadi kesalahan. Ada satu dokumen yang berisikan tentang proyek baru yang harus dia tanda tangani dan sudah beberapa hari lalu juga ia setujui, namun sekarang harus ditanda tangani untuk bisa dimulai pembangunannya.
Samuel merenggangkan otot-ototnya karena pegal menunduk selama itu membaca berkas yang ada di atas mejanya barusan. Tapi ini belum selesai, dia harus mengerjakan banyak hal. Terlebih juga dia harus tetap melakukan pemantauan di proyek yang sedang berlangsung. Dia bukan tipe orang yang sepenuhnya percaya pada orang lain mengenai dunia bisnis. Sebaik-baiknya orang lain adalah tetap orang lain. Orang lain bisa mengkhianati, keluarganya pun mengkhianatinya dan sekarang sedang mencoba bersaing dengannya dalam dunia bisnis.
Dia menutup berkas yang sudah dibacanya sebagian lalu pergi ke ruang IT untuk melihat perkembangan yang dilakukan oleh Dafa. “Sudah selesai?” tanya Samuel lalu mendekati Dafa yang sedang mengkoordinir teman-temannya yang sedang bekerja dan memberitahukan beberapa website yang akan dihancurkan.
Dafa menoleh pria yang sedang berdiri di sampingnya itu sambil melihat hasil kerja. “Baru beberapa yang selesai dan sudah banyak sekali yang menyebar, jadi untuk postingan di website asli sudah bisa kita kendalikan. Tapi akun-akun lainnya semakin banyak yang ikut membagikan berita ini, Tuan,”
Samuel berdiri sambil melipat kedua tangannya di depan dada melihat orang-orang di sana yang jumlahnya ada belasan dalam satu tim itu untuk membersihkan nama baiknya saja. Sengaja dia buat tim ini untuk bisa mengembalikan nama baiknya. Semenjak lahirnya Zanna dia sudah pasang badan agar tidak ada satu orang pun yang mengusik kehidupan putri kecilnya. Apalagi dengan berita semacam ini, sungguh dia tidak bisa memaafkan siapa pun pelakunya.
Cukup lama dan jam makan siang sudah tiba. “Tuan, bagaimana dengan rencana makan siang ini? Karena sudah dibuatkan janji dengan Nyonya Lara. Jadi apakah akan dilakukan pertemuan siang ini?”
“Tentu, aku akan berangkat sekarang. Apa Lara sudah memberitahu di mana pertemuan itu?”
Seli mengangguk. “Lokasinya sudah kukirimkan ke nomor Anda,”
Samuel tidak sempat membuka pesan tadi karena sangat sibuk.
Di kafe Mentari tempat yang diberitahukan oleh Seli tentang keberadaan Lara.
Dia mengedarkan pandangannya lalu bertemu dengan sosok yang sangat dikenalinya duduk di dekat jendela di kafe tersebut.
Samuel melangkah lalu mendekati Lara, kedua tanganya dimasukkan ke dalam saku celananya.
Tiba di sana mata mereka bertemu satu sama lain. Lalu Samuel berkata. “Mari bercerai. Lara!”