Craving For Your Love - Bab 38
Arielle Su tertawa,"Kamu tidak tidur jika pukul 12 malam belum tiba, lalu tidak bangun sebelum pukul 8 tiba, hidupmu sangat tidak teratur, olahraga apa yang ingin kamu lakukan?"
"Kamu mengatakannya seakan-akan aku selalu salah."
Arielle Su membujuknya,"Tapi, kamu sangat ahli dalam merawatku."
"Huh, baguslah jika kamu tahu."
Mereka berdua kemudian berjalan ke dalam pusat perbelanjaan bersama, orang di dalam mobil tersebut menatap sisi wajahnya dan menampilkan ekspresi yang sulit ditebak
......
Di kota besar seperti Kota Yun, jumlah pusat perbelanjaan sangat banyak, pertarungan mereka juga berlangsung dengan sangat sengit, walaupun tidak ada festival, pusat-pusat perbelanjaan juga akan mengadakan banyak kegiatan untuk memicu jumlah pembelian
"Kegiatan apa ini, Hari Suami? Pusat perbelanjaan ini benar-benar melakukan segalanya, bahkan bisa-bisanya mengadakan kegiatan seperti ini?"
Nora Qiao menunjuk ke slogan acara yang tertulis di papan iklan POP, di ruang pameran, yang berada di seberang mereka berdua secara berlebihan.
Arielle Su melihatnya dan merasa sangat memalukan bagi dunia bisnis, dia pernah mendengar Hari Orang Tua dan Anak, tetapi belum pernah mendengar tentang Hari Suami.
"Bukankah ini jelas-jelas sebuah bentuk diskriminasi? Bagaimana dengan orang yang tidak punya pacar ataupun suami? Apakah mereka mungkin tidak diperbolehkan untuk membelinya?"
Nora Qiao selalu saja menghabiskan waktu dalam hal-hal yang tidak penting, penyakitnya adalah selalu mencari tahu apa penyebabnya dari sebuah masalah sederhana secara sangat mendalam.
"Ini hanyalah sebuah promosi........." Arielle Su menenangkannya.
Nora Qiao menggelengkan kepalanya,"Mereka juga tidak boleh bertindak seperti itu, ayo pergi, aku ingin masuk ke dalam dan melihat-lihat."
Arielle Su tidak bisa menenangkan Nora Qiao, hingga mereka berdua akhirnya berjalan masuk.
Dalamnya dipenuhi oleh produk laki-laki dengan tingkatan harga sedang, namun terlihat jelas konsumen sasarannya adalah laki-laki berusia 27 sampai 35 tahun.
Semua orang selalu berkata bahwa pria adalah makhluk hidup yang diciptakan tanpa hobi berbelanjan, ternyata ini benar.
Arielle Su melihat semua orang yang memilih pakaian adalah perempuan, sebaliknya laki-laki duduk di samping dan beristirahat, perempuan yang memilih pakaiannya dan laki-laki mencobanya, jika para lelaki menyukainya, maka mereka akan membelinya, jika tidak, mereka akan langsung pergi.
“Tapi metode ini benar-benar bisa meningkatkan hubungan antara suami dan istri!” Nora Qiao juga menyadarinya.
Arielle Su menganggukkan kepalanya, lalu tidak bisa berhenti berhenti saat dia melewati sepoton kemeja.
Kemeja itu adalah kemeja berwarna biru muda dengan pola kotak-kotak, disertai kerah yang sangat tajam, tidak tahu mengapa, dia merasa kemeja ini akan terlihat bagus untuk orang itu.
“Berapa harga kemeja yang ini?” Arielle Su menjinjit dan bertanya kepada penjual yang terpisah oleh rak pakaian yang lebih tinggi darinya.
“Setelah diskon, 998.” Penjual itu melirik ke arahnya dan menjawab.
Nora Qiao berjalan menghampirinya,"Baju ini sepertinya cukup bagus? Tapi untuk apa kamu menanyakannya? Kamu tidak mempunyai siapapun untuk mengirimkannya!"
Arielle Su tidak banyak bicara,"Aku hanya merasa sangat bagus, sangat beraura."
“Kamu ingin membelinya?” Nora Qiao bertanya sekali lagi!
Arielle Su berpikir sejenak,"Aku ingin membelinya, tapi tidak tahu kepada siapa aku harus menghadiahkannya, tetapi aku juga sangat menyukainya."
"Kalau begitu, beli saja, aku sangat jarang melihat kamu menyukai sesuatu seperti ini!"
Kata-kata Nora Qiao sedikit memicu Arielle Su, betul, dia jarang sekali melihat sesuatu yang dia sukai, penakanan dan pengekangan sepertinya sudah menjadi sebuah ciri khas dalam hidupnya.
Kenapa dia harus hidup selelah ini? Suka langsung suka, benci langsung benci, goyah langsung goyah.
Mengapa dia harus mengubah suatu kata dengan penjelasan yang sudah tetap menjadi penjelasan lainnya?
"Ukuran 185, bungkus satu untukku," ucap Arielle Su kepada penjual.
Ketika mereka berdua berjalan keluar dari toko, sebuah tas muncul kini muncul di genggaman Arielle Su, dia membawanya, bahkan merasa sangat tenang, tidak tahu apakah karena dia membeli sepotong pakaian yang dia suka sejenak, atau karena dia keras kepala.
Betul, dia menganggap dirinya keras kepala
Jika hal ini terjadi di masa lalu, dia akan merasa sangat sakit hati.
Keduanya pergi berbelanja sangat lama, Nora Qiao membeli tidak sedikit pakaian, Arielle Su merasa dia sudah memiliki cukup pakaian untuk musim panas, membeli pakaian lagi hanya akan terasa sia-sia.
Oleh karena itu, hasil panennya hari ini hanyalah kemeja pria yang satu ini.
"Nona Su yang terakung, aku kira siapa pun yang akan menikahimu di masa depan pasti akan merasa sangat bahagia,”ucap Nora Qiao secara tiba-tiba.
Arielle Su tidak mengerti,"Mengapa?"
"Coba pikirkan baik-baik, jumlah gaji bulanan kita hampir sama, aku tidak pernah menabung, lalu lihat dirimu.”
Arielle Su menyenggol hidungnya,"Apa yang kamu bandingkan denganku? Aku dibebani oleh keluarga, dan kamu tidak memiliki beban apapun, mempercantik diri saat kamu masih muda adalah hal yang benar, masa muda wanita hanya akan berlangsung selama beberapa tahun."
Nora Qiao berhenti membahasnya,"Tanpa disadari, Nona Su sepertinya berpotensi menjadi seorang filsuf?"
“Terima kasih atas pujiannya.” Arielle Su membungkuk dan menampilkan posutr berterima kasih.
Setelah berbincang sejenak, satu hari pun lagi-lagi berlalu.
Setelah Arielle Su dan Nora Qiao berpisah, mereka pun naik bus untuk pulang.
Dia duduk di baris terakhir sambil memegang tas pakaiannya, tatapannya tertuju kepada bayangan lampu neon di luar jendela bus, tidak tahu bagaimana, rasa kesepian langsung menyebar ke seluruh tubuhnya.
Kota ini terlalu besar, bahkan masih belum ada rasa memiliki.
Bagaimana dia bisa datang ke sini sebelumnya, kenapa dia tidak menyadari semua ini?
Saat bus tiba di statsiun, Arielle Su turun, lalu berjalan ke toko obat yang terletak tidak jauh dari komplek untuk membeli obat flu.
Dia terus batuk sejak kehujanan terakhir kali, setelah obatnya habis, dia juga tidak lanjut mengkonsumsi obatnya lagi, namun sepertinya kembali kumat dalam dua hari terakhir ini.
Kali ini dia membeli obat yang cukup untuk setengah bulan, sambil berharap virusnya dapat dibasmi sepenuhnya.
Dalam perjalanan kembali ke komplek, lampu jalan sedikit redup, tapi dia berjalan sangat lamban, orang mungkin tidak mengenal rasa takut ketika sedang memikirkan sesuatu.
Jika terjadi di masa lalu, berdasarkan rasa takutnya akan kegelapan, dia pasti bergegas ke pintu masuk gedung sejak awal.
Setelah berbelok dan berjalan beberapa langkah ke depan, Arielle Su berhenti karena sebuah mobil yang sangat dia kenali berhenti di pintu masuk gedung tempat tinggalnya.
Pria di dalam mobil sedang merokok, tatapannya yang tajam terlihat samar di balik kepulan asapnya.
Arielle Su terus berjalan ke depan, tidak berencana untuk berbicara, juga tidak berencana untuk menyapanya.
Saat berjalan memasuki koridor, pria tersebut turun dari mobil dan menarik pergelangan tangannya.
“Apakah kamu tidak melihatku,”tanya Alonzo Qin.
Arielle Su bergerak mundur, menarik kembali pergelangan tangan yang dia genggam,"Lihat."
"Aku pikir kamu tidak melihatku."
Apa yang dia bermaksud untuk berkata bahwa dia tidak melihatnya, jadi dia turun secara khusus hanya untuk menyapanya?
Atau, apakah ini salah satu trik barunya untuk mendekatinya?
Perasaan Arielle Su memberat, tenggorokannya terasa gatal, hingga tidak tahan dan terbatuk beberapa kali.
“Apakah flu-mu masih belum kunjung sembuh?” Dia bertanya lagi.
Arielle Su mengira dia melihat kantong obatnya,"Sudah jauh lebih baik, namun aku tidak terus meminum obatnya, hingga sempat kembali kumat, aku kini sudah membeli obat cukup untuk setengah bulan, virusnya pasti akan terberantas."
Saat nada bicaranya menurun, keadaannya pun menjadi canggung......
Dia tidak berbicara, dia juga tidak tahu harus berkata apa.
Setelah beberapa saat, dia berkata sambil tersenyum.
"Mengapa kamu menceritakan minum obat hingga terasa seperti berperang?"
“Aku tidak suka perasaan sakit flu!” Dia menjawab, tapi dia juga mengisyaratkan bahwa dia tidak menyukai perasaan yang dia hadirkan untuknya sekarang.
Sepertinya, sepertinya, dia sedang mengejarnya......
Tapi, bagaimana mungkin? Benar-benar terlalu konyol——
"Aku meneleponmu hari ini."
Ketika pria itu baru saja selesai berbicar, dia lagi-lagi menyalakan sebatang rokok yang baru, tangannya sedikit bergemetar, tetapi dia menyembunyikannya dengan baik hingga dia tidak menyadarinya.
"Oh, benarkah? Ponselku berada dalam mode getar, mungkin aku tidak mendengarnya karena terlalu berisik.”
Dia datang secara khusus hanya karena dia tidak menjawab panggilannya, tetapi dia juga merasa tidak mungkin.
Jadi apa tujuan kedatangannya malam ini? Apakah mungkin hanya untuk berdiri dan bercerita mengenai masa lalu seperti ini?
Pria itu tidak berbicara, ekspresinya yang mengerut serta gerakannya terlihat jelas sedikit gugup.
Arielle Su juga menyadarinya, tetapi tidak menanyakannya,"Kalau begitu, aku akan pamit terlebih dulu, aku sudah kelelahan setelah pergi berbelanja selama seharian......"
"Tunggu......" Alonzo Qin menarik pergelangan tangannya,"Mengapa kamu membeli kemeja pria saat berbelanja?"
Dia akhirnya tetap menyadarinya, Arielle Su kemudian tersenyum,"Aku hanya merasa bagus, jadi aku membelinya."
Alasannya memang sedikit konyol dan tidak masuk akal, tapi tetap saja merupakan sebuah penjelasan.