Craving For Your Love - Bab 2

Pada saat ia baru saja berjalan dua langkah, Manajer Sun sepertinya teringat akan sesuatu dan tiba-tiba berkata,”Oh iya, aku lupa menyampaikan sesuatu kepadamu, evaluasi pasar Qin’s Corp. ini mewajibkan para penasihat evaluasi dari luar perusahaan untuk mengikuti wawancara pekerja baru perusahaan mereka, dengan kata lain, kamu harus terlebih dahulu memikirkan cara untuk meloloskan diri dalam wawancara Qin’s Corp. ini untuk melaksanakan tugas evaluasi selama dua bulan ini.”

Ketika mendengar ucapan ini, Arielle Su pun langsung sadar mengapa Lidya tiba-tiba memohon cuti panjang, siapa yang tidak mengetahui seberapa aneh wawancara Qin’s Corp. ini di Kota Yun.

Dia bahkan juga merasa penasaran, berdasarkan pengalamannya, proyek sebesar ini sepertinya tidak akan pernah sampai di tangannya. Karena semua orang tahu mereka mungkin saja akan langsung terkenal di dunia evaluasi setelah menyelesaikan proyek besar seperti ini, sebaliknya, reputasi mereka juga mungkin saja menjadi sangat buruk.

Sedangkan Lidya dan beberapa senior lainnya itu tentu saja tidak bersedia mempertaruhkan hal ini dengan Qin’s Corp.

Dia kini sedang berpikir, apakah ia perlu memohon cuti panjang seperti Lidya, lalu mengundur proyek ini.

Namun dia tidak memiliki nasib sebaik Lidya yang mempunyai suami yang merupakan keturunan dari keluarga kaya, sehingga ia pun hanya bisa menekan rasa tidak nyaman dalam hatinya dan melangkah maju demi biaya pengobatan ibunya serta biaya sekolah Emily.

......

Pada sore harinya.

Jam yang bergantung pada dinding menunjukkan waktu pukul lima sore, Arielle Su pun bergegas mematikan laptopnya dan absen pulang kerja.

Mungkin karena sudah tidak melewati musim panas di Kota Yun selama beberapa hari, dia pun lupa untuk membawa payungnya sejenak, ia menggertak giginya dan hanya bisa bersikeras berlari keluar dari pintu utama perusahaan yang sedang hujan, lalu pergi menjemput putrinya, Emily.

Saat ia menaiki bus umum dan bergegas tiba di taman kanak-kanak, kini hanya tersisa Emily yang sedang menjinjing tas kecilnya di seluruh taman kanak-kanak dan sedang menunggu di ruang tim keamanan, penampilannya saat ini bahkan terlihat sangat kasihan.

“Ibu......,”walaupun berjarak cukup jauh, anak kecil itu dapat melihatnya, lalu langsung tersenyum kepadanya.

Emily ini sangat pengertian, ia tahu ia sibuk bekerja, sehingga ia pun tidak pernah bertanya mengapa ia terlambat datang, Arielle Su pun merasa sangat senang dapat mempunyai seorang putri seperti Emily ini.

Arielle Su menghampiri dan menggendong Emily, lalu berterima kasih sekali lagi kepada petugas keamanan.

Dalam hari-hari yang ia lalui setelah kembali, dia selalu saja menjadi yang pertama dan terakhir dalam mengantar jemput anaknya setiap harinya, karena kesibukan pekerjaaan serta kesibukannya menjaga ibunya yang jatuh sakit, untung saja petugas keamanan itu membantunya setiap ali, jika tidak, dia juga tidak tahu seberapa kerepotan yang akan dibebankan kepada dirinya lagi.

Langit mulai cerah di sepanjang perjalanan pulangnya, Arielle Su menggenggam tangan Emily, lalu perlahan melangkah menuju ke arah stasiun bus, sambil mendengar Emily yang menceritakan segala peristiwa yang terjadi di taman kanak-kanak dengan suaranya yang memanja itu.

“Ibu, aku berkenalan dengan teman laki-laki hari ini, guru taman kanak-kanak bahkan mengatakan bahwa aku terlihat seperti ayahnya, yaitu CEO hebat yang sering muncul di sampul majalan ekonomi, dengar-dengar, keluarganya itu benar-benar sangat kaya......”

Anak kecil tidak mengerti apa yang disebut dengan sangat kaya, ia hanya tahu mendeskripsikannya dengan kedua tangannya, ditambah lagi dengan ekspresi dari wajah kecilnya yang mmebuatnya terlihat sangat menggemaskan.

Semua kelelahan Arielle Su itu langsung terhapus oleh karena anak perempuan ini, dia membungkukkan punggungnya, lalu mengelus hidung kecilnya dan bertanya dengan penuh senyuman,”Benarkah? Siapakah namanya?”

“Ethan Qin, dia bernama Ethan Qin.”

Tubuh Arielle Su langsung menegang, hatinya juga tiba-tiba terasa sakit sejenak.

Qin? CEO hebat pada sampul majalah ekonomi?

Orang yang bermarga Qin di kota ini tidaklah banyak, terlebih lagi jika CEO kaya yang bermarga Qin.

Hal ini membuatnya teringat akan orang tersebut.

Namun, bagaimana bisa memungkinkan?

Emily bersekolah di taman kanak-kanak bilingual biasa, bagaimana mungkin anak dengan identitas seperti itu bisa datang kesini?

Dia menggelengkan kepalanya, mungkin luka yang ia tinggalkan untuknya ini benar-benar sudah terlalu mendalam, sehingga ia pun merasa gugup saat mendengar marga Qin ini.

Sebenarnya semua ini muncul hanya karena ia sudah berpikir terlalu berlebihan.

......

Tiga hari kemudian, Qin’s Corp. Building.

“Sebelumnya, selamat kalian sudah berhasil mencapai tahap ketiga wawancara Qin’s Media Corp., yang juga merupakan wawancara yang terakhir. Tema kali ini sangatlah sederhana, aku bertanya dan kalian hanya perlu menjawabnya saja.”

Manajer dari Departemen Personalia, Sofia Zhao terlihat datar, pada saat semua orang mengira ia akan mulai bertanya, dia langsung mengubah ekspresi wajahnya, lalu membungkukkan punggungnya ke arah sudut 45 derajat, lalu menyapa dengan sikap hormat,”CEO.”

“Hmm——”

Lelaki yang disapa sebagai CEO ini terlihat berekspresi sangat menegangkan, tubuhnya dibalut oleh jas jahitan tangan dari Italia, disertai dengan sepatu kulit dengan warna yang sepadan. Wajah tampan serta tubuh yang tegak itu terlihat menonjokkan keanggunan dan keangkuhan kedudukannya.

“Apakah sudah mulai?”

Sofia Zhao langsung menggelengkan kepalanya,”Belum.” Lalu langsung bergegas berdiri ke salah satu sisi.

Alonzo Qin mengambil data Departemen Personalia, tatapannya tertuju ke arah kerumunan, ujung jarinya perlahan memalingkan lembarannya, tubuhnya kemudian langsung menegang saat ia membuka lembaran yang ketujuh, gerakan ujung jarinya itu langsung tertegun sejenak.

Ia kemudian bertanya dengan perlahan,”Menurut kalian, kekurangan apakah yang kalian miliki?”

Beberapa kandidat wawancara yang terlihat merias diri dengan rapi itu tidak merasa kecil hati saat mendengar pertanyaan CEO, sebaliknya mereka bahkan dapat menjawabnya dengan lancar.

“Dunia kerja itu serupa seperti sebuah perlombaan, keberhasilan dan kegagalan selalu memberikan hasil setiap harinya, aku kira kelemahan terbesarku mungkin adalah tidak menerima kekalahan, aku selalu berani mencoba segalanya, bahkan mencobanya dengan rasa senang hati......”

Beberapa kalimat yang mereka ucapkan itu tidak hanya menuturkan kualitas perusahaan dalam merekrut pekerja, mereka juga mengatakan kekaguman mereka terhadap masa depan, serta menuturkan semangat mereka untuk berjuang kedepannya.

Dengan demikian, setiap kandidat dari yang pertama hingga keenam itu menyebutkan setiap kelemahan mereka, mereka bahkan dapat mencari sisi positif dari setiap kelemahan mereka, mereka dapat menjawabnya dengan lancar satu per satu.

Arielle Su benar-benar tidak menyangka Alonzo Qin akan menghadiri wawancara ini secara pribadi, jika dibandingkan dengan lima tahun yang lalu, perubahannya ini sepertinya sudah terlalu banyak, dia kini sudah berubah semakin dewasa.

Satu-satunya hal yang tidak berubah adalah wajahnya yang masih saja terlihat memikat, serupa seperti wajahnya pada saat itu.

Ia awalnya mengira dia dapat bersikap datar menghadapinya, namun tidak disangka dia ternyata sudah terlalu optimis terhadap dirinya sendiri.

Arielle Su tidak lupa menenangkan dirinya sendiri saat merasa tegang, Alonzo Qin adalah salah satu orang yang tidak ingin ia ingat satu detik lebih lama lagi, setelah tidak bertemu selama lima tahun, sepertinya dia juga seharusnya sudah melupakan namanya yang disebut sebagai Arielle Su ini sejak awal, sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Namun pada saat ini, tatapan Alonzo Qin yang datar itu menyapu ke arahnya, telapak tangannya pun kini dipenuhi oleh tetesan keringat.

Ternyata, setelah lima tahun berlalu, dia tetap saja mempunyai sebuah tatapan yang dapat menaklukan dirinya itu.

Dia ingin melarikan diri, namun tidak bisa menemukan tempat persembunyian.

Dia tahu jelas, tidak mempunyai pendapatan itu serupa seperti tidak mempunyai segalanya, dia kini sudah melangkah sampai titik ini, dia tidak akan mungkin bisa mengundurkan diri lagi.

“Aku sangat malas.”

Setelah waktu berlalu sangat lama, dirinya yang berada di urutan terakhir itu akhirnya melangkah maju dan menjawab.

Alonzo Qin mengangkat tatapannya, lalu hanya menjawab oh sejenak,”Selain malas, apalagi kelemahan yang kami miliki?”

Dia seperti sedang memberikan kesempatan untuk mempersilahkannya menjawab ulang, dia tidak mempersulit dirinya seperti apa yang ia perkirakan, seakan-akan tidak mengenalinya.

Arielle Su menjawab,”Gigih.”

Apakah ini tergolong sebagai sebuah kelemahan? Para kandidat lainnya menundukkan kepala mereka, lalu mengendus dingin dalam hati, lagi-lagi seorang penjilat.

“Kalau begitu, coba berikan contohnya, hal apa yang sudah kamu lakukan untuk dapat membuktikan kegigihanmu itu?” Alonzo Qin menyerahkan data yang berada di tangannya itu kepada Sofia Zhao, seakan-akan merasa tertarik terhadap jawabannya yang terakhir.

“Lelaki!”

Setelah satunya selesai berbicara, satunya kembali menjawab, bahkan ekspresi Sofia Zhao yang terlihat datar saja kini berubah.

“Teruskan——”

Arielle Su melirik Alonzo Qin dengan santai, lalu berbicara dengan menyingkirkan emosinya,”Aku sudah pernah mengejar seorang lelaki selama lima tahun, bahkan berakhir bersama dengannya.”

“Lalu, bagaimana keadaannya sekarang?” Tanyanya.

“Kita sudah berpisah!”

Arielle Su menundukkan tatapannya, dia belum sepenuhnya melatih diri hingga sempurna seperti dirinya, hatinya tetap saja terasa bergejolak setiap kali ia mengungkit masa lalunya.

“Jadi, ini adalah kegigihanmu,”Alonzo Qin hanya tersenyum datar.

Bibir tipisnya itu membuat orang-orang merasa mereka ini merasa malu akan kekurangan mereka sendiri, namun suaranya terdengar semakin dingin, disertai dengan nada cacian di setiap kata-katanya.

Dia sepertinya tidak merasa puas terhadap jawabannya ini.

Ia kemudian memerintah Sofia Zhao dengan wajah yang tidak berekspresi,”Lanjutkan saja.”

Setelah Alonzo Qin menghilang, para kandidat lainnya pun diam-diam tertawa, biarkan saja kandidat nomor tujuh ini mengira dirinya cukup cerdas untuk menggunakan tak-tik melepas demi menggapai perhatian CEO, sepertinya ia kali ini sudah bertemu dengan orang yang lebih keras daripada dirinya.

Pada saat Arielle Su sendiri mengira bahwa dia tidak akan lolos, dia pun menerima panggilan rekrut dari Sofia Zhao.

“Nona Su, mohon laporkan diri di Qin’s Media Corp. pukul delapan pagi besok, lainnya, CEO juga memperingatkan dirimu: Tidak setiap kegigihan itu dapat menunjukkan rasa cinta, terutama kegigihan yang hanya berlangsung setengah jalan.”

Novel Terkait

Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu