Suami Misterius - Bab 862 Negara Mengizinkan, Aturan Mendukung

Begitu Clara keluar dari lokasi pelelangan, pandangan pertamanya langsung tertuju padanya, seolah-olah dia dapat bersinar.

Namun, pria seperti Rudy tetap akan bersinar bahkan ditempatkan di tumpukan berlian, apalagi di malam hari seperti itu.

“ Wah, ada seseorang yang sudah terburu-buru untuk bertemu seserang. Kalau begitu, aku pergi dulu. ” Luna selalu sangat pengertian, dia tidak pernah ingin menjadi orang ketiga. Dia menepuk bahu Clara sambil tersenyum dan kemudian pergi.

Setelah Luna pergi, Clara berlari menuruni tangga dan langsung terjun ke pelukan Rudy.

“ Cuaca begitu dingin, kenapa kamu datang ke sini untuk menjemputku? Aku bisa pulang sendiri. ” Clara bersandar di pelukannya. Mungkin dia sudah berdiri di luar untuk waktu yang lama, sehingga tubuhnya seperti dilapisi es. Tetapi walau bagaimanapun, Clara tetap merasa sangat hangat.

“ Kamu pulang sendiri dan aku menjemputmu pulang, bagaimana bisa sama? ” Rudy mengulurkan tangannya dan melingkari pinggangnya. Dia memandangnya dan berkata sambil tersenyum hangat.

Clara merasa sangat senang dan wajahnya yang penuh dengan riasan pun langsung tersenyum manis.

“ Suamiku sangat baik. ” dia berjinjit dan mencium pipi Rudy.

Rudy terdiam dan menekan ujung hidungnya, lalu berkata : “ Ini adalah tempat umum, Nyonya Sunarya harus memperhatikan martabatnya, apakah kamu tidak takut difoto oleh reporter? ”

“ Aku mencium suamiku sendiri. Negara mengizinkan, aturan mendukung, lalu kenapa jika difoto reporter! Publik hanya akan iri dengan cinta antara kita berdua. ” Clara berkata sambil tersenyum.

Karena dia mengenakan gaun panjang, gardigan bulu tidak bisa memberinya kehangatan. Oleh karena itu, Rudy melepaskan mantelnya untuk membungkus tubuhnya dan kemudian mereka berdua berjalan bersama ke tempat parkir.

Hari ini, Rudy mengendari mobil Jaguar berwarna hitam. Mobilnya terlihat sangat baru, seharusnya dia baru membelinya beberapa waktu yang lalu.

Dia sering mengganti mobilnya, dan Clara tidak heran dengan hal ini.

Kecintaan pria terhadap mobil sama seperti kecintaan wanita terhadap tas dan sepatu. Perbedaannya hanya terletak pada kekuatan dan sumber daya keuangan.

Ketika Clara membuka pintu penumpang depan, dia menemukan ada satu ikat bunga mawar merah di kursi.

Clara merasa sangat terkejut. Dia menatap Rudy dan bertanya sambil tersenyum : “ Mengapa kamu tiba-tiba kepikiran untuk membelikan bunga untukku? ”

“ Tadi aku melewati toko bunga dan kebetulan bunga mawarnya dijual dengan harga murah. Mungkin karena pemilik toko membeli terlalu banyak. ” Rudy bertanya : “ Apakah kamu tidak menyukainya? Kalau begitu, lain kali aku tidak akan membelinya lagi. Aku juga merasa bahwa bunga tidak terlalu berguna. ”

Clara memeluk bunganya sambil tercengang, dia tidak bisa berkata apa-apa. “ . . . ”

“ Kenapa kamu tercengang seperti itu? Cepat masuk ke dalam mobil. ” Rudy membuka pintunya dan masuk ke dalam mobil.

Clara duduk di kursi penumpang sambil memegang bunga mawar merah di tangannya dan berkata : “ Benar-benar seorang pria yang tidak mengerti keromantisan. ”

Pada saat ini, Rudy meletakkan satu tangannya di setir dan menyalakan mesinnya. Mendengar perkataan Clara, dai pun memandangnya dan berkata : “ Secara umum, pria yang tidak mengerti keromantisan mungkin tidak akan kepikiran untuk membawa istri dan anaknya pergi ke luar negeri untuk liburan. ”

Setelah selesai berbicara, Rudy tiba-tiba membuka buku panduan wisata dan berkata : “ Awalnya aku merasa bahwa musim dingin di Beijing terlalu dingin, jadi aku ingin membawa seseorang untuk pergi ke bagian barat untuk berjemur matahari. Tetapi sekarang sepertinya orang tersebut tidak tertarik. ”

“ Siapa yang mengatakan itu, orang tersebut sangat tertarik. ” Clara langsung tersenyum, lalu mengambil buku panduan wisata dari tangannya dan melihatnya.

“ Terlalu dingin di musim dingin, ayo kita pergi ke tempat dimana memiliki sinar matahari dan pantai. Kita bisa bermain di laut dan juga memakai bikini. ” Clara membalik buku panduan wisata di tangannya.

Rudy tertawa dan menyalakan mesinnya lagi. Mobil juga perlahan melaju ke lalu lintas.

Clara menandai beberapa tempat wisata pilihannya dengan pena, lalu tiba-tiba teringat sesuatu dan kemudian bertanya : “ Kamu adalah orang yang sangat sibuk, bagaimana kamu bisa mempunyai waktu untuk menemaniku dan Wilson untuk liburan ke luar negeri? ”

“ Aku mengambil cuti setengah bulan. ” Kata Rudy.

Clara memegang bunga di tangannya dan senyuman di wajahnya menjadi lebih cemerlang daripada bunga yang bermekaran itu.

Mobil Rudy perlahan-lahan menuju ke komunitas dan secara tidak sengaja terhalang di depan pintu gerbang oleh mobil dari arah berlawanan.

Penjaga keamanan komunitas berdiri di depan pintu dan dengan wajah merasa bersalah menjelaskan : “ Hari ini komunitas sedang ada pemeriksaan saluran pipa, jadi mobil tidak diizinkan masuk. Tempat parkir bawah tanah juga ditutup sementara. Saya meminta maaf atas ketidak nyamanannya, harap dimengerti. ”

Rudy mengangguk dan berencana untuk memarkirkan mobil di tempat parkir di seberang komunitas.

Karena penutupan tempat parkir bawah tanah, banyak mobil yang tidak memiliki tempat parkir, jadi semuanya menumpuk di tempat parkir seberang komunitas sehingga tempat parkir tersebut sudah penuh dengan mobil.

Setelah berkeliling dua blok, Rudy akhirnya menemukan tempat parkir.

Kemudian, mereka berdua pun hanya bisa berjalan kembali.

Setelah Rudy memarkirkan mobilnya, dia mendongakkan kepada dan melihat kepingan salju jatuh di jendela, dan ternyata sudah turun salju.

Mereka berdua turun dari mobil. Rudy berdiri di sisi Clara dan membungkuskan badannya dengan mantelnya, kemudian menggandeng tangannya dan berjalan melewati jalan raya dan menuju rumah.

Langit turun butiran salju dan menari di bawah lampu jalan kuning yang redup, suasananya benar-benar indah dan romantis.

Clara memegang lengan Rudy dan kepalanya menyandar di bahunya. Meskipun cuaca sangat dingin dan jalanan ini terasa sangat panjang, tetapi dia tidak merasa lelah sama sekali. Dia ingin terus bersamanya seperti ini seumur hidup.

Ketika melewati sudut jalan, Clara tiba-tiba berhenti di bawah lampu jalan.

“ Ada apa? ” Rudy menatapnya dan bertanya.

Clara mendongakkan kepalanya untuk menatapnya dan melihat matanya yang tampak berbinar, sungguh menawan.

Clara merasa bahwa dirinya benar-benar terpesona olehnya. Rambut hitamnya terlapisi salju dan Clara mengulurkan tangan untuk mengelus kepalanya dna berkata : “ Rambutmu sudah menjadi putih, sama seperti orang tua. ”

Rudy meraih tangannya dan teringat dengan perkataannya saat di perbatasan.

Dia berkata : Rudy, aku minta maaf, aku tidak bisa menemanimu sampai tua.

Pada saat ini, Rudy memandang senyum di wajahnya dan berharap perkataannya itu tidak menjadi kenyataan.

“ Clara, seiring berjalannya waktu, kita akan menjadi pria dan wanita tua bersama. ”

“ Yah. ” Clara tertawa. Hanya saja, ketika dia memikirkan rambutnya yang akan menjadi putih, kulitnya yang akan berkeriput dan gigi yang ompong, dia pun langsung gemetaran.

Dia berpikir dalam hati : Lebih baik waktu berjalan dengan lambat, agar dirinya tetap terlihat cantik.

“ Sayang, cium. ” Clara berjinjit, lalu melingkari lehernya dengan tangannya dan kemudian bibir merahnya mencium bibirnya.

Mereka berdiri di ujung jalan yang terbuka dengan ciuman romantis.

Setelah berjalan dua blok, mereka pun akhirnya sampai di rumah.

Setelah memasuki rumah, mereka baru menyadari bahwa pakaian mereka basah oleh salju. Clara lebih mending karena dia mengenakan mantel Rudy, jadi hanya mantelnya yang basah.

Rudy hanya mengenakan sweater rajutan. Salju yang jatuh di sweater pun meleleh karena suhu tubuh dan menjadi basah, sehingga membuat seluruh tubuh Rudy menjadi sedingin es.

“ Aku akan mengisi air dan kamu mandi terlebih dahulu agar tidak masuk angin. ” Clara sangat jarang beinisiatif untuk mengisikan air untuk Rudy.

Rudy mandi di kamar mandi, sedangkan Clara dan Wilson duduk di ruang tamu lantai pertama sambil melihat buku panduan wisata.

Wilson menunjuk dan berkata : “ Aku ingin melihat Big Ben dan London Bridge. ”

Clara : “ . . . ”

Sejujurnya, London bukanlah tempat wisata yang paling bagus.

Pada saat ini, Rudy sudah selesai mandi dan dia pun turun dari lantai atas. Dia menyeka rambutnya dengan handuk dan bertanya sambil tersenyum : “ Apakah sudah selesai memilih tempat wisata yang ingin kalian pergi? ”

“ Putramu ingin pergi ke London. ” Clara menjawab dengan jujur. Maksud dari ‘ putramu ingin pergi ’ jelas menyisyaratkan bahwa istrimu tidak ingin pergi.

Setelah mendengarnya, Rudy tersenyum dan bertanya : “ Kenapa Wilson ingin pergi ke Inggris? ”

“ Karena bisa bermain muddy puddles dan bertemu dengan ratu. ” Wilson mendongakkan kepalanya dan berkata dengan sungguh-sungguh.

Clara : “. . . ”

Rudy : “ . . . ”

Rudy tertawa, lalu mengulurkan tangannya untuk mengelus kepala Wilson dan berkata : “ Banyak plot di karton itu hanyalah fiksi. ”

“ Dia benar-benar sudah diracuni , dan . ”

“ Apakah kamu tidak takut dia akan menginginkan Tongkat Sihir dan Istana Awan ? ” Rudy tertawa dan memeluk putranya, lalu berkata : “ Baiklah, kita akan pergi ke London untuk melihat Big Ben dan London Bridge. Pemandangan sungai Thames juga bagus. ”

“ Yeay, terima kasih ayah. ” Wilson mengangkat kedua tangannya dan bersorak. Dia juga memberi Rudy ciuman di wajahnya.

Rudy menelepon sekretarisnya dan memintanya untuk memesan tiga tiket ke London lusa. Mereka mempunyai waktu seharian untuk menyusun pakaian mereka besok.

“ Wilson, sudah waktunya tidur. ” Sus Rani turun dari lantai atas dan menunjuk ke arah jam untuk mengingatkan Wilson bahwa sudah waktunya beristirahat.

Wilson mengucapkan selamat malam kepada Rudy dan Clara dan kemudian mencium mereka. Lalu, dia naik ke atas bersama Sus Rani dan kembali ke kamarnya.

“ Kita juga seharusnya tidur lebih awal, besok kita harus pergi berbelanja beberapa perlengkapan liburan. ” Rudy merangkul Clara dan berkata.

Namun, Clara sudah tidur terlalu lama di siang hari, jadi dia tidak merasa ngantuk. Lalu, dia pun mengenakan pakaiannya dan turun dari tempat tidur dan kemudian duduk di depan jendela sambil melihat salju di luar.

Jendela menghadap ke pusat jalanan komunitas. Di musim dingin, meskipun air mancur ditutup, aliran air buatan juga membeku, tetapi pohon-pohon di halaman dan cabang-cabang pohon dilapisi dengan salju sehingga membuat cahaya memantulkan sinar.

Rudy juga belum tidur. Dia duduk di tempat tidur sambil memadangnya dan berkata sambil tersenyum : “ Tidak bisa tidur? Apakah kamu ingin melakukan sesuatu? ”

Clara menarik kembali pandangannya dari jendela dan kemudian menatap Rudy dan dengan tegas berkata : “ Tidak ingin. ”

Mendengar perkataannya, Rudy tersenyum dan mengelus kepalanya sambil berkata : “ Apakah kamu marah? ”

“ Tidak. ” Clara menggelengkan kepalanya.

Rudy merentangkan tangannya dan memeluknya, lalu berkata sambil tersenyum : “ Janganlah bertikai dengan putramu sendiri. ”

“ Tidak, aku hanya kecewa. Sangat sulit bagi kita untuk liburan. ” Clara menghela nafas.

“ Tidak ada yang sulit. Kita akan berlibur setiap tahun, ok? ”

“ Benarkah? ” Clara mendongakkan kepalanya dan berkata dengan tatapan yang berbinar.

Rudy tidak menjawab dan hanya menundukkan kepala dan menciumnya.

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu