Pria Misteriusku - Bab 918 Kita Melindungi Kakak Cheng Sama - Sama

Melisa Cheng naik mobil, supir juga sudah kembali ke mobil, Sinta Ye dan Shintia Ye saling memapah berdiri di pinggir jalan, dengan tenang melihat Melisa Cheng pergi.

Angin malam berhembus, tanpa sadar terasa sedikit dingin, hati Sinta Ye juga merasa dingin, dengan tidak enak berkata kepada Shintia Ye: “Shintia, apakah kamu tidak merasa Melisa Cheng, sepertinya sudah berubah.”

Di hati Shintia Ye penuh dengan rasa malu yang dia alami tadi, dia menggertakkan gigi dan berkata: “bukankah hanya mendapat lelaki yang kaya, berani – beraninya bersikap angkuh di depanku! Ibu, kamu tunggu saja, tunggu hari dimana Gryson Gu meninggalkannya, Melisa Cheng akan menjalani hari seperti anjing!”

Selesai berbicara, Shintia Ye membalikkan badan dan naik ke atas.

Sinta Ye dengan diam berdiri di tempat, juga tidak tahu terpikirkan apa, raut wajahnya langsung berubah, akhirnya hanya menghela napas dalam, dan berjalan masuk.

Saat Melisa Cheng kembali ke vila, sudah jam 9 malam, lampu di vila masih sangat terang, yang berarti Gryson Gu seharusnya belum tidur.

Supir dengan sopan membukakan pintu, Melisa Cheng turun dari mobil, tetapi tidak langsung masuk.

Melihat lampu jalan yang menyala, rasa malu dan marah di hatinya pelan – pelan mulai mereda.

Ini adalah rumahnya bukan, kelak tidak peduli dia pulang semalam apa pun, seharusnya ada satu lampu yang menyala untuknya, ada seseorang yang diam – diam menunggunya.

Terpikirkan sampai sini, hati Melisa Cheng merasa terharu, langkah kakinya bergerak semakin cepat.

Setelah dia tiba di ruang tamu, menyadari Gryson Gu ayah dan anak ini belum tidur, melainkan sedang duduk di sofa, Gryson Gu sedang menggunakan tablet untuk membaca berita, Rendy sedang memainkan transformers yang di berikan Melisa Cheng kepadanya.

Mendengarkan suara langkah kaki, ayah dan anak itu langsung mengangkat kepala, melihat Melisa Cheng sedang berjalan ke arah mereka.

Rendy tersenyum, melemparkan mainan transformersnya, berlari ke arah Melisa Cheng: “kakak Melisa, akhirnya kamu pulang, aku sudah hampir mati kelaparan!”

Anak ini mengingat masalah Melisa Cheng kehilangan ingatan, selalu merasa Melisa Cheng sangat kasihan, jadi tidak lagi cemburu dengannya, hanya semakin baik kepadanya.

Melisa Cheng dari awal hingga akhir tidak tahu masih ada kejadian seperti ini, mendengar perkataannya, dia merasa terkejut: “Rendy, kamu masih belum makan?”

Anak ini memegang perutnya dan menganggukkan kepala: “Kakak Melisa belum pulang, jadi aku belum makan.”

Melisa Cheng memelototi Gryson Gu, sebelum pergi dia sudah berpesan padanya, akhirnya Gryson Gu membuat Rendy kelaparan, entah bagaimana dia menjadi ayah, tidak menjalankan kewajibannya!

Memperhatikan ekspresi Melisa Cheng, anak ini langsung menjelaskan:”bukan ayah yang tidak membiarkanku makan, kata ayah aku makan duluan saja, hanya saja aku ingin menunggu kakak Melisa pulang makan bersama, semua ini salah Rendy!”

Mendengar perkataan ini, Melisa Cheng terkejut dan senang.

Dia tidak terpikirkan, Rendy sekarang begitu menjaganya, bahkan masalah makan saja dia juga bisa memikirkannya.

Sebelumnya kemarahan dia karena masalah Sinta Ye dan anaknya sudah menghilang, Melisa Cheng tidak tahan untuk tersenyum, lalu dia menggendong Rendy: “ternyata seperti itu, kalau begitu semua ini salah kakak Melisa, kakak Melisa yang pulang terlambat, baru membuat Rendy kelaparan, kelak kakak Melisa pulang lebih awal, bagaimana?”

Rendy menganggukkan kepala, Melisa Cheng menaruhnya di kursi meja makan, lalu melihat ke arah Gryson Gu: “ayah, cepat kesini makan malam!”

Ternyata ayah dan anak ini belum makan malam, menunggunya pulang.

Rasanya di tunggu orang dan di pentingkan orang sangat nyaman, mata Melisa Cheng terlihat lebih lembut.

Dia langsung membuka mulut berkata: “sudah begitu malam, sayurnya juga sudah mau dingin, aku panaskan sebentar.”

Melisa Cheng membalikkan badan mau pergi, Gryson Gu langsung menahannya:”sayurnya sedang di panaskan, hanya saja tidak tahu kamu kapan pulang, jangan sibuk lagi, duduk makan bersama saja.”

Suaranya sangat lembut, membuat Melisa Cheng punya rasa aman yang sulit di jelaskan.

Sepertinya selama ada lelaki ini, tidak peduli seberapa lama pun dia di luar, begitu kembali adalah pelabuhan.

Dia menganggukkan kepala, Melisa Cheng duduk di kursi, dengan pelan dia mengangkat mangkuk, matanya memerah.

Dia tidak ingat sudah berapa lama, entah melakukan apa pun, selalu dia sendiri, sejak kakaknya pergi, di dunia ini tidak ada yang benar- benar memperhatikannya, Melisa Cheng sudah terbiasa bergerak sendiri, juga sudah terbiasa kesepian.

Hanya saja manusia adalah makhluk sosial, Melisa Ccheng juga berharap di perhatikan, dan di butuhkan orang.

Sedangkan Gryson Gu dan Rendy sudah memenuhi permintaan hatinya ini, dia terharu dan semangat, Melisa Cheng tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaannya ini, hanya merasa sayur hari ini sesuai dengan napsu makannya.

Anak kecil itu sangat pintar melihat keadaan, dia dengan segera merasakan keanehan dari Melisa Cheng, pelan – pelan melirik ke ayahnya, Gryson Gu melihat ke arahnya dan menganggukkan kepala.

Ayah dan anak itu bertukar pandangan, sesaat hati mereka mendapat pencerahan.

Rendy merasa sangat puas, melihat kakak Melisa terharu seperti ini, seharusnya dia sangat senang bukan.

Tidak mengira dirinya hanya takut dia kembali dan memakan makanan sisa, jadi menunggunya kembali, sudah bisa membuat kakak Melisa terharu seperti ini.

Ternyata memang kasihan, hanya hal kecil seperti ini bisa sangat terharu, sepertinya kelak dia harus lebih baik terhadapnya!

Setiap anak kecil pasti punya keinginan mendapat pengakuan dari seseorang, termasuk Rendy, Gryson Gu dengan mudah menggunakan titik ini, jadi berhasil membalikkan pemikiran Rendy, jika tidak terus seperti ini, kelak entah akan menimbulkan masalah apa lagi.

Sayangnya Rendy tidak mengetahui masalah ini, masih merasa sangat sombong.

Dan Melisa Cheng tidak perlu di katakan lagi, saat ini selain kehangatan, yang dia rasakan masih kehangatan.

Dia mengambil paha ayam, dan memasukkannya ke mangkuk Rendy, tersenyum dan berkata: “Rendy, sekarang kamu dalam masa pertumbuhan, harus makan lebih banyak. Paha ayam ini untukmu.”

Rendy melihat paha ayam di depannya ini 3 detik, lalu tiba- tiba menjepitnya kembali, dan di taruh ke depan Melisa Cheng, dengan nada anak kecilnya berkata: “kakak Melisa, kamu begitu kurus harus banyak makan baru bisa, kita masing – masing 1 paha ayam, kakak Melisa, kamu temani aku makan!”

Melisa Cheng tercengang, setelah Beberapa saat dia baru bereaksi, mengeluarkan senyuman bahagianya, hatinya merasa sangat terharu.

Mereka berdua memakan paha ayahm, dan saling melihat sesama, suasana di meja makan sangat harmonis.

Gryson Gu melihat pemandangan ini, akhirnya menghela napas panjang.

Benar, seharusnya ini adalah gambaran yang harus dimiliki sebuah Keluarga bukan.

Novel Terkait

Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu