Chasing Your Heart - Bab 220 Menyiksamu Sampai Mati

Oki Ye mengerti bahwa mereka sepertinya telah menemukan cara lain untuk menyiksa orang, tapi tampaknya itu bukan urusannya. Dia melirik wanita yang tidak tahu akan bahaya yang akan melanda dirinya melalui kaca tengah. Bibirnya tanpa sadar menyunggingkan seulas senyum.

Regina Mo tidak tahu sudah berapa lama dia tertidur, tapi dia tidak berada di pesawat saat dia bangun, ia bahkan lebih kaget. Kemana dia akan dibawa sebenarnya?

“Kamu tidak perlu melihat, mereka tidak akan mengirimmu pergi.” Oki Ye berdiri di luar mobil, mengawasinya yang terbangun dan menatap sekeliling mobil untuk beberapa saat, kesedihan muncul di wajahnya, setelah beberapa saat ia pun tersenyum, menyela pikirannya dengan keras.

Regina Mo mengangkat kepalanya dengan air mata berlinang, “Benarkah? mereka menyuruhmu membawaku kemana?” wanita itu tahu bahwa mereka pasti tidak akan melepaskannya begitu saja, hanya saja dia tidak tahu ke mana dia akan dibawa.

Oki Ye menengadah ke langit, membuang sisa puntung rokok di tangannya, dan melompat ke dalam mobil dengan ringan, "Tentu saja pergi ke tempatmu yang seharusnya."

Mobil itu berjalan perlahan, sedikit demi sedikit, ke jalan yang sudah dikenalnya.Ternyata mereka barusan sedang berada di gang kecil, tidak heran jika ia tidak bisa mengenali di mana mereka berada.

Setelah mobil mencapai pintu hotel, Oki Ye menoleh tanpa emosi sama sekali, “Apakah kamu akan turun sendiri dengan patuh, atau aku yang harus membuatmu pingsan dan membawamu turun?” pria itu masih menunjukkan sedikit kekerasan. Dengan begitu, segalanya akan menjadi lebih mudah.

Regina Mo dengan hati-hati menerka emosinya, ia menyadari bahwa pria itu benar-benar bertanya pada dirinya. Ia pun menyeka air matanya dengan tangannya dan menatapnya, “Aku akan turun sendiri.” Setelah mengatakan itu, dia berpura-pura mendorong pintu mobil dengan tenang.

Dia tahu bahwa dia tidak bisa melarikan diri, pria di sebelahnya pun akan menghentikannya jika itu terjadi, ia juga tidak mungkin untuk meminta bantuan. Kedua orang itu seharusnya sudah mempersiapkan segalanya ketika datang, jika tidak, ia idak mungkin digantikan dengan begitu mulusnya.

Dia dengan patuh mengikuti Oki Ye masuk ke dalam lift.

“Tugasku selesai setelah mengantarmu.” Ada sirat yang tidak diketahui dari mata tenang Oki Ye.

Regina Mo mendongak, sedikit terkejut, apa arti ucapan ini? Apakah untuk memberitahunya bahwa ia tidak akan di bawa ke Eropa, atau membiarkannya mengucapkan selamat tinggal pada pria tersebut?

"Baik!"

Oki Ye sejak awal bukanlah orang yang banyak bicara, jadi ia langsung berkata dengan jelas, "Aku akan segera pergi, setelah itu semua sudah urusan mereka berdua. Aku tidak tahu lagi apa yang akan terjadi padamu selanjutnya."

Setelah berpikir sejenak, pria itu melanjutkan, "Kamu harus berhati-hati. Aku tidak begitu tahu tujuan dan cara yang akan mereka gunakan, tapi mereka bisa menyiksamu sampai mati."

Regina Mo menghela nafas. Orang asing yang baru saja bertemu beberapa hari saja bisa mengatakan kalimat perhatian seperti itu, tapi dua orang yang mengaku sebagai ayah dan kakak perempuannya itu malah ingin membuatnya tersiksa dan mati seperti ini.

"Terima kasih! Aku akan berhati-hati, tapi kamu telah mengingatkanku, apakah akan terjadi sesuatu yang buruk padamu?" Regina Mo tersenyum dan berterima kasih padanya dengan tulus, tapi dalam sekejap ia langsung teringat bahwa pria ini membantu mereka melakukan hal jahat. Jika mereka mengetahuinya, akankah ini bahaya?

Oki Ye meliriknya dan berkata dengan tajam, "Aku hanya membalas budi pada mereka, aku bukan bawahannya. Tidak ada satu orang pun yang bisa memerintahku!"

Regina Mo menciut. Sepertinya orang ini masih saja begitu dingin, sikapnya tadi telah membuatnya salah paham, “Lalu kenapa kamu mau mengingatkanku?” Mereka hanyalah orang asing yang bertemu secara tidak sengaja, dia tidak tahu apa yang bisa di rencanakan dari dalam dirinya.

Oki Ye mengerti maksudnya, ia menatap wanita itu beberapa kali dengan tatapan dingin, meski tidak ada ekspresi di wajahnya, namun entah kenapa, Regina Mo masih merasa pria itu memandangnya dengan tatapan meremehkan.

“Penasaran.” Oki Ye melontarkan satu kata itu dengan dingin sambil melihat lift yang perlahan naik.

Penasaran? Regina Mo juga menjadi sedikit penasaran sekarang, penasaran apanya? Apakah pria itu penasaran bagaimana mereka akan menyiksa dirinya, atau penasaran akan kapan ia bisa mengalahkan kedua orang itu?

"Penasaran akan dua orang yang memiliki wajah yang sama tetapi memiliki sifat yang sangat berbeda."

Regina Mo sekarang tahu, selain kelumpuhan wajah yang dimiliki pria itu, Oki Ye juga memiliki rasa tahu yang kuat akan hal-hal seperti ini, tapi dia sama sekali tidak mau tahu, kalau tidak tahu, dia tidak akan ada di sini sekarang.

Tugas Oki Ye telah selesai, tidak ada yang perlu mereka bicarakan lagi. Setelah lift berhenti, Oki Ye membawanya ke sebuah kamar presidensial, tidak ada satu orang pun di dalam.

“Kamu diam dan menetap saja di sini dengan baik, aku akan pergi sekarang.” Oki Ye menatapnya untuk terakhir kali kemudian berbalik untuk pergi.

Regina Mo memandangi lingkungan asing di depannya, tanpa sadar ia memeluk lututnya sendiri, seolah-olah hanya dengan cara ini lah ia bisa merasa sedikit lebih aman, tapi air matanya tetap saja tidak bisa berhenti mengalir.

Di luar ruangan ini, ia sendiri tidak tahu apakah Arthur Sheng bisa merasakan perbedaan dan kepalsuan wanita itu.

Tengah malam, pintu kamar terbuka, Regina Mo yang meringkuk di tempat tidur kamar samar-samar melihat dua orang masuk, seorang pria dan seorang wanita.

Evelly Mo duduk dengan pandangan tidak sabar, ia menuangkan segelas anggur untuk dirinya sendiri, dan bersandar di sofa dengan santai, "Benar-benar capek meniru dia. Regina Mo sangatlah disiplin, ini membuatku tidak bisa mengekspresikan diriku sendiri. "

Ayah Mo melihat ke luar jendela, "Terkadang kamu harus banyak menghadapi hal-hal seperti ini, mungkin ini bisa mengubah kekurangan dari sikapmu ini. Aku menyadari bahwa sikapmu dan Regina Mo bisa saling melengkapi."

Evelly Mo langsung melakukan gerakan muntah, "Ayah, sudahlah, aku akan menjadi diriku sendiri dengan baik, saat dendam kita sudah terbalaskan nanti, kita akan mencari sebuah kota di mana tidak ada orang yang mengenali kita dan hidup dengan damai."

Hidup tenang? Ha! Terlintas tatapan mengejek di mata Ayah Mo. Bagaimana bisa hidup dengan damai setelah adanya kejadian ini? Dia merasa kepolosan putrinya benar-benar konyol, yang terpenting sekarang adalah mereka harus balas dendam terlebih dahulu.

“Bagaimana kabarmu di rumah Sheng hari ini? Apa ada yang spesial?” Meski Ayah Mo percaya pada Evelly Mo, tapi dengan kepribadiannya itu, ia bisa saja mengacaukan beberapa hal.

Ketika Evelly Mo mengatakannya, jantungnya berdegup kencang, “Kamu tidak tahu, aku hampir ketahuan tadi.” Jika di pikir-pikir sekarang, jadi sedikit mengerikan. Jika ia tidak bereaksi cepat tadi, tamatlah sudah.

Ayah Mo sedikit heran, "Ada apa?"

Evelly Mo mengerutkan bibir, "Aku benar-benar tidak tahu kenapa ibu anak itu begitu menjijikkan. Ketika sudah mau tidur, masih saja harus ada ciuman selamat malam. Aku tidak tahu kebiasaan mereka itu, jika bukan karena Arthur Sheng yang mengingatkan, aku ingin sekali memberi anak itu pelajaran. "

Ayah Mo menghela nafas, kekurangan terbesar Evelly Mo adalah ia terlalu impulsif. Akan lebih baik jika ia bisa sedikit lebih stabil dan sabar.

"Kamu juga harus memperhatikan. Kamar Regina Mo mungkin memiliki sesuatu yang dapat membantumu. Perhatikanlah baik-baik. Jangan sampai membuat kesalahan."

Evelly Mo mengangguk tidak sabar, "Tapi bagaimana menurutmu, aku sudah menghabiskan beberapa hariku dengan Arthur Sheng, benar-benar sangat membosankan, aku benar-benar tidak tahu mengapa Regina Mo bisa menyukainya."

Novel Terkait

My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu