Balas Dendam Malah Cinta - Bab 276 Siapa Yang Berkhianat (4)

Bab 276 Siapa Yang Berkhianat (4)

"Kamu mengatakan masalah tempat penelitian di rahasiakan dengan baik, bahkan menjaga ketat para penelitinya, namun setelah kamu masuk langsung ada masalah, saya tidak ada alasan untuk tidak mencurigaimu." Dion pun berkata denga perlahan.

"Anak itu ada dibelakangku." Aron pun bersandar di bangku, berkata tanpa merasa bersalah.

Apakah dia salah mencurigai orang?

Dion melihat Aron yang berkata jujur, mulai mencurigai dirinya sendiri.

"Baik, aku sudah tahu." Dion pun menutup mata dan mulai berpikir.

Aron pun kembali ke tempat penelitian di bawah penjagaan pengawal, setelah itu Agung pun keluar dari tempat penelitian dan naik ke mobil.

"Sudah diselesaikan?" Dion menunduk melihat ponselnya.

Agung melihat Dion berkata: "Winny juga tahu tidak adil mengambil hasil penelitian Aron begitu saja, masalah ini tidak sulit diatasi.

"Masalah ini tidak sulit, tapi bagaimana dengan masalah lain?" Dion menutup ponsel, melihat Agung.

"Orang-orang itu sudah di urus dengan baik, Winny mengatakan jika mereka sudah menemukan cara menuntaskan masalah yang Aron temui, orang itu mungkin sudah bergerak." Agung pun melihat jalan berkata.

"Kring...." ponsel Dion berbunyi.

Dion melihat nomor ponselnya, itu nomor asing, Dion menaikan alis, dalam hatinya pun ada rasa aneh : "Halo."

"Halo, tuan Dion." Suara orang itu terdengar tidak asing, adalah orang yang menculik anaknya.

"Di mana anakku ?" suara Dion terdengar serius, sekarang Dion sudah kembali tenang, seperti semua masalah dalam kendalinya.

"Besok pagi jam 10, alamatnya akan kuberitahu nanti, aku ingin kamu membawa Derek dan Desly untuk menggantinya." Orang itu dengan cepat menutup telepon.

Dion menaikan alis dan melemparkan ponsel disamping.

"Agung, pinjam sebentar ponselmu." Dion menggunakan ponsel Agung untuk menelepon Derek.

"Besok pagi jam 10, tempatnya masih belum dipastikan." Dion pun langsung berkata, Derek yang mendengar ucapan Dion pun terdiam.

"Apakah memberitahu kabar ini keluar ?"

"Hari ini aku melepaskan 2 orang, makanya ada hal ini, di tempatku ada penghianat, tepatnya siapa aku tidak jelas, aku akan melacaknya secepatnya, masalah besok cari waktu untuk membicarakannya." Dion pun menutup telepon.

"Bolehkah?" Rudy melihat hasil akhir penelitian, matanya bersinar, sinar itu adalah rasa bangga pada dirinya sendiri saat pertama kali masuk ke bidang ini, sudah 10 tahun lebih tidak merasakan perasaan seperti itu.

"Data kelihatannya tidak masalah, penelitian pada kakakku juga sudah kembali normal, bawa Cindy kemari." Winny tersenyum melihat data di layar, wajahnya terlihat senyuman puas.

Aron yang disamping yang melihat data yang ahirnya normal pun tertawa bahagia: "Ketua, kamu memang hebat." Perdebatan dulu pun seperti hilang begitu saja karena keberhasilan ini, Aron pun dengan senang memeluk Winny dan di hadang oleh Rudy.

"Jangan lupa bahwa kelahiran kembali yang sebenarnya ada di tubuh Cindy , dan harus melihat apakah benar-benar berguna?" Rudy tidak terlihat begitu senang, namun senyuman diwajahnya pun menghianatinya.

"Jenius, jenius, benar-benar jenius." Ryan pun berkata, Winny dari dulu sudah terkenal, ini dia juga tahu, tapi Aron yang tiba-tiba muncul ini benar-benar membuat orang terkejut, kemampuannya tidaklah kalah.

Winny melihat Aron berkata: "Tunggu setelah masalah ini selesai, Aron, kamu harus menceritakan padaku bahwa orang seperti apa yang kamu gunakan dalam penelitian ini, apa yang kamu lakukan untuk meneliti obat penangkal ini, jika kamu masih menganggapku ketua."

Dengan jelas, Rudy tidak setuju dengan cara penelitian Aron.

Aron berkata: "Aku akan menceritakan dengan jelas padamu, tapi, ketua, apakah kamu pernah berpikir untuk membentuk kembali sebuah tim penelitian? Bersama-sama membuat kontribusi bagi bidang kedokteran, Dion berjanji padaku, asalkan obat penangkal ini berhasil di buat, dia akan mensponsori sebuah tempat penelitian untukku, apakah kamu bersedia kembali? Aku sangat merindukan waktu saat kita melakukan penelitian bersama." Aron dengan tidak ragu mengundangnya.

"Tidak mungkin." Orang yang mengatakan ini adalah Rudy, melihat wanita yang dia cintai di undang oleh pria lain, siapa yang bisa menerima ini.

"Jangan bertengkar lagi." Winny melihat perdebatan mereka, sekarang Cindy sudah dalam perjalanan kemari, jarak dengan keberhasilan hanya selangkah lagi.

"Dion mengatakan di antara kita ada pengkhianat." Aron mengatakan pada Winny dengan Bahasa Jerman, karena tahu selain Bahasa Inggris, Winny juga bisa Bahasa Jerman, karena ada orang lain, jadi dia hanya bisa berkata seperti ini.

Winny terdiam, melihat Aron sejenak, yang lain tidak mengerti percakapan mereka, dan sedang melihat data.

Winny tidak berkata dan hanya melihat mereka berdua yang sedang sibuk.

"Kamu tebak siapa?"Aron pun bertanya.

Saat itu Rudy pun melihat mereka, Aron lagi-lagi berada di sisi Winny, membuat Rudy sangat tidak senang, dengan tidak ragu berjalan ke arah mereka dan memaksa masuk di antara mereka: "Apa yang kalian bicarakan?"

"Ketua sudah setuju untuk pergi ke tempat penelitianku." Aron pun membuat ekspresi aneh pada Rudy dan pergi.

Hanya tersisa Winny yang melihat Rudy bertanya: "Kenapa kamu kembali ke tempat penelitian?"

"Ingin menemani mu bekerja tidak boleh yah?" Rudy pun mengangkat alis.

Winny menatap Rudy dengan kacau: "Semoga benar begitu."

Rudy melihat wajah Winny, barusan ingin mengatakan sesuatu, namun Cindy sudah tiba.

Cindy sudah benar-benar kembali ke masa kanak-kanak, Dion tidak tahu pergi ke mana, hal yang begitu penting namun dia tidak berada di sisi Cindy, Agung pun menjaga Cindy.

"Ah…, jangan, jangan……"Cindy pun menjerit seperti bayi, melihat Aron menyodorkan bantal.

"Tekan dia, saya suntik obat penenang dulu, karena emosinya tidak stabil, jadi akan membuatnya dalam keadaan tidak sadar untuk kembali kesemula." Agung mendengar ucapan Aron pun membantu menahan Cindy.

Setelah Cindy di beri obat penenang, dia pun tidak sadarkan diri, wajah 4 orang yang ada di ruang penelitian itu pun terlihat serius, sekarang adalah waktu yang sangat penting.

Jarum yang berisi cairan berwarna biru perlahan pun masuk ke tubuh Cindy, tubuh Cindy terhubung dengan berbagai alat yang ada layarnya, setiap saat membuat laporan keadaan tubuh Cindy.

Mereka pun dengan fokus melihat layar itu, tiba-tiba sekujur tubuh Cindy pun bergetar.

Novel Terkait

Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu