Inventing A Millionaire - Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak

Kaki Jacques Ma sedikit gemetar, dia hanya orang biasa saja, beberapa tahun yang lalu saat pembongkaran rumah, dia mendapatkan subsidi besar dari pemerintah dan bisa membeli toko menghadap jalan sebesar 200 meter persegi. Tapi dia tidak memiliki otak berbisnis, dulu paling banyak hanya membuka sebuah supermarket kecil.

Untuk menghasilkan uang, paling banyak hanya menaikkan uang sewa beberapa waktu sekali.

Sekarang melihat Kristo Zhang yang terkenal, tentu saja dia sedikit takut. Jadi diejek orang pun, juga tidak berani melawan. Hanya berkata di dalam hati, sekarang adalah masyarakat hukum, mereka tidak akan berani melakukan apapun dan sebagainya untuk menenangkan dirinya.

Kristo Zhang sudah terbiasa arogan, meminjam nama penjaga gerbang melakukan yang tidak bermoral.

Restoran ini adalah investasi putranya, karena uang sewa lebih murah, merasa bisa menghasilkan banyak uang, seketika menginvestasikan 300.000 RMB lebih.

Hasilnya putranya juga bukanlah orang yang dapat melakukan pekerjaan, jelas-jelas memiliki latar belakang yang sangat baik, namun tidak mengerti bagaimana menggunakannya baik-baik. Sebaliknya setiap hari hanya tahu bersikap arogan. Tidak peduli bertemu dengan siapapun pasti sangat angkuh, seakan orang lain berhutang padanya.

Koki yang direkrut juga berdasarkan koneksi, kemampuan memasaknya sangat payah, kebersihan di dapur belakang juga tidak karuan.

Tidak hanya satu tamu yang memakan lalat, rambut dan sebagainya di dalam makanan, membuat orang sangat jijik.

Saat konsumen mengeluh, dia tetap sangat tidak peduli, tidak peduli makan atau tidak, pokoknya tidak mungkin mengembalikan uang. Demi hal seperti ini, dia tidak sedikit bertengkar dengan orang lain, bahkan pernah dilaporkan.

Namun orang yang datang mengurus hal ini kebanyakan tahu hubungan keluarga mereka dengan Profesor Yacob Zhao, jadi menutup sebelah mata, hanya menegur beberapa kata saja.

Lama kelamaan, dia tidak hanya tidak menerima pelajaran, sebaliknya lebih merasa dengan seperti ini dirinya terlihat lebih hebat.

Ungkapan tamu adalah raja apanya, omong kosong, aku tidak berhutang padamu, bila ingin makan maka makan, tidak ingin makan maka pergi!

Sangat menguasai kata-kata makian.

Dua bulan pertama masih ada orang yang datang, sepuluh bulan selanjutnya, setiap hari selain orang buta yang ingin mencari makian, hanya tersisa tikus yang datang ke sini.

Setelah setahun, mereka mengalami kerugian yang sangat besar.

Jadi, Kristo Zhang juga cukup marah, mana mungkin masih akan menyewa untuk tahun kedua.

Sebenarnya enam bulan sebelumnya, Jacques Ma sudah ingin mereka pindah.

Kedua ayah dan anak ini tidak bisa melakukan bisnis, tidak membicarakan membuat toko menjadi sangat kotor, di depan pintu bahkan hampir menjadi selokan yang bau. Di dalam ruangan penuh dengan asap, diasapi hingga sangat jelek.

Bila menyewa beberapa waktu lagi, singkatnya akan menjadi tumpukan sampah.

Jadi Jacques Ma dua bulan lebih awal dengan jelas mengatakan tahun depan tidak akan menyewakan pada mereka lagi.

Kedua ayah dan anak itu juga tidak ingin menyewa, tapi mereka sudah terbiasa berbuat tidak masuk akal, jadi mencari Jacques Ma berkata bisa pindah lebih awal, tapi harus memberi diskon uang sewa. Kami sudah rugi seperti ini, karena menyewa tokomu jadi tidak mendapatkan uang sedikitpun, apa masuk akal bila kamu tidak memberi diskon?

Tahu kedua ayah dan anak ini memiliki sifat yang tidak masuk akal, agar mereka pindah, Jacques Ma langsung memberi diskon uang sewa setengah tahun.

Awalnya sudah berjanji dua hari ini mereka akan pergi, siapa tahu hari ini menerima telepon dari agen, berkata ada orang yang akan datang melihat toko, Jacques Ma langsung bergegas mendesak mereka. Sampai di sini, juga tidak tahu apa yang salah dengan mereka, tiba-tiba berkata tidak jadi pindah, bahkan ingin Jacques Ma memberi biaya pengoperan sebesar 200.000 RMB.

Kalau tidak, jangan berpikir ingin menyewakan pada orang lain.

Hal ini murni adalah ide buruk yang didengar Kristo Zhang dari orang lain, sekarang bila ingin

mengoper toko harus meminta biaya pengoperan, bagaimanapun daerah ini sebenarnya bagus, fasad tokonya juga besar, uang sewanya rendah, mungkin ada orang bodoh yang membiarkan mereka mendapatkan keuntungan.

Kristo Zhang tidak terlalu mengerti prinsip lain, dia hanya tahu menipu uang orang adalah hal yang baik.

Jadi, dia juga tidak memedulikan apakah masuk akal atau tidak, menyuruh putranya melakukan seperti itu.

Berbuat tidak masuk akal begitu lama, dia sangat mengetahui pertengkaran dan kerepotan yang mungkin akan terjadi di belakangnya. Dia selalu membawa beberapa orang berjalan-jalan di sekitar, bersiap-siap agar bisa langsung kembali membantu saat ada orang yang ingin membuat masalah datang.

Kristo Zhang sama sekali tidak menganggap Jacques Ma, hanya seorang pemilik toko yang lugu saja, tidak berarti apa-apa!

Setelah menerima telepon dari putranya, Marvis Zhang, Kristo Zhang segera membawa orang bergegas datang, bersiap memberi pelajaran pada pemilik toko yang naif ini.

Tiba di sini, dia melihat Jacques Ma, juga melihat agen yang ditahan oleh putranya, hanya saja Robert Huo sedang menilai-nilai toko, dia tidak langsung melihat wajahnya.

Dia berjalan ke depan agen, Kristo Zhang menilai dari atas ke bawah, bertanya pada Marvis Zhang, putranya : “Apa dia juga mencari masalah?”

“Bocah ini adalah seorang agen, tapi suka mencampuri urusan orang lain, jenis orang yang paling cocok untuk minta dipukul!” Kata Marvis Zhang.

Wajah agen menjadi pucat ketakutan, bergegas mengeluarkan senyum : “Kak, Kak Kristo, aku....”

“Siapa yang kamu panggil kakak? Apa mencoba memanfaatkan aku?” Marvis Zhang sekarang lebih percaya diri, langsung menendangnya.

Agen ditendang hingga mundur beberapa langkah, namun tidak berani marah. Dia hanya

menahan amarah dan berkata : “Paman Kristo...”

“Kenapa, apa ayahmu lebih tua dariku?” Tanya Kristo Zhang meliriknya.

Agen kembali bergegas mengganti sebutan : “Tuan Besar Kristo...”

Kristo Zhang terkekeh, dia mengulurkan tangan menepuk-nepuk wajahnya, walaupun tidak begitu keras, namun tepukannya berbunyi keras : “Lihat kamu begitu muda, kenapa bisa begitu bodoh, apa ini hal yang bisa kamu urus?”

“Iya, iya, aku salah, tidak seharusnya aku...”

“Sudahlah, pergi ke samping, nanti aku akan mencari perhitungan denganmu lagi.” Kristo Zhang mengalihkan pandangan pada Jacques Ma, berkata : “Kamu yang bermarga Ma, sudah memberikan muka padamu kenapa masih tidak mau? Apa karena namaku, Kristo Zhang tidak terlalu berguna, atau kamu terlalu sombong, mengira dirimu hebat karena memiliki toko?”

Wajah Jacques Ma tegang, tanpa sadar ingin mengatakan ucapan yang enak didengar, tapi bila berpikir kedua ayah dan anak yang tidak masuk akal ini, bila meminta maaf, bagaimana bila memintanya memberikan biaya pengoperan?

Saat ini, Marvis Zhang kembali menunjuk Robert Huo, berkata : “Dan juga bocah itu, datang menyewa toko, juga berani menyentuhku!”

“He he, oh ya? Aku lihat-lihat, orang bodoh seperti apa yang begitu hebat, apakah tidak tahu bagaimana menulis kata mati...”

Bila Kristo Zhang tidak berbicara kasar, Robert Huo juga malas memedulikannya. Tapi dia berbicara begitu tidak enak didengar, membuat Robert Huo tidak bisa tidak berbalik.

Saat melihat wajah Robert Huo, ucapan Kristo Zhang langsung berhenti.

Dia tertegun di tempat, bahkan langkahnya pun berhenti.

Marvis Zhang masih belum menyadari keanehan, masih dengan ekspresinya yang angkuh menunjuk Robert Huo : “Kamu, kemari, bukankah barusan berlagak sangat hebat? Ayo kemari, kemari biar aku lihat apa kamu masih hebat atau tidak!”

Beberapa orang yang datang bersama Kristo Zhang mengelilinginya sambil membawa tongkat pel, papan kayu dan lainnya.

Bila orang biasa bertemu dengan perkelahian seperti ini, sudah ketakutan hingga ingin menelepon polisi.

Sedangkan Robert Huo sebaliknya sangat tenang, tidak hanya tidak ada rasa takut, sebaliknya melihat Kristo Huo, dengan nada yang tenang berkata : “Apa kamu sedang bertanya padaku tahu atau tidak bagaimana menulis kata ‘mati’?”

Ucapan ini, membuat Kristo Zhang gemetar, keringat dingin keluar di sekujur tubuhnya.

Dia masih ingat sampai sekarang tamparan yang diberikan oleh penjaga gerbang hari itu, dia ingat lebih jelas, anak muda di depannya ini, adalah tamu terhormat Profesor Yacob Zhao.

Bahkan kakek keduanya sangat segan padanya, aku pikir aku siapa?

Saat datang, isi kepala Kristo Zhang dipenuhi pikiran bagaimana memberi pelajaran pada pemilik toko, memeras ratusan ribu RMB sebagai ganti rugi.

Sekarang, dia sudah kebingungan, kenapa di sini bertemu dengan orang yang paling dia tidak ingin temui?

Yang paling utama adalah, nada suara yang datar itu membawa ketidakpuasan dan rasa dingin. Membuat kedua kaki Kristo Zhang lemas. Sedangkan putranya sendiri, masih di sana berteriak padanya seperti orang bodoh.

Semakin Marvis Zhang mengucapkan hal yang tidak enak didengar, semakin kepala Kristo Zhang ingin membeku.

“Bajingan, kamu hebat bukan? Apa merasa tidak dapat membereskanmu atau bagaimana?” Salah satu orang yang ikut datang dengan Kristo Zhang menunjuk Robert Huo dengan tongkat pel di tangannya.

Kristo Zhang dengan jelas melihat, air kotor pada pel terciprat ke baju Robert Huo.

Robert Huo juga merasakan, dia menunduk sedikit, melihat air kotor di bajunya.

Walaupun kepalanya hanya menunduk sedikit, namun membuat Kristo Zhang sangat

ketakutan, jantungnya seperti akan berhenti.

Tanpa berpikir panjang dia berlari menghampiri, dia mengambil tongkat pel dari temannya, memaki : “Bicara dengan siapa kamu? Tahu sopan santun tidak?”

Orang itu kebingungan dimaki, hatinya berpikir apakah penyakit glaukoma Kak Kristo kambuh jadi buta?

Kalau tidak, kenapa memakinya!

Beberapa orang di sebelahnya juga tidak mengerti, selanjutnya, di bawah tatapan mereka yang terkejut, Kristo Zhang berlari kecil ke depan Robert Huo, mengangguk dan membungkuk, bahkan sengaja mengeluarkan tisue dari kantongnya, sambil mengelap air kotor di pakaian Robert Huo, sambil berkata dengan nada suara yang sangat merendah : “Tuan Li, benar-benar minta maaf, aku bantu Anda mengelap bersih. Itu, kalau tidak aku belikan satu setel yang baru, benar-benar maaf.”

Novel Terkait

Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu