Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 302 Tidur yang Nyenyak
Yuliana Jian keluar dari kamar mandi dan melihat Wirianto Leng sedang duduk di samping ranjang, matanya tertunduk. Meskipun lampu menyala di dalam ruangan, Wirianto Leng tampak tenggelam dalam kegelapan. Yuliana Jian memiringkan kepalanya dan menatap Wirianto Leng untuk sementara waktu, Wirianto Leng sama sekali tidak menanggapi, seolah-olah dia tidak memperhatikannya sama sekali.
Yuliana Jian sedikit mengernyit dan berjalan perlahan menuju Wirianto Leng. Wirianto Leng tiba-tiba mengangkat kepalanya dan menatap Yuliana Jian, lalu dia tertawa. Kegelapannya menghilang dalam sekejap, dan Yuliana Jian juga tidak bisa menahan tawanya.
Yuliana Jian berkata: "Tadi kamu terlihat sangat menakutkan, apa yang sedang kamu pikirkan?"
Wirianto Leng menatap Yuliana Jian, lalu berkata dengan lembut: "Aku baru saja berpikir jika menyuruh kamu seorang wanita tidur di atas sofa bukankah itu sangat tidak sopan?"
Yuliana Jian melebarkan matanya: "Kamu baru merasa tidak sopan?"
Ketika Yuliana Jian mengatakan hal ini, sebenarnya di dalam hatinya, Yuliana Jian ingin tidur di atas ranjang. Tetapi dia telah menebalkan mukanya untuk merebut kamarnya, jika dia juga merebut ranjang Wirianto Leng, Yuliana Jian merasa dirinya sedikit kelewatan.
Sekarang setelah mendengar ucapan Wirianto Leng, Yuliana Jian segera mengambil kesempatan dan berkata: "Sebenarnya aku tidak bisa tidur dengan diam....."
Wirianto Leng tersenyum dan mengangguk: "Aku tahu...."
Wirianto Leng telah hidup bersama dengan Yuliana Jian dalam waktu yang lama, tentu saja dia tahu seperti apa Yuliana Jian jika dia sedang tidur/
Yuliana Jian segera mengerutkan keningnya ketika mendengar ucapan Wirianto Leng, dia bertanya dengan bingung: "Kamu.....bagaimana kamu mengetahuinya? Bagaimana kamu bisa tahu bahwa aku tidak bisa tidur dengan diam?"
Wirianto Leng menyadari bahwa dia telah salah bicara, dia terdiam sejenak, lalu berkata sambil tersenyum: "Aku merasa kamu sangat bersemangat, jadi aku berpikir bahwa kamu pasti tidak bisa tidur dengan tenang."
Yuliana Jian mengedipkan matanya, dan berkata sambil tersenyum: "Tidak disangka kamu dapat menebaknya dengan benar. Kalau begitu aku akan tidur terlebih dahulu....oh, aku ingin mengambil seprai, aku tidak ingin tidur di atas seprai bekasmu."
Yuliana Jian, yang berhasil mendapatkan ranjang Wirianto Leng, menjadi semakin sombong, dan bahkan mulai tidak merasa jijik terhadap Wirianto Leng. Yuliana Jian tampaknya semakin arogan dan manja karena Wirianto Leng terus mengalah kepadanya. Yuliana Jian segera tersenyum dan berbalik untuk mengambil satu set seprai di dalam lemari, dan segera berlari ke kamar Wirianto Leng.
Yuliana Jian tiba di kamar Wirianto Leng dan ingin mengganti seprai terlebih dahulu, tetapi dia duduk di ranjang Wirianto Leng dan mencium aroma Wirianto Leng, aroma samar di seprai membuat Yuliana Jian tidak bisa menahan dirinya untuk menyentuhnya dengan ringan, kemudian berbaring di ranjang Wirianto Leng. Meskipun Wirianto Leng tidak lagi berada di sisinya, tetapi Yuliana Jian juga dapat merasa nyaman setelah mencium aroma tubuh Wirianto Leng.
Yuliana Jian perlahan berbaring di ranjang dan tiba-tiba mendengar suara kenop pintu diputar, Yuliana Jian buru-buru menoleh dan jatuh di tempat tidur, dia menutupi wajahnya dengan selimut. Yuliana Jian tidak tahu kenapa dirinya sengaja menutup-nutupi seperti ini, tetapi Yuliana Jian sangat takut Wirianto Leng dapat melihatnya duduk di ranjangnya, sambil tersenyum dengan bodoh.
Wirianto Leng berjalan ke kamar dan melihat Yuliana Jian telah terjatuh di ranjang dan sepertinya telah tertidur. Wirianto Leng tertawa kecil dan berjalan perlahan. Yuliana Jian mendengar suara langkah kaki Wirianto Leng yang berjalan mendekat, dia segera memegang selimut dengan erat dan mengambil napas dalam-dalam, dia mengerutkan keningnya dengan putus asa, dan bergumam dalam hatinya: Jangan kemari....jangan kemari....jangan menyentuhku!
Wirianto Leng berjalan ke arah Yuliana Jian, dia menurunkan tatapan matanya, dan menyaksikan Yuliana Jian yang sedang gemetar tak terkendali, Wirianto Leng sedikit mengernyit, kemudian dia tidak melakukan apa-apa, dia hanya berbalik dan berjalan pergi.
Yuliana Jian mendengar suara langkah kaki Wirianto Leng yang menjauh, dia segera menghembuskan napas, memejamkan matanya dengan paksa, dan menyusut di tempat tidur tanpa berani bergerak. Tetapi meskipun Yuliana Jian berusaha untuk tidak melihat Wirianto Leng, tetapi dia tampaknya lebih sensitif terhadap semua tindakan Wirianto Leng, dia mendengar Wirianto Leng membuka lemari dan berjalan ke kamar mandi.
Yuliana Jian mendengar suara air dari dalam kamar mandi, dan dia tertegun, dia ... bagaimana dia lupa bahwa Wirianto Leng juga harus mandi? Bagaimana dia bisa sepenuhnya mengabaikan bahwa Wirianto Leng harus melepas pakaiannya dan mandi?
Selama Yuliana Jian memikirkan tempat yang hanya berjarak satu lantai dari pintu, Wirianto Leng menanggalkan pakaiannya, memperlihatkan punggungnya yang kokoh, Yuliana Jian tidak bisa menahan kegilaannya, bahkan napasnya menjadi lebih cepat. Yuliana Jian menarik napas dalam-dalam, matanya melebar, dia pikir bahwa dirinya sangat konyol, bagaimana dia bisa membuat keputusan yang konyol untuk tinggal di kamar yang sama dengan Wirianto Leng? Ini hanya akan membuat dia mengalahkan dirinya sendiri, dan mengarahkan dirinya ke jalan buntu. Jelas-jelas dia merasa aneh dengan Wirianto Leng, tetapi sekarang semua hal ini membuat hubungannya dengan Wirianto Leng semakin bertambah aneh.
"Idiot......." Yuliana Jian menutup kepalanya dengan selimut dan bergumam dengan kecil: "Aku benar-benar seorang idiot."
Tetapi mau bagaimanapun Yuliana Jian menyesalinya, dia tetap dapat mendengar suara air dari dalam kamar mandi dengan jelas.
Yuliana Jian memejamkan matanya, dia perlahan menyusut menjadi bola kecil, kemudian membungkus dirinya dengan selimut dengan erat.
Wirianto Leng yang berada di kamar mandi, mengangkat kepalanya dan melirik air shower yang terus berjatuhan, lalu berjalan ke sudut yang sedikit kering, untuk menghindari air yang jatuh, dan mengeluarkan ponselnya. Dia mengirim rekaman dengan Yuliana Jian selama periode ini kepada psikolog, setelah pihak lain menerima rekamannya, Wirianto Leng meninggalkan pesan ke pihak lain: Dia sekarang tinggal bersamaku, lain kali jangan meneleponku, cukup kirim pesan teks saja.
Wirianto Leng melepas pakaiannya setelah mengirim pesan teks dan mulai mandi, setelah Wirianto Leng selesai mandi, Wirianto Leng baru menerima pesan teks dari psikolog: Semuanya terlihat stabil, kamu dapat terus melanjutkan, jangan cemas. Dia mungkin akan memusuhimu dalam jangka waktu tertentu, ini adalah pertahanan diri psikologisnya, karena dunia yang telah dibangun akan memiliki keengganan terhadap pembangunnya. Selama periode ini, dia mungkin akan menjadi mudah marah, kamu jangan memaksanya, berjaga jaraklah dari dirinya, berikan sedikit saran, agar dia bisa mengendalikannya sendiri. Manusia membutuhkan mekanisme pemulihan diri sendiri, sebenarnya yang kita lakukan hanyalah membimbingnya ke arah pemulihan, apakah dia bisa sembuh atau tidak, itu tergantung pada dirinya sendiri.
Wirianto Leng melirik pesan teks, menarik napas, dan kemudian menghapus pesan teks. Setelah menghapus pesan teks, Wirianto Leng mengenakan piyamanya dan berjalan kembali ke kamar. Dia melirik Yuliana Jian yang sedang berbaring di ranjang, meskipun dia bisa melihat Yuliana Jian yang gugup sebelumnya, tetapi sekarang Yuliana Jian berbaring di atas ranjang dan terlihat seperti sudah tertidur dengan nyenyak, Wirianto Leng berpikir bahwa Yuliana Jian sudah benar-benar tertidur.
Wirianto Leng berjalan ke arah Yuliana Jian, dia mengangkat tangannya, untuk menutupi Yuliana Jian dengan selimut, lalu berjalan ke sofa untuk berbaring. Ketika mendengar suara Wirianto Leng berbaring, Yuliana Jian segera membuka matanya, membelalakkan matanya dan melihat ke punggung Wirianto Leng yang sedang berbaring di sofa, dan menutup mulutnya.
Yuliana Jian benar-benar takut jika dia tidak menutup mulutnya tepat waktu, dia akan berteriak. Yuliana Jian sangat panik sekarang, dia tidak tahu apa yang salah? Mengapa pendekatan Wirianto Leng membuatnya bingung? Bukankah dia menyukai August Leng? Apa yang sebenarnya terjadi?
Dalam kondisi mental Yuliana Jian yang bingung, indranya menjadi sangat tajam, dan bahkan suara Wirianto Leng yang berbalik dapat terdengar dengan jelas. Suara-suara kecil yang berasal dari Wirianto Leng sangat menyiksanya, membuatnya berilusi bahwa Wirianto Leng sedang tidur di sebelahnya, dan dia bisa menyentuhnya begitu dia mengulurkan tangannya.
Ini sangat aneh, dia terlihat seperti seorang wanita yang tidak melakukan hubungan seks dalam waktu yang lama.
Yuliana Jian menekan kepanikannya, dia menyusut di tempat tidur dan tidak berani bergerak, sampai langit terang. Tetapi di luar jendela ada sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan, Yuliana Jian tidak bisa menahan dirinya untuk menghelas napas dan duduk. Bagi Yuliana Jian sekarang, fajar berarti keselamatan. Setelah fajar, pikiran-pikiran aneh itu seharusnya sudah menghilang, bukan? Yuliana Jian menghela napas dengan panjang ketika memikirkan hal ini.
"Langit sudah terang?" Wirianto Leng mengangkat tangannya, dan menutupi matanya dengan lengannya untuk menghalangi sinar matahari yang masuk dari jendela dan berkata dengan suara yang rendah.
Karena dia belum sepenuhnya tersadar, suaranya masih sedikit serak. Membuat Yuliana Jian mematung ketika mendengarnya, dia tidak bisa menahan dirinya untuk berpikir di dalam hatinya: Suaranya benar-benar terdengar sangat bagus.....
Yuliana Jian segera menggelengkan kepalanya setelah selesai memikirkan hal itu, dia menutup matanya, dan bergumam dengan kecil: "Tidak boleh.....tidak boleh......tidak boleh....tidak boleh berpikir seperti itu.....tidak boleh berpikir seperti itu.....lupakan, lupakan semuanya, jangan berpikir seperti itu......apakah kamu sudah gila? Apakah kamu benar-benar sudah gila?"
"Kamu juga telah bangun? Kamu bangun sangat pagi juga." Wirianto Leng bangkit dari sofa, lalu berbalik dan menatap Yuliana Jian.
Tidak seperti Yuliana Jian yang berada dalam perawatan Wirianto Leng, karena di siang hari Wirianto Leng selalu menjaga Yuliana Jian, dia sama sekali tidak memiliki waktu untuk bersantai. Jadi pada malam hari, meskipun Wirianto Leng telah berusaha mengendalikan diirnya, dia tetap tidak bisa tertidur dengan nyenyak.
Rambutnya sedikit berantakan karena dia tidur terlalu lama, tetapi ini malah membuat temperamennya terlihat lebih lembut dan terlihat lebih muda. Sofa tempat Wirianto Leng tertidur, bersandar di jendela, ketika cahaya dari luar masuk ke dalam ruangan, itu memberi Wirianto Leng sebuah lingkaran cahaya yang lembut.
Mata Yuliana Jian langsung melebar, pikirannya sedikit kosong. Yuliana Jian tidak pernah menganggap dirinya sebagai orang yang bermoral rendah, dan dia bahkan dapat dengan bangga mengatakan bahwa dirinya memiliki standar moral yang relatif tinggi. Dia tidak akan menipu orang lain dengan cara curang, tidak akan menipu orang lain dengan cara yang berbahaya, dan akan mencoba membantu orang lain ketika mereka sedang mengalami kesulitan. Kadang-kadang dia bahkan menyumbangkan uang ke sekolah dasar yang miskin, dan dia belum pernah melakukan hal untuk merebut pacar orang lain.....
Tetapi sekarang dia.....dia memiliki niat untuk merebut suami orang lain.....dibawah situasi dimana dia masih memiliki kekasih. Apakah dirinya akan menjadi orang ketiga?
Yuliana Jian merasa bahwa dirinya sangat kacau!
Wirianto Leng melihat tampang Yuliana Jian yang jelek, dia segera mendekati Yuliana Jian sambil mengerutkan keningnya dan bertanya: "Ada apa denganmu?"
Yuliana Jian buru-buru menggelengkan kepalanya, dan berusaha untuk bersandar ke belakang, dan berkata dengan terburu-buru: "Aku....aku.....aku tidak apa-apa, apa yang ingin kamu lakukan?"
Wirianto Leng menatap tampang Yuliana Jian yang panik, hatinya merasa bingung, bukankah hubungannya dengan Yuliana Jian jelas-jelas telah membaik? Kenapa Yuliana Jian masih menunjukkan ekspresi panik seperti ini?
Wirianto Leng perlahan-lahan berjalan lebih mendekat, Yuliana Jian melebarkan matanya ketika melihat Wirianto Leng yang melangkah mendekat, dia menutupi kepalanya, dan bergegas turun dari ranjang, lalu berlari ke dalam kamar mandi, dan mengunci pintunya.
Yuliana Jian mencengkeram kepalanya, dan berkata dengan panik dengan suara yang rendah: "Tidak mungkin.....tidak mungkin...tidak mungkin.....semua ini seharusnya hanyalah ilusiku, itu adalah ilusi yang muncul setelah disimpan dalam waktu yang lama, pasti seperti ini! Betul, pasti seperti ini. Tidak ada hal aneh yang akan terjadi, tidak ada......"
Yuliana Jian menundukkan kepalanya dengan rasa bersalah, dan mengerutkan keningnya, ketika membicarakan hal ini.
Wirianto Leng berjalan ke depan pintu kamar mandi, dia mengetuk pintu kamar mandi, dan bertanya sambil mengerutkan keningnya: "Yuliana.....kamu kenapa?"
Wirianto Leng benar-benar berpikir bahwa sesuatu terjadi pada Yuliana Jian, dia bahkan memanggil Yuliana Jian dengan nama lengkapnya. Yuliana Jian mendengar Wirianto Leng memanggil nama lengkapnya, dia segera membuka matanya lebar-lebar dan mengerutkan kening, dan berkata dengan suara rendah, "Apa....apa....kenapa dia memanggilku Yuliana? Apakah hubungan kita sangat dekat?"
Yuliana Jian dengan cepat menggelengkan kepalanya ketika memikirkan hal ini, dan berkata dengan suara yang rendah: "Tidak...tidak....hubungan kita tidak sedekat itu, itu pasti hanyalah ilusiku...."
Yuliana Jian merasakan kepalanya sangat sakit ketika memikirkan hal ini, seperti ada suara-suara Wirianto Leng yang tak terhitung jumlahnya terus terdengar di sampingnya, dan suara-suara itu terus memanggil nama Yuliana Jian: "Yuliana.....Yuliana.....Yuliana......"
Yuliana Jian menggelengkan kepalanya dengan keras, dan berkata dengan suara yang rendah, "Ini semua palsu....semuanya palsu...sadarlah, kekasihku adalah August Leng. Karena hanya dengan dia, aku bisa aman dan tanpa terluka. Wirianto Leng tidak benar-benar baik terhadapku, hanya August yang baik terhadapku, orang yang kucintai adalah August Leng. Wirianto Leng tidak baik, apa yang dia tunjukkan adalah sebuah kesalahan, semuanya hanyalah ilusiku. Dia pasti memiliki kekurangan, aku benar-benar membencinya, betul, aku memang membencinya. Makanan yang dimasaknya tidak begitu enak, dia jelas-jelas telah mempunyai istri dan anak, dan dia lembut dan perhatian kepada wanita lain, ini tidak benar. Sebagai CEO, dia selalu melakukan beberapa hal-hal yang kuno, seperti menggali kerang atau hal-hal lain, itu terlalu kuno, tidak pantas untukku...aku tidak suka orang yang seperti itu, aku tidak suka menjalani kehidupan yang berantakan, aku suka...."
Yuliana Jian mengedipkan matanya dengan keras ketika dia mengatakan itu, dia berusaha keras untuk mengatakan kehidupan seperti apa yang dia sukai. Setelah Yuliana Jian berusaha untuk sementara waktu, dia baru berbisik: "Aku suka menjadi....menjadi seorang wanita yang kaya.....betul, seorang wanita yang kaya.....aku ingin menjalani kehidupan sebagai seorang wanita yang kaya, yang setiap harinya membeli tas bermerek, melakukan pemeliharaan dan tinggal bersama August Leng. Tidak ada yang aku sukai dari Wirianto Leng, aku hanya menyukai August Leng."
"Dia adalah orang yang paling kucintai, dan satu-satunya pria yang kucintai." kata Yuliana Jian, suaranya semakin lama semakin melembut.
Pada saat ini Wirianto Leng yang sedang berada di luar pintu kamar mandi menahan rasa gugup dan paniknya dan kembali mengetuk pintu, dia bertanya dengan suara yang rendah: "Yuliana.....oh, Nona Yuli, apakah kamu baik-baik saja? Apakah kamu merasa tidak nyaman?"
Yuliana Jian mengangkat tatapannya untuk melihat ke arah pintu, sambil terus bergumam: "Aku sangat membenci Wirianto Leng." sambil perlahan-lahan bangkit, dan berjalan menuju pintu.
Yuliana Jian memegang gagang pintu kamar mandi, menarik napas panjang, lalu perlahan memutar gagang pintu, membuka pintu kamar mandi, dan mengerutkan kening dan berkata kepada Wirianto Leng: "Kenapa kamu terus mengetuk pintu kamar mandi? Apakah kamu tidak tahu bagaimana cara bersikap sopan? Seorang wanita berada di dalam kamar mandi, dan kamu terus mengetuk pintu, apakah kamu tidak tahu bagaimana cara menghormati wanita?"
Setelah Yuliana Jian selesai berbicara, dia melirik Wirianto Leng dengan dingin, kemudian berjalan keluar sambil mengerutkan kening, dia melewati Wirianto Leng dengan ekspresi acuh tak acuh, dia bahkan tidak ingin melirik Wirianto Leng.
Wirianto Leng menoleh dan menatap Yuliana Jian, dia mengerutkan kening, dia dapat merasakannya dengan jelas bahwa Yuliana Jian yang sekarang sedang bermusuhan dengannya, lebih kuat daripada permusuhan lainnya. Wirianto Leng memandangi punggung Yuliana Jian dan tidak bisa menahan dirinya untuk mengerutkan keningnya, dia tidak mengerti kenapa Yuliana Jian bisa begitu bermusuhan dengannya, apa yang telah dia lakukan, sehingga membuat Yuliana Jian sangat tidak puas?
Wirianto Leng menyaksikan Yuliana Jian berjalan keluar dari kamar, karena dia mengkhawatirkan Yuliana Jian, Wirianto Leng juga mengikutinya. Wirianto Leng dengan cepat berjalan beberapa langkah dan berjalan ke sisi Yuliana Jian, dia melihat wajah Yuliana Jian menjadi lebih pucat dan biru di bawah matanya. Wirianto Leng mengerutkan kening dan bertanya dengan suara rendah, "Ada apa? Kenapa kamu terlihat seperti tidak tidur dengan nyenyak? Apakah kamu tidak bisa tidur semalam?"
Yuliana Jian dengan dingin melirik Wirianto Leng, dan mendengus: "Betul, aku tidak bisa tidur dengan nyenyak."
Yuliana Jian segera mengerutkan bibirnya setelah selesai berbicara, dia menatap Wirianto Leng dan berkata dengan suara yang kecil: "Itu....itu semua karena kamu, karena kamu pernah tidur di atas ranjang itu, jadi aku tidak bisa tidur dengan nyenyak. Aku benar-benar membenci aromamu...."
Meskipun ini baru pertama kalinya dia mengucapkan kalimat yang tidak sopan, dan membuat dirinya sedikit panik, tetapi ketika Yuliana Jian memikirkan bahwa dia telah menunjukkan rasa tidak sukanya terhadap Wirianto Leng, hatinya terasa sedikit lebih lega.
Wirianto Leng memandang kondisi Yuliana Jian sedikit aneh, tetapi dia melihat bahwa Yuliana Jian gugup dan berusaha untuk melawannya. Wirianto Leng ingat apa yang dikatakan psikolog, dia tidak berani untuk terus bertanya, jadi dia mengambil langkah mundur dan menjaga jarak tertentu dari Yuliana Jian, dan berkata sambil tersenyum, "Bagaimana kalau kita pergi makan?"
"Setiap hari selalu makan dan makan! Siapa yang ingin terus makan? Apakah aku terlihat seperti tempat penampungan makanan? Sangat aneh!" Yuliana Jian berbicara sambil menatap Wirianto Leng dengan dingin.
Wirianto Leng sebelumnya masih mengkhawatirkan Yuliana Jian, tetapi dia tidak bisa menahan senyumannya ketika mendengar Yuliana Jian berbicara seperti ini. Wirianto Leng telah menyiapkan dirinya untuk Yuliana Jian jika emosinya menjadi mudah tersinggung, dia hanya perlu bersabar dengannya. Tetapi dia tidak menyangka Yuliana Jian akan benar-benar menjadi mudah tersinggung. Wirianto Leng sama sekali tidak perlu menahan emosinya, karena ketika dia melihat Yuliana Jian yang sekarang sedang dalam keadaan marah, ternyata terlihat sangat menarik, seperti melihat seekor kucing yang marah, Wirianto Leng bahkan ingin mengulurkan tangannya untuk membelai kepala Yuliana Jian.
Yuliana Jian melihat Wirianto Leng yang sedang tersenyum, dia tidak bisa menahan dirinya untuk mengerutkan keningnya, dan berkata: "Kenapa kamu tersenyum? Apakah ada hal yang lucu? Kamu....kamu benar-benar orang yang sangat aneh!"
Tersenyum tanpa alasan! Ini adalah sisi Wirianto Leng yang menjengkelkan, ini membuktikkan bahwa orang ini sangat aneh!
Ketika Yuliana Jian memikirkan hal ini, dia benar-benar merasa bahwa dirinya sangat membenci Wirianto Leng.
Novel Terkait
Cinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia