You Are My Soft Spot - Bab 262 Kamu Hampir Saja Mencelakainya (2)

Meskipun mereka memanggil orang untuk mengepung kepolisian, tapi mereka juga tahu mereka tidak mungkin menyerang kantor polisi, mereka hanya bisa menggunakan kecerdasan mereka, menyibukkan lebih banyak orang, agar Vero He mendapatkan kesempatan untuk melepaskan diri.

Orang itu kemudian memanggil dua orang polisi, kedua polisi itu mulai merekam mereka, kedua pria itu menjawab pertanyaan, yang mereka katakan sama sekali bukan hal yang penting, mereka sengaja menghabiskan waktu tidak membiarkan orang-orang itu meninggalkan mereka. Tidak lama kemudian, kembali muncul beberapa orang yang ingin membuat laporan.

Pertama-tama polisi menggunakan alasan tidak ada lagi yang bisa melayani mereka, beberapa orang itu kemudian membuat keributan, akhirnya tidak ada pilihan, polisi mencari orang melayani mereka. Jumlah polisi yang ditahan oleh mereka semakin banyak, memang sudah jam pulang kerja, orang yang masih tinggal di kantor polisi sebetulnya sedang lembur, personilnya tidak banyak. Di sini mereka satu orang menahan satu polisi, jumlah polisi yang mencari Vero He juga semakin sedikit.

Pengawal mengepung di luar tidak membiarkan seorang pun keluar dari tempat itu, orang yang ingin membawa kabur wanita itu meski memiliki sayap juga tidak akan bisa terbang, asalkan mereka mengulur waktu dengan menahan polisi itu, Vero He bisa keluar dari tempat itu dengan selamat.

Polisi sudah mencari memeriksa dengan cermat, mereka tidak menemukan orang yang mencuri arsip penting itu. James He dan Taylor Shen sambil mengalihkan perhatian mereka, juga memperhatikan gerak-gerik polisi itu, melihat mereka tidak menemukan orang itu, mereka kemudian bernafas lega.

Waktu berlalu detik demi detik, ponsel James He dan Taylor Shen sama sekali tidak berbunyi, ini berarti Vero He belum keluar dengan selamat, mereka masih belum bisa beranjak.

Di saat ini, seorang polisi dengan girangnya menjerit: "Tertangkap, sudah tertangkap!"

Kedua pria itu tegang, segera bangkit, melihat ke arah itu, dua polisi menarik seorang wanita ke tempat itu, melihat pakaian wanita itu, mereka berdua kemudian nafas lega, bukan Vero He, tapi Erin!

Erin menyerahkan dirinya sendiri, agar Vero He memiliki kesempatan untuk kabur, tapi di mana Vero He, di mana?

Muncul pertanyaan ini dalam hati kedua pria itu, para polisi sudah mengobrak-abrik seisi kantor polisi, mereka malah tidak bisa menemukan Vero He, kalau begitu dimana Vero He? Mereka melihat polisi membawa Erin menuju ke ruangan penyelidikan dengan tatapan dingin, kedua pria itu kemudian saling bertatapan, Vero He pasti masih ada di dalam kantor polisi, tapi dimana dia bersembunyi, mengapa mereka tidak bisa menemukannya?

Kedua orang itu kembali duduk, hati mereka semakin lama semakin tidak tenang, mereka sedang memikirkan cara untuk melepaskan diri, mereka ingin pergi mencari wanita itu. Taylor Shen kemudian mengangkat cangkir kopinya, menyeruput kopinya, kemudian meletakkan cangkirnya diatas meja, "Numpang tanya dimana ada toilet?"

Polisi yang melayani Taylor Shen adalah seorang wanita, melihat pria itu bertanya dengan sopan, wajahnya memerah seperti tomat yang sudah matang, malu-malu dia mengatakan: "Lurus aja di koridor kemudian belok kiri, jalan terus sampai ujung, di sana ada toilet, apa perlu aku menemanimu ke sana?"

"Tidak perlu, aku pergi sendiri saja." Menyelesaikan perkataannya, pria itu kemudian mendorong kursinya dan bangkit, dia berbalik menuju ke arah koridor.

Polisi wanita itu kemudian menyentuh pipi merahnya, bersemi-semi mengatakan: "Tampan sekali."

Bibir James He berkedut, tapi dia tidak mengikuti pria itu, dia membiarkan Taylor Shen mencarinya terlebih dahulu.

Setelah Taylor Shen berhasil keluar dari pandangan orang-orang, pria itu langsung menuju ke lantai dua, ruangan arsip ada di lantai dua, jelas sekali, Vero He tidak mungkin masih berada di ruang arsip, kalau tidak mana mungkin polisi itu tidak bisa menemukannya.

Sekarang dia sudah tidak peduli jika orang lain melihatnya, berdasarkan ingatannya saat melihat layar tadi, pria itu menuju ke tempat dimana seseorang paling mungkin bersembunyi. Kantor polisi itu ada lima tingkat, Taylor Shen mencari wanita itu setingkat demi setingkat, dia tidak melewatkan satu kemungkinan pun. Asalkan bisa menemukan wanita itu, dia bisa memiliki cara untuk mengeluarkan wanita itu dengan selamat.

Pria itu tidak henti-hentinya berdoa, Tiffany Song, kamu harus baik-baik saja, jangan sampai terjadi apapun denganmu!

Di ruang pemeriksaan, dua polisi sedang mengintrogasi Erin, "Nona Erin, mengapa anda bisa berada di ruangan arsip?"

"Tadi sudah kujelaskan, aku tersesat, kemudian aku terkunci di dalamnya." Erin terlihat sangat tenang, dia tidak terlihat gugup sedikitpun.

Salah seorang polisi tertawa dengan dingin dan mengatakan: "Aku dengar nona Erin itu lulusan sekolah militer, seseorang yang selalu mendapat beasiswa setiap tahunnya, apakah anda yakin kami bisa percaya dengan apa yang anda katakan? Katakan dengan terus terang, apa yang telah anda curi.”

"Aih, kalian tidak mempercayaiku, aku juga tidak bisa melakukan apapun, tadi kalian juga sudah memeriksa saku bajuku, dan di tubuhku tidak ada sesuatu yang kalian inginkan." Erin kemudian menguap, "Secepat itu kialian mendapatkan informasi tentang ku, kalian seharusnya juga tahu kalau di sekolah militer aku adalah orang yang paling terkenal sering tersesat. Kantor kalian sebesar ini, berkeliling saja sudah membuatku pusing, bukankah tersesat seharusnya sesuatu yang lumrah?"

Amarah kedua polisi itu memuncak sampai ke ubun-ubun, wanita itu jelas-jelas sedang berpura-pura bodoh, “Nona Erin, jika anda tidak mengeluarkan benda yang anda curi, kami tidak akan melepaskan anda, mumpung kami masih bertanya dengan sopan, kami berharap anda bisa bekerjasama."

Erin menopang dagunya dengan jemarinya, melihat kedua polisi yang marah besar itu, wanita itu tersenyum mengatakan: "Kalian dari tadi terus mengatakan sesuatu yang dicuri, aku jadi ingin bertanya, kantor polisi ini ada rahasia apa yang pantas membuatku menempuh bahaya sebesar ini untuk mendapatkannya?"

Mendengarnya, kedua polisi itu saling bertatapan, seseorang kemudian mengatakan: "Kamu keluar dari ruang arsip, di ruangan itu ada data tentang informan kita, begitu kamu mendapatkannya, kami tidak bisa menjamin keamanan hidup informan kita.

“Aku menghabiskan tenaga sebesar itu untuk mencuri data informan kalian, aku sepertinya sudah makan kekenyangan dan tidak tahu apa yang harus kulakukan?"

"......”

Kedua orang itu tidak dapat mengorek informasi dari Erin, salah satu di antara mereka berbalik keluar, bertanya pada atasan mereka apa yang harus mereka lakukan selanjutnya.

......

Taylor Shen sudah memeriksa seluruh bagian kantor kepolisian, dia tetap tidak bisa menemukan Vero He, pria itu gugup, dahinya mengeluarkan keringat, orang sebesar ini, mengapa bisa menghilang begitu saja, di mana sebetulnya dia bersembunyi?

Saat ini Vero He sedang bersembunyi di lantai dua ruang kerja polisi, dia bersembunyi belakang rak buku, mungkin karena tempat itu adalah ruang kerja polisi, tidak ada seorangpun yang berani masuk dan mencarinya di sana, karena itu dia berhasil melewati semua bahaya tadi.

Setelah polisi yang mencarinya meninggalkan tempat itu, wanita itu berlari ke arah pintu, ketika dia berpikir untuk membuka pintu dan turun seolah tidak terjadi apa-apa pun, dia melihat seorang lelaki paruh baya bertubuh gempal berjalan ke tempatnya dari arah tangga, wanita itu terkejut kemudian dia kembali bersembunyi.

Baru saja bersembunyi, orang itu membuka pintu dan masuk ke dalam, kemudian mengunci pintu dari dalam. Bagaimanapun dia adalah seorang polisi, instingnya lebih tajam. Pria paruh baya itu menghirup sesuatu di udara, dia dapat mencium aroma yang bukan berasal dari kantor ini, pria itu lantas mengernyitkan dahinya, tapi dia tidak membuka lampu, perlahan-lahan dia berjalan menuju ke tempat dimana Vero He bersembunyi.

Cahaya lampu jalan menyinari di ruangan, jatuh pada tubuh pria paruh baya itu, melihat bayangan pria itu yang semakin lama semakin dekat, dia ketakutan sampai tidak berani bernafas, hatinya berdegup dengan sangat kencang.

3 langkah, 2 langkah, 1 langkah......

Satu langkah lagi, pria itu akan menemukan dia yang sedang bersembunyi di belakang rak buku, tangan wanita itu menggenggam celananya, telapak tangannya basah. Dia membuat keributan sebesar ini, jika seseorang menemukan dia dan mengeluarkannya dari kantor, kakak pasti akan mengalami kesulitan besar, bahkan mungkin saja bisa mempengaruhi nama baik ayah di pengadilan sana.

Saat ini, yang dikhawatirkan bukan dirinya, melainkan ulahnya yang akan melukai anggota keluarganya.

Pria paruh baya itu berdiri, dia melihat sepatu kulit wanita di bawah rak buku, pria itu lantas memicingkan matanya. Ponsel pria itu yang terletak di atas meja kerja berbunyi, dia menghentikan langkahnya, berbalik mengangkat telepon itu.

Vero He mendengar suara langkah kaki pria itu semakin menjauh, wanita itu lantas menghela nafas panjang, dia hampir saja pingsan dibuat, sialan, menyusup ke tempat musuh benar-benar bukan sesuatu yang orang waras lakukan!

Pria paruh baya itu berjalan sampai ke jendela, melihat pemandangan di luar jendela, Taylor Shen dan James He membawa dua pasukan orang mengepung kantor polisi, pria itu tidak mungkin tidak mendengar akan hal ini. Ditambah lagi pengawal pribadi Vero He baru saja tertangkap, dia sepertinya sudah menebak apa sebenarnya yang terjadi malam ini.

Jika tebakannya tidak salah, wanita yang bersembunyi di belakang rak buku itu adalah Vero He yang menghilang. Untuk menemukan kebenarannya, dia benar-benar tidak takut mati, dia bahkan berani menyusup ke kantor polisi.

Jika bukan karena orang itu mengatakan mereka tidak boleh menyentuhnya, dan tidak boleh menangkapnya, pria itu kali ini pasti menariknya keluar, membuat keributan menjadi semakin besar. Pria paruh baya itu, sengaja mengecilkan suaranya ketika mengangkat telepon itu, suaranya berhasil dikendalikan sampai Vero He tetap bisa mendengarnya, "CEO Shen , mengapa anda bisa menghubungi ku...... benar benar benar, aku sudah melakukan apa yang anda perintahkan......anda tenang saja, meskipun nyonya diam-diam menyusup ke dalam kantor polisi, dia tetap tidak akan mendapatkan barang bukti yang berguna, aku sudah memerintahkan orang lain untuk membereskan semua masalah..... benar benar benar, aku pasti akan merahasiakannya......hanya saja istri anda tadi menyentuh alarm polisi, masalahnya berubah sedikit kacau, baiklah-baiklah, sebuah kesalah pahaman, hanya sebuah kesalah pahaman, anda tenang saja, aku pasti akan melepaskannya dengan aman.”

Vero He mendengar perkataan ini, dia kaget bukan main, nyonya? Apa maksud perkataan pria itu?

"Apa? Anda ada di kantor polisi, kalau begitu, anda datang kesini untuk membawa istri anda pulang, aku akan melakukannya, anda tenang saja, tidak akan ada yang bocor …..." suara pria paruh baya itu kembali terdengar oleh Vero He, wanita itu membelalakan matanya, orang yang disebut-sebut CEO Shen, apakah dia benar-benar adalah Taylor Shen? Tidak mungkin, benar-benar tidak mungkin!

Vero He baru saja ingin keluar untuk bertanya, pria itu sudah membuka pintu kantor dan berjalan keluar. Sekujur wanita itu basah, wanita itu mendekatkan diri pada dinding, hatinya berdetak sangat kencang, sekarang, dia lebih ketakutan dari ketika sebelum bertemu dengan polisi itu.

Ruang kantor menjadi sunyi dan mencekam, sekujur tubuh wanita itu mengeluarkan keringat, menopang kepalanya, tubuhnya perlahan-lahan meluncur dan duduk dilantai. Dia tidak ingin mempercayai perkataan barusan, tidak ingin percaya Taylor Shen dan kepolisian bersekongkol untuk menyanderanya, pria itu tidak memiliki alasan untuk melakukan hal ini.

Tapi masalah dia bertemu dengan polisi wanita yang memberinya obat 10 tahun yang lalu, kecuali Erin, dia hanya memberitahu Taylor Shen. Kemudian data pribadi polisi wanita yang telah hilang itu, sekarang dia menempuh bahaya masuk untuk mencarinya, pada akhirnya wanita itu telah dikorbankan.

Orang itu selalu selangkah di depannya, membuatnya sulit untuk tidak mencurigai pria itu!

Vero He merasa sangat kacau, dalam benaknya ada dua orang yang sedang bertengkar, satu berkata untuk mencurigai pria itu, satunya lagi menyuruhnya untuk mempercayainya, ini benar-benar membuatnya sangat lelah. Wanita itu memegang kepalanya, kepalanya luar biasa sakit, dia tidak lagi ingin mendengar mereka bertengkar, wanita itu kemudian menghardik: "Tutup mulut kalian, jangan bicara lagi, jangan bicara lagi.”

Taylor Shen turun dari lantai atas, pas sekali dia melewati ruang kerja polisi, mendengar suara wanita yang tidak asing dari dalam sana, langkah kakinya berhenti, dia lantas mencoba mendengarnya lagi, dari dalam tidak terdengar apapun.

Pria itu mengernyitkan dahinya, dia berpikir dia tidak salah dengar, dia mengangkat wajahnya kemudian melihat nama di ruang kerja tersebut, ruang kerja kepala kepolisian, dia tadi sepertinya tidak memeriksa tempat ini.

Ragu sesaat, pria itu kemudian membuka pintu kantor. Cahaya lampu menerpa tubuh pria itu, Vero He mendengar sesuatu, dia mengangkat wajahnya dan melihat ke arah itu, dia melihat wajah yang tidak asing itu, wanita itu seperti tersambar petir.

Taylor Shen, benar-benar dia!

Taylor Shen berdiri di samping itu, dia mengecilkan suaranya dan memanggil: "Tiffany Song, Tiffany Song, kamu berada di dalam?"

Tiffany Song menggigit bibirnya, dia tidak menjawab pria itu, dia masih sulit mempercayainya. Barusan pria paruh baya tadi pasti sudah menemukannya, dia memanggil untuk membawanya pergi, Taylor Shen pun muncul.

Mereka sudah bersekongkol dengan sangat baik, setelah membunuh polisi wanita itu, dia tidak akan bisa menemukan bukti apapun untuk memeriksa kejadian tujuh tahun yang lalu, Taylor Shen, mengapa dia melakukannya, mengapa harus dia?

Taylor Shen menyesuaikan diri dengan kegelapan di dalam ruangan itu, dia bisa melihat bayangan di belakang rak buku, pria itu kemudian mendekat, di jarak yang sangat dekat, dia dapat melihat wajah yang ketakutan dan kelihatan tidak mempercayainya, tidak banyak berpikir, dia menarik tangan wanita itu, dengan bahagia mengatakan: "Baguslah, akhirnya aku berhasil menemukanmu, cepat ikut aku."

Vero He menarik kembali tangannya, melihat pria itu dengan tertegun, dia ingin melihat ada berapa banyak kepalsuan di senyuman pria itu. Tapi dia hanya melihat kebahagiaan di wajahnya, apakah pria itu sangat pintar berpura-pura?

Taylor Shen tertegun, dia merasakan cara wanita itu memandangnya sangat aneh, tapi tempat ini sangat berbahaya, ini bukan tempat di mana mereka bisa berlama-lama disana, tidak banyak bertanya, dia kembali menarik tangan wanita itu, tidak mempedulikan kita itu yang berusaha melepaskan diri darinya, dia menariknya dengan kuat, "Kita jalan keluar, kita bicarakan lagi di luar."

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu