Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby? - Bab 181 Bau Asam Manisnya Cinta

Janice Zhou meletakkan buku manual, mengangkat alisnya, dan melihatnya dari samping, dengan sambil bercanda dia berkata: "Apakah tidak ada waktu ... atau takut tidak ada yang akan menemani mu?”

Lucy Lu mengambil buku manual yang di taruhnya di meja dan membukanya denga asal-asalan. Dia juga tidak menghindari pertanyaan tersebut, berkata dengan blak-blakan, "Dua-duanya iya, semua kelas ini mengharuskan suami istri yang mendegarkan dengan bersama, Kamu tidak melihat kalau mereka semua berpasangan? Hanya saya yang berdiri sendiri di sana, muka setebal tembok pun tidak sanggup dengan tatapan mata mereka."

“Kamu cari saja siapapun itu untuk temanin kamu?” Janice Zhou mengucap dengan tidak peduli.

Lucy Lu memandangnya, tentu saja tahu apa yang ingin dia katakan berikutnya, langsung menunjukkan sikap, "Dean Shao tidak mungkin datang, tidak ada orang lain juga yang menemani, atau tidak kamu saja yang menemani saya?"

“Saya tidak mau! “ Wanita tersebut menolak dengan mata melotot, dengan gerakan besar ia memeluk dirinya dan lari ke samping untuk menghindarinya, “Nanti orang lain kira saya ini suka pada sesama jenis, orientasi seksual saya masih sangat normal.”

“……”

“Lagi pula, kenapa CEO Shao tidak mungkin datang?” Janice Zhou menatapnya dengan bingung, dan berkata: “Sekarang bukannya ia memperlakukan mu dengan sangat baik? Bahkan saya sudah bisa mencium bau asam manisnya cinta dari badanmu, jelas-jelas sudah tergoyang masih sok sok suci, hati-hati nanti direbut wanita lain, siap-siap menangis sampai mati.”

Lucy Lu membawanya sambil berjalan-jalan, melihat suasana di kelas pelatihan dengan santai, mendengar ucapan sahabatnya, diantara alisnya menunjukkan sedikit rasa kesal, "Gak semudah yang kamu pikirkan, jangan kamu lupa, masih ada Ibunya ditengah kami.”

Ketidakpuasan Ibu Shao terhadapnya sudah benar-benar tidak perlu ditutup-tutupi, bahkan sudah sampai pada titik muak, ditambah dengan masalahnya ayahnya, sudah mustahil beliau akan menginginkan menantu ini.

Selain itu, dia juga bukan tipe wanita yang akan mengkorban diri demi orang lain, dia sudah pernah menerima pelajaran sekali, kali ini dia tidak berkompromi dengan mudah.

Janice Zhou kaget dengan perkataan tersebut, kemudian ia berkata, “Apakah Ibunya bahkan tidak mengingankan cucunya? Dua cucu loh, kalau satu laki-laki satu perempuan, ia mau sembah dewa aja tidak akan dapat.”

Lucy Lu mendengus, dengan detil ia melihat pengetahuan kehamilan yang terpampang di dinding, Dia berkata dengan santai: "Kedudukkan Ibu yang bergantung pada anak itu kamu pikir dapat memberikan kepastian yang kamu miliki seumur hidup? Kita tidak berbicara tentang Dean Shao terlebih dahulu, dengan sikap Ibunya sekarang, apabila saya benar-benar menikah dengan Dean Shao lagi, sikapnya Ibunya akan tetap sama, dan saya juga tidak harus menerima segala perlakuannya yang kurang baik bukan, bukankah keadaan seperti sekarang jauh lebih baik?"

Selain itu, badan Ibu Shao juga belum membaik, jika dia sebagai menantu tidak bisa menolak perlakuan kurang baik darinya, apabila kekesalan yang dipendam tersebut tidak dapat tersalur dengan baik, yang akan semakin susah itu adalah pria yang menjadi orang tengah, Sekarang dia tidak memiliki kendala hubungan Mertua-menantu, Dia hanya perlu bersikap sopan dan hormat, masalah yang lain tidak perlu terlalu dikhawatirkan.

Janice Zhou mengangguk dengan lega, "Iya, saya sangat setuju dengan pemikiran mu yang ini.”

Sebelumnya mendengar Lucy Lu membicarakan tentang Ibu Shao, dia masih khawatir wanita ini tidak tega dan tanpa memikirkan apapun langsung kembali ke Keluarga Shao, setelah mendengar ucapan darinya, Janize Zhou menjadi lebih lega dan tenang.

Lucy Lu mengangkat alisnya, wajah putih tersebut menghadap ke dia, seperti ingin tertawa, ia berkata, “Jangan membicarakan saya terus, bagaimana dengan kamu, kemarin saya melihat kamu posting sesuatu di timeline, tangan pria itu, jangan-jangan tangan Mr.Huo ya?

Foto tersebut adalah foto selfienya, namun terlihat bayangan dan tangan lelaki di samping, tidak perlu dipikirkan sudah tahu itu siapa.

Janice Zhou spontan tertawa dengan manis, wajahnya cantiknya terlihat lebih menawan, matanya yang melengkung seperti sedang tersenyum menunjukkan perasaan manis yang sedang dialami.

Lucy Lu langsung melihatnya dengan geli, menggigil merinding, "Aduh asam manis sampai masuk ke tulang jadi lemas, bukannya kamu sebelumnya curiga bahwa dia sudah berstatus menikah? Sekarang tidak takut lagi?”

“Hehehe…. Saya sekarang sudah mengetahuinya, foto yang ada didompetnya itu adik perempuannya, umur 18 tahun, sempat bertemu beberapa hari yang lalu.”

Sambil berkata dia tersenyum lagi, wajah cantiknya terlihat sangat alamiah, nadanya terdengar lega.

Lucy Lu mengangkat alisnya, "Bahkan orang tua saja sudah ketemu ya, jadi….. kalian sudah memastikan hubungan kalian berdua?”

Dia ragu-ragu beberapa saat kemudian menganggukkan kepala dengan malu-malu, dan menambahkan: "Namun, sekarang hanya bisa menjalanin hubungan dengan diam-diam, status kami berdua sekarang terlalu kurang pas, aku bisa memahaminya."

Lucy Lu terdiam, kemudian tersenyum dengan hangat dan menepuk bahunya sambil berjalan kedepan, “Kamu sendiri punya pengangan saja sudah cukup, kalau ada masalah apapun jangan lupa memberitahu saya.”

Hubungan yang tidak dapat diumumkan, walaupun ada alasan yang masuk akal pun, dalam waktu yang lama pasti akan membuat orang merasa sedih, mereka harus berpura-pura menjadi orang asing dalam satu ruangan, dia dapat memahami perasaan itu dengan sangat baik, tetapi cinta sejati layak untuk diperjuangkan, bisa tidaknya bersama sampai akhir cerita tetap harus mereka sendiri yang jalanin sendiri.

Setelah pergi dari kelas pelatihan, mereka berjalan-jalan di Mall terdekat, akhirnya Lucy Lu merasa sedikit lelah, dia berpamitan dengan Janice Zhou dan pergi dengan mobil Davin Yan.

Saat ini, Kyoto.

Di dalam ruang rapat Bright Corp, setelah sekumpulan orang meninggalkan ruangan, pria yang duduk di kursi utama menutupi laptopnya, memejamkan mata, mengangkat tangannya dan menekan-nekan tengah alisnya.

Waktu lama berlalu, secangkir air hangat terletak di depan mejanya.

“CEO Shang, Anda sudah tiga hari berturut-turut menyelenggarakan rapat, apakah Anda ingin beristirahat sebentar?”

Pria tersebut meletakkan kedua tangannya, membuka matanya, mengambil cangkir tersebut dengan pelan dan berkata, “Tidak perlu, bagaimana dengan hal-hal saya sampaikan kepada mu?”

Sekretaris menganggukkan kepala, dengan nurut ia berkata, “Berikut ini adalah yang telah ditemukan, masalah kali ini benar terkait dengan Glorious Corp, kita mengalami kerugian yang tidak sedikit.”

Walaupun sudah lama mengikuti CEO Shang, dia tetep terkaget dengan masalah ini, kedua perusahaan terkemuka, sedikit ada perubahan saja, seluruh pasar akan terpengaruh. Setelah kembali dari Kota Nan, CEO Shang nyaris tidak berhenti bekerja, namun di tekan oleh Glorious Corp, kali ini tetap mengalami kerugian yang besar.

Wajah tampan Zayn Shang tidak terlihat ekspresi apapun, namun matanya seperti tertutup sebuah awan gelap, tatapannya seperti terpenuh dengan perhitungan dan kekejaman.

Terdiam untuk waktu yang lama, dengan suara yang pelan, "Dia bergerak lebih cepat daripada perkiraan saya kira, Saya akan menarik dua dari kliennya, dia langsung membuat saya kehilangan tiga perusahaan ..."

Sekretaris mengerutkan kening, berbisikan, "Ini sedikit berbeda dari gaya dia yang bersabar dahulu, apakah dia mengetahui tujuan Anda pergi ke Kota Nan?”

Pria tersebut tertawa dengan pelan, “Beberapa tahun ini ia berjabat sebagai CEO Glorious Corp, tidak mungkin tidak memiliki trik-trik.”

Namun, dia langsung membalas dengan kejam seperti ini, apakah karena dia sudah habis cara jadi sengaja ingin memberikan pelajaran, atau karena alasan lain…….

Tatapannya berpindah, melihat ke bawah dan bertanya, “Dia sedang berada di Kota Nan?”

Sekretaris, “Tidak, sepertinya sudah pergi keluar negeri.”

Keluar negeri?

Zayn Shang mengerakkan bibirnya, “Bagaiman dengan wanita tersebut?”

“Dia……” Sekretaris menjawab dengan ragu-ragu, tidak tahu apakah pantas memberitahunya.

Pria tersebut menatapanya, “Kenapa?”

Sekretaris menjawab dengan hati-hati, “Dia, dia sepertinya sudah hamil.”

Sebelumnya ia melihat CEO sendiri sangat memperhatikan wanita tersebut, ia juga tidak tahu apakah benar tebakan dia, setelah mengetahui kehamilan Lucy Lu, tidak tahu apakah tidak apa-apa.

“Hamil? “ Zayn Shang memejamkan mata dan bertanya, “Kamu Yakin?”

“Iya.”

Pria itu terdiam beberapa saat, dan ekspresi yang tidak dapat diterka apa yang sedang dipikirkan, beberapa saat kemudian, perlahan ia tersenyum dengan penuh makna, berkata, “Huh……ini akan menjadi menarik.”

Novel Terkait

The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu