Wanita Pengganti Idaman William - Bab 517 Jangan Ribut Terlalu Parah

Setelah selesai mendengar perkataan William, Jessy jadi tertegun.

Dengan sorotan mata yang menerka melihat William, sama sekali tidak menyangka William orang yang begitu angkuh ini bisa berinsiatif untuk meminta maaf sendiri, seketika, dia tak bisa menahan untuk menilai ulang perasaan William terhadap Jeanne.

“Luka sudah tergores, apa gunanya minta maaf?”

Jessy berekspresi dingin dan tak sudi, sebenarnya sedang mengetes batas kesabaran William terhadapnya.

William agak mengerutkan alis, dia awalnya mengira setelah dirinya meminta maaf, Jessy bisa memaafkan dan tidak marah lagi, tapi tidak disangka dia tetap saja tidak memaafkan.

“Kamu mau bagaimana? Apa mungkin meminta mama kita untuk meminta maaf ke kamu?”

Mukanya langsung jadi berat, dengan tidak senang memandang tajam Jessy, “Itu mamaku, juga adalah orang tuamu, kamu jangan keterlaluan!”

“Hah, aku keterlaluan, William apa perlu kita pergi cari kakek untuk menilai, sebenarnya siapa yang keterlaluan? Apa kamu tahu efek sampingnya kalau seorang wanita minum pil KB dalam jangka panjang? Mandul!”

Jessy memandang tajam William dengan kemarahan yang meluap keluar.

William merapatkan bibir dengan erat, tiba-tiba sorotan mata menjadi agak sedikit tidak percaya melihat Jessy terus.

Dia tentu saja tahu hal ini, tapi masalahnya berdasarkan watak ibunya pasti tidak mungkin meminta maaf ke wanita itu, dan dia juga tidak ingin hal ini mempengaruhi hubungan mereka berdua.

“Seperti ini saja, masalah kali ini aku akan mencari cara untuk mengganti kerugianmu, di kemudian hari untuk menghindari kamu dan mama bentrok, bagaimana kalau kita pindah keluar dari rumah lama?”

Ini sudah merupakan cara yang paling adil yang terpikir oleh William.

Namun mendengar ini Jessy jadi terkejut sekali, dia tidak menyangka William bisa mengalah sampai tahap seperti ini.

Mata wanita itu bersinar, “Tidak perlu pindah keluar dari rumah Sunarya, tapi kalau kamu memang mau mengganti kerugianku, bisa diwujudkan dalam bentuk yang lebih nyata.”

Di mata William terlihat kaget, dia awalnya mengira Jessy bisa ingin sekali pindah keluar dari rumah keluarga Sunarya.

Dia melihat Jessy dengan dalam, bertanya: “Apa yang kamu mau?”

“Aku dengar katanya perusahaan Sunarya baru-baru ini sedang mengatur perubahan tambang kecil Lapindo dengan pemerintah, lebih baik berikan saja projek ini ke perusahaan Gunarta.”

Sekali perkataan Jessy ini keluar, ekspresi muka William tiba-tiba jadi berat.

“Apa ini adalah syarat darimu?”

William memandang tajam Jessy dengan pandangan mata yang menerka, perasaan bersalah pria itu perlahan menghilang dan jadi agak dingin.

“Iya.”

Jessy mengangguk, seakan tidak merasakan perubahan ekspresi di wajahnya.

Suasana di ruang VIP seketika menjadi kaku dan membeku.

Jessy tentu tahu William sedang marah, tapi dia juga tidak peduli, hanya asyik makan sendiri.

Juga tidak tahu berlalu berapa lama, suara berat dan dingin William baru terdengar lagi di ruang VIP, “Aku menyetujui, syaratmu.”

Jessy dari awal juga sudah memprediksi William tidak akan menolak, oleh karena itu hanya gerakan makannya saja yang agak terhenti, tersenyum berkata: “Bagus sekali, kalau begitu besok aku akan meminta papaku mengutus orang untuk mengatur.”

William mengangguk dingin, selanjutnya mengangkat wine yang ada di atas meja dan minum seteguk, sepasang mata menyipit memandangi Jessy, topik pembicaraan berubah, berkata: “Sekarang urusan pribadi sudah selesai dibicarakan, mari kita bicara soal kantor.”

Alis Jessy agak terangkat, “Apa yang ingin kamu bicarakan itu tentang desain? Kebetulan sekali, aku juga ada masalah ini yang ingin didiskusikan dengan kamu, aku berencana di kemudian hari tidak mau mendesain lagi, kamu atur lagi satu kerjaan baru untukku di kantor pusat, paling bagus yang berhubungan dengan finansial.”

William menyipitkan mata, dia tiba-tiba merasa sangat asing terhadap Jessy yang angkuh dan sombong ini.

Dia kesal sampai tertawa, memperingatkan berkata: “Jessy, jangan serakah.”

Jessy mencela, “Kok bisa aku serakah, aku ini lulusan top jurusan finansial kamu minta aku jadi desainer, apa kamu tidak merasa agak menyia-yiakan SDM yang bermutu?”

“Heh, menyia-yiakan SDM? Kalau aku lihat kamu ini ingin memindahkan semua harta keluarga Sunarya ke keluarga Gunarta kalian, Jessy, kamu jangan lupa kamu sekarang ini milik siapa!”

William berwajah murung dan dingin, dengan cepat berdiri, sorotan mata yang gelap memandangi Jessy, “Kalau memang kamu tidak ingin menjadi desainer, baik, transaksi di antara kita berakhir sampai di sini, mulai besok, kamu tidak perlu ke kantor lagi!”

Setelah selesai berkata, dia langsung pergi dengan gusar.

Jessy juga menunjukkan muka tidak senang, dia memandangi dengan mencemooh sebentar ke arah William.

Dia awalnya mengira betapa pria ini bisa mengutamakan hubungannya dan Jeanne, dilihat sekarang sepertinya hanya begitu saja.

Tapi kantor pusat perusahaan Sunarya, dia pasti harus masuk ke sana.

Beberapa hari selanjutnya, meski Jessy sudah pulang kembali ke rumah keluarga Sunarya, tapi karena perpisahaan yang tidak menyenangkan hari ini, keduanya mulai perang dingin lagi.

Nyonya Thea dan Moli mendapatkan kabar berdua bertengkar, senang bukan main dalam hati.

Mereka semua berdoa Jessy bisa membuat beberapa masalah, seperti ini bisa dengan baik mengasah habis kesabaran William.

Tentu saja Jessy tidak tahu hal ini.

Dia sekarang seharian sibuk dari pagi sampai malam, ingin sekali membelah dirinya jadi dua, sering sekali bolak balik ke rumah keluarga Gunarta dan perusahaan Yansen.

Hari ini, di villa keluarga Gunarta.

Jarang sekali Jessy bisa ada hari untuk beristirahat, berencana menemani anak dengan baik, Julian tergesah-gesah berjalan masuk.

“Jessy, ada apa dengan William? Kenapa tiba-tiba memutuskan kerjasama dengan pabrik kain celup, sekarang pabrik sudah menghentikan kain senilai miliaran.”

Julian dengan gelisah melihat Jessy.

“Ada apa ini?”

Jessy masih belum sempat merespon.

Julian duduk di sofa, menenangkan diri, baru menceritakan proses kejadian satu per satu: “Aku tadi di kantor menerima telpon dari pabrik celup, pagi ini perusahaan Sunarya tiba-tiba memutuskan semua kerjasama, kain yang awalnya sudah diantar ke sana juga dipulangkan, dalam pabrik sekarang menumpuk barang senilai miliaran, sama sekali tidak bisa beroperasi.”

Jessy merapatkan bibir dengan erat, tiba-tiba teringat perkataan William saat pergi malam itu.

Sepasang mata wanita itu menyipit jadi segaris, tertawa dingin, “Pa, sekarang ini dia memaksaku untuk menurut.”

“Apa maksudnya?”

Julian masih tidak tahu bahwa mereka berdua bertengkar.

“Sebelumnya William menjemputku pulang bukan? Malam itu dia dan aku berdiskusi beberapa saat, aku mengajukan beberapa permintaan, tidak mencapai kesepakatan, berpisah dengan tidak senang, sekarang masih perang dingin.”

Jessy secara garis besar menceritakan hal ini.

Alis Julian mengerut, “Jessy, apa tidak terlalu tergesa-gesa kamu ini masuk ke kantor pusat perusahaan Sunarya, kalau itu aku, juga bisa merasa ada yang tidak beres.”

“Benar ada sedikit terburu-buru, tapi ini juga tidak ada cara lain, rencana Yansen sana juga sudah mau siap panen, perkembangan di tempatku sini setengah saja belum sampai, aku rasa perusahaan Yansen menganggap aku sedang menghambat dia saja.”

Jessy mengangguk, selanjutnya seakan ada suatu ide, matanya terlihat bersinar, “Pa, kamu tidak perlu urus hal ini, aku bisa selesaikan, kamu tenang saja, aku akan membuat William mengambilnya kembali sebisa mungkin.”

“Baik, kalau begitu aku serahkan ke kamu untuk menyelesaikan.”

Julian selalu percaya dengan kemampuan Jessy, tapi masih tidak tahan untuk memesan beberapa patah: “Jessy, aku tahu hatimu bukan di keluarga Sunarya, tapi kamu sekarang masih adalah menantu keluarga Sunarya, jangan ribut terlalu parah dengan mereka, mempengaruhi nama baikmu di masa depan.”

Novel Terkait

Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu