The True Identity of My Hubby - Bab 126 Pengakuan Dia
Sore ini, Clarissa Yuan tiba-tiba menerima surat undangan pernikahan dari teman satu sekolahnya pada masa SMA.
Meskipun dia sudah menolak dengan alasan dirinya sedang hamil, tetapi pihak lawan tetap meminta dia untuk datang, juga bertanya apakah dia sudah menikah dengan orang kaya, jadi dia memandang rendah teman-teman masa sekolahnya.
Berpikir bahwa hubungan antara dirinya dan pihak lawan tidak teralu dekat, tetapi bagaimanapun juga mereka duduk sebangku hampir setengah semester lebih, lebih berhati-hati saja pada saat jamuan.
Pada hari Jumat setelah selesai bekerja, setelah Clarissa Yuan menelepon Kak Sarah, dia langsung pergi ke resepsi pernikahan.
Mempelai wanita dan mempelai pria merupakan teman sekelas, tentu saja sebagian besar tamu-tamu yang datang merupakan teman sekelas juga. Clarissa Yuan pergi ke sana tentu tidak akan merasa bosan.
Tidak tahu dari mana teman-teman sekelasnya mendapatkan berita yang mengatakan dirinya menikah dengan orang kaya. Semua orang terkagum-kagum dan juga terkejut.
Ketika semua orang sedang tertawa, tiba-tiba terdengar keributan pada pintu masuk, ada orang yang bertepuk tangan dan berteriak, "Senior Tsu sudah datang, sudah lama tidak berjumpa dengan senior!"
Clarissa Yuan menoleh karena mendengar keributan, melihat Frans Tsu mengenakan pakaian kasual tetapi masih terlihat tampan sedang melambaikan tangan kepada semua orang.
"Cih, reputasi Samantha Yu atau Eddie Lin yang begitu besar? Bisa-bisanya mengundang Senior Tsu." Wanita di sampingnya bertanya karena terkejut.
"Menurut aku Eddie Lin, dia kan satu tim basket dengan Senior Tsu." Suara wanita yang lain beralih ke Clarissa Yuan dan bertanya, "Clarissa, bagaimana menurut kamu?"
"Seharusnya Samantha, dulu Samantha kan sering menghampiri tim basket." Clarisaa Yuan tertawa.
Di tengah keributan, mempelai wanita Samantha Yu menyambutnya, dan menggandeng lengannya jalan menuju meja Clarissa Yuan. Di sebelah Clarissa Yuan dia tersenyum dan berkata, "kelihatannya semua masih mengingat Senior Tsu, tetapi aku tebak pasti semua orang mengingat mengenai surat cinta Clarissa Yuan bukan?"
"Ingat, tentu saja ingat..." Semua orang tertawa.
Wajah Clarissa Yuan bersemu merah, ada-ada aja, mengapa mengungkit masalah ini lagi.
"Pada saat itu Novelline Wei yang menulis suratnya, omong-omong mengapa Novelline Wei hari ini tidak datang?" Ada teman sekelas yang bertanya.
"Dia sudah pergi ke luar negeri untuk menikah karena sedih sejak Senior Tsu menikah." Samantha Yu menjawab.
"Tampaknya banyak dari kelas kita yang menikah dengan orang kaya." Sebelah tangan Samantha Yu menggandeng lengan Frans Tsu, sebelah tangannya ditaruh di atas pundak Clarissa Yuan dan berkata, "Clarissa juga termasuk, dan dia sekarang sedang mengandung."
"Senior Tsu, kamu tidak merasa menyesal sedikit pun karena sudah menolak Clarissa?" Samantha Yu bertanya sambil tertawa,
"Senior Tsu sudah memiliki istri di dalam dekapannya, bagaimana mungkin melihat ke arah kita?"
Ekspresi Frans Tsu sedikit berubah, melihat sekilas ke arah Clarissa Yuan sambil tersenyum dan berkata, "yang sudah berlalu jangan diungkit kembali, lihatlah wajah Clarissa yang sudah bersemu merah."
"Benar, yang sudah berlalu biarkan berlalu lagipula itu kejadian yang sangat memalukan." Clarissa Yuan menambahkan sambil tersenyum.
"Baiklah, tidak mengungkitnya kembali, semuanya makanlah dan minum dengan baik, aku pergi dulu." Samantha Yu menyuruh Frans Tsu duduk di sebelah kursi kosong Clarissa Yuan, langsung membalikkan badan dan menemani tamu yang lain.
Suasana resepsi pernikahan sangat meriah, teman-teman sekelas mengerjai pasangan baru, Clarissa Yuan khawatir teman-teman sekelas akan menabrak perutnya. Dia pun sendirian pergi ke taman di dalam hotel.
Semua orang hanya sibuk bermain, sehingga taman tampak sangat sunyi, Clarissa Yuan melihat jam, baru pukul sembilan. Sangat segan apabila pamit sekarang, dia pun memutuskan untuk menunggu setengah jam kembali lalu pamit kepada pasangan baru.
Setelah berdiam diri sejenak di taman, Clarissa Yuan mendengar suara dari belakangnya, begitu menoleh, dia melihat Frans Tsu sedang muntah sambil memegang tempat sampah.
Melihatnya begitu menderita, dia pun berjalan ke arahnya dan menepuk pelan punggungnya serta berkata, "Senior, apakah kamu baik-baik saja? Mengapa minum begitu banyak?"
Ketika dia selesai, dirinya masuk ke dalam aula resepsi dan mengambil satu botol air mineral dan memberikan kepada dia untuk berkumur.
Setelah Frans Tsu membaik, meluruskan pinggangnya, tersenyum ke arah Clarissa Yuan yang berdiri di depannya dan berkata, "kamu bukan istriku, kenapa begitu perhatian?"
"Aku..." Clarissa Yuan terdiam, lalu membalikkan badan untuk berjalan masuk.
Ucapan dia benar, dia bukan istrinya, jika dilihat orang lain akan dicurigai dia memiliki niat yang lain.
Tiba-tiba Frans Tsu menarik lengannya dan menariknya kembali ke sudut ruangan.
"Frans Tsu apa yang ingin kamu lakukan?" Clarissa Yuan merasa cemas.
"Maaf." Frans Tsu berjalan mundur dengan terhuyung-huyung, melihat ke arah dia sambil tersenyum dan berkata, "bisa temani aku berbicara sebentar?"
"Apa yang ingin kamu bicarakan?"
Frans Tsu merenung sejenak dan tertawa kembali mengatakan, "aku tahu yang menulis surat itu bukan kamu. Pada saat itu aku sangat kecewa, sangat marah. Maka dari itu, aku mempermalukan kamu di depan teman sekelas."
Apa maksudnya? Ini....
Clarissa Yuan menatapnya dengan tatapan bingung, mengapa tiba-tiba mengungkit masalah ini? Selain itu, apa alasan dia dulu mempermalukannya?
"Aku tahu dulu kamu berharap bisa memasuki universitas yang bagus, untuk lepas dari jangkauan ibumu. Pada saat itu aku hanya seorang laki-laki yang manja, dan tidak mengizinkan diriku sendiri untuk melakukan sesuatu hal yang memalukan. Aku pikir kamu akan sama seperti aku mendapatkan nilai tertinggi dan memasuki Universitas A, di luar dugaan ternyata kamu memilih mengikuti ujian untuk masuk ke Universitas S. Ketika aku dengan tidak mudah melepas semua harga diri, dan berencana untuk mendapatkan kamu, aku mendengar bahwa kamu sudah berpacaran dengan guru pengganti di Universitas S. Pria sejati tidak akan merebut milik orang lain. Sejak itu, aku tidak lagi mencari tahu mengenai kabarmu. Tiga tahun kemudian, aku bertemu dengan seorang wanita yang sangat mirip denganmu, dia jatuh cinta pada aku dalam pandangan pertama, aku juga berpikir bahwa dia adalah wanita yang baik. Jadi kami menikah dalam waktu yang sangat cepat. Setelah menikah, kami menjalani hidup dengan baik dan bahagia. Tetapi dia karena.... suatu alasan membuat ibuku tidak menyukainya, akhirnya mengidap penyakit depresi dan bunuh diri dua tahun yang lalu.
Bunuh diri....... Clarissa Yuan tertegun menatapnya.
"Karena teralu mencintai aku, menjadi depresi lalu kehilangan nyawanya." Frans Tsu tersenyum pahit.
"Tuan Muda Tsu......." Clarissa Yua sudah membuka mulutnya, tetapi tidak tahu harus bagaimana menghiburnya.
"Dulu karena dia sangat mirip dengamu, maka berpacaran dengannya, menikah dengannya. Tidak terpikirkan untuk mencelakainya, aku merasa sangat bersalah kepadanya."
"Tuan Muda Tsu, kamu jangan begitu......."
Frans Tsu memiringkan tubuhnya dan memeluk dia berkata, "Clarissa, apakah kamu dulu pernah menyukai aku walaupun sedikit saja? Apakah kamu sama sepertiku demi harga diri lalu menyerah mengejar cinta sejati?"
"Aku....." Awalnya Clarissa Yuan ingin memberitahunya bahwa dirinya dulu hanya mengagumi dia, tidak pernah berpikir yang lain. Tetapi takut melukainya, dia pun memilih untuk bungkam.
Pada awalnya karena dia sadar diri, maka dari itu tidak pernah berpikir yang lain terhadap dia. Jika ada pun, pasti sudah dimusnahkan oleh dirinya.
Karena mabuk, tubuh dia mengeluarkan aroma arak yang sangat menyengat, kakinya tidak stabil, dan setengah kekuatan diri dia tertimpa pada dirinya.
Clarissa Yuan merasa sangat tidak nyaman dipeluk oleh dia, baru saja mencoba untuk mendorongnya, begitu dia mengadahkan kepalanya, dia melihat Julius Yi yang sedang berdiri di belakang pintu entah sejak kapan.
Novel Terkait
Nikah Tanpa Cinta
Laura WangHalf a Heart
Romansa UniverseAfter Met You
AmardaSee You Next Time
Cherry BlossomThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)