Terpikat Sang Playboy - Bab 298 Rasa Makan Malam Hari Ini Sangat Kuat!

Di dalam restoran, para pelayan sedang melayani pembeli namun hari ini mereka agak disfungsional. Beberapa kali mereka hampir menumpahkan makanan ke atas meja atau mereka hampir terjatuh.

Ini semua karena pandangan para pelayan wanita itu tertuju pada Stella yang pakaiannya membuat orang lain terhenyak, rok pendeknya yang berwarna biru dan berbahan dasar kain sifon ternyata transparan. Bagian atas tubuhnya terekspos dan ia hanya mengenakan celana dalam tipis bertali, membuat pantatnya terlihat jelas. Tentu saja penampilan Stella ini membuat semua orang terkejut, apalagi ia berdiri di hadapan penduduk China dengan adat yang sudah ada selama lima ribu tahun.

“Hei, hati-hati—” Melihat seorang pelayan wanita hendak menumpahkan makanan ke atas tubuhnya, Nico pun dengan sigap langsung membantu.

“Tuan muda Nico, aku benar-benar minta maaf—” Melihat dirinya hendak melakukan sebuah kesalahan, pelayan wanita itu pun langsung sibuk meminta maaf.

Nico tertawa dengan ramah, “Tidak apa-apa, bukan salah kalian” Kalau kamu adalah orang normal dan melihat tubuh Stella yang hampir polos, tentu saja ini adalah respon wajar yang akan terlihat. Bahkan Nico yang duduk di sebelahnya pun merasa akan menjadi gila sebentar lagi. Rasanya tidak tepat setiap kali Nico menjatuhkan pandangannya pada Stella, pada bagian manapun dari tubuhnya. Namun jika Nico membuang kepalanya dan melihat ke arah lain, perbuatannya adalah tindakan yang tidak sopan.

Tentu saja posisi duduk Nico tidak lebih buruk dari dua orang yang duduk di seberangnya, mau tidak mau mereka harus melihat Stella. Terlebih lagi Alex, sudah hampir setengah jam ia memperhatikan meja restoran ini, bagi orang yang tidak mengerti, mungkin mereka akan mengira meja ini adalah meja antik. Kalau tidak, mana mungkin mereka menghabiskan waktu yang lama untuk mengagumi keindahannya.

“Stella, apakah kamu tidak merasa dingin? Menurutku lebih baik kamu menambahkan sehelai pakaian lagi, kalau kamu terkena flu nanti lebih repot.” Yang pasti Tania sebagai wanita, ia tidak peduli. Hanya saja melihat Stella yang makan dengan manja, rasanya menjadi terlalu berminyak.

“Di sini kan ada pengatur suhu ruangan, bagaimana bisa dingin? Sebaliknya kamu, mengancingkan baju dengan ketat seperti itu apakah tidak panas? Lebih baik dilepas saja.” Stella yang termakan bujukan ribut Tania menggenggam lengannya. Ada yang mau membuat perhitungan dengan dirinya rupanya.

Nico tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menatap lengan panjang dari baju berbahan linen yang dikenakan Tania. Benaknya mengandaikan apabila baju itu dibuka, pemandangan seperti apa yang akan ia lihat? Ketika otaknya membayangkan hal itu, hidungnya pun terasa panas dan ia hampir saja mimisan!!

Melihat tatapan Nico pada Tania, hati Alex pun merasa kesal, “Hei, dasar anak nakal. Cepat hapus pikiran senonohmu itu.”

“Aku—” Nico mendengus, “Aku punya pikiran apa? Tidak ada.” Padahal di satu sisi, hati Nico sudah mulai berkeringat. Siapa sangka Alex ternyata begitu peka!!

Pelayan wanita pun menghidangkan seporsi lauk terakhir, “Tuan muda, tuan muda Nico, makanan sudah siap. Selamat menikmati.”

“Kalian sudah bekerja keras! Silakan kalian pergi lebih dulu.” ujar Nico sambil tersenyum dan para pelayan wanita pun meninggalkan tempat itu lebih dulu. Di taman kaca, tuan muda Nico adalah orang yang paling hangat. Ia tidak pernah menganggap remeh para pelayan. Hal ini membuat tuan muda merasa sedikit tidak enak hati, tapi tetap saja ia memasang raut wajah yang menyebalkan.

Alex mengambil sumpitnya dan memulai menyantap makanan terlebih dahulu. Ia menaruh seluruh perhatiannya pada makanan yang terhidang.

Tania dan Stella pun mengikuti dan mulai makan dengan perlahan.

Ketika mereka sudah makan setengah jalan, Nico pun sambil makan sambil berkata dengan penuh simpati, “Alex—, lehermu pasti sangat sakit.”

“Habiskan saja makananmu.” jawab Alex dengan dingin dan menghela napas. Lehernya benar-benar sakit dan kaku, ia benar-benar ingin mengangkatnya secepatnya.

“Alex—apakah lehermu sakit? Aku akan membantumu memijatnya.” Stella meraih kesempatan ini. Ia meletakkan peralatan makannya, lalu berlari secepat kilat menuju sisi Alex dan berdiri di depannya. Ia meletakkan sepasang tangannya di leher Alex dan mulai memijat maju-mundur, membuat dadanya bergoyang di depan mata Alex. Semakin Alex menjauhkan pandangannya, semakin dekat pula dada Stella padanya. Bahkan kini sudah sangat dekat dengan wajahnya.

Tania meremas sumpitnya dengan kuat dan menggertakkan giginya. Di bayangan Nico, ia terlihat seperti sedang mengasah pisau dan akan melempar sumpit yang setajam pisau untuk menusuk Stella.

“Sudah—, sudah—, leherku tidak sakit, leherku tidak sakit.” Alex tidak memiliki cara lain selain menggunakan tangannya untuk menghentikan Stella. Tapi ia tidak sadar bahwa ia justru akan meletakkan tangannya di dada Stella.

Astaga, tontonan khusus orang dewasa terjadi, kilat pun langsung menyambar di luar jendela!

Stella tersenyum dan semakin melekatkan dadanya pada Alex. Ia tahu Alex tidak mungkin tega mendorongnya.

Alex dengan cepat mendorong Stella menjauh, ia juga tidak peduli apakah ia melihat dada polos wanita itu atau tidak. Alex pun berkata dengan raut wajah serius, “Jangan berbuat macam-macam lagi. Cepat kembali ke tempat dudukmu.”

Stella tersenyum senang, “Baiklah!” Ia berjalan gemolek sampai ketempat duduknya, seolah-olah ia adalah pemenang dari pertandingannya dengan Tania.

Tania menatap Stella dan dengan sekuat tenaga menepuk punggung Alex dari bawah meja, kemudian berputar 180 derajat, “Sayang, tanganmu kotor sekali. Ayo aku bantu mengulitinya.” Tania mengeratkan giginya dan tersenyum, membuka mulutnya dengan hangat.

Alex menghirup napas dalam-dalam dan menahan rasa sakitnya. Ia lalu berujar sambil tersenyum dan berkeringat dingin, “Kamu tidak perlu sekejam itu!”

Nico menyemburkan makanan yang ada di dalam mulutnya, “Me... Menguliti?” Ini terlalu kejam dan sadis. Alex, habislah kamu!

“Haha... Ketika aku masih kecil, ibuku selalu bilang akan mengulitiku ketika melihat tanganku yang kotor saat makan. Bukankah itu lucu?” Tania tertawa sendiri sambil bercanda. Ia lalu tiba-tiba tersenyum dan menatap Alex, “Apakah kamu sudah kenyang?”

“Sudah, ayo kita pergi.” Alex dengan sigap bangkit berdiri, “Nico, kamu temani Stella makan.”

Nico meletakkan sumpitnya dan berkata, “Aku juga sudah kenyang. Makanan hari ini rasanya kuat sekali, membuat aku eneg memakannya.” Nico bangkit berdiri karena ia juga ingin segera melarikan diri secepatnya dari situ. Ia tidak mau menemani Stella makan.

“Hei, kamu duduklah kembali.” Alex mengambil beberapa langkah dan menarik lengan Nico. Ia lalu berujar dengan suara rendah, “Aku benar-benar terluka sekarang, kamu bantu aku menjauhkan Stella.”

“Kak, bagaimana kalau ternyata ia sangat barbar dan aku akan menjadi makanan ringannya? Aku adalah seorang yang tampan dan polos, aku tidak mau kalau sampai ternodai. Jadi, aku tidak bisa membantumu. Sampai jumpa!” Nico dengan cepat melepaskan dirinya dari Alex dan berlari pergi, seolah-olah ada seekor harimau yang mengejarnya dari belakang.

Benar-benar anak yang tidak setia! Alex mengumpat dalam hati dan membalikkan tubuhnya. Tania dan Stella juga ikut bangkit berdiri dan berjalan ke belakang Alex. Ia memeluk Tania dan berkata, “Karena semua orang sudah kenyang, ayo kita pulang masing-masing.”

“Selamat malam, Stella. Semoga malam ini kamu mimpi indah.” Tania tersenyum dengan sopan. Kalau boleh, ia ingin menutup mata Alex. Apalagi ia sudah memakan banyak es krim hari ini!

Stella juga mengerti tidak ada gunanya apabila ia pergi bersama mereka, kalau ia dikunci diluar pintu bukankah akan lebih memalukan, “Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu.” Stella lalu berjalan hingga ke sisi Alex dan berkata dengan nada menggoda, “Alex, kalau kamu merindukanku, kamu tinggal datang saja. Aku akan menunggumu.”

Tania menarik Alex ke sisinya, “Stella—, kalau memang tidak bisa hidup tanpa pria, bagaimana kalau aku memberikanmu uang untuk mencari beberapa pria panggilan?”

“Hahahaha...” Stella tertawa lebar, “Baiklah, kalau begitu kita akan bermain bersama-sama lagi saat itu.”

Wajah Tania mematung, wanita itu benar-benar berani mengatakan apapun yang terlintas di benaknya, “Begitu pulang, lekaslah tidur. Besok aku akan memberikan beberapa pria dewasa padamu, bermainlah pelan-pelan dengan mereka.”

Tania menyeret Alex keluar dari ruang makan dan begitu sudah kembali ke vila, ia langsung mengunci pintunya!

“Tadi kamu sudah merabanya dengan nyaman, apakah kamu juga melihatnya dengan jelas?” tanya Tania sambil tersenyum tipis.

Bulu kuduk Alex meremang, “Sayang, aku bukannya dengan sengaja meraba. Tidak, aku sama sekali tidak berencana untuk melakukannya. Tapi tadi dadanya dekat sekali dengan wajahku dan aku hanya memiliki sepasang tangan untuk menghadangnya. Apakah kamu ingin aku menghadangnya menggunakan kakiku?”

“Betul sekali, seharusnya kamu menggunakan kakimu. Karena kamu menggunakan tanganmu, aku jadi merasa kotor. Ayo, kita bersihkan tanganmu.” Tania tersenyum dengan menyeramkan.

Novel Terkait

Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu