Terpikat Sang Playboy - Bab 288 Apakah Harus Dilanjutkan Dengan Cara Ini

Konten di dalam membuat kepalanya seperti berkabut, apa itu kota tua, setelah bertanya baru mengerti apa yang Vincent minta mereka lakukan, terlebih lagi perkataan yang membuatnya terkejut "Direktur Vincent, sudah terlepas dari maut bukan."

Johan sangat terkejut, bertanya dengan jelas masalahnya, dia dengan cepat memberi tahu ayahnya "Ayah, pernikahan ini tidak berhasil, Vincent dalam masalah, sedang dalam rumah sakit, penjelasan lebih lanjut, nanti aku beritahu lagi, sekarang beri tahu dulu kerabat, minta mereka tidak perlu datang."

Ayah Tania sangat terpukul mendengar kabar dari telepon, dia terkejut cukup lama, baru memberitahukan kabar ini kepada kerabat, dia meminta yang lain pergi ke rumah sakit, sedangkan dia mengurus kerabat, melakukannya setelah bekerja.

Tania dan Alex duduk dengan tenang, bayangan gelap tiba-tiba menerobos masuk, setelah bertemu Alex langsung ingin memukul, semuanya lengah.

Setelah dilihat jelas, Tania menarik Johan, menjaga Alex di belakang tubuhnya, dan berteriak "Kakak, apa yang kamu lakukan, kamu gila, tidak melihat jelas langsung mukul orang, kamu sudah gila."

"Hey, yang kamu ucapkan, apa kamu lupa hari ini hari apa, kenapa jadi orang begini, bahkan etika baik tidak ada." Johan dengan sangat emosi memarahi Tania.

"Masalah tidak seperti yang kamu pikirkan, tetapi aku hanya dapat berkata, aku mengingatnya, tolong kamu jangan marah, aku tidak akan membuatmu melakukan hal yang tidak-tidak pada Alex." Tania dengan sikap yang tegas.

"Tania kamu sangat minta ampun, buka mata lebar-lebar, pikirkan baik-baik, orang yang berbaring di dalam adalah orang yang paling mencintaimu, kalau kamu tidak dapat melihat, kamu sudah binasa." Johan sangat kesal dengan adiknya.

Tania menangis, "Benar, aku binasa, aku yang melukainya, aku sangat bodoh, aku mohon padamu, jangan mempedulikan aku, tolong, kamu diam."

Johan menunjuk hidung adiknya, ekpresinya marah, pada akhirnya dengan emosi berteriak dan duduk di barisan paling jauh dengan mereka.

Alex dari belakang memeluk Tania, dengan lembut berkata "Kamu sangat kuat! Terimakasih sudah melindungi aku!" Hatinya sangat hangat, seperti matahari.

"Diantara kita sudah tidak perlu berterima kasih" Tania bersandar pada tubuhnya, dengan tenang melegakan diri, tetapi hatinya masih ada luka yang tidak dapat dia lepas, karena Vincent, untungnya masih ada Alex yang menyemangatinya.

"Eng! Diantara kita sudah tidak ada terimakasih, silahkan duduk" Alex membantunya duduk.

Johan dengan dingin menatap mereka, dia sangat marah, di dalam ada orang yang hampir mati, di luar ada dua yang lebih kuat darinya, dunia apa ini.

Dengan cepat, Levita dengan Siska datang, tubuh mereka masih berbalut gaun pesta.

Melewati kaca mereka melihat Vincent yang sedang berbaring "Astaga, semalam masih baik-baik saja, kenapa sekarang bisa begini."

"Tanyakan saja ke anak kesayanganmu" Johan berbicara dengan dingin, lagipula dia sudah tidak peduli.

Siska membalikan kepala ke arah berbeda, dengan jelas melihat Alex disana, dia kira dia tidak akan datang bersama anaknya, tetapi selalu muncul laki-laki ini, dia sangat marah, dan menuduhnya "Kalian....., kenapa kalian bersama lagi?"

"Ibu...., masalah ini sangat panjang, kamu duduk dulu, kita pelan-pelan jelaskan ke ibu" Alex berdiri, memberi senyuman.

"Tidak perlu dijelaskan" Siska terhadap masalah ini juga sudah tidak peduli, dia bernapas dalam "Terserah kalian ingin bagaimana, aku sama sekali tidak pernah melahirkan anak seperti ini, jangan panggil aku ibu lagi."

Dia bernapas tenang, tetapi sudah sangat parah, pasti dan mutlak.

Levita tahu semua ini untuk dia, sekarang ibu dan anak berantem seperti ini, dia juga menyalahkan diri sendiri "bu...., jangan begitu, Tania adalah anakmu, dia suka bersama siapa, hatinya yang tahu, jangan menyalahkan dia."

"Apakah dia masih anak yang baik, menganggap orang yang mencintainya adalah monyet, sebentar tidak mau, sebentar mau, apa ini permainan, ayahmu sedang minta maaf satu persatu kepada kerabat, memberitahu kepada semua bahwa batal, apakah ini permainan, aku tidak peduli lagi, aku masih ingin hidup panjang" Siska memegang gagang kursi.

Tania tidak berbicara, diam-diam menahan makian keluarga, dia harus bagaimana memberitahu mereka, akar masalah ini, dia tidak dapat memberitahunya, masalah ini akan dia kubur dalam-dalam.

Alex dengan canggung duduk disana, dia mengelus rambutnya, dia tahu hatinya sangat kesusahan, yang dapat ia lakukan hanya menemaninya.

Semua tenang, seperti orang yang tidak mengenal satu sama lain.

Berulang kali menyalahkan, juga sudah tidak ada artinya lagi, sampai tahap ini, yang enak di dengar adalah kompromi dan yang tidak adalah melepaskan.

Waktu sudah siang, Alex berdiri membeli makan siang.

Saat kembali, memberi sebungkus di sebelah Johan, mereka saling kaku, dia masih tersenyum dan berkata "Nasi harus dimakan."

Setelah itu berjalan menuju Tania, mengeluarkan sekotak nasi dan memberikan kepadanya, Tania menerima, dengan pelan memakannya.

"Johan, buang ini semua, kamu beli yang baru." Siska dengan dingin berbicara.

Tania mengepalkan tangan, tidak berbicara, melanjutkan makan, Alex sudah tahu bahwa akan terjadi hal seperti ini, tetapi dia tetap tahu malu.

Vincent masih koma, sudah 24 jam, nyawanya sudah stabil, tetapi masih belum sadar.

Nico memberitahu kepadanya, hal seperti ini tidak sedikit, ada orang yang sadar dengan cepat, ada juga yang lama.

Ayah Tania juga sakit hati, keluarga Tania stress.

Setelah satu minggu, Vincent di pindahkan ke ruangan biasa, Tania mengikutinya, Alex tidak dapat terus menemaninya, setelah malam baru kembali.

Keluarga Tania juga datang sesekali, melihat Tania tidak keluar dari ruangan, dengan teliti menjaganya, juga sering melihat Alex membantunya membersihkan tubuh, mulut mereka tidak dapat berbicara, hatinya sudah tidak begitu marah.

Setelah setengah bulan.

"Kamu harus segera sadar, jangan tidur terus, kamu lihat ruangan disini dingin, tetapi diluar sangat hangat, kamu harus banyak berjemur" Tania menggunakan handuk membersihkan mulutnya, sambil berbicara dengan lembut.

Melihatnya hari demi hari, kemarin dan hari ini sama, besok juga akan seperti ini, hatinya sangat sakit dan tidak dapat bernapas, dia yang melukainya, semua karenanya, dia hanya dapat membawa masalah.

Kalau dia tidak sadar, dia tidak dapat lepas, pasti tidak akan lepas, setengah tahun maupun satu tahun juga.

Matanya tidak tahan memerah, dia benci bahwa dirinya tidak berguna, menangkap Linda, lalu melepaskan dia, dia selalu berpikir jika saat itu dia tidak pergi, jika waktu itu.....

Di dunia ini tidak ada jika.

Alex mendorong pintu ingin masuk, melihat dia bersandar di kasur dan sambil menangis, dia tiba-tiba menghentikan langkahnya, seperti tidak ingin masuk.

Apakah harus terus begini.

Novel Terkait

Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu