Suami Misterius - Bab 980 Clara, Apa Kamu Benar-Benar Bahagia?

Di meja makan kayu panjang, telah siap dan diletakkan segala hidangan yang sangat banyak dan beragam. Karena Clara mau datang, jadi Aeris sengaja menyiapkannya lebih dulu, dia telah memasak makanan-makanan favorit Clara.

Jika saja hari itu seperti hari-hari biasanya, Clara pasti akan memakannya sampai kenyang.

Tapi, setelah mengalami insiden kelinci mati, nafsu makannya sudah berkurang setengah.

Ketika melihat meja makan yang penuh degan daging ayam, bebek dan ikan, tiba-tiba muncul lagi mayat kelinci yang penuh darah di otak Clara, sehingga membuatnya jadi ingin muntah.

Aeris tidak melihat langsung kejadian itu, jadi dia masih saja menyumpitkan berbagai makanan yang masih hangat ke Clara, “Clara, makan yang banyak. Kenapa aku merasa beberapa hari ini kamu tambah kurus ya. Apa makanmu tidak terlalu baik akhir-akhir ini?”

“Tidak kok, ketrampilan Sus Rani memasak sangat bagus sekali.

Mungkin karena aku malam tidak bisa tidur nyenyak saja.”

Jawab Clara, tatapannya jatuh ke mangkok makan yang ada di depannya. Berbagai daging yang disumpitkan Aeris di mangkoknya membuat Clara malah tak nafsu makan, tapi juga tidak enak kalau mengeluarkan daging-daging itu dari mangkoknya.

“Ketika aku mengandung Tamtam, pada beberapa bulan akhir mau melahirkan,aku sepanjang malam juga tidak bisa tidur dengan nyenyak. Bertahanlah tiga bulan lagi, nanti kalau bayinya sudah lahir, pasti semuanya akan kembali baik-baik saja.

Aries bicara sambil menyumpitkan makanan untuk Clara.

Clara menatap daging di mangkoknya yang semakin lama semakin meninggi, dia merasa kalau dirinya sudah tidak cukup sehat lagi.

Untungnya, Tamtam selalu saja jadi orang yang paling mengerti keadaan, dia memasukkan sumpitnya ke dalam mangkok Clara dan langsung mengambil daging-daging itu.

“Ma, begitu banyak sekali daging yang kamu berikan ke Clara. Apa kamu tidak khawatir Clara tidak bisa mencernanya dengan baik kalau sebanyak itu.”

Setelah mengeluarkan daging-daging itu, Tamtam mengambilkan beberapa sayuran hijau kepada Clara, "Makan lebih banyak serat hijau, itu akan bagus untuk kesehatan tubuhmu."

Clara melengkungkan bibirnya, tersenyum manis.

Dia mengangkat mangkoknya lalu memakan sayuran dan nasi di mangkoknya.

Setelah makan dan minum sampai kenyang, Clara pergi jalan-jalan di halaman di lantai bawah untuk menikmati cahaya matahari.

Tamtam mengikuti setiap langkahnya, di mata Keluarga Qin, Clara telah menjadi orang utama yang harus dilindungi dan dijaga baik-baik. Lebih berharga daripada panda raksasa yang ada di kebun binatang.

"Salju turun dua hari yang lalu jadi jalannya licin. Kamu kan sangat bodoh, kamu harus berjalan pelan-pelan saja biar tidak jatuh dan terlihat menyedihkan."

Nada bicara Tamtam yang berniat menggoda itu terdengar sangat menjengkelkan. Tapi tangan Tamtam terus memegang di bawah ketiak Clara, karena takut ada sesuatu hal buruk yang terjadi pada Clara.

Clara sedikit memiringkan kepalanya dan tersenyum menatapnya, senyum lebar di wajahnya sangat cerah.

"Tamtam, penyakit mulutmu itu sepertinya memang tidak bisa diperbaiki deh. Tidak heran kalau tidak ada gadis yang menyukaimu. Pantas deh kamu menjadi jomblo seumur hidupmu.”

Tamtam mengangkat bahunya dan tampak sangat cuek.

“Aku baik-baik saja hidup sendirian, kalau hidup berdua terlalu merepotkan.”

Setelah mendengarnya, Clara tanpa sadar langsung menghentikan langkahnya, mengerutkan kening dan bertanya, “Kenapa kamu bisa punya pikiran semacam itu.”

Pada umumnya, beberapa orang lajang cukup lama disebabkan kurang lebih karena nasib buruk dan kejadian buruk dalam keluarga, tapi Ezra dan Aeris selalu telihat saling menyayangi dan mesrah.

"Paman dan bibi saling mendukung dan menjaga. Mereka juga saling mencintai sepanjang hidup mereka, apakah kamu tidak iri pada mereka?

Betapa membosankan sekali kalau hidup sendirian. "

Kata Clara lagi.

"Apa kamu kira orang tuaku sangat bahagia?"

Tamtam tersenyum sinis, menggelengkan kepalanya.

"Kamu hanya melihat pada sisi ketika mereka saling mencintai dan mendukung satu sama lain. Tapi kamu tidak melihat kekurangan dan celah dalam pernikahan mereka.

Mulyati sejak kecil hingga dewasa selalu punya trik buruk untuk keluar dari kemiskinan. Adalagi, orang-orang keluarganya Mulyati...kamu kira ayahku benar-benar tidak masalah dan tidak keberatan?

Dia hanya tidak bisa mengatakannya saja. Karena dia sendiri yang memilih jalan ini. Jadi seberapa susah dan menyakitkan dia tetap harus menahannya dan terus bertahan.

Mengenai ibuku, kelihatannya seperti seorang ibu dan istri yang lembut dan baik.

Tapi di belakang itu semua, hanya dia sendiri yang tahu berapa kali dia diam-diam menangis sendiri.

Mereka tidak lelah menjalani hari-hari seperti ini, tapi aku yang melihatnya sangat lelah sekali.

Walaupun seberapa besar dan luar biasanya cinta mereka dulu, terus mau bagaimana. Begitu benar-benar hidup bersama, cinta pun berubah jadi penderitaan untuk satu sama lain.”

“Bibi ini pernikahan kedua, karena itulah bisa sampai ada gangguan dan masalah seperti itu.

Tapi, kamu juga tidak boleh terlalu pesimis sampai punya pikiran untuk tidak menikah dong.

Coba kamu lihat aku deh, aku dan Rudy sangat bahagia sekali menjalani semua.”

Kata Clara lagi.

“Bahagia?”

Tamtam tersenyum sinis lagi, tampak beberapa ejekan di alis hitamnya yang naik, “Keluarga Sunarya adalah keluarga penuh hal buruk yang tidak karuan. Begitu melangkah masuk ke keluarga itu, meskipun tidak mati tenggelam, tapi juga bisa membuatmu jadi sangat jijik dan tidak senang.”

Clara, apa kamu benar-benar bahagia?”

Tamtam menatapnya dengan tajam. Tatapannya yang serius dan tajam membuat Clara agak terdiam dan tidak bisa mengatakan apa-apa.

Muncul ketegangan sementara di antara mereka. Clara diam dan melangkahkan kakinya perlahan berjalan lurus ke depan.

Kehidupan, memang benar-benar seperti orang yang meminum air, airnya dingin atau hangat hanya diri sendiri yang tahu.

Bukankah dia juga menunjukan sisi pernikahan yang megah dan baik-baik saja di depan publik, menyembunyikan segala kekurangan dan celah pernikahan di hatinya, seolah berpura-pura hal itu tidak pernah ada.

Tampak jarak yang cukup jauh di antara Clara dan Tamtam. Tamtam pun melangkahkan kakinya dengan cepat mengejarnya. Lalu, dia kembali jadi Tamtam yang santai dan suka bercanda lagi. Dia mengulurkan tangannya ke pundak Clara.

“Aku hanya asal bicara saja. Kamu tidak perlu memikirkannya ataupun memasukkannya dalam hati.

Siapa yang tidak tahu kalau tuan muda Sunarya itu sangat mencintaimu, mencintaimu gila-gilaan.”

“Tidak usah menjilat deh, malas sekali memedulikanmu.”

Kata Clara tersenyum, lalu melepaskan tangan Tamtam.

*** Rudy rapat terus sepanjang hari, malamnya dia baru tahu kalau ada orang yang tidak dikenal mengirimkan paket mengerikan kepada Clara.

Dia sangat tahu jelas mengenai kondisi tubuh Clara. Hamil dan punya riwayat depresi, jika ada hal yang mengejutkan dan menakutkan terjadi padanya, makan adakan dengan mudah terjadi hal buruk padanya.

Tujuan dari orang itu sangat jelas sekali yaitu ingin menakuti Clara agar Clara keguguran.

“Siapa yang berani melakukan ini. Sialan, besar sekali nyalinya. Jika ada hal buruk yang terjadi kepada kakak ipar, apa dia tidak takut membayar dengan nyawanya!”

Raymond membolak-balik foto paket itu. Walaupun hanya foto, tapi melihat gambar segumpal daging yang penuh darah cukup membuat orang bergidik.

Rudy menaikkan alisnya, tatapannya begitu gelap terlihat jelas kalau dia sedang menahan emosi marahnya.

Dia sangat mendominasi dan memberi tekanan pada Ahmed dan Su Loran. Jika dipikirkan dengan akal sehat, Ahmed dan Su Loran saja sekarang sulit melindungi diri sendiri serta diawasi ketat oleh bawahan Rudy, maka tidak mungkin mereka menggunakan trik buruk dan licik ini kepada Clara.

Masalah ini, sebenarnya siapa yang melakukannya. Rudy sama sekali tidak ada petunjuk sekarang.

Tapi dia yakin sekali kalau masalah ini tidak dapat dipisahkan dengan keluarga Sunarya.

“Segar suruh orang untuk menyelidiki ini. Mulailah dari perusahaan logistik, seharusnya bisa mendapatkan informasi dari situ.”

Selesai memberi perintah, Rudy mengambil jas tebalnya lalu pergi meninggalkan perusahaan.

Dia sudah lebih dulu memberi libur untuk sopirnya. Dia pergi ke rumah keluarga Qin dengan mengendarai mobilnya sendiri.

Setiap kali pulang ke rumah keluarga ibunya, Clara akan diantar oleh Tamtam dan akan dijemput oleh Rudy.

Hanya saja, setelah tiba di rumah keluarga Qin, hanya Aries yang menyapanya dengan sopan dan lembut. Sedangkan Ezra dan Tamtam tidak memberikan ekspresi wajah yang menyenangkan kepadanya.

Ayah dan putra dari keluarga Qin semuanya adalah orang pintar. Hanya dengan memikirkan sejenak saja bisa langsung tahu kalau masalah yang terjadi kepada Clara di rumah itu, delapan puluh persen berhubungan dengan keluarga Sunarya.

Karena orang lain tidak akan mungkin punya nyali sebesar ini.

Rudy tidak kaget, bahkan walaupun Ezra memberikan ekspresi wajah yang tidak menyenangkan padanya, Rudy masih menyapa Ezra dengan penuh hormat dan sangat sopan, berkata dengan penuh perhatian, “Paman, bagaimana keadaanmu akhir-akhir ini?

Aku telah meminta seseorang untuk membawakan beberapa produk kesehatan dari luar negeri, produk yang hasilnya sangat baik untuk menjaga dan melindungi jantung.”

Ezra sama sekali tidak menengadahkan pandangan matanya, seolah dia tidak mendengar ucapan Rudy.

“Paman, suamiku sedang bicara denganmu.”

Kata Clara sambil menyenggol Ezra dengan sikunya memperlihatkan kalau dia sangat tidak senang Ezra bersikap dingin dan cuek kepada Rudy.

Ezra memelototi Clara dengan kesal, dia membatin, benar-benar anak perempuan lebih mementingkan orang di luar keluarga cih.

“Jantungku baik-baik saja. Berikan kepada istrimu saja sana. Hari ini untungnya dia baik-baik saja walaupun dikejutkan dengan hal mengerikan, bisa dibilang nasibnya bagus sekali.”

Kata Ezra dengan dinginnya.

Bibir tipis Rudy merapat menjadi satu garis, tatapan matanya menggelap, dia diam dan tak bicara lagi.

Clara merasakan situasi ini, dia pun langsung berdiri dari sofa. Dia langsung masuk ke pelukan Rudy, merangkul lengannya dan berkata dengan manjanya, “Kamu tidak usah mendengarkan apa kata Paman. Aku dan si bayi baik-baik saja kok.

Aku ini tidak terbuat dari kertas yang mudah hancur kok, jadi aku tidak terlalu terkejut ataupun ketakutan.

Nanti kalau sudah menangkap orang yang melakukan lelucon mengerikan ini, ganti kita yang akan menakut-nakutinya.”

Setelah mendengar itu, Rudy menekuk sudut bibirnya dengan lega. Lengannya pun merangkul Clara ke dalam dekapannya lalu memeluknya dengan erat.

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu