Suami Misterius - Bab 799 Kelemahan Clara Santoso

Pekerjaan Luna benar-benar cukup rapi. Bukan hanya diikat, tetapi mulut Samara Liu juga ditutup.

"Bagaimana?

Sesuai instruksimu, aku meminta Sora menyamar sebagai kurir dan mengetuk pintu, Samara keluar untuk membuka pintu, aku dan Sora langsung memegangnya dan mengikatnya dengan kuat.

Cukup puas, kan? "

Sora adalah pendatang baru yang baru saja ditandatangani oleh Luna, penampilan luar pria muda ini sangat bagus, tingginya 180cm, pinggangnya standard dan bahunya lebar, postur tubuhnya seperti segitiga terbalik, wajahnya juga tampan.

Selera pandang Luna selalu bagus.

Clara mengangguk, menyatakan puas.

Terhadap Sora dan efisiensi kerja Sora, Clara juga puas.

Pada saat ini, Samara masih berbaring di tempat tidur, menatap Clara dengan mata lebar.

Clara menginjak sepatu hak tinggi dan berjalan santai ke arah tempat tidur. Dia mengulurkan tangan dan melepas pita perekat di wajah Samara. Suara tajam Samara langsung menusuk telinga Clara, tetapi tidak sampai memecahkan gendang telinga Clara.

"Clara, kamu orang gila, apa yang ingin kamu lakukan, cepat lepaskan aku.

Menculik dan masuk ke rumah pribadi seenaknya adalah tindakan ilegal! "

"Yo, begitu memahami hukum, tidak heran selalu melakukan hal yang menjijikan di bawah garis hukum."

Clara duduk di samping tempat tidur sambil berkata dengan acuh tak acuh.

"Lepaskan aku, tolong, tolong!"

Sambil memberontak, Samara berteriak dengan suara serak.

Clara sangat tidak sabar, tetapi tidak menutup kembali mulut Samara, Clara menggunakan ponselnya untuk memutar musik dengan volume suara maksimal.

Suara Samara seketika tenggelam dalam musik.

Clara meletakkan ponsel di samping, kemudian berkata kepada Luna dan Sora, "Sudah boleh di mulai."

Luna berjalan mendekat dan dengan tidak sopan melucuti pakaian Samara.

Samara hanya mengenakan pakaian rumah dan pakaian dalam renda.

Dan Sora berdiri di samping tempat tidur, dia juga melepas bajunya dan memperlihatkan dadanya.

Berjalan menuju tempat tidur.

"Kamu, apa yang ingin kamu lakukan! Aku memperingatkanmu bahwa pemerkosaan itu ilegal, dan aku pasti akan menuntutmu!"

Wajah Samara sedikit ketakutan, berteriak ke arah Sora.

Setelah mendengarkannya, Luna terkekeh.

Hati Samara sendiri yang kotor, mengira hati semua orang juga sama kotor seperti dirinya.

Jika benar-benar ingin memperkosanya, maka bukan melepas baju, tetapi melepaskan celana.

"Jangan bersikap berlebihan, pendatang baru yang aku bawa semuanya memiliki masa depan yang cemerlang.

Di masa depan, kamu bahkan tidak layak mengangkat sepatu pendatang baru ini, siapa juga yang ingin meniduri wanita yang busuk hati seperti dirimu. "

Setelah selesai berbicara, Luna mengeluarkan ponselnya, kemudian menyesuaikan mode kamera, lalu mengarahkan Sora dan Samara untuk berpose.

Kemudian, mengambil ponselnya dan memotret.

Setelah selesai memotret, kemudian ditunjukkan kepada Clara.

Dalam foto itu, Sora dan Samara sangat mesra, wajah yang berdekatan serta ciuman mereka terlihat sangat alami.

Sora memiliki kualifikasi untuk pelatihan, dia juga bekerja sebagai model, sangat pandai berakting, wajahnya membawa sebuah aura malu yang baik.

Kemampuan Luna dalam memotret juga tidak lebih buruk dari Samara, penampilan Samara yang mengerikan dan tidak senang tidak terlihat dalam fotonya, foto mereka semuanya di ambil dari arah samping, tetapi wajah Samara dapat dikenal dalam pandangan sekilas.

Batas foto keduanya hanya diambil bagian atas dada.

Foto semacam ini, batasannya diburamkan, bisa dikatakan sebagai foto yang tidak senonoh, ataupun foto intim antara pasangan muda, semuanya tergantung pada penjelasan.

Sebenarnya, jika Clara benar-benar ingin menghancurkan Samara, dia bisa saja mengekspos payudaranya, bahkan mengambil foto telanjang tubuhnya, maka perjalanan bintang Samara benar-benar hancur, bahkan harus menundukkan kepala di epan orang-orang.

Tapi Clara masih memiliki batasan menjadi orang, sekarang ini adalah batasannya.

Tidak peduli seberapa menjijikkan perbuatan kotor, Samara dan Su Loran bisa melakukannya, tetapi Clara tidak bisa melakukannya.

"Sudah cukup, begitu saja."

Clara mengangguk puas.

Setelah itu, Sora diinstruksikan untuk melonggarkan tali di tubuh Samara, lalu mereka bertiga pergi.

Setelah mereka pergi, Samara membuka ikatan tali di tangan dan kakinya dengan gampang.

Hanya saja, sudah terlambat jika Samara ingin mengejar Clara mereka.

Samara sangat marah, kemudian meraih ponsel di meja samping tempat tidur dan menghubungi sebuah nomor.

Tak lama kemudian, seseorang mengetuk pintu rumahnya lagi.

Samara dengan segera membuka pintu kamar. Di luar pintu, Su Loran mengenakan kacamata hitam dan bertanya dengan tidak sabar, "Ada apa mencariku?"

"Masuklah lebih dulu."

Samara berbalik dan masuk ke dalam rumah, Su Loran masuk kedalam dengan sepatu hak tinggi.

Su Loran duduk di sofa, kemudian melepas kacamata hitam dan mengambil gelas air yang disodorkan oleh Samara, lalu bertanya lagi, "Apa yang terjadi?"

Dalam keadaan biasa, jika Samara baik-baik saja, dia tidak akan minta untuk bertemu.

"Clara baru saja pergi. Dia membawa seseorang untuk menculikku, bahkan mencari seorang pria dan mengambil beberapa fotoku yang tidak senonoh.

Aku tidak tahu apakah Clara ingin mengancamku dengan cara ini, atau dia ingin membalas dendam. "

Wajah Su Loran sedikit berubah setelah mendengarkannya, "Bicaralah dengan jelas."

Samara menceritakan kejadiannya dengan jelas, semakin bercerita semakin marah. Setelah selesai bercerita, Samara bahkan ingin mengambil ponselnya dan menghubungi polisi.

Samara tidak percaya jika Clara bisa melarikan diri dari tanggungjawabnya secara hukum atas penculikan dan pelecehan seksual ini.

Su Loran melihat Samara yang sedang mengambil ponsel, dia tidak menghentikan Samara, tetapi dia mencibir. "Lapor ke polisi, tanpa bukti apapun, kamu mengatakan bahwa kamu diculik oleh Nyonya muda Sunarya, apakah menurutmu dia akan mengakuinya?"

"Kenapa dia tidak akan mengakuinya! Ada kamera pengawasan di daerah ini, semuanya akan jelas setelah memeriksa kamera pengawasan."

Samara berkata dengan marah.

Setelah mendengarkannya, Su Loran hanya mencibir.

"Kamera pengawasan hanya bisa membuktikan bahwa Clara datang ke rumahmu.

Meskipun kalian masih tidak bisa dianggap sebagai saudara, tetapi kalian juga akrab dan sama-sama berada di industri hiburan.

Clara membawa agennya dan artis baru datang berkunjung dan masuk ke dalam rumahmu, hal ini sangat wajar.

Apapun yang terjadi di dalam rumah, rumahmu tidak memiliki pengawasan dan tidak ada kamera, bagaimana membuktikan bahwa terjadi penculikan.

Lagipula, apakah Clara merampok uang atau melakukan pemerkosaan? "

Setelah mendengarkannya, Samara tercengang.

Kemudian, Samara terduduk di atas tempat tidur.

Samara hari ini sangat dipermalukan dan tidak bisa menahan emosi ini.

"Apakah masalah ini dibiarkan begitu saja?"

"Kalau tidak, apa lagi yang bisa kamu lakukan."

Su Loran melipatkan tangannya di depan dada sambil berkata dengan acuh tak acuh.

Samara mengertakkan giginya dengan marah dan berkata, "Clara balas dendam karena aku menciptakan skandal antara dia dengan Judika Xie.

Kak Loran, mengapa aku merasa kerugian ini tidak sebanding dengan apa yang aku lakukan?

Gosip industri hiburan ada di mana-mana. Jika gosip ini tersebar, maka produser akan memanfaatkannya menjadi hype untuk album baru Judika Xie. Publik tidak terkejut dengan hal semacam ini.

Sedangkan bagi Clara, sama sekali tidak berarti apa-apa. "

Su Loran tersenyum setelah selesai mendengarkannya, kemudian menjelaskan dengan sabar.

"Pernahkah kamu mendengar jika suatu rumor terus terulang berkali-kali maka akan menjadi sebuah kebenaran.

Hal yang sama, jika dibicarakan satu kali, tidak ada yang percaya, dua kali juga tidak ada yang percaya, tetapi saat sudah berbicara banyak kali, orang-orang akan mulai meragukannya.

Mengapa tidak menyebarkan skandal orang lain dan hanya skandal Nyonya muda Sunarya, segala sesuatu terjadi karena ada alasannya sendiri.

Dan hal-hal seperti gosip ini, pada umumnya mematikan secara perlahan-lahan, terutama terhadap keluarga besar seperti keluarga Sunarya. "

"Semoga kamu benar."

Samara berkata dengan nada rendah.

Su Loran tersenyum sedikit, tetapi hanya sedikit suram, "Sebenarnya, kejadian hari ini bukanlah hal yang buruk, setidaknya, kita bisa melihat kelemahan Clara."

"Apa?"

Samara bingung dan tidak memahami maksud Su Loran.

"Jika bertukar posisi dan itu kamu, kamu telah menerobos masuk, apakah itu akan sesederhana meminta seorang aktor untuk mengambil beberapa foto yang tidak senonoh?"

Perkataan Su Loran membuat perasaan Samara tiba-tiba merasa ceria.

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu