Suami Misterius - Bab 798 Menerima Dan Memberi

Wajah Clara penuh dengan senyuman, berbaring di pelukan Rudy seperti seekor kucing kecil, cakar kecilnya menggaruk dadanya.

"Para selebriti pria itu tidak ada yang bisa menandingi ketampanan paman Sutedja-ku, jika ingin foto bersama lebih baik foto bersama denganmu?

Clara bangkit dan mencium sudut bibir Rudy.

Melihat mata Rudy menyipit, Clara menciumnya lagi.

Dan menggosok ujung hidungnya.

Rudy kemudian tersenyum dan menggelengkan kepalanya, jari panjangnya dengan ringan mencolek ujung hidung Clara.

"Aku benar-benar tidak berdaya terhadapmu."

Clara bersandar dalam pelukan Rudy, setelah hening sejenak, kemudian menghela napas lagi.

"Samara ini benar-benar tidak tahu aturan. Sepertinya jika tidak melakukan sesuatu, dirinya tidak bisa hidup.

Aku menjadi tikus yang menyeberang jalan di Internet, semua orang berseru dan ingin memukul.

Nenek, ayah dan ibu tidak tahu apa yang akan mereka pikirkan. "

"Nenek, ayah dan ibu semuanya adalah orang yang pengertian dan tidak akan percaya pada rumor yang tidak ada buktinya.

Kalau orang lain, mulut itu milik mereka, apapun yang ingin dikatakan oleh mereka, biarkan saja.

Seharusnya tidak ada orang yang berani mengatakan omong kosong di depan keluarga Sunarya. "

Rudy berkata dengan dingin dan arogan.

Clara tersenyum, dia suka dengan karakter suaminya yang dominan.

"Samara itu, apakah perlu bantuanku?"

Rudy bertanya lagi.

Clara ragu-ragu sejenak, kemudian menggelengkan kepalanya.

"Aku sendiri masih bisa menyelesaikan masalah kecil ini."

Boleh dikatakan bahwa Clara sudah mengerti, jika harus berurusan dengan orang licik yang tidak tahu malu seperti Samara, maka harus seperti Tamtam Qin, berterus terang dan tanpa basa-basi adalah yang paling efektif.

Clara selesai berbicara, kemudian menguap lagi.

Rudy melihat mata Clara hampir terpejam, kemudian berkata sambil tersenyum hangat, "Tidurlah, sekarang masih pagi."

Clara mengangguk, bersandar di pelukannya, mencari posisi yang nyaman untuk tidur, kemudian napasnya perlahan menjadi tenang dan ringan.

... Rudy dan Clara akhirnya menebus perasaan mereka.

Tetapi tidak diduga, saat bangun, Bahron sudah mengetahui bahwa masalah mereka di rumah sakit tadi malam.

Bahron sangat marah, dia memanggil putranya ke ruang kerja dan memarahinya.

"Pria yang sudah berusia tiga puluhan, mengapa masih tidak dewasa, apakah kamu begitu ..." Wajah tua Bahron sudah memerah, tetapi dia tidak mengeluarkan kata "nafsu".

Meskipun putra kandung sendiri, sebagai orangtua juga tidak boleh mengatur kehidupan pribadi keluarga putranya.

Jika bukan karena timbul masalah saat ini, maka Bahron tidak akan pernah bertanya.

Rudy menundukkan kepalanya dan tidak membantah.

Sebenarnya, Rudy tidak bersalah.

Luka Rudy robek bukan karena mencintai Clara. Masalah ini tidak seperti yang dipikirkan oleh Bahron.

Tapi karena kedua orang itu bersikap tidak masuk akal dan sudah kelewatan, makanya terjatuh dari tempat tidur dan lukanya robek.

Lebih baik tidak menjelaskannya, daripada nanti situasinya semakin rumit.

Bahron memarahinya, kemudian melihat sikap putranya yang baik, jadi Bahron membiarkannya duduk.

Ayah dan putranya duduk di sofa, Bahron meminta pelayan untuk menyajikan teh. Baru-baru ini, Bahron mendapatkan sebotol teh yang bagus, kemudian Bahron membuat satu pot untuk putranya.

Rudy menyesap dan tersenyum, "Teh hari ini sangat bagus."

"Ini karena lidahmu hebat."

Bahron tersenyum dan berkata, "Tubuhmu masih terluka. Jika kamu suka, aku akan meminta pelayan untuk membungkus untukmu dan minum di kantor."

Rudy mengangguk dan menanggapinya dengan senyuman.

Ayah dan putranya berdua menyesap teh, kemudian Bahron bertanya dengan santai, "Mengapa istrimu menimbulkan masalah lagi, benar-benar tidak pernah berhenti sejenak.

Meskipun keluarga kita tidak ada yang linglung dan tidak percaya dengan desas-desus ini, tetapi reputasi keluarga Sunarya sangat penting.

Jika desas-desus seperti ini terus terjadi berulang-ulang kali maka akan menjadi sebuah kebenaran, hal ini kamu seharusnya sudah tahu. "

Setelah selesai mendengarkannya, Rudy meletakkan cangkir teh yang ada di tangannya di atas meja dengan tenang.

"Kami sebenarnya ingin berhenti menjalani hidup seperti ini, tetapi memang ada beberapa orang yang tidak ingin berhenti.

Jika Anda menghentikannya, bukan tidak ada cara, hanya saja jangan mengeluh kalau aku terlalu kejam. "

Bahron telah terjun di dalam politik selama beberapa dekade dan tidak ada yang bisa menandinginya.

Gerakan sekecil apapun yang dilakukan oleh bawahannya tidak akan bisa lepas dari pandangan Bahron.

Karena itu, Bahron tentu saja mengerti siapa yang dimaksud 'beberapa orang' oleh Rudy.

Bahron memegang cangkir teh, matanya sedikit mengernyit, kemudian menghela napas, "Ayah Su Loran bisa dibilang sebagai teman dari kecil, orang yang begitu jujur, mengapa bisa membesarkan anak yang seperti itu."

"Bukankah Su Loran adalah putri angkat keluarga Sunarya? Anda dan nenek tidak memiliki tanggung jawab?"

Rudy tersenyum ringan dan berkata.

Bahron tentu saja mendengar sindiran halus dalam nada bicara Rudy dan menjadi semakin tidak berdaya.

Mungkin karena hutangnya kepada ayah Su, keluarga Sunarya memperlakukan Su Loran dengan sewajarnya, tetapi bisa dikatakan juga terlalu memanjakannya.

Terlebih lagi, meskipun Su Loran dianggap sebagai anak angkat keluarga Sunarya, tetapi dia hanya seorang tamu di keluarga Sunarya yang dibesarkan oleh ibunya.

Kelicikan dan kemunafikan Ibu Sunarya, membuat Su Loran sepenuhnya belajar darinya.

"Seorang anak yang baik, dibesarkan oleh seorang ibu menjadi seperti itu.

Untungnya, dulu tidak menikahi Su Loran, jika tidak, takut dia akan menjadi Veve yang kedua. "

Dulu, setelah menikahi Veve, di dalam rumah setiap hari tidak pernah bisa tenang.

Jika dia tidak menceraikan Veve, mungkin tidak bisa mencapai jabatan akhir yang seperti dimiliki saat ini.

Setelah mendengarkannya, Rudy hanya tersenyum ringan, "Benar.

Waktu dulu, jika bukan karena antusiasme dari istri paman Su terhadap keluarga Sunarya, mendukung Paman Su untuk bertindak, maka paman Su mungkin tidak akan mati.

Karena itu, jika ada seorang istri yang baik di rumah, maka suami tidak perlu khawatir saat melakukan sesuatu dan keluarga juga akan makmur, kebenaran ini memang masuk akal. "

"Jangan menggunakan kesempatan ini untuk memanjakan istrimu.

Dia juga sudah menyebabkan banyak masalah.

Cepat seleaikan skandal yang berantakan ini. "

Bahron meliriknya dan megayunkan tangan pada Rudy, seolah-olah sudah tidak bisa bersabar.

Rudy berdiri sambil tersenyum, kemudian berbalik dan berjalan keluar dari ruang kerja.

Di depan pintu ruang kerja, Clara menunggu di sana dengan wajah yang penuh kekhawatiran.

Saat melihat Rudy keluar, Clara langsung menyambutnya.

"Ayah pasti memarahimu dengan sangat kejam. Haiya, bagaimana sekarang, kali ini sangat, sangat mempermalukan keluarga ini.

Apa yang akan dipikirkan oleh nenek, ayah dan ibu tentang diriku, mereka pasti merasa bahwa diriku sangat sembarangan. "

Clara menutupi wajahnya dengan tangan, terlihat sangat tertekan.

Rudy merentangkan tangannya dan memegang bahu Clara, kemudian berkata sambil tersenyum: "Tidak ada yang tidak bersungguh-sungguh di antara suami dan istri.

Jika tidak bersungguh-sungguh, dari mana datangnya anak itu?

Ayah dan ibu adalah orang yang memiliki pengalaman hidup, mereka akan mengerti. "

Clara berpikir, benar juga, Bahron dan Ardian juga memiliki beberapa kotak kondom di meja samping tempat tidur mereka. Mereka mana mungkin ingin ikut campur dengan masalah putra dan menantunya.

Clara terlihat sedikit tenang, kemudian melepaskan tangan Rudy dengan tangannya, berkata, "Baguslah jika tidak apa-apa, aku akan keluar sebentar."

"Masih mau keluar?"

Rudy bingung.

"Um."

Clara mengangguk.

"Samara menjebakku seperti ini, setelah menerima maka harus memberi, jika aku tidak melakukan tindakan padanya, dia pasti akan mengira kalau aku adalah orang yang lemah."

Setelah selesai bicara, Clara berlari ke bawah, dalam sekejap mata, tidak lagi terlihat bayangannya.

Clara mengendarai sebuah mobil dari garasi, sesuai dengan alamat yang dikirimkan oleh Luna padanya, mobil itu diparkir di bawah sebuah gedung apartemen.

Clara naik lift ke atas dan membunyikan bel pintu, orang yang keluar membuka pintu adalah Luna.

"Mengapa baru datang sekarang, semuanya sudah siap, dan sedang menunggu dirimu."

Luna bergeser ke samping dan Clara masuk ke dalam.

Clara masuk ke dalam apartemen dengan sepatu hak tingginya sambil melihat sekeliling secara spontan.

Apartemen kecil dengan satu kamar tidur dan satu aula, terlihat bersih dan rapi, sangat sederhana dan hangat, sifat Samara tidak terlalu baik, tetapi seleranya cukup baik.

"Mana orangnya?"

Clara bertanya.

"Di dalam rumah."

Luna menunjuk ke arah kamar tidur.

Clara berjalan ke sana dan membuka pintu kamar, Samara sedang berbaring di tempat tidur, tangan dan kakinya terikat, dan sedang memberontak.

Novel Terkait

I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu