Suami Misterius - Bab 778 Memerankan Adegan Yang Mana

Clara sama sekali tidak menganggap serius depresi ini, dia selalu merasa apa yang dokter katakan tidak perlu didengarkan sepenuhnya.

Namun orang di keluarga Sunarya malah terlihat begitu panic, bahkan Nyonya besar Sunarya menjadi begitu berhati-hati ketika berbicara dengannya, membuat Clara tidak tahu harus senang atau sedih.

Dan Clara pribadi tetap menjalankan kehidupannya seperti biasa.

Syuting 《Keluarga Tong》 sudah hampir sampai bagian akhir, Luna mulai menerima pekerjaan reality show baru untuk Clara.

Berdasarkan apa yang Luna katakan, “Reality show itu tidak perlu menghafal naskah, hanya perlu mengikuti games yang disiapkan oleh kru reality show saja, dan bayaran yang diberikan juga cukup tinggi.”

Namun bagi Clara itu sama sekali tidak berarti.

Satu-satunya hal berarti yang dilakukan oleh Luna malah menjadikan Altria sebagai asistennya, entah kenapa dia merasa hal ini sama sekali tidak bisa diandalkan.

Dan terhadap hal ini, Luna juga tidak berdaya.

Pembimbing Altria yang sekarang adalah teman baik Luna dulunya, ketika Luna baru masuk dunia entertain, ketika langkahnya begitu berat, teman baiknya ini yang begitu banyak membantunya, jadi, begitu dia membuka mulut, Luna sungguh kesulitam untuk menolaknya.

“Kamu mengutus Altria kesisiku, apakah kamu tidak khawatir depresiku menjadi semakin parah.”

“Tenang saja, kamu orang yang begitu lapang dada, depresimu tidak akan menjadi parah semudah itu.

Apalagi, kamu dan Altria bukannya sudah berdamai.” Luna berkata.

Clara mengangkat tangan menopang kepalanya, “Altria dan Samara juga sudah berdamai. Namun ada Samara si tukang adu domba, hubunganku dengan Altria tidak akan membaik.”

“Tenang saja, aku akan mengawasi si Altria ini, kalau dia sampai berani macam-macam, akan aku pites dia.” Luna berjanji dengan penuh keyakinan.

Sehingga ketika Clara kembali ke lokasi syuting film 《Keluarga Tong》, Luna juga membawa Altria.

Meskipun sutradara kali ini sudah berganti, namun kru yang bekerja masih sama.

Altria dua kali membuat keributan besar di lokasi syuting, meninggalkan kesan yang cukup dalam bagi semua anggota kru.

Dan sekarang Altria malah menjadi asisten Clara, ini sungguh membuat semua orang tercengang.

Hari pertama Altria masuk lokasi syuting masih cukup tahu diri.

Tidak membuat masalah namun cukup membuat susah.

Ada beberapa pemain utama yang di kejar olehnya hanya untuk meminta tanda tangan dan foto bersama, membuat Luna dan Clara cukup pusing melihatnya.

Ketika jam istirahat, Altria berjalan masuk dari luar dengan terburu-buru, lalu memberikan minuman yang ada ditangannya pada Clara, “Kakak ipar, minum dulu.”

Clara menerima minuman, membuka tutup botolnya, lalu berkata : “Lain kali ingat belikan aku yang dingin.”

“Kenapa? Kata Kak Luna kamu tidak boleh minum yang dingin karena tidak baik untuk tenggorokanmu.”

Altria mengerjapkan matanya sambil bertanya dengan bingung.

“Tidak apa, akhir-akhir ini aku merasa butuh yang dingin.” Clara berkata dengan serius.

“Bilang dong dari awal, ini punyaku, ini yang dingin.”

Altria menyodorkan minuman di tangannya pada Clara.

Clara : “…….” Siapa yang bilang Altria tidak punya kelebihan, hati yang lapang merupakan kelebihan juga loh.

Clara ada dua film siang ini, semua merupakan film yang cukup berat, salah satunya adalah film dengan adegan menangis, ia sudah melakukan take sampai belasan kali namun terus tidak berhasil lolos, matanya sampai bengkak karena menangis.

Setelah selesai syuting, dia sudah lelah sampai kehabisan tenaga, dia duduk di atas kursi sambil mengompres matanya dengan kantung es.

Altria duduk diseberangnya sambil memakan es krim dengan santainya, tidak lupa menyindirnya, “Kakak ipar, acting menangismu sungguh jelek. Orang lain menangis sambil diiringi oleh bunga dan cahaya perlink-perlink, tapi kamu malah menangis sampai ingus pun keluar, pantas saja tidak lolos terus. Lain kali kalau bertengkar dengan kakak sepupu jangan pernah menangis, karena pasti akan membuatnya ilfil.”

Clara : “…….” Sekarang dia hanya memiliki sebuah keinginan, yaitu menghajar Altria ini sampai menangis minta ampun.

Hanya saja, pemikiran ini belum sempat terealisasi, ponselnya sudah bordering.

Dia tidak menyangka, yang menelfonnya ternyata Markal Chen .

“Clara, aku ada didepan pintu utama hotel, kalau tidak sibuk, bisakah kita bertemu sebentar?” kata Markal Chen .

Clara bingung, namun dia tetap keluar sambil mengenakan jaketnya.

Mobil Markal Chen terparkir dibawah pohon di seberang pintu utama hotel, mobil jeep tentara hijiau lumut yang sama, membuat Clara tanpa sadar merasa familiar.

Ada anggota Markal Chen yang berdiri disamping mobil, usianya tidak terlalu tua, dia membukakan pintu untuk Clara dengan penuh hormat, setelah Clara naik ke atas mobil, ia langsung berjalan dan menunggu di jarak 10 meter.

Ini merupakan jarak paling aman, tidak akan mengganggu obrolan Markal Chen dan Clara.

Clara dan Markal Chen duduk berdampingan di kursi belakang, dia menatap mata Clara yang merah dan bengkak, seketika merasa cukup terkejut, “Kamu, sudah tahu?”

“Tahu apa?” Clara kebingungan, seolah menyadari sesuatu, dai reflek menyentuh matanya.

“Barusan syuting adegan menangis.”

Markal Chen mengangguk mengerti.

“Kak Markal, ada masalah penting apa mencariku?” tanya Clara.

Hubungannya dengan Markal Chen tidak bisa dikatakan akrab, sehingga kalau bukan karena urusan penting, Markal Chen tidak mungkin datang mencarinya.

Dan ternyata ekspresi Markal Chen langsung menjadi jauh lebih tegang, “Clara, ada sesuatu yang terjadi pada paman. Dia terjerat kasus korupsi masal.”

Paman Markal Chen adalah paman kandung Clara yang bernama Ezra Pipin, Ezra adalah orang yang begitu hati-hati dan teliti, bagaimana mungkin melakukan hal bodoh seperti korupsi, Clara sama sekali tidak percaya.

“Pamanku tidak mungkin melakukan hal yang merusak masa depannya seperti itu, pasti ada yang salah.”

Tugas utama paman di Kota A adalah pembangunan kota dan dia juga bertanggung jawab memperbaharui area kota yang sudah tua.

Sekretarisnya menggunakan nama paman untuk memasukkan beberapa kontraktor tanpa melewati prosedur, dan salah satu proyek mengalami masalah kualitas yang sangat parah, kontraktor tersebut mengatakan kalau paman menerima komisi dan meminta mereka untuk mengurangi kualitas.” Markal Chen berkata dengan apa adanya.

“Dimana sekretaris itu?” tanya Clara.

“Sudah menghilang.” Jawab Markal Chen .

Terlihat jelas kalau sekretaris ini menyadari masalah yang muncul sehingga segera kabur dan membiarkan Ezra yang menanggung semuanya.

“Asalkan bisa menemukan orang ini, apakah paman bisa terbebas dari hukuman?” Clara bertanya lagi, wajahnya terlihat begitu khawatir dan panic.

“Belum tentu.” Markal Chen tetap berkata apa adanya, “Meskipun sudah berhasil menangkap orangnya, masih harus menjalani pemeriksaan, paman bisa lepas dari hukuman atau tidak semua harus menunggu hasil pemeriksaan sampai akhir. Namun kalau sampai tidak tertangkap, maka paman sudah pasti akan menjadi tersangka.”

Clara mengetatkan bibirnya, ekspresinya terlihat panic.

China memiliki miliaran penduduk, ingin mencari satu orang sama seperti sedang mencari jarum didalam tumpukan jerami.

Apalagi sekretaris Ezra sudah membawa kabur uang yang begitu besar, dia tidak akan berada didalam negeri, mungkin sekali ia lari ke Negara yang tidak memiliki koneksi dengan Negara sini.

Dunia ini begitu luas, itu akan lebih sulit ditemukan.

“ Keluarga Xie sudah mulai diam-diam mencari orang itu, aku juga sudah mengutus orang untuk mencari informasi, namun sampai sekarang belum ada kabar. Kalau bisa, bolehkah kamu meminta bantuan Tuan muda Sunarya untuk menolong kami.”

Maksud Markal Chen , Clara tentu saja mengerti.

Keluarga Xie merupakan keluarga mertua Ezra, anak perempuan yang sudah menikah bagaikan air yang sudah disiram keluar, dia tidak akan mengerahkan bala bantuan dalam jumlah besar demi Ezra, karena kalau tidak hati-hati malah akan terjerat dalam masalah.

Meskipun Markal Chen memiliki niat menolong, namun kemampuannya juga terbatas.

Berbeda dengan keluarga Sunarya, Sunarya merupakan keluarga konglomerat yang besar, management bertahun-tahun lamanya, memiliki akar yang kokoh, dan relasi juga koneksi lebih tidak diragukan lagi.

Dan Rudy masih memegang kendali atas Sutedja Group.

Bisnis keluarga Sutedja tersebar di seluruh dunia, melakukan hal apapun akan jauh lebih mudah.

“Aku akan mengatakan padanya.”

Clara mengangguk pelan, lalu bertanya lagi, “Bagaimana pamanku sekarang? Apakah dia dikenai hukuman ganda?”

“Seharusnya dia mendapatkan hukuman ganda, namun karena paman terkejut, penyakit jantungnya mendadak kambbuh dan masuk rumah sakit. Sampai sekarang masih menjalani perawatan di rumah sakit, tapi kamu tenang saja, dia sudah melewati masa kritis.” Markal Chen berkata.

Clara mengangguk, setelah mengucapkan terima kasih pada Markal Chen , ia langsung turun dari mobil.

Dari balik kaca jendela, Markal Chen bisa melihat bayangan tubuh yang pergi dengan pikiran linglung, membuatnya merasa khawatir, ia mengutus bawahannya untuk mengikutinya, untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.

Dan Clara memang sangat khawatir dengan kondisi Ezra, dia tidak sabar menunggu Rudy pulang, tanpa ragu dia langsung menuju base camp tentara.

Clara sangat pengertian, dia tidak pernah ikut campur urusan pekerjaannya.

Sehingga ini pertama kalinya ia datang ke base camp tentara, dan dia tidak masuk ke dalam, hanya menunggu didepan pintu.

Dia duduk didepan pintu mobil, terlihat bingung melihat orang yang yang keluar masuk tiada hentinya, penjaga yang menjaga didepan pintu berdiri tegak bagaikan patung bersenjata.

Awal musim dingin sehingga cuaca terasa mulai dingin, ketika Clara keluar dia terburu-buru sehingga tidak ingat untuk membawa jaket, ia hanya bisa memeluk dirinya sendiri untuk menghangatkan tubuhnya.

Untungnya dia tidak menunggu lama.

Dari kejauhan terlihat Rudy berjalan keluar dari base camp, penjaga yang bertugas membungkuk penuh hormat padanya.

Clara langsung refleks melangkah maju untuk menghampiri, setelah berjalan sedikit lebih dekat, dia baru menyadari kalau disampingnya ada wanita lainnya.

Bahkan wanita ini sangat ia kenal, dia adalah Su Loran.

Hari ini Su Loran mengenakan gaun panjang berwarna merah, ujung gaunnya melambai terhembus angin, terlihat menonjol di base camp yang begitu tegang dan kaku.

Dia berjalan bersanding dengan Rudy, keduanya seolah sedang membicarakan sesuatu, Su Loran tertawa dengan begitu cerah.

Dan sekretaris Rudy mengikuti dibelakang mereka, sengaja menjaga jarak tidak terlalu jauh namun tidak terlalu dekat.

Clara berjalan kedepan Rudy, suara obrolan dan tawa perlahan menghilang.

Su Loran melihat kearah Clara sambil berkata dengan senyum yang manis, “Clara, kenapa kamu bisa datang kemari? Kenapa tidak masuk, angin disini kencang, bagaimana kalau sampai masuk angin.”

Clara menyipitkan matanya, menatap wajah Su Loran yang bermake up tebal.

Sebenarnya Clara cukup salut pada Su Loran, dia selalu bisa bertingkah seolah dialah yang menjadi tuan rumah.

Kalau biasanya, dia pasti akan melawannya tanpa segan, namun hari ini berbeda, Clara sama sekali tidak punya minat untuk bertengkar dengan Su Loran.

“Aku juga tidak menyangka angin disini terasa begitu dingin.”

Setelah Clara mengatakannya, dia langsung mendekati Rudy dan bersandar di dadanya.

Terkadang tidak perlu banyak bicara, cukup sebuah gerakan sudah cukup untuk menunjukkan siapa yang menang dan kalah.

Dan ternyata wajah Su Loran langsung berubah, senyum diwajahnya langsung membeku disana.

Rudy hanya tersenyum tipis dan merangkulnya dengan lembut, suaranya yang serak terdengar begitu penuh kasih.

“Kenapa memakai baju setipis ini.”

“Sekarang sudah tidak dingin.” Clara semakin erat mendekap dalam pelukannya.

Lalu, sebuah jeep tentara berwarna hijau berhenti dengan stabil dihadapan mereka, Rudy mengulurkan tanga untuk membuka pintu mobil, lalu merangkul Clara untuk naik ke mobil.

Mereka masuk ke dalam mobil, mobil bergerak perlahan, bayangan tubuh Su Loran perlahan terlihat kecil dari pandangan mereka.

“Tidak apa meninggalkannya?” Clara bertanya.

“Dia memang tidak ada hubungannya denganku.” Rudy menjawab dengan datar.

Clara membalikkan bola matanya, lalu berkata dengan pedas : “Kalian berjalan kleuar dari base camp sambil mengobrol dan tertawa senang, mana ada yang percaya kalau kamu mengatakan tidak ada hubungan apapun.”

“Dasar pencemburu.” Rudy tersenyum sambil mencubit dagunya.

“Kalian sedang memerankan adegan yang mana?” Clara bertanya lagi.

Rudy dan Su Loran berjalan bersama, Clara cukup tidak senang dengan ini.

Novel Terkait

Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu