Suami Misterius - Bab 753 Kamu Sedang Pacaran?

Seminggu kemudian, nenek Xie sembuh dan keluar dari rumah sakit, anggota keluarga Xie secara pribadi datang menjemputnya kembali.

Ketika nenek keluar dari rumah sakit, Clara tidak pergi mengantarnya.

Dia memiliki acara pertunjukan, waktunya tidak sempat.

Setelah kembali dari bandara, nenek Sunarya menarik tangan Clara, dan berkata dengan penuh perasaan.

“Sebelum pergi, Nenek sengaja memujimu.”

Clara mengomel dalam hati, bagaimana mungkin nenek akan memujinya.

Tapi tidak menunjukan di wajahnya, dia hanya tersenyum.

Bagaimanapun nenek Xie adalah adik kandung nenek Sunarya.

“Nenekmu bilang: Status keluarga, penampilan dan kebijaksanaan semuanya adalah hal kedua, tingkah laku adalah yang terpenting.

Seseorang kalau tingkah lakunya buruk, tidak peduli seberapa baik hal lainnya juga omong kosong.”

Ini adalah kata yang benar-benar dikatakan nenek Xie .

nenek Xie sering mempersulit Clara, dan juga sering menunjukkan wajah suram padanya.

Ketika nenek Xie terjadi sesuatu, Clara sama sekali bisa mengabaikannya.

Tetapi dia tidak mempedulikan konsekuensi, berusaha menyelamatkan nenek Xie , dapat dilihat bahwa karakter dan tingkah lakunya sangat baik.

“Perhiasan giok yang diberikan nenek padamu, merupakan mas kawin ibuku, aku dan nenekmu sangat menyukainya.

Dulu, kami pernah bertengkar demi merebut set perhiasan itu.

Lalu Ibuku memberikannya pada nenekmu, karena dia adalah anak bungsu, dan menikah ke tempat yang jauh.

Karena masalah ini, aku kesal lumayan lama.

Tidak terduga, set perhiasan giok ini akhirnya jatuh ke tanganmu.”

Clara tidak terduga set perhiasan ini memiliki sejarah seperti ini, jadi dia agak terkejut.

Tapi topik mengenai nenek Xie tidak dilanjutkan.

Lalu nenek Sunarya berkata: “Semalam aku bertelepon dengan Rendi, dia setidaknya harus kembali bulan depan.

Kamu masih muda, tidak perlu selalu berada di dalam rumah, kamu boleh keluar bekerja kalau memiliki pekerjaan.”

Sebenarnya, nenek Sunarya lebih berharap Clara dapat berada di rumah, perlahan-lahan menangani urusan keluarga Sunarya, dengan begini dirinya bisa melepaskan tanggung jawabnya lebih awal.

Tapi Rendi sengaja telepon membicarakan masalah ini, nenek juga segan membantah cucunya.

nenek Sunarya tahu cucunya menyayangi istrinya, tidak berharap dia terlalu cepat terlibat dalam urusan keluarga Sunarya.

nenek memegang tangan Clara, menatapnya dengan teliti, lalu tersenyum lembut dan ramah.

Meskipun sudah menjadi ibu, tapi Clara masih terlihat seperti gadis kecil.

Usianya masih begitu muda, diletakkan dalam rumah untuk mengurus rumah tangga benar-benar terlalu kasihan.

Clara telah istirahat terlalu lama, sudah seharusnya keluar dan bekerja, jadi dia mengangguk dengan patuh.

Setelah makan malam, dia mengendarai mobil pergi ke rumah Luna.

Akhir-akhir ini, Clara tidak menerima pekerjaan, Luna juga agak santai.

Di saat liburan, dia membawa putranya pergi ke Eropa selama sepuluh hari.

Clara menenteng buah-buahan masuk ke dalam rumah, Tintin sedang menulis PR di dalam kamar, Luna sedang memotong buah-buahan di dalam dapur.

“Kamu belum makan, kan? Aku sedang memasak iga babi.”

Clara mengganti sandal di pintu masuk, lalu memasukkan buah-buahan ke dalam kulkas.

Kemudian duduk membaca naskah di ruang tamu.

Di meja ruang tamu tertumpuk banyak naskah, semuanya dipilih oleh Luna.

Clara membaca dengan acuh tak acuh, tidak terlalu serius.

Kemudian Luna mengenakan celemek keluar dari dapur, memanggilnya dan Tintin untuk makan bersama.

Tiga orang duduk di meja makan, Tintin dalam masa puber, sangat kuat makan, dia menundukkan kepala terus makan.

Luna dan Clara makan sambil mengobrol.

“Akhirnya sudah mau mulai bekerja?

Aku menyangka kamu sudah rencana mau pensiun.

Akhir-akhir ini, aku mulai memilih pendatang baru, benar-benar ada beberapa yang lumayan baik, boleh coba membawanya.”

Luna berkata sambil bercanda.

Clara mengambil makanan, dan tersenyum setelah mendengar.

Luna menggelengkan kepalanya, dia paling mengagumi sifat Clara.

Dalam lingkungan rumit seperti keluarga Sunarya, kalau gantian dirinya mungkin sudah angkat tangan, tapi Clara meskipun dirugikan beberapa kali, untuk sementara waktu dia masih bisa menanganinya dengan lancar.

“Ada beberapa naskah di atas meja, semuanya akan mulai syuting akhir-akhir ini.”

Luna berkata.

Clara menggigit sepotong iga sapi, dan berkata dengan tidak jelas, “Aku sudah melihatnya, komplek Sihe lumayan bagus.”

“Apanya lumayan bagus?”

Luna bertanya dengan bingung.

Di antara naskah yang dipilih Luna, ada sebuah naskah tentang hal-hal sepele yang terjadi diantara beberapa keluarga yang tinggal di komplek Sihe sebelum dan sesudah pembebasan tahun 1940.

Alur ceritanya sangat padat, dan cerita seperti ini sangat sesuai dengan selera masyarakat.

Sehingga masuk ke mata Luna.

Tapi diantara begitu banyak naskah, yang ini tidak terlalu menarik perhatian, sutradara dan tim produksi juga sangat biasa. Luna tidak mengerti apa yang baik.

"Lokasi syuting di Beijing, alangkah baiknya.

Kalau Tuan muda Sunarya kembali, aku masih bisa meluangkan waktu untuk memanjakannya."

Clara menggigit sepotong iga babi, tangannya dipenuhi kecap, dia berkata sambil menyeka tangannya dengan handuk basah.

Luna: "......." Dia merasa hanya Clara yang tidak malu, baru bisa mengatakan perkataan seperti ini dengan begitu tegas.

"Oke, aku akan membantumu menghubungi kru dan sutradara untuk mengatur waktu melakukan audisi."

“Oke, aku tunggu kabarmu.”

Selesai berkata, Clara menyeka sudut mulutnya, dan berdiri dari tempat duduk.

“Tidak duduk sebentar lagi?”

Luna bertanya.

Clara menggelengkan kepala, “Tidak, aku telah mengajak Melanie.

Aku sudah rencana mulai bekerja, dia juga harus siap-siap.”

Luna tidak memintanya tinggal, hubungan mereka berdua tidak perlu begitu segan.

Setelah meninggalkan rumah Luna, Clara langsung menghubungi ponsel Melanie.

Dia menyebutkan tempat pertemuan, Melanie malah menolak.

Clara kesal dan berkata: “Melanie, apakah kamu tidak ingin kerja lagi, dan siap-siap menjadi ibu rumah tangga?

Kalau benar seperti ini katakan saja, dengan hubungan kita berdua, aku juga akan merasa bahagia untukmu.”

Melanie tidak dapat membantah, jadi keluar bertemu dengan Clara.

Keduanya mengajak bertemu di sebuah kafe, kopi yang dipesan Clara sudah hampir habis, Melanie baru sampai.

“Kelihatannya akhir-akhir ini Nona Mintani lumayan sibuk.”

Clara mengambil kopi, dan berkata dengan acuh tak acuh.

Melanie duduk di depannya, ekspresi di wajahnya agak canggung, dan sembarang menjawab, “Sibuk pada hal-hal tak berguna.”

Clara menatapnya dengan tatapan penuh makna, mulai sejak kecil, setiap kali ketika Melanie merasa bersalah selalu bersikap seperti ini.

“Pelayan, minta secangkir capuccino dan sepotong tiramisu.”

Clara berkata pada pelayan yang berdiri di samping.

Clara memesan kopi dan kue untuk Melanie.

Melanie tersenyum, mengambil kopi yang hangat, dan menundukkan kepala meminumnya.

Menyembunyikan perasaan bersalah.

Setelah meminum setengah cangkir kopi, Melanie bertanya, “Sudah siap-siap mulai kerja?

Kali ini ingin terbang ke mana?”

“Kamu ingin terbang ke mana?”

Clara bertanya.

Setelah mendengar, Melanie tersenyum, “Kapan giliranku berpikir, pokoknya aku akan ikut ke manapun kamu pergi.”

Perkataan ini lumayan berfungsi, Clara mengangkat sudut bibirnya tersenyum.

“Ada beberapa naskah yang lumayan bagus, tapi harus melakukan audisi dulu.”

Clara menjawab.

“Sebaiknya jangan terlalu jauh dari Beijing, kamu dan Tuan muda Sunarya memang lebih banyak berpisah dari pada bertemu, kalau kamu masih berlari ke selatan dan utara, kalian benar-benar akan menjadi Gembala sapi dan Gadis penenun.” (terpisah)

Melanie berkata lagi.

Setelah mendengar, Clara mengangkat kepala menatapnya, dan sepertinya sedang memikirkan sesuatu.

“Kamu sedang pacaran?”

Clara tiba-tiba bertanya.

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu